Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

FREEZE-nya Korban Penderaan Seperti Michelle Ashley Itu Nyata

Tidak ada komentar

"Kenapa kok kamu diam aja digituin?"

Kondisi nge-freeze atau membeku yang dialami anak korban penderaan (pelecehan seksual) itu nyata adanya dan bukan bualan belaka.

Jangan katakan kalimat jahat terkait ini dan menganggap mereka sengaja diam dan menikmatinya. 

Please jangan, ini jahat banget kawan. 

Dengan makin munculnya isu ini ke permukaan, saya tergerak untuk menceritakan pengalaman dengan kasus mirip ini dan mengalami freeze, silahkan disimak di video berikut ini



Sudah menyimak videonya?

Semoga kita semakin dimudahkan untuk memperkuat diri dan melindungi diri serta anak-anak kita.





Kesan Tentang Pernikahan dan Pengkhianatan dari Drama Korea Saimdang Lights Diary Dan Perempuan Harus Bagaimana?

Tidak ada komentar

Saimdang Light's Diary, ini sudah tamat saya tonton sejak pertama kalinya drama Korea ini rilis. Banyak sekali episodenya. Antara seru, membosankan, seru dan tidak happy ending pula. Namun ada beberapa kesan yang terus membekas di hati saya sampai saat ini. Yaitu tentang pernikahan dan pengkhianatan yang dialami oleh pemain utamanya, Saimdang. 


Saimdang, perempuan berbaju hijau di gambar di atas, adalah seorang anak gadis yang anggun, berpendidikan dari keluarga terpandang di era Joseon. Hobinya melukis membuatnya jatuh cinta kepada Lee Gyeom, lelaki di sebelahnya pada gambar di atas. Namun, takdir mengatakan dia bukan jodohnya. 

Proses pernikahan mereka batal dikarenakan ayah Saimdang ingin menyelamatkan anak perempuannya itu dari kekejaman orang yang telah memfitnahnya dan keluarganya. Daripada anakku mati, lebih baik aku nikahkan dengan orang lain, seadanya orang, lelaki yang biasa saja, bodoh pun tak apa. 

Kebetulan ada seorang lelaki muda yang pas banget dengan kriteria itu yang sedang tinggal menyewa di rumahnya, mendadak dia ditodong untuk menikah dengan Saimdang. Sementara si Lee disekap di sebuah gudang agar tidak datang dan batal menikah. 

Tanpa tahu apa sebabnya, Lee berusaha merebut Saimdang dan membuatnya menjadi istrinya sesuai rencana awal. Namun Saimdang tidak bisa mengikutinya atau ikut lari bersama Lee, "Aku sudah tidur dengan suamiku, aku tidak bisa ikut denganmu Lee." kalimat itulah yang teringat di benak saya. 

Teringat banget karena dua sejoli ini masih kecil-kecil alias ini pernikahan muda begitu. Dengan sosok suami Saimdang yang slebor dan pemalas, jadi saya ikutan gregetan gitu. 

Cerita tentang drama Korea ini, anda bisa mengikutinya dari blog atau vlog orang lain. Di tulisan ini yang ingin saya garisbawahi adalah pengkhianatan yang dilakukan oleh suami Saimdang, dan alasannya waktu dia ketahuan. 

Pengkhianatan Suami Saimdang

Karena lahir dari keluarga terpandang dan mempunyai karakter halus, sopan, elegan juga pintar, Saimdang terus bersikap seperti itu apapun yang terjadi. Menjadi istri yang tunduk, menurut, diam, bersih, rapi dan menerima apapun kekurangan suaminya tanpa protes sepatah katapun. Ketika hatinya sakit dan sangat sakit paling dia hanya memegang dada kirinya sambil duduk terjatuh. Namun kemudian tetap bangkit untuk mencuci baju suaminya, menjahit, menyetrika sampai rapi dan menyiapkan makanannya untuk sarapan atau makan malam. Tak ada kata kotor, bentakan, amarah. Sama sekali halus, tenang, diam. 

Saimdang selalu bersikap elegan dan baik secara sempurna. Kemiskinan tidak membuatnya jadi orang kasar. Sebaliknya, suaminya juga tetap sebagai lelaki yang seenaknya, mudah ditipu, malas. Bagaikan langit dan bumi. 

Jika dinalar, seharusnya suami Saimdang adalah orang beruntung sedunia. Dan harusnya dia setia luar biasa dan tidak butuh perempuan lain atau orang lain atau apapun untuk membuatnya bahagia. Nyatanya dia berkhianat, berselingkuh dengan seorang perempuan rada berumur, pemilik kedai makanan dan minuman keras. 

Si pemilik kedai ini orangnya ekspresif. Tidak menahan emosi. Ketika senang dan lucu dia akan tertawa terbahak-bahak. Ketika marah dia akan mengomel, memukul, dan membanting barang yang di depannya. Terbuka banget. Termasuk juga ceria dan mudah bergaul dengan yang lain. Tak terlalu pintar juga karena sering ditipu juga. 

Bandingkan dengan Saimdang yang pandai luar biasa menahan emosinya dengan diam dan cantik. 

Singkat cerita, Saimdang akhirnya melihat sendiri suaminya tidur di tempat wanita lain, si pemilik kedai. Disitulah akhirnya emosinya terbuka. Dia menangis dan marah, masih dengan elegan. Bertanya, kenapa suaminya masih saja selingkuh padahal dia sudah berusaha sebaik mungkin menjadi istri yang baik selama ini tanpa protes apapun. Walau sudah menerima susahnya akibat suaminya tertipu dan harus bekerja menghidupi dan membesarkan sendiri 4 orang anaknya. 

Dan tahukah apa yang dikatakan oleh suami Saimdang?

"Dadaku sesak sekali menjadi suamimu. Kamu selalu baik dan sempurna. Selalu bersih dan rapi. Berbeda dengan aku yang jorok dan bodoh. Aku tidak bisa leluasa di depanmu. Tapi aku bisa tertawa bersama dia!" katanya menunjuk perempuan pemilik kedai. 

Tentu saja, Saimdang kaget. Luar biasa sakit hatinya. Dia memegang dada kirinya dan tak bisa beranjak dari tempatnya berdiri. 


Kok, ada Saimdang versi Indonesia kayaknya ya?

Jika melihat berita viral baru-baru ini. Tentang seorang ibu cantik, elegan, baik yang diusir oleh suaminya tanpa sebab pasti. Dan mungkin karena pengkhianatan pernikahan. Saya kok jadi ingat dengan karakter Saimdang. 

Dari beberapa vlog, tertampilkan sosok ibu ini yang lugu, manis, ibarat anak gadis yang selalu ada di dalam pelukan ayah ibunya. Tak curiga apa-apa. Tak minta apa-apa. Tak ingin apa-apa. Rela dikhianati. Rela diperlakukan tidak adil. Asalkan dia bisa tampil elegan dan membuat semua orang melihatnya baik-baik saja. 


Sementara pasangannya punya sifat sebaliknya. Dan akhirnya ibu cantik ini yang malah ditinggalkan. Padahal baik sempurna. 

Apakah bosan? atau memang nggak bener aja si suami-suami ini?


Ada benarnya juga tentang anjuran jika menikah lebih baik sekufu'

Ini istilah dalam agama islam. Mudahnya sekufu' ini diartikan dengan sederajat. Sebaiknya laki-laki dan perempuan itu menikah dengan yang sederajat. Bukan semata derajat harta kekayaannya. Melainkan juga tingkat pendidikannya, karakternya. Yang kalau orang Jawa melihat itu sebagai kesetaraan antara bibit, bebet, bobot. 

Ini tidak berlaku di semua orang, namun sedikit banyak mempengaruhi. 


Lalu sebagai perempuan, kita sebaiknya bagaimana?

Yang penting adalah kita sebagai perempuan, harus punya satu pegangan agar bisa berdiri sendiri. Apapun itu bentuknya. Yang lebih baik adalah berupa keterampilan dan pendidikan. Dengan demikian, bisa siap untuk beradaptasi dan berjuang jika ada hal yang terjadi di luar dugaan.

Bukan untuk mengajak para istri memasang curiga dan waspada pada suami. Lalu memaksa membuat semua aset harta menjadi hak milik atas namanya. Ini semua tergantung kondisi dan kesepakatan masing-masing. 

Namun, mengajak para perempuan siap dengan perpisahan, terutama dalam pernikahan. 

Bahwa memang benar, suami dan istri itu pasti akan berpisah. Kalau nggak gara-gara manusia lainnya ya karena sudah takdir dari Tuhan. 

Kita tidak bisa mengendalikan masa lalu dan masa depan. Namun kita bisa mengelola masa kini, menjadi manusia yang lebih memilih hanya bergantung pada Tuhan. Tak begitu risau dengan tingkah polah manusia, yang bisa saja terbolak-balik hatinya. 

Dan bagi saya pribadi, menjadi baik, manis, menurut dan lugu itu sudah tidak jaman. Perempuan harus juga detil, waspada dan minimal tidak direndahkan oleh yang namanya pengkhianatan dan penipuan. Apalagi yang ditutupi dengan sikap manis dan enteng lidah menyebut firman dan ayat-ayat Tuhan. Hari gini, perempuan harus makin mempercayai diri sendiri dan hati nuraninya. Betul, bukan?

Sekilas adegan dan teaser drama ini bisa dilihat berikut:





Setelah Membaca Buku Syekh Ali Jaber Amalan Ringan Paling Menakjubkan

Tidak ada komentar


 Meninggalnya Syekh Ali Jaber, ketika beliau dalam perawatan setelah terinfeksi virus COVID-19, ikut menggoncang hati saya. Padahal sebelumnya, saya tidak terlalu tertarik dengan beliau. Di benak saya waktu itu, ketika beliau pertama kali muncul di acara ceramah di televisi, lomba menghafal Al-qur'an dan beberapa berita, adalah sesal. 

"Kenapa ada orang Arab segala sih yang muncul jadi ustadz di TV? kan orang Indonesia banyak."

Akan tetapi, beberapa bulan sebelum beliau meninggal, banyak potongan-potongan media yang menceritakan tentang beliau. Dan membuat saya tertarik. Terutama ketika beliau memaafkan orang yang telah menusuknya di suatu acara di sebuah daerah. 

"Syekh Ali Jaber, bukan orang biasa ini kayaknya. Sosoknya, karakternya, kok beda seperti ustadz-ustadz yang biasanya tampil di media?", begitu yang terlintas dalam hati. 

Mohon dimaklumi adanya, begitulah yang dirasakan oleh orang awam. Dari saya yang tak punya latar belakang agama yang bagus, bahkan mempunyai keluarga yang berbeda agama. Ya, tidak semua saudara kandung saya beragama Islam. Mungkin suatu saat saya akan menceritakan hal ini, terkait apa yang terjadi dan bagaimana pengaruhnya pada keluarga besar kami. 

Bahwa Syekh Ali Jaber bukan orang biasa, pun terbukti dari isi buku ini. Jujur saja, saya baru tahu ada buku ini ketika beliau sudah berpulang. Sesaat setelah berita Syekh meninggal, seketika itu juga algoritma media sosial bermain, begitu juga marketplace. 

Iklan buku-buku karya Syekh ini mulai bertebaran. Orang pun mulai memposting komentarnya, review bukunya atau keinginannya membeli buku ini. Tentu yang lebih gencar lagi adalah orang yang berpromosi. Mendadak ikut jualan buku agama, diawali dengan buku beliau. 

Awalnya saya ingin membeli buku ini dari tokopedia, dengan sistim pre-order, karena penjualnya baru akan restok setelah buku ini viral. Namun saya batalkan, karena teman saya ikut-ikut menjualnya. Rumahnya dekat pula dengan saya, jadi ongkos kirim bisa ringan. Bahkan mungkin gratis. Tak ketinggalan juga saya berpikir untuk lebih mendukung jualan teman sendiri daripada orang yang belum kenal. 

Datanglah bukunya sebulan kemudian. Kok lama sekali? ya sepertinya pihak penerbit pun kewalahan untuk mencetak ulang buku yang tak disangka-sangka akan viral dan diminati jutaan orang di Indonesia. Dari mereka yang tersentuh dengan sosok Syekh Ali Jaber, seperti saya. 

Awalnya buruk sangka.

Iya, awalnya saya mengira buku ini isinya biasa-biasa saja. Hanya poin sedikit materi, banyak ayat-ayat Al-qur'an dan Hadits. Tulisan Arab lebih banyak daripada abjad latin. Itu dugaan saya. Jenis buku yang enggan saya beli dan baca. Namun saya tetap memesannya karena ingin ada kenangan dari sosok Syekh Ali Jaber. 

Ternyata saya salah. 

Buku ini juga disertai dengan CERITA atau storytelling. Sebuah konsep yang menyertai buku amalan seperti ini, yang jarang digunakan oleh penulis buku agama. 

Dan lebih menariknya lagi, cerita ini adalah kenyataan yang dialami sendiri oleh Syekh. Ditambah dengan gaya menulisnya, seperti beliau sedang ngobrol biasa saja di depan kita. Atau seperti berbincang langsung di depan jama'ah. Santai. Kalimat pendek-pendek. Khas Syekh Ali Jaber. 

Jika benar buku ini ditulis sendiri oleh beliau, maka kemampuan berbahasa Indonesia Syekh ini cukup bagus. Karena enak dibaca. Ringan dan mengalir. 

Isi buku juga padat banget. Istilah anak sekarang adalah, bukunya daging banget. 

Banyak kalimat penting yang bisa distabilo. Bahkan jika dituruti, satu buku bisa berwarna-warni karena semuanya penting. 

Salah satu contohnya ini, tentang konsep arti Sifat Allah SWT dalam bahasa Arab, yang diberikan tambahan oleh Syekh, sebuah pengetahuan yang baru kali ini saya tahu. Contohnya adalah arti Asmaul Husna, Asy-Syakur (Maha Mensyukuri). 

Dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan langsung sebagai Maha Mensyukuri. Padahal aneh kan ya? Kok Allah SWT malah mensyukuri? 

Ternyata, terjemahan ini belum tepat. Karena arti bahasa Arabnya lebih panjang lagi, dan jika diterjemahkan adalah Maha Memberikan Pahala besar untuk Amalan yang Kecil, itu adalah arti dari Asy-Syakur. 

Gimana, baru tahu kan? sama. 

Poin ini yang mungkin ditarik menjadi judul buku. Dan menjadi copy yang menarik untuk orang Indonesia yang suka dapat untung gede dengan modal dikit.

Amalan ringan apa saja yang dianjurkan oleh Syekh Ali Jaber?

Sebenarnya biasa-biasa saja, alias yang sering kita dengar dari berbagai sumber dan ulama. Sejak dulu sampai sekarang. Namun bumbu cerita dan pengalaman Syekh, membuat kita semakin yakin betapa amalan itu sangat bermakna besar. 

  1. Selalu membaca Shalawat
  2. Selalu membaca istighfar
  3. Banyak-banyak membaca surat Al-Fatihah
  4. Membaca QS. Al-Mulk sebelum tidur
  5. Sedekah Shubuh
  6. Amalan di hari Jum'at
  7. Menghargai orang kecil 
  8. Menutup aib diri sendiri
  9. Berlama-lama dalam sujud
  10. Memberi jeda ketika membaca QS. Al-Fatihah, karena sejatinya Allah SWT membalas di setiap ayat yang kita baca
  11. Tidak terburu-buru dalam shalat
  12. Menikmati shalat sebagai ajang pertemuan dengan Allah SWT
  13. Menikmati mengaji dan membaca Al-Qur'an
  14. Menikmati berdo'a seperti sedang curhat kepada Allah SWT
  15. Dilarang curhat keburukan kepada manusia, walaupun ulama. Dianjurkan hanya curhat kepada Allah SWT melalui do'a
Dan banyak lagi yang lainnya, terutama amalan berlatar cerita hikmah. 
Saya membaca buku itu, sehari langsung habis. Pasti bakal dibaca ulang lagi untuk mencatat poinnya. Namun saya berikan dulu ke anak kedua saya, yang ikut tertarik ingin membacanya. 

Mendapatkan nasihat agama seperti ini sebenarnya udah biasa saja kan ya. Banyak ustadz, ulama, Kyai yang kadang ketemu langsung di sebuah acara ceramah atau kita lihat di media. 

Namun mendapatkan nasihat ini dari Syekh Ali Jaber, bahkan hanya dari video digital dan buku cetak seperti ini, kok bagi saya, terasa getarannya sampai ke hati. 

Batin saya yang awam ini berasumsi, mungkin Syekh ini memang baik luar biasa, terutama di hadapan Allah SWT. Dan ini adalah bukti nyata dari jargon, Menulis dari hati akan sampai ke hati. Terbukti buku ini, bisa sampai ke hati saya. 

Semoga menginspirasi.


[Podcast] Limit Itu Ada

Tidak ada komentar


Simak Podcast, saya berikut ini:


Limit itu ada kawan.⁣

Kita sering dibombardir kalimat motivasi yang membakar jiwa kita tiada tara.⁣

Don’t limit yourself.⁣
There is no limit.⁣

Jangan batasi dirimu.⁣
Tidak ada batasan atas apapun.⁣

Belasan bahkan puluhan tahun saya coba membuktikan hal itu. Saya bisa. Pasti bisa. Kalau mereka bisa, saya juga bisa. Harus bisa. Mau jungkir balik gak karuan, pokoknya harus bisa.⁣

Itulah kenapa bisa dibilang gila juga saya coba hal baru yang susahnya minta ampun. Udah tahu bakal gagal pun tetap saya coba. ⁣

Karena ya itu tadi, membuktikan bahwa no limit, tidak ada batas. Asal tetap kerja keras mencoba.⁣

Tapi, berjalan usia. Sudah masuk 40 tahun something, pola pikir mulai berubah. ⁣

Pengalaman gila mencoba hal baru sudah mencapai klimaksnya. Mulai berpikir logis dan realistis.⁣

Bahwa sebenarnya ada Limit di antara kita. Ada batas. Entah itu batas tugas rumah tangga, kondisi suami, anak atau orang tua. Situasi ekonomi, sosial dan adat budaya. Itu bisa jadi batas. Dan tak mengapa kita terima batas itu dengan lapang dada. Lalu fokus mengoptimalkan hal terbaik apa yang bisa kita lakukan di dalam lingkaran batas tersebut.⁣

Jadi, There is a limit and that’s okay.


Kreatif, Go Digital dan Perbanyak Talents Muda Untuk Kemajuan Surabaya Menjadi Kota Kreatif Kelas Dunia

14 komentar
Orang kreatif tidak akan miskin dan bangkrut. - Tri Rismaharini
Kalimat itulah yang disampaikan oleh Bu Risma, sapaan bagi Walikota Surabaya yang menjadi walikota terbaik ketiga di dunia, pada acara Bekraf Developer Day, 4 September 2016,yang  saya hadiri bersama anak sulung saya itu.



Bu Risma melanjutkan kalimatnya dengan memberikan contoh.
Salah satu contohnya adalah kisah penjual kacang Madura. Sebelumnya kacang goreng yang dibumbui dengan air bawang putih itu, hanya dijual seharga Rp.2000,- per bungkus. Penjual mengemas kacang itu dalam plastik bening kecil-kecil, dan dijual rentengan di beberapa warung kopi.

Bu Risma kemudian memfasilitasi agar dibuatkan kemasan yang menarik untuk kacang goreng tersebut. Akhirnya kacang itu dikemas lebih banyak seberat 250gram. Gambar kemasan dibuat oleh desainer grafis profesional. Bahan kemasan dibuat lebih mahal dengan plastik doff. Hasilnya kacang goreng madura itu bisa dijual seharga Rp.15.000,-. Jauh lebih mahal daripada kacang yang dikemas seadanya di bungkus plastik sebelumnya.


"Ini namanya kreatif," begitu bu Risma menegaskan. Dengan cara berpikir kreatif, semua orang tidak akan kehilangan akal untuk mempertahankan hidupnya, begitu lanjut beliau. Orang yang mulai bisnis dan menemui kendala, tidak akan bangkrut, jika dia mau putar otak. Hanya sekedar mengganti kemasan, seperti kacang goreng Madura ini, penjualnya sekarang sudah jauh lebih sukses. Saya dan ribuan anak muda lebih di acara tersebut  manggut-manggut, membenarkan perkataan ibu Risma.

Dengan mental kreatif dan mindset yang terbuka, kita akan bisa mengatasi apapun yang terjadi dalam usaha yang dijalankan.

KREATIF 
Sepak terjang bu Risma untuk mendukung ekonomi kreatif di Surabaya, sudah tidak bisa diragukan lagi. Geliat kota mulai tampak dari berbagai segi. Di bidang kuliner misalnya, mulai bermunculan tempat makan atau cafe dengan konsep unik, kreatif dan mewadahi kegiatan komunitas. Di bidang teknologi, mulai banyak bermunculan acara yang mendukung perkembangan para programmer muda kota ini. Begitu juga dengan ranah seni, literasi, musik dan akademisi.

Tempat bekerja para pelaku industri kreatif pun mulai tersedia berupa co-workspace. Termasuk adanya Rumah Kreatif BUMN yang mewadahi adanya interaksi, edukasi dan pertumbuhan para pelaku UMKM di Surabaya. Training Gapura Digital yang memfasilitasi UMKM Go Online, juga diselenggarakan di Surabaya. Beruntung sekali, saya termasuk salah satu trainernya. Dan saya lihat antusiasme pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya dengan teknologi berbasis online mulai diperhatikan.

Bahkan khusus untuk pelaku UMKM dan bisnis kreatif perempuan, terwadahi dalam seminar besar WOMEN WILL yang diselenggarakan oleh Google dan Femina, beberapa waktu lalu di gedung Dyandra Surabaya. Sebanyak hampir 2000 perempuan dari Surabaya dan sekitarnya, berkumpul disitu.

Hal ini sangat membanggakan. Sama halnya ketika saya mengikuti Bekraf Developer Day. Ada hampir 1300 orang yang hadir. Mereka adalah anak muda yang belajar dan bekerja di bidang Teknoogi Informasi.

Ribuan pelaku industri kreatif. Dengan beberapa narasumber dari Surabaya yang sangat berprestasi. Hal ini menunjukkan Surabaya sudah mempunyai sumber daya manusia yang sangat potensial. Di bidang bisnis ada, bidang teknologi juga ada. Lalu apa yang menjadi PR utamanya?


GO DIGITAL 


Menurut saya pribadi, Surabaya punya pekerjaan rumah (PR) besar untuk semakin GO DIGITAL. Surabaya harus bisa eksis di dunia maya dan media sosial, karena disanalah sekarang lintas informasi bergerak sangat cepat dan efektif.

Saya adalah arek asli Surabaya yang beberapa kali merantau untuk studi. Ketika kembali ke Surabaya, terkadang saya ingin menjelajahi kota, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana. Cara tercepat adalah saya mencarinya di portal pencarian seperti Google. 

Hasil yang saya dapatkan begitu random, banyak. Mayoritas ditulis oleh blogger dan orang secara personal. Saya belum menemukan satu portal yang resmi dan terpusat dari kota Surabaya, dan beritanya selalu di-update. 

Hal ini juga yang dikeluhkan dalam beberapa event diskusi dengan beberapa orang. Misalnya orang asing ingin datang ke Surabaya dan ingin berwisata kota, mereka bingung mencari informasinya dimana. Ulasan tempat wisata kota Surabaya belum terpusat jadi satu. Apalagi yang berbahasa Inggris. 

Padahal jika sudah ada portal website dan media sosial tentang Surabaya yang terpusat, maka segala bentuk informasi bisa diletakkan disana.

Selama ini kedua platform digital ini tersedia secara pribadi. Ada beberapa anak muda Surabaya yang membuat sendiri website dan media sosial untuk Surabaya contohnya twitter @info_surabaya. Akan jauh lebih efektif jika bisa bersinergi secara terpusat dalam satu forum yang sekaligus bisa mempunyai jaringan dengan pemerintahan kota Surabaya. Untuk pengisian konten bisa memberdayakan blogger, penulis konten, desainer grafis dan penterjemah bahasa Inggris profesional yang banyak di Surabaya.


Ada satu forum yang sudah mewakili hal tersebut yaitu SCCF (Surabaya Creative City Forum). SCCF memfasilitasi semua simpul di Surabaya. Di setiap simpul ada penanggung jawabnya. Hanya saja, ternyata, tidak semua orang tahu. SCCF perlu bersinergi dengan media dan media sosial partner seperti para blogger untuk semakin menyebarluaskan informasi dalam tiap program yang dilakukan.

credit


Baca Juga: Dengan SCCF Surabaya Siap Menghadapi MEA


Sinergi dan satu pusat informasi ini sangat penting. Pengalaman saya menunjukkan hal tersebut. Dengan berkecimpung di dunia literasi, bisnis dan teknologi, saya melihat hambatan yang muncul adalah kendala kurangnya informasi.

Misalnya di ranah teknologi. Beberapa kali saya terlibat dengan orang yang ingin membangun startup digital baru di Surabaya. Yang mengejutkan adalah mereka akan membuat startup baru dengan konsep yang sama dan sebenarnya sudah ada di Surabaya. Mengapa ingin membuat inkubator startup baru sedangkan sudah ada GERDHU, Gedung Creative Digital HUB, yang bisa dilihat di https://gerdhu.com/.

Di dunia bisnis juga misalnya. Bersama SCCF, saya mengikuti dialog bisnis kreatif dengan Rumah Bisnis Kreatif BUMN Mandiri. Disini banyak pelaku UMKM yang sudah tergabung. Di lain pihak, saya juga masuk sebagai trainer Gapura Digital. Yaitu projek UMKM Go Online yang difasilitasi Google.

Di Gapura Digital, pelaku UMKM yang masuk ke database sudah berjumlah ratusan karena pihak Google menggunakan langkah online untuk menjaring peserta. Yang menarik, beberapa peserta di Rumah Kreatif BUMN dan juga beberapa komunitas bisnis yang saya ikuti seperti WOSCA, belum tahu tentang Gapura Digital ini.Begitu juga sebaliknya, komunitas bisnis dan Gapura Digital belum banyak tahu tentang Rumah Kreatif yang memfasilitasi mereka untuk berkembang.

Menyampaikan informasi demi informasi secara personal tentu kurang efektif. Jadi saya sungguh berpendapat, Surabaya butuh satu portal website dan media sosial sebagai pusat informasi. Yang menyajikan informasi akurat dan paling terbaru tentang Surabaya disemua lini.

Setelah mendapatkan pusat informasi, maka kembali lagi ke SCCF sebagai pusat sumber daya manusia. Jadi siapapun yang ingin berkolaborasi, bisa mendapatkan informasi dan kontak dari SCCF. Mengoptimalkan satu forum yang sudah ada, akan jauh lebih efektif daripada membuat banyak forum baru. Terlebih lagi dalam SCCF sudah dilakukan kolaborasi pentahelix  yaitu sinergi antara Akademisi, Pebisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media Massa.


Dengan maju bersama dan menguasai informasi, maka Surabaya bisa mempunyai daya saing global.
Karena di era digital ini persaingan sudah melewati batas ruang dan waktu. Yang menang adalah yang menguasai informasi. Jadi sebisa mungkin Surabaya memanfaatkan media informasi agar segala projek yang dicanangkan bisa diketahui oleh warga Surabaya dan warga dunia.

Yang terakhir, Surabaya membutuhkan gaungan yang lebih mengaum di MEDIA SOSIAL. Maka Surabaya butuh media social strategist yang bisa menggunakan jasa profesional dari para freelancer atau blogger. Dengan aktif di MEDIA SOSIAL maka Surabaya akan bisa membangung keterikatan atau engagement yang baik antara warga dan pemegang kebijakan di Surabaya.

Kalau di Bandung, bapak Ridwan Kamil sendiri yang maju sebagai pemegang media sosial. Surabaya bisa membuat unit kerja khusus yang terdiri dari anak-anak muda. Sehingga generasi muda Surabaya bisa semakin terlibat aktif. Karena di tangan merekalah pertumbuhan Surabaya di masa depan akan berjalan.

PERBANYAK TALENTS MUDA

Hal ini bisa sangat optimal dengan kerjasama dari ASTRA sebagai fasilitator untuk memajukan Surabaya melalui 3 hal tersebut. ASTRA, sebuah perusahaan yang sudah tampak berkomitmen untuk memajukan Indonesia dari segala bidang. Kali ini ASTRA dibutuhkan untuk berkontribusi dari segi sumber daya manusia. 

Sesuai dengan data statistik penduduk Indonesia, 70% adalah generasi muda usia 18-35 tahun. Mereka termasuk generasi millenials yang tanggap teknologi digital dan mempunyai karakter unik seperti yang tertulis dalam buku Generasi Langgas karya Yoris Sebastian.

Generasi digital inilah pemegang peran penting pembangunan bangsa termasuk juga kota Surabaya. Geliat anak muda di kota pahlawan ini harus difasilitasi dengan baik, supaya kelak mereka lebih siap memimpin Surabaya menjadi lebih maju dan berdaya saing global.

Pengadaan Rumah Pintar, sebagai bagian kontribusi sosial dari Astra sangat membantu mewujudkan edukasi dan pembinaan generasi muda Indonesia.

credit


Astra sudah mempunyai program ASTRA CERDAS, ASTRA KREATIF,  dan juga SATU INDONESIA dan SATU INDONESIA AWARDS yang mencari anak-anak muda berprestasi dan berbakat (tallents). Contohnya seperti Dewis Akbar (34 tahun) yang menggagas "Lab Komputer Mini" di Garut.

credit
Gagasan Dewis untuk membuat laboratorium mini sebagai fasilitas belajar teknologi informasi untuk anggotanya sejak usia anak-anak, sungguh bisa jadi langkah yang bagus untuk menambah jumlah generasi berbakat Indonesia.

Generasi muda berbakat Indonesia yang dibutuhkan harus datang dari berbagai bidang. Seperti halnya sosok Muhammad Aripin yang mengelola sampah daur ulang menjadi benda bernilai ekonomis ini.

Sore ini masih dalam SATU Indonesia Berbagi bersama penerima SATU Indonesia Awards 2016, Muhammad Aripin. . Dulu dia bekerja sebagai guru, tapi kepeduliannya kepada anak-anak kurang beruntung menggerakkan dia untuk membina mereka lewat Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar. . Menurut Aripin , "yang membuat saya terketuk untuk membuat @Rumahkreatifdanpintar74 kota Banjarmasin adalah cita2 almarhum kedua org tua saya yg bermimpi pengen banget punya sekolah buat masyarakat yg tidak berkesempatan meraih pendidikan Jadi saya mewujudkan impian beliau, karena saya menyadari orang tua saya seorang tukang Beca sekaligus pengumpul sampah untuk memperjuangkan sampe saya meraih sarjana...Ketika karir saya mulai baik keduanya belum sempat merasakan...Mungkin dengan cara terus berbagi dan menebar manfaat buat orang banyak, orang tua saya jg merasakan rezeki melalui pahala. Harapan saya Banjarmasin juga bisa berkualitas ditingkat nasional dan berharap sekali kami punya tempat aktifitas dan workshop sendri bangunan yg layak.. semoga dg usaha kami tempat itu bisa terwujud... . Yayasan ini bergerak dalam pengolahan sampah yang diubah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Ini adalah hasil kreativitas Aripin dalam memberdayakan anak-anak kurang beruntung agar terus berkarya. . Simak juga timeline @wiranurmansyah dan @rizalabdlh_ untuk tahu cerita lainnya. #Astra60 #SATUIndonesia
Sebuah kiriman dibagikan oleh SATU Indonesia (@satu_indonesia) pada

Seperti yang disampaikan oleh pak Zaenal, founder GERDHU, di acara Dialog Bisnis Kreatif tempo hari, beliau mengatakan bahwa "talents setiap kota sebaiknya itu banyak. Supaya dalam setiap program kerja atau projek untuk memajukan Surabaya ini lebih banyak lagi yang bisa memimpin. Kalau tidak banyak, maka yang maju ya kami-kami ini terus."

Program ASTRA CERDAS selain Guruku Inspirasiku

ASTRA sangat bisa memfasilitasi generasi muda Surabaya untuk semakin mengasah minat bakat mereka. Sehingga setiap hal yang sudah muncul di kota ini, bisa mereka lejitkan ke ranah global bahkan internasional dengan kepiawaian mereka di segala bidang. Terlebih kepiawaian mereka connected secara digital. 

Seperti halnya profil GenerAKSI CERDAS yang sudah ditampilkan oleh SATU INDONESIA,
berikut ini:


Potensi, energi dan misi visi ASTRA membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik ini, pasti sangat mampu ikut serta memfasilitasi Kota Surabaya untuk menjadi kota kreatif kelas dunia. Sebuah Kota yang mampu mandiri dan bisa menginspirasi dengan memajukan potensi industri kreatif yang sudah menggeliat mulai sekarang.

ASTRA bersinergi dengan SCCF dengan bahan baku anak muda Surabaya, akan menjadikan mimpi itu terwujud dengan segera. Karena SCCF telah membuat program yang bisa memfasilitasi 10 simpul kreatif dari 16 simpul yang dicanangkan oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif).

Adapun 10 simpul kreatif itu adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain produk, televisi dan radio, kuliner, kriya (kerajinan tangan), film, penerbitan, periklanan, dan desain komunikasi visual. Sementara simpul lain yang akan dikembangkan ialah fashion, animasi video, fotografi, musik, seni pertunjukan, dan seni rupa.

Sedangkan ASTRA adalah perusahaan besar yang saat ini memiliki 214.835 karyawan pada 208 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang menjalankan tujuh segmen usaha, yaitu sebagai berikut:




Bersama inspirasi 60 tahun ASTRA  untuk Indonesia, kami, arek Suroboyo,  siap bergandeng tangan dengan penuh semangat. Sehingga misi pak Presiden Joko Widodo untuk menjadikan industri kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, bisa segera terwujud. Sukses untuk ASTRA. Sukses untuk Surabaya dan pasti sukses untuk Indonesia.



Literatur:

  1. https://id.techinasia.com/bekraf-developer-day-surabaya-inspirasi-developer-game
  2. Website Surabaya Creative City, www.surabayacreativecity.com
  3. http://surabayacreativecity.com/2016/08/04/sccf-deklarasikan-kolaborasi-pentahelix/
  4. https://www.astra.co.id/
  5. http://satu-indonesia.com/satuindonesiaawards/
  6. http://satu-indonesia.com/home/artikel/detail/371/-rumah-pintar-astra,-sahabat-kita

*tulisan ini masuk ke 5 besar favorit