Ide Bisnis Pretend Play Toys Atau Mainan Pura-Pura Dari Kain Untuk Anak-Anak

Tidak ada komentar

Pretend play adalah bermain pura-pura, yang bisa berguna untuk mengenalkan dan mengasah soft skill pada anak. Contohnya adalah anak berpura-pura menjadi dokter, petani, koki, penjahit, arsitek, penulis, programmer dan lain sebagainya. 

Pretend play bisa dilakukan langsung atau memerlukan alat peraga yang bisa disebut Pretend Play Toys. Kita bisa membuat mainan peraga ini dari berbagai bahan. Misalnya kerdus susu, kotak cereal, bungkus jajan atau dari kain. 

Keuntungan pretend play toys dari kain adalah awet. Bisa dicuci dan dipakai ulang. Seperti apa contohnya ya? Berikut rangkaian ide yang saya dapat dari berbagai sumber, terutama di pinterest. Mari kita lihat:


1. Cover Kursi Klinik Dokter Hewan



Pretend Play berupa sarung kursi ini menarik loh. Bisa diterapkan di segala bentuk kursi makan atau kursi kerja yang sudah ada di rumah. Dengan beberapa potongan dan jahitan sehingga bisa menutup kursi, lalu diberikan desain yang menunjukkan bahwa kursi itu adalah sebuah tempat atau meja kerja yang sesuai dengan profesi pura-pura yang dimainkan anak-anak. 

Di gambar adalah Cover Kursi Klinik Dokter Hewan, dimana tersedia beberapa hal yang dibutuhkan. Itu bisa dicetak sablon, atau dijahit terpisah dalam bentuk boneka atau peraga dari kain flanel. 

Model lain bisa dibuat dengan tipe Pretend Play Cover Chair atau cover kursi ini adalah:
  1. Laptop pura-pura (kerjanya penulis/programmer)
  2. Kompor dan oven free-standing pura-pura (kerjanya koki)
  3. Meja kerja guru 
  4. Astronot, dan lain sebagainya
Sebelum membuat, pastikan membuat riset tentang apa saja yang ada di benak anak tentang profesi itu. Dan apa yang nyata ada di dalam profesi itu. Maka unsur edukasi akan melekat sangat kuat. 


2. Kotak Bekal dan Makanan dari Kain Flanel



Flanel ini menarik untuk dieksplorasi karena mudah dibentuk, dijahit atau dilem dan juga warna-warni. Kali ini bisa jadi makanan atau bahan makanan pura-pura yang bisa disusun menjadi burger, sandwich atau nasi goreng, sayur tumis, nasi pecel dan lain sebagainya dalam versi makanan tradisional Indonesia. Yang kemudian disusun di kotak bekal. Di mana kotak bekal ini juga bisa dibuat dari kain flanel. 

Pilihan menggunakan kain flanel ini harus diperhatikan juga untuk anak usia berapa. Anak balita yang masih di fase oral atau suka makan dan memasukkan barang ke dalam mulut, sebaiknaya tidak diberikan mainan dari kain flanel. Karena kain ini ada serabutnya sehingga bisa saja tergigit, lepas dan tertelan di mulut anak bayi dan balita. 

Namun untuk anak dengan usia pas dan kemampuan menjaga diri dan mainan yang sesuai, kain flanel ini adalah jenis kain yang awet untuk bahan mainan pura-pura. 


3. Istana Kain di Meja

Masih ingat kan waktu kecil suka menggunakan sprei atau sarung yang dibentangkan antar kursi dan meja, seolah-olah itu menjadi tenda, gua atau rumah kita?

Nah, ini ada ide menarik untuk membuat Istana dari kain yang bisa dipasang di meja dengan lebih cantik. Lebih aman juga karena tidak melorot setelah beberapa bagian bisa diikat di kaki meja. Coba perhatikan gambar berikut:




Gimana? menarik kan ide mainan pura-pura dari bahan kain ini?
Bagi anda yang sudah mempunyai keterampilan menjahit atau bahkan konveksi, bisa mencoba memproduksi mainan ini sebagai produk tambahan untuk dijual. 

Perhatikan sasaran anak-anak yang ingin dibantu dengan bermain pura-pura. Pelajari juga tahap perkembangan anak sehingga bisa memberikan produk yang tepat sesuai kebutuhan. Jangan lupa menarik opini dan masukan dari orang tua anak-anak usia dini, sehingga bisa sesuai jaman. Jangan tanya ke ibu-ibu yang anaknya sudah kuliah seperti saya, bisa jadi jawabannya nanti, "ngapain sih bikin gituan? pakai sprei dan sarung aja dah cukup.". Lol.

Jika ingin mencari ide lebih lanjut bagaimana bentuknya, anda bisa mencari di google atau pinterest dengan kata kunci PRETEND PLAY TOYS FROM FABRIC. Insya Allah bisnis mainan anak itu nggak ada matinya. Selalu menarik. Dan anda pun bisa menerima custom order, pesanan sesuai permintaan dan kebutuhan konsumen. 

Semoga menginspirasi. 

Sumber gambar dari sini, sini dan sini.


Setelah Membaca Buku Syekh Ali Jaber Amalan Ringan Paling Menakjubkan

Tidak ada komentar


 Meninggalnya Syekh Ali Jaber, ketika beliau dalam perawatan setelah terinfeksi virus COVID-19, ikut menggoncang hati saya. Padahal sebelumnya, saya tidak terlalu tertarik dengan beliau. Di benak saya waktu itu, ketika beliau pertama kali muncul di acara ceramah di televisi, lomba menghafal Al-qur'an dan beberapa berita, adalah sesal. 

"Kenapa ada orang Arab segala sih yang muncul jadi ustadz di TV? kan orang Indonesia banyak."

Akan tetapi, beberapa bulan sebelum beliau meninggal, banyak potongan-potongan media yang menceritakan tentang beliau. Dan membuat saya tertarik. Terutama ketika beliau memaafkan orang yang telah menusuknya di suatu acara di sebuah daerah. 

"Syekh Ali Jaber, bukan orang biasa ini kayaknya. Sosoknya, karakternya, kok beda seperti ustadz-ustadz yang biasanya tampil di media?", begitu yang terlintas dalam hati. 

Mohon dimaklumi adanya, begitulah yang dirasakan oleh orang awam. Dari saya yang tak punya latar belakang agama yang bagus, bahkan mempunyai keluarga yang berbeda agama. Ya, tidak semua saudara kandung saya beragama Islam. Mungkin suatu saat saya akan menceritakan hal ini, terkait apa yang terjadi dan bagaimana pengaruhnya pada keluarga besar kami. 

Bahwa Syekh Ali Jaber bukan orang biasa, pun terbukti dari isi buku ini. Jujur saja, saya baru tahu ada buku ini ketika beliau sudah berpulang. Sesaat setelah berita Syekh meninggal, seketika itu juga algoritma media sosial bermain, begitu juga marketplace. 

Iklan buku-buku karya Syekh ini mulai bertebaran. Orang pun mulai memposting komentarnya, review bukunya atau keinginannya membeli buku ini. Tentu yang lebih gencar lagi adalah orang yang berpromosi. Mendadak ikut jualan buku agama, diawali dengan buku beliau. 

Awalnya saya ingin membeli buku ini dari tokopedia, dengan sistim pre-order, karena penjualnya baru akan restok setelah buku ini viral. Namun saya batalkan, karena teman saya ikut-ikut menjualnya. Rumahnya dekat pula dengan saya, jadi ongkos kirim bisa ringan. Bahkan mungkin gratis. Tak ketinggalan juga saya berpikir untuk lebih mendukung jualan teman sendiri daripada orang yang belum kenal. 

Datanglah bukunya sebulan kemudian. Kok lama sekali? ya sepertinya pihak penerbit pun kewalahan untuk mencetak ulang buku yang tak disangka-sangka akan viral dan diminati jutaan orang di Indonesia. Dari mereka yang tersentuh dengan sosok Syekh Ali Jaber, seperti saya. 

Awalnya buruk sangka.

Iya, awalnya saya mengira buku ini isinya biasa-biasa saja. Hanya poin sedikit materi, banyak ayat-ayat Al-qur'an dan Hadits. Tulisan Arab lebih banyak daripada abjad latin. Itu dugaan saya. Jenis buku yang enggan saya beli dan baca. Namun saya tetap memesannya karena ingin ada kenangan dari sosok Syekh Ali Jaber. 

Ternyata saya salah. 

Buku ini juga disertai dengan CERITA atau storytelling. Sebuah konsep yang menyertai buku amalan seperti ini, yang jarang digunakan oleh penulis buku agama. 

Dan lebih menariknya lagi, cerita ini adalah kenyataan yang dialami sendiri oleh Syekh. Ditambah dengan gaya menulisnya, seperti beliau sedang ngobrol biasa saja di depan kita. Atau seperti berbincang langsung di depan jama'ah. Santai. Kalimat pendek-pendek. Khas Syekh Ali Jaber. 

Jika benar buku ini ditulis sendiri oleh beliau, maka kemampuan berbahasa Indonesia Syekh ini cukup bagus. Karena enak dibaca. Ringan dan mengalir. 

Isi buku juga padat banget. Istilah anak sekarang adalah, bukunya daging banget. 

Banyak kalimat penting yang bisa distabilo. Bahkan jika dituruti, satu buku bisa berwarna-warni karena semuanya penting. 

Salah satu contohnya ini, tentang konsep arti Sifat Allah SWT dalam bahasa Arab, yang diberikan tambahan oleh Syekh, sebuah pengetahuan yang baru kali ini saya tahu. Contohnya adalah arti Asmaul Husna, Asy-Syakur (Maha Mensyukuri). 

Dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan langsung sebagai Maha Mensyukuri. Padahal aneh kan ya? Kok Allah SWT malah mensyukuri? 

Ternyata, terjemahan ini belum tepat. Karena arti bahasa Arabnya lebih panjang lagi, dan jika diterjemahkan adalah Maha Memberikan Pahala besar untuk Amalan yang Kecil, itu adalah arti dari Asy-Syakur. 

Gimana, baru tahu kan? sama. 

Poin ini yang mungkin ditarik menjadi judul buku. Dan menjadi copy yang menarik untuk orang Indonesia yang suka dapat untung gede dengan modal dikit.

Amalan ringan apa saja yang dianjurkan oleh Syekh Ali Jaber?

Sebenarnya biasa-biasa saja, alias yang sering kita dengar dari berbagai sumber dan ulama. Sejak dulu sampai sekarang. Namun bumbu cerita dan pengalaman Syekh, membuat kita semakin yakin betapa amalan itu sangat bermakna besar. 

  1. Selalu membaca Shalawat
  2. Selalu membaca istighfar
  3. Banyak-banyak membaca surat Al-Fatihah
  4. Membaca QS. Al-Mulk sebelum tidur
  5. Sedekah Shubuh
  6. Amalan di hari Jum'at
  7. Menghargai orang kecil 
  8. Menutup aib diri sendiri
  9. Berlama-lama dalam sujud
  10. Memberi jeda ketika membaca QS. Al-Fatihah, karena sejatinya Allah SWT membalas di setiap ayat yang kita baca
  11. Tidak terburu-buru dalam shalat
  12. Menikmati shalat sebagai ajang pertemuan dengan Allah SWT
  13. Menikmati mengaji dan membaca Al-Qur'an
  14. Menikmati berdo'a seperti sedang curhat kepada Allah SWT
  15. Dilarang curhat keburukan kepada manusia, walaupun ulama. Dianjurkan hanya curhat kepada Allah SWT melalui do'a
Dan banyak lagi yang lainnya, terutama amalan berlatar cerita hikmah. 
Saya membaca buku itu, sehari langsung habis. Pasti bakal dibaca ulang lagi untuk mencatat poinnya. Namun saya berikan dulu ke anak kedua saya, yang ikut tertarik ingin membacanya. 

Mendapatkan nasihat agama seperti ini sebenarnya udah biasa saja kan ya. Banyak ustadz, ulama, Kyai yang kadang ketemu langsung di sebuah acara ceramah atau kita lihat di media. 

Namun mendapatkan nasihat ini dari Syekh Ali Jaber, bahkan hanya dari video digital dan buku cetak seperti ini, kok bagi saya, terasa getarannya sampai ke hati. 

Batin saya yang awam ini berasumsi, mungkin Syekh ini memang baik luar biasa, terutama di hadapan Allah SWT. Dan ini adalah bukti nyata dari jargon, Menulis dari hati akan sampai ke hati. Terbukti buku ini, bisa sampai ke hati saya. 

Semoga menginspirasi.


Usia 42 Dapat Beasiswa Digital Talent Kominfo 2021

18 komentar
Udah tua kan saya, alhamdulillah semangat belajarnya nggak luntur juga. Kadang heran sendiri. Tetapi terus belajar juga penyelamat jiwa di masa pandemi. 

Kalau sudah bosan banget, paling ampuh cari materi belajar yang sulit dan rumit. Biar tenggelam dengan usaha memahaminya. Jadi lama-lama rasa ingin sembarangan ke luar rumah jadi musnah. 

Begitu pun berita adanya Digital Talent Scholarship yang diadakan Kominfo ini. Informasi dibagikan oleh salah satu member grup Bumagit di telegram. FYI, grup ini mengganti nama KCMI yang sekarang vacum dan mungkin berhenti beroperasi. 

KCMI = Komunitas Coding Mum Indonesia 
Bumagit = Ibu Rumah Tangga Digital

Sebenarnya misi visi mirip-mirip dengan KCMI sih, namun Bumagit lebih longgar dan luas. Tak sekadar grup ibu-ibu belajar coding. 

Tapi ya pesertanya mom coder, tetep aja yang dibagikan informasi seputar programming. Terutama segala program gratisan. 

Saya tidak tertarik dengan DTS. Karena tahun lalu harus datang ke kampus tertentu. Selama pandemi masih belum aman, saya dan keluarga berkomitmen tak mau ke luar rumah. Kecuali sesekali aja belanja sembako, harian, ke ATM udah gitu aja yang dekat-dekat. 

Sebaliknya, yang membagikan info DTS terus menyemangati kami untuk ikutan. Mumpung semuanya bisa online. Baik ujian saringan masuk, pun saat belajarnya. Full 100% online. 

Nah boleh juga nih. Saya pun kepoin itu website kominfo tentang DTS. Lengkap sesuai sasaran. Untuk anak muda biar dapat skill kerja, UMKM dan yang paling menarik perhatian saya adalah program Professional Academy yang kelak dapat Sertifikasi Profesional. Yang ini bukan untuk mahasiswa atau anak muda, melainkan lebih ke praktisi atau pekerja. 

Saya coba daftar dengan memasukkan profil sebagai Founder Startup Kelasku Digital. Dan freelance trainer untuk coding anak-anak. 

Saringan pertama lolos, saya diberikan email berisi link untuk Tes Substansi. Isinya sesuai materi yang diambil. 

Saya sengaja memilih Programming Web: HTML, CSS & Javascript. Daripada Python Programming yang belum saya kuasai sama sekali. 

Kali ini saya melepaskan idealisme ingin belajar hal baru. Ilmunya aja. Nggak butuh sertifikatnya. Seperti biasanya. 

Tapi, kudu rada cerdas dan realistis. Yang saya ikuti nanti memberikan Sertifikasi Profesional. Ini yang utama. 
Maka saya pilih materi yang lebih saya sudah kenal dan pahami sebelumnya. 

Dan malah saya juga sudah membuka Kelas Belajar Website untuk anak-anak. Maka ini yang saya ambil. Sekaligus menata kurikulum kelas anak ketika saya belajar. 

Tes Substansi diadakan online. Dengan beberapa syarat teknis untul enable cookies & javascript. Juga sinyal wifi kudu kuat banget. Ga boleh ditinggal ke toilet sekalipun. Dan camera harus on. 

Saya mikirnya udah kayak Ujian ala Google Certified Educator gitu. 

Deg-degan ajalah. Ternyata pas buka website soal ujian, ga ada tanda camera menyapa di laptop saya. Padahal dah siap berjilbab panas-panas siang-siang di kamar :)

Ujian diberi waktu 60 menit, saya selesai 18 menit saja langsung submit. 

Bukan ke PD an sih. Soal Javascript cuma 50-70% aja bisa jawab. Kalau HTML CSS dah bisa semua. 

Saya nggak kepikiran untuk mundur dan koreksi jawaban. Sampai ke butir soal ke-100 udah submit. Done. 

Lalu saya teruskan menyiapkan kelas coding anak-anak. 

Pas udah sadar kalau bisa aja rada "curang" gitu kan ya?
Jawaban yang kayaknya salah, bisa diedit gitu sambil browsing contekan dari google di HP, ya kan? 
Rada menyesal juga , kenapa tadi tidak nyontek ya? hahaha, tapi segera di skip perasaannya. Udah kebiasaan sejak jaman sekolah, kalau ujian hanya mengandalkan isi kepala sendiri dan harus cepat menjawab. Supaya tidak lupa. Begitu juga saat tes di Apple Deceloper Academy tahun 2019 itu, saya menjawab dengan cepat karena kalau ragu pasti malah banyak yang salah. Jawab cepat dan submit. Done. 
Udahlah, saya juga ga terlalu berharap. Biasalah bonek, bondo nekad. Lolos syukur, ga ya belajar sendiri. Wong belajar itu bisa dari mana saja kok.  


Grup Bumagit ramai harap-harap cemas. Sampai akhirnya pengumuman dan lolos semua. Alhamdulillah termasuk saya. 

Kali ini saya akan pelajari dengan menikmati sepenuh hati. Materi tak terlalu sulit. Bisa jadi momen untuk mengingat ulang. 

Ya belajar selalu menyenangkan buat saya nih. Kalau kalian bagaimana? Anak-anaknya juga suka belajar kayak saya? 





Menulis dari Hati Ala A. Fuadi

Tidak ada komentar








Ini adalah catatan ketika saya mengikuti mini workshop menulis yang diadakan oleh A. Fuadi. Diadakan secara online menggunakan zoom. Yang katanya peserta datang dari 5 negara. 

  • Menulis bisa mengakselerasi karir dan hidup kita
  • Kita harus terbuka untuk menyampaikan ide dalam berbagai medium (buku, film, dll)
  • Potensi buku difilmkan cukup besar
  • Buku itu dilirik oleh para produser atau PH untuk difilmkan
  • Novel Indonesia terbaik, berdasarkan Goodreads. Amati yang sudah difilmkan itu cukup banyak
  • Jadi buku yang laku, ada kemungkinan besar akan difilmkan.
Menurut A. Fuadi, Resep buku menjadi film jika memenuhi syarat ini:
  1. Best seller
  2. Eksternal, extrovert
  3. Punya voice yang kuat. Tinggal diperkuat dengan visual.
  4. Alinea awal
  5. Sampul
  6. Yang paling penting: tulisan yang baik
Tulisan yang internal itu seperti banyak dialog ke dalam yang hanya di dalam pikirannya. Ini sulit untuk pembuat film membuatkan adegannya. Jadi sebaiknya eksternal. 

Contoh di buku Negeri 5 Menara, banyak aksi, kegiatan, perjalanan yang mudah digambarkan oleh pembaca dan pembuat film. 

Tidak hanya harus best seller. Penting juga jika punya RUH yang kuat. Atau maksudnya VOICE yang kuat. 

Penting juga jika di alinea pertama, tulisan kita sudah menculik perhatian kita. Jadi kita fokuskan energi agar DI AWAL CERITA harus KUAT. Lalu di bagian selanjutnya itu juga kuat dan memperkuat. 

Pentingnya SAMPUL YANG BAGUS, karena ini juga berbicara lebih baik untuk menyampaikan ide. Tidak cukup hanya tulisan saja. Sebaiknya menggunakan bantuan desainer. 

TULISAN YANG BAIK juga bisa menggerakkan hati dan menginspirasi. Setelah baca, orang itu termangu dan ingin melakukan sesuatu. 
 
Menulis harus ada komitmen pada MUTU juga. 
Walau di platform online, cepat tidaknya tayang, dikendalikan dengan mutu tulisan dan keputusan penulis. 


TULISAN adalah KARPET TERBANG.
  • bisa pindah medium
  • bisa mengantarkan kita ke tempat yang "aneh" di luar dugaan kita
  • tulisan tentang LOKALITAS (budaya, kebiasaan) itu menarik perhatian
CERITA bisa dalam bentuk:
  • buku anak
  • biografi
  • kritik sosial
  • kisah perjalanan
Tulisan populer = tulisan yang banyak dibaca orang. 

Proses Menulis A. Fuadi:
  1. Fondasi Hati (Inner Journey)
  2. Bangunan Rasa. Data & Logika (Outer Journey)
MENULIS DARI HATI
Dikejar dengan pertanyaan:
  1. Why? ------ Apa tujuan menulis? cari yang kuat alasannya. [Luruskan niat: suntikan stamina yang tidak putus]. Why ala A. Fuadi = "Sebaik-baiknya manusia yang paling bermanfaat buat orang lain (Nabi Muhammad SAW).
  2. What? ---- apa topik tulisan kita? apa yang paling dekat dan berkesan pada diri kita. Apa yang paling menggentarkan jiwa kita?. Ibaratnya, topik apa yang kita kita bicarakan selama 3 hari 3 malam tanpa jeda. Dan jika ditulis dengan hati dan karena senang, maka akan terasa pada tulisannya. [ kenal, peduli, familiar, tahu: obat kuat tulisan ]. What ala A. Fuadi adalah pengalaman di pesantren. Tugas penulis adalah menggali apa hal yang tak terlupakan dan bisa disampaikan dengan penuh perasaan. 
Menulislah dari hati.
Akan sampai ke hati. 

Trik menulis kisah pribadi tapi tidak memantik konflik karena orang terkait. 
Kita bisa ganti SPACE and TIME. 
Misalkan kejadian dipindah ke PLANET MARS, dan ganti tahun. 
Ganti nama, posisi, gender, jabatan dan lain sebagainya. Sehingga ibaratnya ini adalah inspirasi bukan kisah nyata. 

3. HOW ? 
Referensi dan visual, dari buku lain, foto, diari, dll

CARA RISET:
  • Meriset sebaiknya kuat. 
  • Tulisan yang risetnya kuat jadi tampak nyata dan kekuatan untuk bersaing
  • Bisa dilakukan dengan wawancara, ngobrol, membuka diari lama. Datang ke tempat asal. Bagian yang penting di diary, dikasih post it dan ditarik ke cerita fiksi novel. 
  • Detil bisa didapatkan apalagi berdasarkan pengalaman
  • Pengalaman bisa sangat personal


4. When 
Cicil setiap hari: sedikit lama-lama menjadi buku


Membuat awal adalah mencari cerita dari diri sendiri untuk UNLOCKED DIRI KITA. Nanti dilanjutkan bisa dijadikan di bagian mana pun dan tokohnya siapapun. 

Deskripsi cerita gunakan PANCA INDERA untuk memperkuat rasa. 

Ingin Berbagi Cerita Bersama Mamah Gajah Ngeblog

33 komentar


Blogging seperti aktivitas membuka pintu-pintu baru. Baik itu berupa kesempatan, pekerjaan, pertemanan dan pasti pengetahuan baru yang kadang tidak diduga bisa datang. 

Menjadi blogger curhatan doang sampai jadi blogger profesional yang murni mengandalkan penghasilan dari blog, sudah saya alami. 

Ingin menghapus blog, bingung memilih domain, hobi mengganti template, ikut lomba blog sampai meriang dan riuh rendah menghadapi warna-warni blogger di berbagai komunitas, juga saya alami sendiri. 

Bermodal BLOGSPOT, platform murah meriah gembira besutan Google ini, saya mendapatkan banyak hal dari blog. Banyak sekali. 

Mulai dapat hadiah ketika pertama kalinya menang lomba blog berupa PC All in One ukuran gede, 19,5 inch untuk juara 2, dan bendanya berfungsi sampai sekarang. Bisa beberapa kali terbang ke beberapa kota dan juga pulau di Indonesia, karena menang lomba menulis lewat blog juga. Mendapatkan pekerjaan tak terduga sebagai penulis buku biografi, manajer content writer, blog editor yang hanya dikerjakan online tanpa bertemu sama sekali dengan klien, juga dari blog. 

Mundurnya saya dari berbagai komunitas blogger demi menjaga kenetralan posisi, ketenangan diri dan juga untuk memusatkan energi pada Startup Pendidikan: Kelasku Digital yang sedang saya buat. Itu pun pengalaman ngeblog. 

Bisa membuat beberapa jenis bisnis, walaupun satu per satu gugur juga, itu cepet eksis dan laris, karena blog juga. 

Hobi gonta-ganti template blog, terutama kalau lagi galau dan gabut :). Yang akhirnya menambah keinginan untuk masuk ke dunia lainnya, yaitu CODING, itu juga dari blog. 

BLOGGING + CODING, membuat saya bisa membuat blogspot biasa menjadi website landing page yang cukup bagus untuk sekolah, bisnis, startup dan juga online shop. Tidak sekadar menulis dan mengisi blog. 

Ah, masih banyak lagi yang ingin saya ceritakan kepada grup MAMAH GAJAH NGEBLOG ini, tentang pengalaman saya nge-blog. Dan kembali mendapatkan pembaca blog yang organik.

Yang blogwalking dan membaca dengan sepenuh hati. Tidak memberikan komentar blog seperti template copy paste saja, demi hanya menaikkan traffic blog. 

Prestasi ngeblog saya tidak luar biasa. Tapi lumayan banyak ragamnya. 

Dan yang terpenting adalah, ketika kita menjadi blogger, itu beneran bisa menjadi blogger yang independen kok. Dengan mengikuti kata hati. Menulis hal yang penting dan sesuai dengan prinsip diri. Tidak harus kuatir jika menjadi blogger yang "sendirian" dan tidak ada di dalam kerumunan. 

Dan lagi, BLOG itu beneran bisa jadi kendaraan untuk kita berkarya dan bekerja. 

Ini adalah alat sederhana yang manfaatnya cukup besar, jika kita tahu cara menggunakannya. 

Semoga satu demi satu cerita saya nanti bisa berguna ya. 

Terima kasih sudah menerima saya di grup Mamah Gajah Ngeblog. 

Tempat alumni ITB yang suka blogging. Khusus perempuan ini tampaknya. Semoga kita akur-akur saja ya :)

Keep going adek-adekku...

Yakin, berasa dari angkatan tua saya di sana *LOL

Oh ya, blog pertama saya sebenarnya di MULTIPLY, tapi dah hilang nih platform. Ditutup sama providernya tanpa peringatan, jadi semua konten blog ilang. 

Blogspot pertama saya di sini, https://heniprasetyorini.blogspot.com


Mengajari Anak Yang Tidak Suka Matematika

Tidak ada komentar

Ini buku ringkasan karya bu Rini, target segera dibeli jika sudah terbit. 



Hari Sabtu , 27 Desember 2020, malam minggu, jam 20.00 WIB. Di kamar. [terpaksa] mengajari anakku lagi tentang matematika.

Sebenarnya udah enggan megang buku ginian. Tapi kepaksa kudu ngajarin anak sendiri.

Lah tiap buka soal, kepikirannya, "misalkan soal ini dibikin di scratch bakal gimana ya ngodingnya?" 

Kalau ada yang nanya, "kok masih ingat bu, sama matematika? Padahal kerjanya atau apanya kan ga di bidang itu?"Ya saya masih ingat. Karena sejak jaman SD, suka math, tapi milihnya kuliah Kimia. Gajelasss 



Btw buku-buku ini, saya beli di bu yang sudah mengajarkan Fisika, Kimia, Matematika sejak kuliah di ITB (sekitar 30 tahun lamanya sampai saat ini).Kelihatan banget dah expert, urutan materinya runtuut.


Tadi buka buku ini lagi (setelah sekian lama disimpen di box plastik)....Fast reading untuk satu kasus soal UN. Trus tarik mundur ke Ringkasan Materi.

Nemu rumus dan bahasan yang enak dan mudah dimengerti. "Loh dek, ini ada rumusnya ya. Jaman mama ga ada eh. Keren ya bukunya bu Rini."Gitu kata saya. Tak mudah mengajarkan ilmu basic lagi, terutama ke anak saya ya ga terlalu minat ke matematika.

Mbanding-bandingkan anak dengan saya yang jaman muda dulu, yang sukacita bahagia gembira ria kalau disuruh ngerjain math, kalkulus, mavek, sejak SD sampai kuliah, ya bisa bentrok sama anak jadinya. Perang di meja belajar. Makin bete si anak sama matematika. Saya pun udah sempat jenuh banget, males banget megang lagi buku pelajaran MIPA. Tapi setelah banyak ngamati, anak saya ini butuh banget bantuan ibunya. Jadi ya wis ngalah. Melu sinau maneh :))

Eh ini tadi, buka lagi buku-bukunya bu Rini, yang saya beli sejak si anak sulung masih SMP, eh enak nih buku. Ga ruwet. Sangat membantu untuk Recall memori tentang matematika dengan lebih cepat dari yang saya duga.

Mood juga naik. Eh iya ya gini rumusnya. Oiya begini maksudnya.

Sekarang anak kedua saya masih kelas 8. Namun saya udah pesan juga Ringkasan Math, Fisika dan UN untuk SMA yang sedang ditulis bu Rini juga. Sekalian nyetok. Kalau ngajarin anak Math dan Kimia, insya Allah masih bisalah dipanggil kembali memori belajarnya.

Kalau Fisika, udahlah ampun. Ga mudeng. Dulu modal ngerjain ratusan soal jadi lolos. Untung bapaknya anak-anak, orang teknik, yang demen Fisika. Jadi aman. Ya begitulah. Saya kembali megang buku ini lagi. Sambil menerapkan konsep melatih anak saya untuk LHTL (Learning How To Learn), atau Belajar Cara Belajar.

Anak saya suka menggambar. Ga suka baca. Ga suka angka juga. Udah umur 14 tahun juga. We'll see, apakah trik ngajarin dia nanti berhasil di rumah. Bukan untuk memaksa suka math kayak ibunya. Tapi mengajarinya Learning Skill, membiasakannya untuk belajar, dan tahu cara belajar yang paling pas buat dirinya sendiri.

Saya mulainnya dengan ngobrol dulu panjang lebar dengan si anak. Walau dia nyebutnya, "mama ngasih siraman kalbu", Trus bikin kesepakatan, Belajar sehari satu soal aja. (Dulu SD, dikasih 5 soal udah nangis dia)

Tiap ngerjain pakai trik Jalan Mundur. 

1. Buka soal dulu. 

2. Baca soal. 

3. Pahami soal. 

4. Mengerti pertanyaan.

5. Mengungkapkan cara menjawab dengan kata-kata saja dulu. Kira-kira mmembayangkannya gimana. Karena dia suka nggambar, saya minta membayangkan soalnya jadi gambar. Maunya langsung saya suruh menuliskan format menjawab soal math. Seperti sakleknya saya dulu ngajarin kakaknya. Tapi nih adek, beda banget karakternya. Jadi, saya pilih langsung bantu. Dia jawab dengan kata-kata. Saya bantu nulis bahasa matematikanya.

6. Wajib menulis ulang Rumus. Biar nancep di sel neuronnya.7. Ngerjain soal8. Sambil latihan mbenerin skill ngitungnya.

Apa anak saya langsung senang?

Tiap 10 menit, dia ambil nafas panjang .

Tapi saya ga mau jadi baper atau emosi. "Santai dek. Santai. Ini gampang kok. Kamu aja ga kebiasaan. Besok-besok makin biasa, ya jadi bisa. Gampang."Demikian catatan ngajari anak belajar di rumah. Kita di kapal yang sama kok ibu-ibu Bu Heni, sabar banget ngajarnya?Iya sekarang. Dulu ya jadi Guru Killer banget saya ke anak-anak. Ampun dah. Ampun bener. Jangan dicontoh. Tapi ya proses. Makin umur. Makin ada pengalaman ini itu. Makin dekat ke anak. Antar anggota keluarga juga makin terbuka. Jadi ringan gitu. Ga gampang spanneng. Jadi ngefek juga bisa ngajarin anak lebih legowo dan sabar aja mengikuti flow laju belajar anak. 


Hari pertama dan kedua, proses belajar bareng saya ini kurang berhasil. Suasana ga nyaman. Anak merasa tertekan. Saya memintanya masuk di kamar saya, dan buku-buku ringkasan matematika yang tebal itu ada di kasur juga. Sepertinya bikin anak saya sesak nafas alias tertekan. Dia kan nggak suka buku dan baca buku, apalagi tebal. 

Lalu saya memikirkan trik lain bagaimana. 
Dan akhirnya menemukan yang cocok. 

Sebuah papan kecil saya tempelkan di tembok luar kamar anak saya. 

Setiap hari saya menuliskan SATU RUMUS baru. Dan Soal latihan. Dengan spidol hitam biasa. 

Anak saya akan mengerjakan soal itu kapan saja jika dia lewat dan sempat. 

Jika benar saya ganti baru. Jika jawaban salah, saya panggil anak saya dan saya terangkan dengan singkat. Paling lama 10 menit. 

Sepertinya ini berhasil.