Pengalaman Ikut Seleksi Inkubator StartUp

2 komentar

Jaman kuliah di jurusan Kimia, inkubator itu maknanya tempat untuk mengembangbiakkan bakteri ketika praktikum biokimia medis. Kami harus menyiapkan dulu cawan petri berisi "agar-agar" tempat hidup si bakteri ini. Lalu memasukkan "biang bakteri" dengan cara menggoreskan di cawan petri. Kemudian cawan petri ini disimpan di sebuah inkubator yang suhunya sudah diatur, biasanya sesuai dengan suhu tubuh manusia, kisaran 36 derajat Celcius. 

Ketika punya anak yang lahir prematur, definisi inkubator berbeda lagi adalah tempat menjaga bayi tetap hangat seperti masih di dalam rahim ibu, terjaga oksigennya dan cahayanya juga terjaga tetap steril. 

Beda cerita lagi kalau bicara tentang INKUBATOR StartUp. Di sini tidak mengembangbiakkan bakteri atau menjaga bayi tumbuh seperti di dalam rahim ibu. Tapi intinya sama juga, yaitu membina tumbuhnya cikal bakal teknopreneur atau pebisnis baru untuk bisa tumbuh dengan baik. 

Inkubator StartUp sekarang marak dilakukan oleh berbagai pihak. Baik itu pemerintah, komunitas lepas, industri atau dari universitas. Tujuannya memfasilitasi dan membimbing teknopreneur di Indonesia. Program yang ada di program ini pada dasarnya meliputi rekruitmen, training, mentoring, coaching sampai bisa ke pendanaan. 

Fasilitas yang diberikan secara fisik bisa berupa coworkingspace atau tempat untuk bekerja, meeting dan bertemu atau berkolaborasi dengan berbagai pihak. Peralatan untuk publikasi seperti studio foto, studio rekaman dan relay streaming seperti tampilan televisi di media sosial. 

Bahkan ada juga pihak inkubator yang menyediakan kemudahan untuk mengurus legalitas startUp yang sudah lolos seleksi. Mulai dari pendaftaran merk dan perusahaan. Legalitas ini kelak penting apalagi jika startUp itu sudah maju, berkembang dan ingin mendapatkan pendanaan. 


Sebuah kesempatan yang tidak terduga lagi, di akhir tahun 2021, bulan Desember ini, saya berkesempatan mengikuti progam inkubator startUp.

Ini berkat arahan dari teman sesama pegiat StartUp Surabaya, si Evilia - Founder Syarihub. Yang ingin sekali KELASKU DIGITAL yang sudah saya mulai sejak beberapa tahun lalu berkembang lebih baik. 

Kalau diingat bikin ketawa juga. Evi ini sering gemes banget kalau saya terkesan santai dan tidak fokus untuk cari cuan. Juga tampak males banget kalau ditanya dan diajak ngobrol tentang revenue stream dan target mau dapat revenue berapa di tahun depan. 

Nggak tahu ya, sudah bawaan orok kali, saya ini nggak begitu tertarik dengan topik bisnis. Setelah berkali-kali mencoba untuk serius berbisnis, bahkan ikut dan diterima juga di FFBS Business School 2021 dan di Apple Developer Academy Indonesia | UC 2019, saya juga nggak begitu greget geraknya untuk cari cuan. 

Bahkan, lama-lama saya semakin yakin, kalau SAYA BUKAN PEBISNIS. 


Sudah bukan bener. Saya lebih suka memikirkan cara mengajar yang benar, kurikulumnya apa, materinya apa. 

Akan tetapi, 

TERNYATA SAYA BUTUH JADI PEBISNIS atau bermental bisnis dan beraksi sebagai pebisnis beneran. 

Saya terasa mengalami kendala ketika ingin merekrut tutor baru. Lalu bingung dengan gimana menggaji mereka, dan memastikan murid yang ikut KELASKU DIGITAL semakin banyak. 

Lah, kalau selama ini saya cuek aja mau seberapa banyak muridnya. Karena saya ngajar sendiri. Nggak akan rugi terlanjur membayar gaji tutor misalkan kuota murid tidak mencukupi. 

Nah, kalau tutor baru digituin, ya mana tega. 

Selama ini saya berdiskusi ini itu hanya dengan suami. Yang sebenarnya udah ada gereget untuk menseriusi startUp ini, cuman masih sibuk aja dengan pekerjaannya di kantor. 

Itulah sebabnya ketika ada tawaran mendaftar sebagai calon tenant Inkubator StartUp, saya tergerak mengikuti lagi. Padahal jauh di lubuk hati terdalam, saya sebenarnya ingin BERHENTI SAJA. 

Menyerah banget sih enggak. 
Cuman ingin menerima begini saja cukup, lalu fokus untuk menulis buku dan membuat kursus di Udemy, sebagai passive incomenya. 

Namun, sekali lagi, tidak ada salahnya mencoba. Karena memang saya butuh bantuan dari profesional dan mereka yang berpengalaman tentang bisns dan mengambangkan startUp ini. 

Keresahan saya sebenarnya  karena takut gagal aja, atau takut mengalami hal-hal yang berat di hati lagi. Ya udah tua. Bentar lagi usia 42. Udah sensitif banget nerima hal-hal seperti ujian sidang skripsi. Udahlah tak sanggup kali hati ini. 



TAHAP SELEKSI CALON TENANT INKUBATOR STARTUP

Sebagai gambaran, jika anda ingin ikutan. Ini yang harus disiapkan sebelum mengikuti seleksi. 

Pre-Seleksi

  1. Ide bisnis atau ide startUp tentang apa. Itu persiapkan dengan baik, sesuai dengan Business Model Canvas dan segala teori bisnis terkait. Tentang Value Proposition, dan lain sebagainya. 
  2. Akan lebih menarik dan sesuai data, jika startUp ini sudah diujicoba atau dilaksanakan, minimal 1 tahun. Supaya ada pengalaman dan data yang bagus untuk traksi dan hasil rencana bisnis sebelumnya. *wah nulis ini jadi ada ide saya untuk mengembangkan AYO BERMAIN CODING sebagai startUp baru. Boleh nih. Oke lanjut. 
  3. Usahakan ketika mengujicoba atau melaksanakan ide startup itu, kalian simpan dengan baik datanya. Jadi setiap ada acara, program atau kegiatan apapun, simpan data peserta dengan Formulir, bisa dengan Google Form saja. Lalu Dokumentasi acara dan juga laporan hasilnya. 
  4. Kalau bisa, Website Landing Page, Instagram, Facebook, Linkedin Page, YouTube, semua sudah disiapkan dengan baik. Jadi ada bukti nyata dan real time, akan semua acara yang sudah dilaksanakan. 
  5. Kemudian siapkan semua arsip itu menjadi SLIDE PRESENTASI ide StartUp yang bagus. 
  6. Dan ikutilah tahap seleksi calon tenan. 

Seleksi

  1. Rutin membuka media sosial para penyelenggara program inkubator startup. Contohnya: Inkubator UNAIR, Skyventure PENS, dll. 
  2. Mendafatar sesuai jadwal
  3. Menyiapkan dokumen untuk proses seleksi dokumen
  4. Jika lolos, maka bersiap untuk tes seleksi dalam bentuk wawancara, seperti tampilan saya di bawah ini:

Tes seleksi: 10 menit paparan, 20 menit tanya jawab

Usahakan menyiapkan juga FAQ atau pertanyaan yang sering ditanyakan dalam tes seleksi startUp. Bisa seperti ini:
  1. Apa keunggulan startUp kamu dibanding yang lain?
  2. Gimana rencana mendapatkan pendapatan (atau uangnya)?
  3. Rencana merekrut berapa tutor (pegawai)?
  4. Apa tujuan anda ikut program inkubator startUp ini?
  5. Dari semua rencana bisnis, mana yang sudah berjalan?
  6. Apa saja kendala selama sudah menjalankan startUp ini sebelumnya? apa solusinya? dan apa hasil dari solusi yang sudah anda lakukan?
Dan seputar inilah ya. Kalau dari hemat saya, selama kalian masih mahasiswa dan punya banyak teman, bikin startUp dan ikut inkubator semacam ini akan sangat menarik. 

Kalau sudah ibu-ibu banget kayak saya ini, lumayan stress. Jujur saja. Udah nggak sanggup rasanya ikut bersitegang mempertahankan diri seperti saat ujian sidang skripsi. Lelah hayati saya. 

Mungkin saya tidak lolos program seleksi kemarin, karena kurang persiapan menghadapi tes seleksi. Dan lagi kurang sehat pula. Kepala rasanya blank aja gitu. Tapi saya udah siap gagal sejak awal. Jadi ga masalah banget. Nggak bikin down lalu menutup semua akses Kelasku Digital. Melainkan akan saya jalankan secara bootstrap di rumah, bersama anak-anak dan suami saya. Tentu melaju setahap demi setahap lebih rapi dan baik. Sampai menemukan ramuan startUp paling pas dengan diri saya pribadi juga. Nggak mau lah sukses tapi stress. Tetap berjalan tapi tenang dan senang, itulah arti sukses sesungguhnya. 

Walau begitu, saya tetap berbagi pengalaman ini buat kalian. 

Semoga ada manfaatnya :)

Heni Prasetyorini
Founder Kelasku Digital


Update berita: SAYA LOLOS 



Pemberitahuan asli bisa dilihat di sini.  

Tiny Planets Film Bagus Untuk Anak Usia Dini

Tidak ada komentar


Waktu anak sulungku lahir, hampir 19 tahun yang lalu, dia suka menonton film ini. Kami menyebutnya film Bing Bong. 



Dan waktu kucoba mencari lagi di Youtube, eh ternyata ada channel resmi dari produsennya. Ini pakai bahasa aslinya, bahasa Inggris. Kalau dulu anakku menyimak di televisi sudah di-dubbing dengan bahasa Indonesia. 

Coba lihat deh. Pasti anaknya suka. 

Nah, kalau memilih film untuk anak usia dini, hati-hati ya. 

Pilih yang ritmenya pelan saja. Jangan yang cepet berganti adegan atau animasi gerakan. Nanti berakibat anaknya susah untuk fokus dan konsentrasi. 

Baik silahkan menikmati. 

Refleksi Akhir Tahun 2021

Tidak ada komentar


 

Tahun ini sepertinya ragam peristiwa terjadi, walau saya dan keluarga tetap ada di dalam rumah saja sejak pandemi tahun 2020. Jadi terhitung sudah 2 tahun kami "bersemedi" di rumah. 

Seingatnya, saya coba merefleksikan pengalaman hidup ini. Jujur saja, sejak virus COVID-19 dinyatakan resmi masuk di Surabaya, tidak ada keteraturan yang bagus untuk menulis jurnal kehidupan sehari-hari, karena waktu dan energi habis untuk bertahan dan membuat kondisi rumah baik-baik saja dan biasa-biasa saja. 

Ketika selesai lulus dari Apple Developer Academy Indonesia di Surabaya, bersama Universitas Ciputra, tepat di akhir tahun 2020, saya berpikir keras tentang karir dan pekerjaan untuk diri saya sendiri. 

Ibaratnya sudah mencoba ini itu, sejak lulus kuliah S2 tahun 2015, rasanya belum mendapat pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Masih belum ajeg, belum mantap, belum mapan atau belum yakin hati ini akan menekuni bidang yang mana. 

Menjadi programmer atau developer, membuat ios apps, tentu saja mustahil. Wong masih belajar di Apple dev aja saya bisa dibilang bengong melulu, nggak paham-paham cara kerja Swift programming. 

Sebaliknya, jika mendaftar menjadi pegawai di startUp atau warehouse dan semacamnya, tentu mundur teratur, kebayang bakal berantakan rumah tangga saya, kalau satu-satunya perempuan di rumah harus pergi kerja keluar rumah dari pagi sampai sore. Halah udah nggak usah ngadi-ngadi. 

Maka di akhir tahun 2019 itu saya putuskan menghidupkan kembali kelas belajar di balik nama Kelasku Digital. Sampai awal tahun 2020 niatnya akan membuka kelas di beberapa tempat. Bahkan sudah melobi beberapa Kepala Sekolah dan juga pemilik coworking space. Sempat juta teman dari geng startUp menawarkan sebuah coworking space baru di mall dekat rumah, kawasan Surabaya Barat, tugas saya adalah mengisinya dengan beraneka kegiatan dan pelatihan. Tentu saja semua rencana ini sangat indah, sesuai harapan dan angan-angan. Yang kemudian dipatahkan oleh pandemi. 

Sempat bingung, dan terbilang nekad ketika memutuskan untuk mengubah rencana menjadi bentuk ONLINE. Baik itu kelas online maupun kegiatan lainnya. 

Nekad karena saat itu wifi di rumah masih pakai Speedy, dengan kecepatan 20mbps, bayarnya per bulan nggak sampai dua ratus ribu rupiah. Kebayang lemotnya. 

Untuk gadget sih sudah aman banget. Kan masih dipinjami macbook gede dan juga iphone. Keduanya sangat mumpuni dibuat kerja. 


Alhamdulillah tak disangka kelas online saya berjalan baik. Terutama kelas coding untuk anak-anak. Dari sinilah, titik balik kembali berlaku. 

  1. Awal tahun 2020 membuka kelas online coding untuk anak-anak dan berjalan baik.
  2. Awal tahun 2021 ada berbagai pihak yang ingin bekerjasama. Dimulai dengan PKBM Bina Kreasi Bangsa yang ada di Jakarta. Sudah hampir setahun akhirnya membuka kelas Fun Coding, yang diajar oleh saya. 
  3. Ada lagi Homeschooling Kak Seto Surabaya yang memulai kerjasama untuk kelas coding. Semoga saja bisa jangka panjang. 
  4. Mikaza Sukaza School Surabaya, sebenarnya sangat ingin bekerjasama secara real. Namun ada aja kendalanya. Terutama jarak dan waktu antara saya dan pendirinya. Masih belum berjodoh bertemu bersama dan merumuskan program apa yang cocok. 
  5. Dengan SD Khadijah 3 Surabaya, rencana berhenti karena pandemi. Dan mungkin bisa dimulai lagi perlahan ketika kelas tatap muka sudah dianggap benar-benar aman. Karena di sekolah ini masih kesulitan jika memilih untuk bekerjasama secara online. 
Itu adalah pencapaian di segi pekerjaan. Yang bisa dibilang sudah tampak menjadi karir mapan yang saya pilih, sekaligus bisa menjadi usaha keluarga. Atau minimal kegiatan saya dan suami sampai tua nanti. Cukup di rumah saja, bisa membuat lapangan pekerjaan. 

Ada beberapa hal yang tak terduga terjadi selama 2 tahun ini. Yang paling mengejutkan adalah tiba-tiba kami bisa membeli rumah baru kedua kami, yang posisinya pas di sebelah rumah lama. Jadi dua nomor rumah berjejer, sudah sah dan lunas menjadi milik kami. 

Bahkan di angan-angan saja tidak pernah terlintas sebelumnya. 
Alhamdulillah buah dari ketekunan bekerja, menabung dan menahan diri dari semua kegiatan hura-hura bertahun-tahun ini membuahkan hasil. 

Anak sulung, alhamdulillah diterima di kampus negeri tanpa tes, berkat prestasinya. Dan walaupun kuliah hanya secara online sejak 2020, bisa berprestasi juga. Menjadi rangking 1 di kelas. Tim game developernya menjadi finalis dan sepertinya akan dibina menjadi sebuah startup game developer oleh pihak kampusnya. Yang penting adalah motivasinya tidak kendor sama sekali walaupun sebagai anak cowok muda harusnya lagi seneng-senengnya kumpul sama teman-temannya di kampus. Ini ke kampus cuma 3 kali dan itu hanya untuk mengurus proses ikut lomba membuat game. Kasihan amat si bocah. 

Anak kedua, perlahan namun pasti menemukan kembali minat dirinya. Yang sempat naik turun, bingung nggak jelas. Akhirnya untuk saat ini disimpulkan kalau dia ingin menekuni bidang menggambar dan juga bisnis. Dan ada impian juga kuliah di luar negeri, khususnya di Khazakastan, sejak saya ceritakan peluangnya setelah ikut obrolan bareng alumni Kimia ITB, sebelumnya. Mungkin berjodoh belajar dan bekerja di sana, Bismillah saja. Kedua adik kakak, anak-anak saya berangkat ke sana, juga boleh. Biar puas jauh dari ibu bapaknya dan menemukan jati diri dan ritme hidupnya sendiri. Kasihan bertahun-tahun berdiam di rumah karena pandemi. 

Saya pribadi mengalami naik turun kehidupan. Ada rasa semangat, kadang jenuh, kadang capek. Namun tak berhenti mengeksplorasi diri. 
  1. Biar aneh, bangga juga bisa sempat fyp di tiktok dan mendapat follower 8ribuan saat ini. 
  2. Terbuka dengan pembayaran internasional yaitu payoneer dan paypal. Walau ada drama ga bisa narik duitnya di udemy, karena nggak ngeh cara kerjanya. Namun dengan punya paypal jadi bisa daftar di TpT (TeachersPayTeacher) dan sepertinya juga nanti untuk daftar Etsy. Yang untuk payoneer bisa dialihkan ke affiliasi marketing internasional sepertinya, amazon mungkin. 
  3. Bisa membeli tablet bekas merk Samsung Galaxy A10 berukuran 10 inch, seharga 2,9 juta. Dan mendapatkan barang yang bagus dan awet baterainya. Bangga karena bisa memutuskan sendiri, membayar sendiri dengan uang hasil keringat sendiri dan hasilnya juga bagus. 
  4. Menghias rumah baru dengan uangku sendiri. 
  5. Mempunyai meja kerja dan beberapa rak buku yang bagus. 
  6. Sering rada khilaf saat beli buku banyak, sampai total bisa habis 3 jutaan kali ya. Hiks hahaha. Tapi nggak sempat baca sampai tuntas. Tapi yakin akan menekuninya, karena mewajibkan diri menjadi penulis. Mau tidak mau, indie ga indie, buku harus terbit. Target sih ke penerbit mayor. 
  7. Kemampuan memasak semakin bagus
  8. Sudah bisa mengendalikan rasa perih akan masa lalu, dengan menerima dan memaafkan dan menganggapnya bagian dari sejarah kehidupan. Yang masih bikin perih nanti dijadikan bahan tulisan saja. Masih menguntungkan. 
  9. Alhamdulillah sekeluarga semakin sehat wal afiat. Walau suami sempat kena positif beberapa hari. Sekarang sudah normal semua dan makin sehat. 
  10. Hubungan dengan suami dan anak-anak semakin membaik. 
  11. Keinginan hidup tenang, mengeliminasi hal-hal yang membuat tidak tenang hati, cukup membanggakan. Berani untuk mengatakan tidak dan pergi. Ini sebuah prestasi. 

Lalu apa yang akan direncanakan untuk di masa depan?
  1. Memperbaiki ketenangan dalam sholat dan ingin mulai tirakat puasa juga sebisanya
  2. Ingin lebih telaten lagi menutup aurat untuk keluarga atau pas di area rumah
  3. Sudah tidak gelisah lagi di acara keluarga, sudahlah, keep silent dan menerima saja apapun yang terjadi. Dan tidak perlu berperilaku berlebihan demi ingin menunjukkan sedang baik-baik saja. Sudah di posisi tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun lagi. Cukup. 
  4. Fokus banget ingin nirakati anak. Rasane dadi ibu jik rodok santai banget olehe tirakat. Tapi ya alon-alon. 
  5. Ingin banget MENULIS BUKU cetak dan diterbitkan oleh Penerbit Elexmedia Komputindo. Menulis buku tentang coding dan kelas digital. Bismillah. 
  6. Ingin juga menulis buku cerita anak dan novel living book untuk anak. 
*tulisan ini belum selesai








Jangan Kasar di Media Sosial, Akibatnya Bisa Fatal

Tidak ada komentar
Memaki-maki, menyebut orang bodoh, merapal nama-nama binatang yang mewakili kata umpatan, kok bisa muncul di kolom komentar, status atau fitur pesan di media sosial?




Lebih tepatnya, kok bisa manusia setega itu, berkata kasar secara blak-blakan kepada orang lain. Di tempat umum. Di media sosial yang digunakan sejuta umat. Yang bisa saja dibaca oleh teman anaknya, teman suaminya, suaminya sendiri, ibunya, bapaknya, ibu gurunya, bapak gurunya atau bahkan tetangga. 

Saya paling tidak habis pikir dengan orang-orang yang bisa seberani itu. 

Bukan untuk mereka yang memang dibayar untuk berkata kasar. Saya heran jika ini dilakukan oleh pribadi perseorangan, dalam segala latar belakang profesinya. Baik itu laki-laki atau perempuan. Bapak-bapak maupun ibu-ibu. 

"Habis nulis makian gitu, apa bisa tidur malam dengan tenang?"

Selalu itu yang terlintas di benak saya. Kenapa orang bisa sesantai itu menggerakkan jarinya untuk menulis kata yang jelas menyakitkan dirinya sendiri, jika orang melakukan hal yang sama. 

Kenapa?

Ini sebuah pertanyaan dan ke-kepo-an yang sia-sia juga sepertinya. Karena, sedalam apapun hasil investigasi saya atas diri pribadi pelaku, biasanya tidak menemukan titik terang atau alasan kuat kenapa ini terjadi. Bisa saja hanya berupa hipotesis kecil saya pribadi dari data yang minim. 

Ya, data yang minim. Karena data atas sifat dan latar belakang itu muncul juga didapat dari media sosial atau media berita digital (jika pelaku berkata kasar ini cukup terkenal atau mendadak viral). 

Dan, sekali lagi, tampilan di media sosial itu tidak sepenuhnya benar. Yang bisa benar valid banget adalah ketemu langsung tatap muka, bertanya dan menanyakan langsung atau menyelidiki langsung di tempat kejadian. Macam detektif saja. 

Gini, saya sedang tidak ingin membahas SEBAB. 
Tapi, saya ingin berbagi pandangan tentang AKIBAT. 

Apa akibatnya, jika kita mengumbar kata-kata kasar di media sosial?
  • Jadi viral?
  • Diserang netizen?
  • Malu?
  • Kena spam data pribadi tersebar?
  • Makin marah?
  • Dilaporkan ke pihak berwajib
  • Dipenjara?
Ada nggak yang berkata kasar lalu ujung-ujungnya masuk bui?

Ada gitu loh. 
Ada kan?

Coba cari sendiri. Deretan nama pesohor negeri ini, entah artis, penyanyi, selebgram, orang biasa dan siapa saja yang tak bisa mengontrol jarinya menulis hal buruk di media sosial, terkena akibatnya. 

Jika, contoh seperti ini sudah bertebaran di linimasa, kok ya masih berani mengumbar kata?

Kan lebih baik menahan diri. 
Jika tak berkenan dengan komentar orang, hapus saja. Semakin tidak berkenan, block, remove, mute, unfriend, apalah pilih saja semua fitur yang sudah sukarela disediakan penyedia media sosial tersebut. Memang ada dan bisa dipilih. 

Bukan bicara karma. Atau dampak psikologis. Saya tidak kompeten bicara di ranah itu. 

Akan tetapi, life is mistery. Hidup ini misterius sekali. Apa yang terjadi di masa depan, sama sekali tidak bisa ditebak dan dikendalikan. 

Bisa jadi, hari ini kita sangat bagus, sukses, berhasil, yakin benar dan patut dibanggakan sehingga macam boleh sesumbar apa saja. 

Siapa tahu di masa depan, ada silap lidah. Ada kesalahan yang tak disengaja. Atau bahkan seseorang menguak masa lalu kita, atau bahkan kesalahan dari saudara kita, teman kita yang malah diputarbalikkan menjadi kesalahan kita?

Itu bisa saja terjadi. 
Di dunia mudah sebar hasil tangkap layar dan rekam video ini, semua bisa terjadi. 

Maka berhati-hatilah. 

MEDIA SOSIAL adalah media untuk berSOSIALISASI. 
Bukan jadi tempat untuk saling mencaci maki. 

Sungguh rugi, waktu yang sedikit ini, hanya untuk menyimpan energi negatif dari satu dua kalimat orang. 

Tahan diri. Pikirkan akibat jika lupa diri dan tidak bisa menahan emosi. 

Betapa ngeri apa yang terjadi di dunia ini, jika kita asal saja berbuat. Apalagi, di akhirat nanti. 


Gunakan media sosial untuk menambah ilmu, pendapatan dan teman. 

Dengan mengalihkana fokus di ranah ini, Insya Allah, kita lebih terjaga dan bisa menjaga diri sendiri. Kasihan keluarga dan orang terdekat kita, jika masih sembarangan. 

Bu, Pak, tahan diri, kasihan anak-anak....


Catatan Akhir Tahun

10 Desember 2021

Menjadi Tutor DTS Kominfo Thematic Academy

Tidak ada komentar

 


Menjadi Tutor Front End di program Thematic Academy DTS Kominfo, 2021, bersama Rakamin





Lalu mendapatkan ide membuat Podcast ini: https://open.spotify.com/episode/0LqLgIJeo8Bhgl2RruiYkv


Kok Berani Mengajar Coding?

Tidak ada komentar

Pertanyaan ini sering muncul dari teman baru pun teman lama. Saya mnejawabnya di live instagram, bisa disimak di sini. Semoga bisa dapat sedikit inspirasi. Minimal inspirasi untuk berani belajar dan berani memulai. 

Cara Bikin Kelas Online dengan Tools Gratisan Sesuai Pengalaman

Tidak ada komentar

Bikin kelas belajar, baik online atau offline, bakal lebih mudah, seru dan menarik dengan beberapa tools online ini. Saya sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Dan tetap bertahan menggunakan ini, karena selain mudah, murah bahkan seringnya gratis. Baiklah saya bagikan pengalamannya berikut ya:

 


1. Google Suite

Lebih mudahnya, sebut saja produknya Google yang bisa digunakan untuk bekerja dan mengajar. Varian Google Suite sebenarnya sangat banyak, namun yang saya sebutkan di bawah ini yang paling sering saya gunakan dan masih baik-baik saja sampai sekarang. Bahkan saya akses secara gratis. 

  1. GMail : untuk membuat email dan pusat login ke semua platform online
  2. Google Drive : untuk menyimpan dan mengirim file
  3. Google Doc : untuk menulis dokumen
  4. Google Slide : untuk membuat slide presentasi, lesson plan, bahkan ebook. 
  5. Google Form : untuk membuat formulir pendaftaran, invoice, juga semacam angket.
  6. Google Classroom : sebagai LMS (Learning Management System)
  7. Google Meet : untuk mengajar secara live streaming meeting class
  8. Google Sites : jarang dipakai sih, tapi bagus juga untuk membuat landing page
  9. Google My Business: selain untuk digital marketing, membuat ini menambah trust bisnis
  10. Google Keep: Untuk menyimpan catatan singkat 
  11. Google Calendar: untuk menyimpan jadwal dengan baik dan remindernya muncul di notif
  12. YouTube : untuk menyimpan video pembelajaran, seminar dll
  13. Blogger.com : untuk membuat blog dan landing page


2. Canva

Ini penyelamat sejuta umat yang ingin membuat konten gambar bagus tapi tidak bisa desain. Dulu saya menggunakan Canva hanya untuk isi konten blog dan instagram. Namun sekarang Canva berkembang sangat pesat dan bagus sekali. Berikut hasil penelusuran saya di website Canva tadi pagi. 

Jadi Canva sekarang bisa untuk:
  1. Membuat konten visual baik gambar atau video
  2. Membuat ebook, karena semua desain bisa disimpan dalam bentuk pdf. 
  3. Membuat landing page secara online.
  4. Canva for education, memberikan pelatihan dan template untuk pendidikan. Harus daftar dulu sih.
  5. Membuka Contributor Hub, jadi yang suka nggambar bisa kerja menjual desainnya langsung di Canva

3. Aplikasi Kirim Pesan (Chatting)

Chatting itu seperti nafasnya orang Indonesia. Biarpun sudah disediakan lengkap di banner, website, instagram, marketplace yang tinggal klik langsung beres. Tapi kalau nggak chatting nggak enak. Rasanya belum nyambung aja gitu kepada siapapun yang sedang muncul di internet. 

Ya sudah, mari kita maksimalkan saja aplikasi chatting ini dengan sebaik mungkin. Ini saya sebutkan yang ada ya,
  1. whatsApp
  2. whatsApp business
  3. telegram
  4. LINE
  5. slack
Kalau saya lebih suka pakai nomor 1,2,3. Sesuai umur dan pertemanan sepertinya :). 
Kalau ada lagi, silahkan ditambahkan di komentar. 


Nah 3 tools ini saja sudah cukup untuk dijadikan senjata andalan membuat kelas atau bahkan pekerjaan biasa yang butuh online. 


Membuat banner kelas online untuk Udemy, juga dengan canva



Bikin Kelasku Digital

Kalau pengalaman saya, urutan bekerja membuat kelas online di Kelasku Digital seperti ini:
  1. Menentukan ide kelas dan riset dulu, ditulis manual di buku atau binder note. Acakadut saja tidak usah rapi juga gpp. Bahkan buat juga mind map. Ini butuh pemikiran yang mendalam ya. Anggap saja merancang kurikulum satu tahun penuh untuk satu kelas. Bahkan bisa ditarik garis untuk kelas-kelas terkait lainnya. Bisa diterapkan juga untuk pekerjaan lainnya. 
  2. Menulis poin kelas dan rencana kurikulum di google doc. Ini mudah karena bisa langsung mengetik tanpa harus menambahkan slide baru. 
  3. Jika sudah beres semua poin dan kita sudah tahu mau bikin kelas apa dan materinya apa saja, maka sekarang gilirannya membuat Lesson Plan dan Buku Panduan. Sekaligus membuat slide presentasi untuk mengajar di kelas, baik online atau offline. Nah untungnya, semua ini bisa kita buat langsung di Google Slides. Ingat untuk atur format ukuran kertas, bisa diatur jadi A4, B5 atau Legal sesuai kebutuhan. Google Slides ini lebih menarik digunakan untuk membuat Buku Panduan atau ebook, karena mudah mengaturnya jika ingin menambahkan gambar, elemen, atau hasil copas screenshot tutorial coding di slide. Tanpa perlu harus mengatur moda wrapping seperti kalau kita bikin di google doc. Cobain deh, you will love it. 
  4. Sebagai konten visual di Lesson Plan atau materi belajar, anda bisa memanfaatkan canva.
  5. Nah urusan internal beres, yaitu materi belajar, jadwal dan lain sebagainya, maka saatnya membuat konten Promosi. Nah kalau ini, sudah pasti saya pakai canva. Karena sangat mudah. Tinggal modifikasi ini itu, sudah jadi desainnya. 
  6. Konten promosi bisa langsing disebarkan di media sosial. Form pendaftaran dibuat dengan Google Form. Tanya jawab kelas bisa dari whatsApp atau telegram. 
  7. Untuk pusat informasi atau rumah segala informasi kelas, sebaiknya buat juga landing page. Nah ini bisa memanfaatkan Google Sites atau Blogspot. Tambah juga belajar coding dikit ya, HTML dan CSS aja juga oke, biar bisa otak-atik template atau bikin trik konten HTML interaktif di blognya. 
  8. Untuk semua materi pelajaran, jika ingin diakses umum tanpa batas, bisa disimpan di blog dan youtube. Sedangkan jika ingin dibatasi yang mendaftar kelas saja, gunakan Google Classroom. 
  9. Oke, urusan daftar kelas dll sudah beres. Anda bisa mulai mengajar dengan Google Meet. Yang dikolaborasikan dengan Google Drive atau Google Classroom, sebagai pusat menyimpan materi atau menyimpan hasil belajar murid. 
  10. Selesai. Segala komunikasi dengan murid atau orang tua murid, bisa pakai aplikasi chatting biasa. 

Nah kesepuluh tahap ini, semuanya gratis. Kecuali anda ingin redirect blogspot ke Top Level Domain. Yang ini butuh modal beli domain saja. 

Berikut video cara redirect atau mengalihkan blogspot ke dot com, seperti yang saya lakukan di KELASKUDIGITAL.COM dan juga blog ini. 




4. Padlet

Saya baru menemukan ini, dan bisa jadi solusi untuk menampilkan hasil coding anak-anak secara live, tanpa harus login dulu atau dibatasi waktu. 
Bisa diakses di https://www.padlet.com.
Dan anda bisa melihat contohnya di sini: 

tampilan Padlet

Selain sebagai tempat mengirimkan hasil coding setiap saat, Padlet ini bisa digunakan untuk brainstorming atau canvas menuliskan ide. Misalkan dalam satu kelas atau satu tim kerja anda ingin merancang sesuatu, maka semua anggota bisa menuliskan ide di situ. 

Kenapa bisa? karena padlet ini bisa dibagikan atau dishare dalam bentuk link publik, bahkan bisa dalam bentuk semat (embed code), di satu halaman blog/website tertentu. 

Ada juga yang mirip ini, yaitu Miro. Namun lebih rumit sedikit sepertinya. 

5. Miro 

Miro banyak digunakan oleh startup, perusahaan dan pekerja sekarang. Karena bisa untuk kolaborasi kerja tim secara online. Bisa diakses di https://miro.com/.

Saya belum banyak mengeksplor Miro. Baru aja kenal waktu ikut Akademi Mentoring BekUp 2021 kemarin. Yang disambungkan dengan Butter Apps. 

6. Butter Apps

Butter ini mirip Zoom, tapi lebih seru dan unik deh. Kalau saya suka karena ada seperti Avatar 3 dimensi lucu-lucu sebagai pengganti wajah kita jika tidak on cam. 

Kalian bisa coba akses di https://app.butter.us/

contoh avatar di butter apps, lucu kan



Nah, itu saja dulu, jangan kebanyakan tools, nanti malah bingung sendiri. 
Untuk pemula, bisa pakai urutan nomor 1, 2, 3 saja dulu ya. 
Dan sesuaikan dengan gadget serta budget anda. Selamat membuat kelas. 

Sharing Tentang Coding Kids di SEA MORNING SHOW - SEA Today Channel

Tidak ada komentar

Talkshow kali ini cukup menantang, karena disampaikan dalam Bahasa Inggris. Sebuah ajakan tak terduga hanya beberapa hari sebelumnya dari mbak Lulu, pihak SEA Today Channel yang mampir di nomor whatsApp saya. 



Topiknya, sekali lagi, tentang Coding Kids. Dan ini adalah topik yang saya sukai dan sedikit banyak sudah saya kuasai. Namun biasanya semua cerita, visi misi atau cita-cita saya sampaikan dalam Bahasa Indonesia. Ini kali pertama saya mengiyakan permintaan menjadi narasumber dalam Bahasa Inggris. Sementara kemampuan speaking English belum terlalu lancar, atau istilahnya belum fluent. Saya jujur saja mengatakan kemampuan bicara dalam bahasa Inggris saya belum terlalu bagus kepada pihak SEA Today. Dan dia mengatakan, tidak apa-apa. 


Tentu saja ini menantang sekaligus mendebarkan. Karena akan ditampilkan live streaming di media nasional atau bahkan diakses secara internasional. Supaya tidak kacau balau karena belibet lupa kata padanan bahasa Inggris yang tepat, maka saya persiapkan semuanya. 

Saya minta diberikan poin pertanyaan yang mungkin akan diberikan saat talkshow. Lalu saya siapkan jawabannya, jadi nanti bisa dibantu dengan membacanya lewat kertas setelah tulisan dicetak, atau lewat HP dan  Laptop di saat acara. Tentu saja dibantu oleh Google Translate >.<


Tulisan tanya jawab dalam bahasa Inggris ini, semula saya tulis di Google Doc di tabel 2 kolom. Maksudnya biar mudah dibaca per topik. Namun ini sulit dibaca di HP, terutama sulit dibesarkan tampilannya atau zoom-in. Akhirnya file saya simpan dalam bentuk pdf, dan ini lebih solutip. 

1 jam sebelum acara, saya berlatih dengan membaca keras-keras seperti sedang wawancara dua arah. Bahkan HP saya bawa ke toilet juga, karena tidak mau ketinggalan waktu untuk berlatih berulang kali. Sampai tiba waktu untuk join di link streaming yang sudah disediakan. Itu bukan zoom biasa atau google meet. Sepertinya platform khusus untuk media dan enterprise. Posisi saya dianggap aman secara visual dan saya diminta menunggu sampai host menyapa. 

Pihak SEA meminta saya memakai headset supaya suara terdengar lebih jernih. Tidak ada pilihan kecuali memakai headset gaming berwarna pink ini. Dan dengan bantuan studio ring-light ini, saya memilih untuk melakukan aktivitas ini di kamar saja. Kalau di ruang tamu nanti bisa tidak kosentrasi ketika ada suara Sari Roti, roti Sati Roti. 




Acara pun tiba. Hati saya gerimis meringis, keki banget mendengar suara mbak dan mas Host acara yang begitu cas cis cus bahasa Inggrisnya. Sambil mbatin, dulu mereka belajar bahasa Inggris di mana ya? 

Sudahlah, terlanjur basah. Terlanjut hadir dan harus diselesaikan sebaik-baiknya. Mungkin speaking saya nanti terbata-bata, amburadul, atau mata saya kelihatan sedang membaca. Sudahlah tak apa. Fokus utama agar jawaban bisa terdengar jelas dan bisa dipahami oleh host yang bisa memberikan feedback berupa ulasan singkat sebelum memberikan pertanyaan selanjutnya. 

Acara pun selesai, oh sungguh saya tidak menyangka. Dan inilah hasilnya, please enjoy this video. 


Trinket Code Editor Online Untuk Belajar Coding Lebih Mudah

Tidak ada komentar

Di dalam tahap developing atau coding untuk membuat website, kita biasa menggunakan script code editor offline, seperti Sublime Text, Visual Studio Code dan Atom. 


Sebaliknya, untuk proses belajar bagi pemula, terutama anak-anak, akan lebih mudah menggunakan code editor online. Salah satunya adalah Trinket, yang bisa diakses di website https://trinket.io/


Proses sign up atau mendaftar seperti biasa di website Trinket, lalu pilih jenis bahasa programming yang akan ditulis. Kali ini saya tunjukkan untuk ngoding website dengan HTML dan CSS. 

Tampilan sebelah kiri adalah codingnya. 
Tampilan sebelah kanan adalah website hasilnya. 




Saya sematkan juga versi aslinya di bawah ini, 
Coba anda scroll up and down, untuk melihat codingnya langsung. 
Anda pun bisa coba mengetikkan sesuatu di situ. 
Coba saja dengan meniru code di atasnya dan lihat hasilnya. Lalu edit sedikit tulisannya. 




Banyak sekali tutorial di website, blog atau kanal Youtube untuk mulai belajar coding website. Tapi jika ingin belajarnya barengan, terutama untuk anak-anak, anda bisa mendaftarkan mereka di KELASKU DIGITAL



Tips Membuat Kelas Online Sesuai Gadget dan Budget Dan Bisa Jadi Pekerjaan

Tidak ada komentar
Aku bisa bikin kelas online juga!


Semua bisa jadi murid. Sekaligus semua bisa jadi guru. Maka, semua pun bisa bikin kelas online. Nggak perlu nangis bombay kalau belum punya laptop canggih. Nggak usah juga sibuk daftar ke pinjol, bahaya ya Kak. 

Oke, penulis berbagi tips, berdasarkan pengalaman membuat kelas online sesuai gadget dan budget. Yang juga, setelah ditekuni dan semakin dikerjakan dengan serius, bikin kelas online ini bisa jadi pekerjaan. Di masa pandemi kemarin, 2020, malah bisa saving money sampai 20 mio. Untuk yang ini nanti diceritakan di artikel lainnya. 

Sekarang masuk ke topik utama, gimana caranya bikin kelas online sesuai gadget dan budget. 

Oke, silahkan menyimak sambil ngunyah brownies. Yang penting habis baca langsung ada action dan kerja nyata ya.


Who

Siapa yang bisa bikin kelas online?

Jawabannya = semua orang yang punya satu, dua atau banyak skill yang sudah dikuasai dan bisa dibagikan alias diajarkan kepada orang lain. 

Kalau kamu, mantan guru, seperti penulis, maka bisa membuat kelas online sesuai materi yang dulu diajarkan. Misalnya mantan guru TK atau mantan Bunda PAUD, maka bisa bikin kelas online Membaca dan Menulis untuk anak-anak unyil kucrit yang kecil mungil itu. 

Apakah harus pakai zoom? google meet? anak duduk manis depan laptop seharian?

Tentu saja bukan. 

Cara mengajar kelas online, tetap harus masuk di kaidah pembelajaran dan juga Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran. 

Baik, mari kita masuk ke tahap selanjutnya. 


What

Apa yang bisa diajarkan di kelas online?

Sebenarnya, apapun bisa diajarkan di kelas online. Baik itu memasak, menjahit, menyanyi, menulis, menggambar, programming, coding, merakit komputer, merajut dan lain sebagainya. Yang penting materinya yang baik-baik aja yaa. Jangan bikin kelas online cara menyebarkan hoax atau membuat gaduh negara ini, oke stop stop it. 

Yang membuat beda, atau perlu diperhatikan lainnya adalah: HOW TO DELIVER IT atau bagaimana cara menyampaikan materi belajar itu. 


How

Bagaimana cara menyampaikan materi, ini tergantung pada:

  • Sasaran peserta didik atau muridnya. Berapa usianya, kondisinya bagaimana (termasuk anak berkebutuhan khusus atau tidak), apakah untuk dewasa? jika iya apakah dia itu pekerja atau mahasiswa atau anak putus sekolah. Dan lain sebagainya. Untuk mengetahui hal ini, kamu perlu menentukan PERSONA MURID. Gambaran gampangnya, kamu bikin satu karakter bayangan, kira-kira muridku kayak gini (bisa nambahin gambar kartun/foto yang cocok), lalu tentukan usianya, tinggal di mana, karakternya, dan lain sebagainya. Bisa googling aja tentang “menentukan persona konsumen”. Ini cocok aja kok versi persona untuk bisnis dan edukasi. Pendekatannya sama. Pelajari ya.
  • Gadget yang kamu punya dan yang kira-kira dipunyai oleh peserta. Kalau ngajarnya misalkan Speaking English, maka tak perlu laptop canggih pun oke. Modal HP doang, baik guru dan murid pun bisa. Yang penting microphone jalan. Triknya misalnya, bikin kelas di whatsApp/Telegram, lalu materi dibuat dengan Note atau canva. Proses belajar bisa dengan Voice Note atau Voice Call dan Video Call.
  • Budget yang kamu punya dan peserta juga. Kalau budget masih modal kuota data aja, it's okay, kamu masih bisa bikin kelas online kok. Nggak harus sedih karena belum masang wifi. Bikin trik saja. Eksplorasi semua platform gratisan yang ada di internet dan juga gadget kamu. Pilih yang paling sanggup dipakai saat ini. SAAT INI ya. Kenapa? karena biar langsung bisa mulai saat ini juga. Jangan bikin rencana yang bombastis dan butuh laptop gaming terbaru, harus beli domain hosting jutaan rupiah, cari investor, baru bisa bikin kelas online. TIDAK. Itu tidak perlu. Lakukan sesuai yang ada di depan mata sekarang. Karena yang penting itu adalah ACTION.

Bicara tentang Action, atau Mulai saat ini juga kelas onlinenya, ini terkait dengan konsep MVP (Minimum Viable Product).

*coba googling deh. 

Gampangannya, kalau kamu punya ide apapun, maka langsung kemas ide itu dengan rapi dan baik. Tulis, catat, bikin sketsa, bikin draft, bikin rencana. Lalu buatlah prototype dan MVP. 

Prototype atau miniatur dan MVP (produk paling sederhana) dari kelas online adalah ya bikin Kelas Online sesuai gadget dan budget kamu. 

Misalkan, mulai aja dengan KulWap atau Kuliah WhatsApp. Tidak harus selalu ada zoom atau google meet, jika kuota data masih ngos-ngosan. 

Dari Kulwap awal ini, awalnya bikin dulu Kelas Gratis atau Free Trial. 

Setelah Free Trial, tawarkan Kelas Berbayar. 

Beri diskon untuk mereka yang sudah ikut Free Trial, dengan syarat. Misalnya, bukti sudah repost atau bikin konten di instagram story, facebook dan sudah tag akun kamu. 

Dengan cara ini, kalian dapat murid minimal kuota ada (5 orang pun lumayan untuk kelas berbayar pertama), sekaligus ada yang promosi karena ingin dapat diskon. 


Quality Speak Louder

Nah, menyiapkan Free Trial atau Kelas berbayar pertama. Dan mulai dengan teknologi sederhana, itu tidak boleh mengurangi kualitas dari materi kelas online kamu. 

Kualitas pasti bicara lebih keras. Siapkan dengan baik sekali untuk materi belajarnya. Dan metode belajarnya. 

Kamu perlu merencanakan hal ini dengan matang. Posisikan dirimu sebagai murid, agar bisa membuat materi belajar yang bagus. 

Jangan cuma ingin menyedot darah pemula!

Membuat kelas online dengan judul bombastis, Bisa Dapat 1 Milyar dari YouTube, misalnya. Lalu kalian pasang harga cuma 78ribu. Dan yang ikut bisa 1000 orang. Emang duitnya ngeri banget. Untung besar. Namun, ketika materi belajar ecek-ecek, berantakan, asal-asalan. Maka yang ada adalah 1000 orang kecewa dan marah-marah di grup whatsApp kelas kalian. Lalu akan menyebar dengan cepat ke 100ribu orang lainnya, karena yang kecewa ini pasti curhat di status facebook, instagram dll. Nama baik hancur berantakan. Dan, duitnya kagak berkah juga prends. Jangan deh ya. 

Gunakan pola pikir pebisnis yang selalu ingin bisnisnya berjalan untuk jangka panjang. Ini berlaku juga bagi kamu yang ingin punya pekerjaan dan profesi baru sebagai Pengajar di kelas online. 

Sekian tips singkat dari penulis saat ini. Small steps, langkah kecil langsung kamu praktekkan saja. 

Next, mau tips apa lagi? drop di comment ya.  


Credit photo: unsplash.com



Artikel ini juga diposting di https://karyakarsa.com/heniprasetyorini/tips-membuat-kelas-online-sesuai-gadget-dan-budget
 

Mengajarkan Coding Membuat Website Untuk Anak

Tidak ada komentar

Di Kelasku Digital, sudah beberapa kali saya membuka kelas ini. Ayo Bikin Website, begitu saya memberikan judul kelasnya. Dibuat ringan, menarik dan yang penting mudah diingat.

Waktu pertama kali belajar membuat website, adalah di program Coding Mum Surabaya. Langsung dikenalkan dengan Hello World menggunakan HTML. Ya udah itu aja pelajarannya di sesi pertama. Itu pun masih mbulet aja, lama banget semua peserta bisa selesai. Maklum ibu-ibu ya, ada yang ga tahu atau lupa gimana cara menyimpan gambar di folder. Serunya gemes. 

Pola yang sama saya tiru untuk Hello World, namun beberapa hal yang ubah, sesuaikan dengan mengajar anak-anak. 

Pun platformnya saya cari versi mudah menarik ketika mengetik code (coding) dan bisa tampil online langsung serta bisa dikirimkan ke saya dengan mudah untuk dikoreksi atau diamati benar belum code-nya. 

Alhamdulillah beberapa bulan riset, akhirnya nemu WEB LAB di Studio Code, dan memutuskan ini yang tepat untuk anak-anak. Daripada mengajarkannya ditayangkan di github.io atau codepen.io. 

 

tampilan Web Lab di Studio Code.org

Code.org sebenarnya memiliki banyak ragam platform belajar coding untuk anak-anak. Mulai block codes yang hanya perlu di drag & drop seperti di Scratch. App Lab untuk belajar membuat prototype aplikasi mobile. Game Lab, Sprite Lab dan juga Web Lab, sebuah code editor online yang bisa digunakan untuk belajar coding HTML dan CSS membuat website statis. 

Contoh kelas onlinenya seperti di beberapa video berikut ini: 






Sementara, kelas belajar membuat website ini baru saya adakan untuk anak-anak kelas privat. Untuk kelas kelompok, masih Scratch yang laris manis. Karena coding untuk bikin website memang lebih rumit dan cocoknya untuk anak SMP ke atas. Ini sudah masuk kategori text programming. 

Jika ingin mendaftar, bisa cek infonya di Kelasku Digital.

Ayo Bermain Coding

Tidak ada komentar

 

Tawaran membantu program belajar coding di PERPUSTAKAAN DESA pada beberapa anggota grup Facebook: Pustaka Bergerak Indonesia, membuat saya dan anak-anak meramu program ini: Ayo Bermain Coding. 

Silahkan bergabung baik untuk anak yang belajar, pembina pustaka di desa, juga sukarelawan yang ingin mengajar. 

Materi yang diajarkan, membuat game dan animasi anak-anak sambil belajar coding dengan Scratch Programminng. 

Sesi pertama


Berikut informasi lengkap, silahkan disebarkan untuk yang membutuhkan. 

==============================================

Ayo Bermain Coding: Kelompok bermain sambil belajar coding untuk anak-anak. Ikuti live streaming rutin dari Peer Tutor untuk belajar coding bersama. Tunggu jadwalnya. Silahkan bergabung dulu di media sosial resmi kita berikut. 

AYO BERMAIN CODING:

GRUP FACEBOOK: https://www.facebook.com/groups/401457861244239

INSTAGRAM  www.instagram.com/ayobermaincoding 

WEBSITE www.ayobermaincoding.com

============================================

Ayo Bermain Coding didukung oleh KELASKU DIGITAL. 

Pengajar dari live coding class adalah coder cilik - alumni kelas belajar coding dari Kelasku Digital. Dan sukarelawan mengajar lainnya.

Kelasku Digital:

Facebook: fb.com/kelaskudigital

Instagram: instagram.com/kelaskudigital

Website: www.kelaskudigital.com

Baby Bee Sahabat Belajar Anak Meluncurkan Flap Book dan Animasi Lagu

Tidak ada komentar

 Baby Bee Seri Lift the Flap Book Populer. Pada usia 1-6 tahun kemampuan motorik kasar, kemampuan komunikasi, dan keinginan untuk melakukan sesuatu sendiri akan meningkat pesat. Seri Lift the Flap Book ini membantu orang tua dalam menumbuhkan kemandirian dan kebiasaan hidup baik pada anak. 

Coba perhatikan jika anak diajak membaca buku berjudul Mengapa Aku Sikat Gigi? di bawah ini:



Menjaga kesehatan gigi sangat besar dampaknya terhadap tumbuh kembang anak. Gigi dan mulut yang tidak terawat akan memicu timbulnya masalah kesehatan. Tidak hanya perkembangan fisik, masalah pada gusi dan gigi juga dapat mempengaruhi penampilan.

Penting untuk mengajari dan memperkenalkan pentingnya sikat gigi pada anak sejak dini. Ayah dan ibu serta ibu guru bisa menggunakan Lift the Flap Book “Mengapa aku sikat gigi?” sebagai media pembelajaran yang menarik.

Mengapa Flap Book menarik?
Karena ada interaktif atau keaktifan antara anak dengan buku, atau anak dengan orang tua dan pendamping yang mengajak membaca. 

Sambil membuka halaman demi halaman, anak diajak atau membuka sendiri bagian kertas yang menutupi gambar. Lalu mereka tahu apa yang tersembunyi di dalamnya. 

Interaksi aktif ini juga bagus sebagai pembangkit motivasi anak untuk membaca sambil bermain. Sekaligus menerima pengetahuan yang berguna bagi mereka. 


Langkah selanjutnya setelah membaca buku tentang Sikat Gigi ini, orang tua perlu mengajak anak untuk mempraktekkannya. Setelah makan makanan manis, atau ketika mandi dan sebelum tidur sebaiknya anak diajak untuk rutin sikat gigi. 

Supaya kegiatan itu menarik, ajak anak untuk bernyanyi atau berjoget bersama sambil mendengarkan lagu anak-anak yang juga disediakan di Kanal YouTube Baby Bee. Simak video di bawah ini:


BABY BEE SAHABAT ANAK

Baby Bee adalah platform pendidikan anak usia dini. Yang hadir untuk membantu orang tua dalam proses belajar bersama anaknya. 

Menyasar anak usia 0-6 tahun, Baby Bee sudah menyediakan Kanal YouTube yang berisikan banyak lagu anak-anak dengan animasi yang lucu dan menggemaskan. Dan baru-baru ini juga meluncurkan Flap Book bertema Anak Mandiri. 

Ke depannya, Baby Bee juga akan menyediakan berbagai media belajar yang tentu saja disukai oleh anak-anak dan sangat membantu orang tua dan guru pendamping anak usia dini. 

Baby Bee memberikan media belajar berkualitas tinggi. Seperti halnya Flap Book yang siap diluncurkan ke publik ini, dicetak dengan buku tebal berkualitas dan aman untuk anak. Ujung buku dibuat tumpul dan tidak tajam runcing yang bisa melukai anak-anak. 



Ilustrasi gambar yang disajikan juga cerah, unik, lucu dan mudah dipahami oleh anak-anak. Bagian "Flap" bisa dibuka dengan mudah oleh anak-anak. 


Kualitas bukunya dijamin awet dan bisa menjadi investasi berharga untuk proses belajar anak-anak kita di rumah, bisa digunakan sampai beberapa tahun. Untuk adiknya, dibaca bareng kakaknya, nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya dengan menyenangkan. 


Baby Bee juga aktif di media sosial, salah satunya di instagram.
 Beberapa informasi terbaru atau video isi Flap Book, juga disajikan seperti ini:


Untuk orang tua yang baru punya anak berusia dini, 0-6 tahun, BABY BEE bisa menjadi SAHABAT BELAJAR ANAK anda. Follow instagram official @babybeeid untuk informasi cepat dan update.