Menjadi Tutor DTS Kominfo Thematic Academy
Sharing Tentang Coding Kids di SEA MORNING SHOW - SEA Today Channel
Talkshow kali ini cukup menantang, karena disampaikan dalam Bahasa Inggris. Sebuah ajakan tak terduga hanya beberapa hari sebelumnya dari mbak Lulu, pihak SEA Today Channel yang mampir di nomor whatsApp saya.
![]() |
Sudahlah, terlanjur basah. Terlanjut hadir dan harus diselesaikan sebaik-baiknya. Mungkin speaking saya nanti terbata-bata, amburadul, atau mata saya kelihatan sedang membaca. Sudahlah tak apa. Fokus utama agar jawaban bisa terdengar jelas dan bisa dipahami oleh host yang bisa memberikan feedback berupa ulasan singkat sebelum memberikan pertanyaan selanjutnya.
Acara pun selesai, oh sungguh saya tidak menyangka. Dan inilah hasilnya, please enjoy this video.
Diterima di FFBS Future Females Business School Programme - UK Indonesia Tech Hub Cohort 2
Sebuah sekolah bisnis secara online selama 3 bulan, khusus untuk perempuan, disebut FFBS (Future Females Business School) diselenggarakan hanya di 5 negara. Salah satunya dengan perempuan Indonesia.
Official Website Future Females: https://futurefemales.co/
- Mengisi formulir online yang disediakan di website Future Females, dan link ditautkan di instagram @ukindonesiatechhub
- Jika lolos tahap ini, akan dikirim pemberitahan ke email untuk membuat perjanjian jadwal wawancara 1-1.
- Proses wawancara dengan Google Meet, hanya sekitar 15 menit. Tidak terlalu lama. Yang perlu dipersiapkan adalah poin bisnis kita, rencana, pengenalan diri dalam Bahasa Inggris. Pewawancara dari Indonesia, namun bicaranya dalam bahasa Inggris.
- Jika sudah lolos, diberitahukan lagi di email beserta prosedur yang harus diikuti. Seperti meresmikan diri, dengan klik Signing Letter, atau tanda tangan online. Masuk ke grup WhatsApp dan berbagai prosedur lainnya yang semuanya disampaikan melalui email dengan rapi.
- Kita pun diberikan kesempatan mendapatkan BANNER KEANGGOTAAN seperti gambar saya di atas itu, hanya dengan mengirimkan foto di reply email pemberitahuan lolos pendaftaran.
Saya mengusung KELASKU DIGITAL, sebagai bisnis startup teknologi pendidikan yang memang sudah saya mulai sejak lulus S2 Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya.
Sempat ingin memulai nama brand baru, yaitu AYO BERMAIN CODING, namun semua perangkat yang sudah berjalan adalah Kelasku Digital.
Dan di program FFBS ini, ada COACH sehingga mending tetap saja, tidak ganti nama StartUp. Melainkan nanti diskusi harus diapakan ini strategi bisnisnya.
Coba saja simak, pantau dan ikutlah mendaftar jika sudah dibuka Cohort 3 dan selanjutnya.
Alasan Kuliah di Jurusan Kimia FMIPA ITB Yang Jauh dari Keluarga di Surabaya
Karena di jurusan kimia selama kuliah 4 tahun itu, nilai mata kuliah di transkrip akhir saya untuk Kalkulus dan Matriks Ruang Vektor (pelajaran matematika) adalah A dan AB. Sedangkan nilai mata kuliah terkait kimia malah beragam mulai A,B,C dan D.
Usia 42 Dapat Beasiswa Digital Talent Kominfo 2021
Kenapa Coding Penting? Seminar Bersama Mikaza Sukaza School
Jika kita mencari jawaban dari judul ini di google, maka akan tersedia banyak sekali quote bagus yang menyatakan kenapa coding itu penting.
Salah satunya adalah, “ Everybody have to learn how to code, because it teaches you how to think”.
Yang artinya, “Sebaiknya, semua orang belajar cara untuk code atau sebut saja coding, karena itu mengajari cara berpikir”.
Indonesia, termasuk negara yang sedikit terlambat untuk mengenalkan konsep coding kepada anak-anaknya. Untuk itu, bu Heni Prasetyorini selaku Founder Kelasku Digital, hadir untuk menjadi narasumber dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Mikaza Sukaza School Surabaya.

Untuk memberikan wawasan kepada orang tua, guru dan wali murid tentang apa itu coding dan kenapa itu penting untuk anak-anak.
Berikut adalah rekaman videonya:
Bincang Santai Dengan Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara
Baru saja selesai bincang santai dengan pak Natalis dari Sulawesi Tenggara dan juga mbak Nessa, alumni Coding Mum Semarang.
Pak Natalis ini dari Universitas Halu Oleo, dan juga yang membuat gerakan KKN Tematik untuk mendampingi warga desa mengenal teknologi digital.
Perlukah Anak Bermain Coding? Live Chat Expert Bersama Komunitas Mominnet di Orami Parenting App
Catatan hasil sharing ini saya ulang dalam bentuk rekaman suara di Podcast. Bisa klik dengarkan di kotak berikut ya:
Ngebedah: Ngobrol Seru Berfaedah Bareng Mahasiswa Kampus Alfa Prima Bali
Berbagi Motivasi Untuk Go Creative Go Digital di Campus Alfa Prima Denpasar Bali Bersama Bekraf, Tahun 2018
Ngobrol tentang Ibu Rumah Tangga Digital Bareng Prita HW
Hari Senin kemarin, ngobrol ringan cerita-cerita tentang jaman perjuangan :)
Udah simak saja ya videonya satu per satu,
atau bisa juga simak perbincangan kami di podcast saya di Spotify
Menyimak di You Tube atau Spotify, pilih sesuai kuota data kalian ya. Semoga jadi inspirasi. Ada sedikit tersendat-sendat karena kendala jaringan wifi.
![]() |
pas Live talk paling happy dapat komentar ini, zoom ya :) |
Gak cuman itu, mbak Prita juga menulis profil saya di blog pribadinya sejak 2 tahun yang lalu. Hadeehh bageur pisaann...
Sebenarnya saya udah mau bikin buku khusus atau podcast khusus untuk berbagi cerita hal ini. Karena tampaknya yang saya alami kok masih relevan aja sampai sekarang.
*mohon maaf kalau huruf font di beberapa tulisan di link itu masih kecil-kecil dan jauh spasinya. Karena copas langsung dari storial, dan walau sudah diedit berkali-kali masih tidak berubah.
Nanti deh ya, saya benahi dengan baik dan benar.
Trik ini biasanya adalah copas dulu tulisan di storial ke wordpad, ms word atau page, lalu copas lagi ke google doc, benerin, baru copas lagi ke blog. Nah bener biasanya dah font dll, gak perlu ngetik ulang.
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/prolog-ibu-rumah-tangga-digital.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/awal-munculnya-istilah-ibu-rumah-tangga.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/aku-tak-mau-jadi-ibu-rumah-tangga-saja.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/sudah-titik-benarkah.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/dua-garis-biru-di-tempat-kos-baru.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/akhirnya-aku-menjadi-ibu-rumah-tangga.html
- https://www.prasetyorini.com/2019/12/kriptonik.html
Catatan Singkat di Apple Developer Academy | UC
Beberapa hari kemudian baru dilakukan penyerahan Sertifikat - Certification of Completion - resmi di Flexible Space gedung Apple Academy di kawasan kampus UC, seperti yang tampak di foto saya tersebut.
![]() |
photo credit: Thenar Visual |
Sudah kurang lebih 10 bulan sejak hari pertama mengikuti program ini. Dan sampai kemarin, masih ada anak-anak muda, terutama mahasiswa yang mengirimkan pesan pribadi ke media sosial saya. Tentu saja ingin bertanya tentang pengalaman dan cara biar lolos diterima di Apple Developer Academy|UC.Untuk singkatnya, sekaligus akan saya jawab di sini:
Sebelum mendaftar, saya mencari dulu informasi sebanyak-banyaknya tentang Apple Developer Academy, baik yang di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya. Untuk mengetahui konsepnya apa sih, tujuannya apa, dan apakah saya bakal diterima jika mendaftar, juga apakah sanggup menjalani proses di akademi selama berbulan-bulan?
Setelah hasil pencarian menunjukkan bahwa ada peluang untuk masuk, maka saya persiapkan dokumen CV untuk mendaftar sebaik mungkin. Jejak rekam, prestasi, hasil karya dan sebagainya diperbarui di semua lini pribadi yang saya punya: blog, instagram, facebook, twitter, linkedin. Supaya apapun tautan yang saya tulis di CV, ketika dicek ulang memang benar isinya dan sudah ter-update.Setelah tahap dokumen lolos dan masuk ke pembuatan video profil, saya lakukan lagi riset kedua. Yaitu riset video profil teman yang memang juga baru mendaftar, dengan cara mengikuti tanda pagar (#) yang sudah diatur tersebut di You Tube, yaitu #uc.apple.academy.2019.
Nah, dari situ ditarik benang merah, kira-kira Pesan apa yang mau disampaikan di video profil, supaya bisa sesuai dengan isi CV dan personal branding yang sudah dibangun sebelumnya. Karena aktivitas saya beberapa tahun ini seputar pemberdayaan perempuan di ranah teknologi juga teknologi pendidikan untuk kelas belajar anak, maka itulah yang saya tampilkan.
Video saya berjudul "Impactfull: Dari Apple Academy Untuk Coding Mum & Coding Kids Indonesia" bisa disimak di sini:
Berlanjut menjawab model pertanyaan anak muda tentang pengalaman saya di program ini, berikut jawabannya.
Sebagai informasi awal, profil saya adalah ibu rumah tangga yang punya beberapa aktifitas dan jenis pekerjaan remote work atau sebagai freelancer. Sebagai IBU RUMAH TANGGA perlu digarisbawahi, karena itu mempengaruhi rekam jejak saya sebagai satu-satunya ibu-ibu dan satu-satunya peserta perempuan dari Public Participant.
Menjadi ibu rumah tangga (model saya), artinya mengantar jemput anak, mengurus rumah dan lain sebagainya adalah tugas saya. Ketika ikutan program ini, dan kebetulan masuk ke shift sore dimana harus datang pukul 13.30 WIB siang, dan pulang saat maghib pukul 17.30 WIB petang, itu bukan hal yang biasa-biasa saja. Melainkan suatu keadaan antimainstream yang luar biasa di mana harus ada banyak sekali perubahan dalam struktur yang sudah aman dan nyaman di dalam rumah tangga saya.
Menjemput anak pulang, misalnya, tidak bisa saya lakukan sendiri karena bentrok jam. Maka harus dialihkan ke pihak lain.
Di awal akademi, anak saya titipkan ke tetangga perumahan sebelah yang juga mempunyai usaha laundry kecil-kecilan. Ternyata berjalan 3 bulan, beliau mundur karena kecapekan dengan jalur dari rumahnya ke sekolahan anak saya yang cukup jauh menurutnya (Sambikerep - Lidah Kulon). Apalagi waktu jemput sekitar jam 3 sore, di masa kemarau di mana matahari lagi panas-panasnya juga. Wajar kalau mbak penjemput jadi jatuh sakit. Dengan kondisi ini, saya coba menjadi pengganti, tapi sama juga, nggak sanggup. Jadi migren kepala karena harus riwa-riwi dari UC - Lidah Kulon - Sambikerep - UC untuk sekali jalan.
Maka opsi kedua diambil yaitu menggunakan jasa ojek online. Walau di awal cukup bikin deg-degan karena anak saya masih SMP kelas 7, alhamdulillah berjalan waktu, cukup aman dan lancar.
Ini bentuk struggle saya yang pertama.
Di Apple Developer Academy|UC, kita tidak diberikan jadwal belajar yang ketat, saklek dan padat berjam-jam duduk di meja menghadap komputer saja. Melainkan bentuk belajar yang dinamis dan mandiri (self directed learning). Konsep ini sangat bagus terutama untuk generasi muda, gen Z yang punya karakter jauh berbeda dengan saya si Gen X. Dan ini lagi yang menjadi bentuk struggle saya yang kedua.
Saya mengalami proses adaptasi yang cukup sulit dalam beberapa hal. Ada momentum di mana fokus saya benar-benar terbelah karena hal keluarga. Dan jadwal saya untuk fokus dan mengerjakan sesuatu, belum tentu sinkron dengan jadwal dari teman-teman satu tim, yang usianya jauh lebih muda, yaitu setengah dari usia saya. Ya, di hari penerimaan program ini, usia saya tepat 40 tahun, sedangkan mayoritas peserta di akademi berusia 18-22 tahun. Walau ada beberapa yang juga seumuran dengan saya, namun belum pernah satu tim :)
Keterbatasan ini, cukup berdampak juga dalam kinerja saya di akademi. Bahkan hasil kontemplasi atas kondisi itu, menjadi bentuk satu podcast ini:
Dengan pengalaman saya tadi, pelajaran yang bisa diambil untuk teman-teman yang ingin masuk ke Apple Developer Academy adalah sebagai berikut:
- Jika mengalami kesulitan, sampaikan kepada mentor pribadi, mentor akademi, teman atau siapapun yang bisa menjembatani. Karena sebenarnya di apple developer academy, diterapkan model interaksi yang bebas, cair dan dinamis. Tell somebody that you have a problem and you need help. Saya ditempa bertahun-tahun untuk tidak mudah minta tolong, jadi lumayan keteteran di akademi. Just don't act like me there.
- Dokumentasikan dengan baik perjalanan belajar (learning Journey) dan refleksi. Setelah di akhir akademi, saya menggunakan tools bernama Airtable (bisa dicari dan diunduh sendiri ya). Dengan fitur Calendar di Airtable, lebih mudah bagi saya mencatat kegiatan sehari-hari, sekaligus memasukkan Learning Evidence atau bukti belajar, baik dalam bentuk gambar screenshot, dokumen ataupun video. Coba deh di www.airtable.com
Baiklah itulah catatan singkat saya. Semoga bisa menginspirasi.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk keluarga baru saya di Apple Developer Academy | Universitas Ciputra Surabaya. Juga pihak Apple yang bertukar username, saling follow dan sesekali ngobrol di inbox media sosial. Serta beberapa narasumber yang hadir di Sharing session atau Training session, dan masih terus berkomunikasi dengan saya. Terima kasih banyak. Semoga ke depan bisa saling memberikan manfaat dan kebaikan.
Jika ingin melihat informasi lengkap tentang Apple Developer Academy | Universitas Ciputra Surabaya, silahkan di baca di website officialnya berikut ini:
https://developeracademy.uc.ac.id/id/landing/
Alhamdulillah, Diterima di UC Apple Developer Academy 2019
Alhamdulillah, Allahu Akbar. Sungguh hanya karena kebaikan-NYA itulah saya akhirnya bisa diterima sebagai salah satu Public Participants UC Apple Developer Academy.
postingan lengkap bisa dibaca di sini |
Ujian 100% dilakukan secara online. Hati saya jadi maknyes gimana gitu, serasa anak SMA lagi ujian nasional :).
Isi test-nya sendiri tentang:
Logika = macam Tes Potensial Akademik, Coding, Creative dan Bisnis.
Total 100 soal dikerjakan online di komputer yang sudah disiapkan Univ.Ciputra Surabaya.
Sebelum pulang, saya dan Hildi ngobrol di lobi belakang. Lalu bertemu bu Jelita yang baru saja selesai ujian di sesi kedua. Kami tertawa membicarakan Score hasil ujian. Hildi mendapat skor 70, saya 65 dan Jelita 45 (merdeka!).
![]() |
TRIOBOLOLO = 3 pegiat Coding Mum Surabaya ki-ka= Jelita, Tika, Saya |
![]() |
![]() |
selesailah urusan login di LMS-nya Apple Dev Academy |
40 tahun coba, Can you imagine that?
Resmi Menjadi Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia
![]() |
Ibu Poppy Savitri, Direktur Edukasi Kreatif BEKRAF memberikan sambutan |
Jadi ceritanya begini, CODING MUM itu sebenarnya program unggulan dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Kebetulan, alhamdulillah, saya termasuk peserta Coding Mum di Surabaya angkatan pertama di tahun itu juga. Semenjak itu, saya dan beberapa alumni di Surabaya, gencar meneruskan "nafas edukasi dan pemberdayaan perempuan melalui teknologi" ini di Surabaya dan sekitarnya. Baik itu berupa seminar, workshop membuat website, menjadi narasumber di radio dan tentu saja aktif "bicara" di media sosial.
Selama dua tahun lebih itu, bisa dibilang para alumni Coding Mum di Indonesia masih berjalan sendiri-sendiri. Coding Mum sebenarnya sudah dilaksanakan juga di luar negeri, yaitu Hongkong dan Malaysia. Teman-teman yang berkerja sebagai Buruh Migran Indonesia, antusias sekali belajar coding bersama dan lulusannya bahkan ada yang sudah berani dan bisa menerima pekerjaan membuat website yang dikerjakan dari jarak jauh, karena klien mereka berasal dari Indonesia. Keren kan ya?
Program Coding Mum ini mulai diminati dan dirasakan manfaatnya. Alumni yang sudah mendapatkan pelatihan juga sudah ada dari beberapa kota besar di Indonesia. Alangkah baiknya jika program ini terus bergulir secara mandiri, untuk itulah dibentuklah Komunitas Coding Mum Indonesia. Pemberdayaan alumni untuk terus menggerakkan program ini diutarakan oleh mbak Ellen dan bu Susi dari pihak Kolla Space Education yang selama ini menjadi penyelenggara pelatihan Coding Mum.
![]() |
Wakil alumni Coding Mum se-Indonesia bersama pak Triawan Munaf, Kepala BEKRAF |
Untuk artikel terkait lainnya, saya tulis di https://www.kompasiana.com/heniprasetyorini/5c00c1c7677ffb48cf7d4f25/komunitas-coding-mum-indonesia-siap-memberdayakan-perempuan-di-ranah-teknologi