Usia 42 Dapat Beasiswa Digital Talent Kominfo 2021

18 komentar
Udah tua kan saya, alhamdulillah semangat belajarnya nggak luntur juga. Kadang heran sendiri. Tetapi terus belajar juga penyelamat jiwa di masa pandemi. 

Kalau sudah bosan banget, paling ampuh cari materi belajar yang sulit dan rumit. Biar tenggelam dengan usaha memahaminya. Jadi lama-lama rasa ingin sembarangan ke luar rumah jadi musnah. 

Begitu pun berita adanya Digital Talent Scholarship yang diadakan Kominfo ini. Informasi dibagikan oleh salah satu member grup Bumagit di telegram. FYI, grup ini mengganti nama KCMI yang sekarang vacum dan mungkin berhenti beroperasi. 

KCMI = Komunitas Coding Mum Indonesia 
Bumagit = Ibu Rumah Tangga Digital

Sebenarnya misi visi mirip-mirip dengan KCMI sih, namun Bumagit lebih longgar dan luas. Tak sekadar grup ibu-ibu belajar coding. 

Tapi ya pesertanya mom coder, tetep aja yang dibagikan informasi seputar programming. Terutama segala program gratisan. 

Saya tidak tertarik dengan DTS. Karena tahun lalu harus datang ke kampus tertentu. Selama pandemi masih belum aman, saya dan keluarga berkomitmen tak mau ke luar rumah. Kecuali sesekali aja belanja sembako, harian, ke ATM udah gitu aja yang dekat-dekat. 

Sebaliknya, yang membagikan info DTS terus menyemangati kami untuk ikutan. Mumpung semuanya bisa online. Baik ujian saringan masuk, pun saat belajarnya. Full 100% online. 

Nah boleh juga nih. Saya pun kepoin itu website kominfo tentang DTS. Lengkap sesuai sasaran. Untuk anak muda biar dapat skill kerja, UMKM dan yang paling menarik perhatian saya adalah program Professional Academy yang kelak dapat Sertifikasi Profesional. Yang ini bukan untuk mahasiswa atau anak muda, melainkan lebih ke praktisi atau pekerja. 

Saya coba daftar dengan memasukkan profil sebagai Founder Startup Kelasku Digital. Dan freelance trainer untuk coding anak-anak. 

Saringan pertama lolos, saya diberikan email berisi link untuk Tes Substansi. Isinya sesuai materi yang diambil. 

Saya sengaja memilih Programming Web: HTML, CSS & Javascript. Daripada Python Programming yang belum saya kuasai sama sekali. 

Kali ini saya melepaskan idealisme ingin belajar hal baru. Ilmunya aja. Nggak butuh sertifikatnya. Seperti biasanya. 

Tapi, kudu rada cerdas dan realistis. Yang saya ikuti nanti memberikan Sertifikasi Profesional. Ini yang utama. 
Maka saya pilih materi yang lebih saya sudah kenal dan pahami sebelumnya. 

Dan malah saya juga sudah membuka Kelas Belajar Website untuk anak-anak. Maka ini yang saya ambil. Sekaligus menata kurikulum kelas anak ketika saya belajar. 

Tes Substansi diadakan online. Dengan beberapa syarat teknis untul enable cookies & javascript. Juga sinyal wifi kudu kuat banget. Ga boleh ditinggal ke toilet sekalipun. Dan camera harus on. 

Saya mikirnya udah kayak Ujian ala Google Certified Educator gitu. 

Deg-degan ajalah. Ternyata pas buka website soal ujian, ga ada tanda camera menyapa di laptop saya. Padahal dah siap berjilbab panas-panas siang-siang di kamar :)

Ujian diberi waktu 60 menit, saya selesai 18 menit saja langsung submit. 

Bukan ke PD an sih. Soal Javascript cuma 50-70% aja bisa jawab. Kalau HTML CSS dah bisa semua. 

Saya nggak kepikiran untuk mundur dan koreksi jawaban. Sampai ke butir soal ke-100 udah submit. Done. 

Lalu saya teruskan menyiapkan kelas coding anak-anak. 

Pas udah sadar kalau bisa aja rada "curang" gitu kan ya?
Jawaban yang kayaknya salah, bisa diedit gitu sambil browsing contekan dari google di HP, ya kan? 
Rada menyesal juga , kenapa tadi tidak nyontek ya? hahaha, tapi segera di skip perasaannya. Udah kebiasaan sejak jaman sekolah, kalau ujian hanya mengandalkan isi kepala sendiri dan harus cepat menjawab. Supaya tidak lupa. Begitu juga saat tes di Apple Deceloper Academy tahun 2019 itu, saya menjawab dengan cepat karena kalau ragu pasti malah banyak yang salah. Jawab cepat dan submit. Done. 
Udahlah, saya juga ga terlalu berharap. Biasalah bonek, bondo nekad. Lolos syukur, ga ya belajar sendiri. Wong belajar itu bisa dari mana saja kok.  


Grup Bumagit ramai harap-harap cemas. Sampai akhirnya pengumuman dan lolos semua. Alhamdulillah termasuk saya. 

Kali ini saya akan pelajari dengan menikmati sepenuh hati. Materi tak terlalu sulit. Bisa jadi momen untuk mengingat ulang. 

Ya belajar selalu menyenangkan buat saya nih. Kalau kalian bagaimana? Anak-anaknya juga suka belajar kayak saya? 





Menulis dari Hati Ala A. Fuadi

Tidak ada komentar








Ini adalah catatan ketika saya mengikuti mini workshop menulis yang diadakan oleh A. Fuadi. Diadakan secara online menggunakan zoom. Yang katanya peserta datang dari 5 negara. 

  • Menulis bisa mengakselerasi karir dan hidup kita
  • Kita harus terbuka untuk menyampaikan ide dalam berbagai medium (buku, film, dll)
  • Potensi buku difilmkan cukup besar
  • Buku itu dilirik oleh para produser atau PH untuk difilmkan
  • Novel Indonesia terbaik, berdasarkan Goodreads. Amati yang sudah difilmkan itu cukup banyak
  • Jadi buku yang laku, ada kemungkinan besar akan difilmkan.
Menurut A. Fuadi, Resep buku menjadi film jika memenuhi syarat ini:
  1. Best seller
  2. Eksternal, extrovert
  3. Punya voice yang kuat. Tinggal diperkuat dengan visual.
  4. Alinea awal
  5. Sampul
  6. Yang paling penting: tulisan yang baik
Tulisan yang internal itu seperti banyak dialog ke dalam yang hanya di dalam pikirannya. Ini sulit untuk pembuat film membuatkan adegannya. Jadi sebaiknya eksternal. 

Contoh di buku Negeri 5 Menara, banyak aksi, kegiatan, perjalanan yang mudah digambarkan oleh pembaca dan pembuat film. 

Tidak hanya harus best seller. Penting juga jika punya RUH yang kuat. Atau maksudnya VOICE yang kuat. 

Penting juga jika di alinea pertama, tulisan kita sudah menculik perhatian kita. Jadi kita fokuskan energi agar DI AWAL CERITA harus KUAT. Lalu di bagian selanjutnya itu juga kuat dan memperkuat. 

Pentingnya SAMPUL YANG BAGUS, karena ini juga berbicara lebih baik untuk menyampaikan ide. Tidak cukup hanya tulisan saja. Sebaiknya menggunakan bantuan desainer. 

TULISAN YANG BAIK juga bisa menggerakkan hati dan menginspirasi. Setelah baca, orang itu termangu dan ingin melakukan sesuatu. 
 
Menulis harus ada komitmen pada MUTU juga. 
Walau di platform online, cepat tidaknya tayang, dikendalikan dengan mutu tulisan dan keputusan penulis. 


TULISAN adalah KARPET TERBANG.
  • bisa pindah medium
  • bisa mengantarkan kita ke tempat yang "aneh" di luar dugaan kita
  • tulisan tentang LOKALITAS (budaya, kebiasaan) itu menarik perhatian
CERITA bisa dalam bentuk:
  • buku anak
  • biografi
  • kritik sosial
  • kisah perjalanan
Tulisan populer = tulisan yang banyak dibaca orang. 

Proses Menulis A. Fuadi:
  1. Fondasi Hati (Inner Journey)
  2. Bangunan Rasa. Data & Logika (Outer Journey)
MENULIS DARI HATI
Dikejar dengan pertanyaan:
  1. Why? ------ Apa tujuan menulis? cari yang kuat alasannya. [Luruskan niat: suntikan stamina yang tidak putus]. Why ala A. Fuadi = "Sebaik-baiknya manusia yang paling bermanfaat buat orang lain (Nabi Muhammad SAW).
  2. What? ---- apa topik tulisan kita? apa yang paling dekat dan berkesan pada diri kita. Apa yang paling menggentarkan jiwa kita?. Ibaratnya, topik apa yang kita kita bicarakan selama 3 hari 3 malam tanpa jeda. Dan jika ditulis dengan hati dan karena senang, maka akan terasa pada tulisannya. [ kenal, peduli, familiar, tahu: obat kuat tulisan ]. What ala A. Fuadi adalah pengalaman di pesantren. Tugas penulis adalah menggali apa hal yang tak terlupakan dan bisa disampaikan dengan penuh perasaan. 
Menulislah dari hati.
Akan sampai ke hati. 

Trik menulis kisah pribadi tapi tidak memantik konflik karena orang terkait. 
Kita bisa ganti SPACE and TIME. 
Misalkan kejadian dipindah ke PLANET MARS, dan ganti tahun. 
Ganti nama, posisi, gender, jabatan dan lain sebagainya. Sehingga ibaratnya ini adalah inspirasi bukan kisah nyata. 

3. HOW ? 
Referensi dan visual, dari buku lain, foto, diari, dll

CARA RISET:
  • Meriset sebaiknya kuat. 
  • Tulisan yang risetnya kuat jadi tampak nyata dan kekuatan untuk bersaing
  • Bisa dilakukan dengan wawancara, ngobrol, membuka diari lama. Datang ke tempat asal. Bagian yang penting di diary, dikasih post it dan ditarik ke cerita fiksi novel. 
  • Detil bisa didapatkan apalagi berdasarkan pengalaman
  • Pengalaman bisa sangat personal


4. When 
Cicil setiap hari: sedikit lama-lama menjadi buku


Membuat awal adalah mencari cerita dari diri sendiri untuk UNLOCKED DIRI KITA. Nanti dilanjutkan bisa dijadikan di bagian mana pun dan tokohnya siapapun. 

Deskripsi cerita gunakan PANCA INDERA untuk memperkuat rasa. 

Ingin Berbagi Cerita Bersama Mamah Gajah Ngeblog

33 komentar


Blogging seperti aktivitas membuka pintu-pintu baru. Baik itu berupa kesempatan, pekerjaan, pertemanan dan pasti pengetahuan baru yang kadang tidak diduga bisa datang. 

Menjadi blogger curhatan doang sampai jadi blogger profesional yang murni mengandalkan penghasilan dari blog, sudah saya alami. 

Ingin menghapus blog, bingung memilih domain, hobi mengganti template, ikut lomba blog sampai meriang dan riuh rendah menghadapi warna-warni blogger di berbagai komunitas, juga saya alami sendiri. 

Bermodal BLOGSPOT, platform murah meriah gembira besutan Google ini, saya mendapatkan banyak hal dari blog. Banyak sekali. 

Mulai dapat hadiah ketika pertama kalinya menang lomba blog berupa PC All in One ukuran gede, 19,5 inch untuk juara 2, dan bendanya berfungsi sampai sekarang. Bisa beberapa kali terbang ke beberapa kota dan juga pulau di Indonesia, karena menang lomba menulis lewat blog juga. Mendapatkan pekerjaan tak terduga sebagai penulis buku biografi, manajer content writer, blog editor yang hanya dikerjakan online tanpa bertemu sama sekali dengan klien, juga dari blog. 

Mundurnya saya dari berbagai komunitas blogger demi menjaga kenetralan posisi, ketenangan diri dan juga untuk memusatkan energi pada Startup Pendidikan: Kelasku Digital yang sedang saya buat. Itu pun pengalaman ngeblog. 

Bisa membuat beberapa jenis bisnis, walaupun satu per satu gugur juga, itu cepet eksis dan laris, karena blog juga. 

Hobi gonta-ganti template blog, terutama kalau lagi galau dan gabut :). Yang akhirnya menambah keinginan untuk masuk ke dunia lainnya, yaitu CODING, itu juga dari blog. 

BLOGGING + CODING, membuat saya bisa membuat blogspot biasa menjadi website landing page yang cukup bagus untuk sekolah, bisnis, startup dan juga online shop. Tidak sekadar menulis dan mengisi blog. 

Ah, masih banyak lagi yang ingin saya ceritakan kepada grup MAMAH GAJAH NGEBLOG ini, tentang pengalaman saya nge-blog. Dan kembali mendapatkan pembaca blog yang organik.

Yang blogwalking dan membaca dengan sepenuh hati. Tidak memberikan komentar blog seperti template copy paste saja, demi hanya menaikkan traffic blog. 

Prestasi ngeblog saya tidak luar biasa. Tapi lumayan banyak ragamnya. 

Dan yang terpenting adalah, ketika kita menjadi blogger, itu beneran bisa menjadi blogger yang independen kok. Dengan mengikuti kata hati. Menulis hal yang penting dan sesuai dengan prinsip diri. Tidak harus kuatir jika menjadi blogger yang "sendirian" dan tidak ada di dalam kerumunan. 

Dan lagi, BLOG itu beneran bisa jadi kendaraan untuk kita berkarya dan bekerja. 

Ini adalah alat sederhana yang manfaatnya cukup besar, jika kita tahu cara menggunakannya. 

Semoga satu demi satu cerita saya nanti bisa berguna ya. 

Terima kasih sudah menerima saya di grup Mamah Gajah Ngeblog. 

Tempat alumni ITB yang suka blogging. Khusus perempuan ini tampaknya. Semoga kita akur-akur saja ya :)

Keep going adek-adekku...

Yakin, berasa dari angkatan tua saya di sana *LOL

Oh ya, blog pertama saya sebenarnya di MULTIPLY, tapi dah hilang nih platform. Ditutup sama providernya tanpa peringatan, jadi semua konten blog ilang. 

Blogspot pertama saya di sini, https://heniprasetyorini.blogspot.com


Mengajari Anak Yang Tidak Suka Matematika

Tidak ada komentar

Ini buku ringkasan karya bu Rini, target segera dibeli jika sudah terbit. 



Hari Sabtu , 27 Desember 2020, malam minggu, jam 20.00 WIB. Di kamar. [terpaksa] mengajari anakku lagi tentang matematika.

Sebenarnya udah enggan megang buku ginian. Tapi kepaksa kudu ngajarin anak sendiri.

Lah tiap buka soal, kepikirannya, "misalkan soal ini dibikin di scratch bakal gimana ya ngodingnya?" 

Kalau ada yang nanya, "kok masih ingat bu, sama matematika? Padahal kerjanya atau apanya kan ga di bidang itu?"Ya saya masih ingat. Karena sejak jaman SD, suka math, tapi milihnya kuliah Kimia. Gajelasss 



Btw buku-buku ini, saya beli di bu yang sudah mengajarkan Fisika, Kimia, Matematika sejak kuliah di ITB (sekitar 30 tahun lamanya sampai saat ini).Kelihatan banget dah expert, urutan materinya runtuut.


Tadi buka buku ini lagi (setelah sekian lama disimpen di box plastik)....Fast reading untuk satu kasus soal UN. Trus tarik mundur ke Ringkasan Materi.

Nemu rumus dan bahasan yang enak dan mudah dimengerti. "Loh dek, ini ada rumusnya ya. Jaman mama ga ada eh. Keren ya bukunya bu Rini."Gitu kata saya. Tak mudah mengajarkan ilmu basic lagi, terutama ke anak saya ya ga terlalu minat ke matematika.

Mbanding-bandingkan anak dengan saya yang jaman muda dulu, yang sukacita bahagia gembira ria kalau disuruh ngerjain math, kalkulus, mavek, sejak SD sampai kuliah, ya bisa bentrok sama anak jadinya. Perang di meja belajar. Makin bete si anak sama matematika. Saya pun udah sempat jenuh banget, males banget megang lagi buku pelajaran MIPA. Tapi setelah banyak ngamati, anak saya ini butuh banget bantuan ibunya. Jadi ya wis ngalah. Melu sinau maneh :))

Eh ini tadi, buka lagi buku-bukunya bu Rini, yang saya beli sejak si anak sulung masih SMP, eh enak nih buku. Ga ruwet. Sangat membantu untuk Recall memori tentang matematika dengan lebih cepat dari yang saya duga.

Mood juga naik. Eh iya ya gini rumusnya. Oiya begini maksudnya.

Sekarang anak kedua saya masih kelas 8. Namun saya udah pesan juga Ringkasan Math, Fisika dan UN untuk SMA yang sedang ditulis bu Rini juga. Sekalian nyetok. Kalau ngajarin anak Math dan Kimia, insya Allah masih bisalah dipanggil kembali memori belajarnya.

Kalau Fisika, udahlah ampun. Ga mudeng. Dulu modal ngerjain ratusan soal jadi lolos. Untung bapaknya anak-anak, orang teknik, yang demen Fisika. Jadi aman. Ya begitulah. Saya kembali megang buku ini lagi. Sambil menerapkan konsep melatih anak saya untuk LHTL (Learning How To Learn), atau Belajar Cara Belajar.

Anak saya suka menggambar. Ga suka baca. Ga suka angka juga. Udah umur 14 tahun juga. We'll see, apakah trik ngajarin dia nanti berhasil di rumah. Bukan untuk memaksa suka math kayak ibunya. Tapi mengajarinya Learning Skill, membiasakannya untuk belajar, dan tahu cara belajar yang paling pas buat dirinya sendiri.

Saya mulainnya dengan ngobrol dulu panjang lebar dengan si anak. Walau dia nyebutnya, "mama ngasih siraman kalbu", Trus bikin kesepakatan, Belajar sehari satu soal aja. (Dulu SD, dikasih 5 soal udah nangis dia)

Tiap ngerjain pakai trik Jalan Mundur. 

1. Buka soal dulu. 

2. Baca soal. 

3. Pahami soal. 

4. Mengerti pertanyaan.

5. Mengungkapkan cara menjawab dengan kata-kata saja dulu. Kira-kira mmembayangkannya gimana. Karena dia suka nggambar, saya minta membayangkan soalnya jadi gambar. Maunya langsung saya suruh menuliskan format menjawab soal math. Seperti sakleknya saya dulu ngajarin kakaknya. Tapi nih adek, beda banget karakternya. Jadi, saya pilih langsung bantu. Dia jawab dengan kata-kata. Saya bantu nulis bahasa matematikanya.

6. Wajib menulis ulang Rumus. Biar nancep di sel neuronnya.7. Ngerjain soal8. Sambil latihan mbenerin skill ngitungnya.

Apa anak saya langsung senang?

Tiap 10 menit, dia ambil nafas panjang .

Tapi saya ga mau jadi baper atau emosi. "Santai dek. Santai. Ini gampang kok. Kamu aja ga kebiasaan. Besok-besok makin biasa, ya jadi bisa. Gampang."Demikian catatan ngajari anak belajar di rumah. Kita di kapal yang sama kok ibu-ibu Bu Heni, sabar banget ngajarnya?Iya sekarang. Dulu ya jadi Guru Killer banget saya ke anak-anak. Ampun dah. Ampun bener. Jangan dicontoh. Tapi ya proses. Makin umur. Makin ada pengalaman ini itu. Makin dekat ke anak. Antar anggota keluarga juga makin terbuka. Jadi ringan gitu. Ga gampang spanneng. Jadi ngefek juga bisa ngajarin anak lebih legowo dan sabar aja mengikuti flow laju belajar anak. 


Hari pertama dan kedua, proses belajar bareng saya ini kurang berhasil. Suasana ga nyaman. Anak merasa tertekan. Saya memintanya masuk di kamar saya, dan buku-buku ringkasan matematika yang tebal itu ada di kasur juga. Sepertinya bikin anak saya sesak nafas alias tertekan. Dia kan nggak suka buku dan baca buku, apalagi tebal. 

Lalu saya memikirkan trik lain bagaimana. 
Dan akhirnya menemukan yang cocok. 

Sebuah papan kecil saya tempelkan di tembok luar kamar anak saya. 

Setiap hari saya menuliskan SATU RUMUS baru. Dan Soal latihan. Dengan spidol hitam biasa. 

Anak saya akan mengerjakan soal itu kapan saja jika dia lewat dan sempat. 

Jika benar saya ganti baru. Jika jawaban salah, saya panggil anak saya dan saya terangkan dengan singkat. Paling lama 10 menit. 

Sepertinya ini berhasil. 



Cara Membuat Website dengan Google Sites

Tidak ada komentar

  Tahap membuat website:

  1. Sketching
  2. Prototyping
  3. Coding
  4. Deploying

Sketching

Membuat rencana atau sketsa website lebih mudah dengan menulis di kertas atau buku, menggunakan pensil. Jadi mudah untuk dikoreksi. Contohnya sebagai berikut:



Prototyping

Prototyping adalah membuat protoype atau contoh produk yang mirip aslinya, bisa dijalankan atau menunjukkan alur kerjanya. Bisa dibuat dari potongan kertas/kerdus dengan tulisan yang sesuai. Atau dengan aplikasi mockup dan prototype. Bisa juga menggunaka Google Sites seperti ini. 





Coding


Membuat website sendiri dari nol, membutuhkan coding sendiri dengan berbagai jenis kode pemrograman. Bisa dengan HTML, CSS, Javascript. Atau dengan PHP, Python dan laravel. 

Akan tetapi dengan Google Sites, kita tidak perlu melakukan coding. 
Melainkan langsung memasukkan konten atau aset sesuai dengan kebutuhan. Bisa memasukkan gambar, tulisan, link, video atau kode semat (embed code). Semua itu sudah disediakan di Google Sites. 

Setelah melakukan Prototype seperti gambar di atas, dilanjutkan saja mengisi konten di dalamnya dan klik PUBLIKASIKAN. 

isi dengan konten yang dibutuhkan (ganti tulisan sesuai maksud membuat website)


Setelah selesai, klik PUBLIKASIKAN. 


Atau tampilannya menjadi rapi seperti ini:

tampilan Website Landing Page satu halaman 



Deploying


Deploying dari asal kata deploy artinya menyebarkan.
Maksudnya adalah cara menyebarkan atau membagikan link website yang sudah dibuat dari Google Sites. 

Cara langsung adalah membagikan saja link website yang sudah jadi, seperti ini:

Cara lain adalah  memperpendek link dengan aplikasi shorten link. Bisa menggunakan berbagai cara. Salah satunya dengan s.id. 

Caranya: 
  1. Buka website s.id di https://home.s.id/
  2. Copy paste link Website hasil buatan kita ke kolom yang tersedia [tidak perlu sign in]
  3. lalu Copy link yang sudah diperpendek menjadi https://s.id/w-8xL


          4. Selesai. Website kamu siap digunakan dan dibagikan dengan mudah. 


WEBSITE ini bisa di EDIT:

Caranya buka kembali ke GOOGLE DRIVE. 

Lalu klik saja tampilan website yang akan diedit. Nanti akan masuk ke halaman editor. 



Cara Membuat Kelas Online di Udemy

2 komentar

Udemy adalah platform kelas online yang terbuka untuk umum. Pengguna bisa mendaftar menjadi Student atau Instructor. 

Sejak 2019 lalu saya aktif menjadi student di Udemy dengan membeli beberapa kelas, terutama untuk belajar coding. 

Sudah lama sekali saya ingin juga membuat kelas online di Udemy, namun masih ragu dan merasa ini sulit banget. Jika melihat kualitas kelas online yang telah saya beli, kebayang kalau saya tidak bisa sebagus itu. Dan pasti saya tidak lolos kurasi oleh tim Udemy. 

Namun, dengan berjalan waktu saya melihat beberapa teman mulai mempromosikan kelas online yang dia buat di Udemy. Kelas yang dibuat dengan bahasa Indonesia. Dan tidak perlu berisi konten dengan animasi yang didesain sangat bagus dan profesional. Hal ini membuat kepercayaan diri saya naik dan yakin kalau bisa juga membuat kelas online di Udemy. 

Mulailah saya uprek lagi tuh aturan dan langkah-langkah yang sudah dijelaskan juga oleh Udemy di website-nya. Beberapa hal saya kroscek dengan teman-teman, termasuk mbak Dian Nafi yang sudah punya 5 kelas menulis di Udemy. Matur nuwun mbakyu. 

Saya sudah mengajar sekitar 100 murid di kelas online AYO BERMAIN CODING MENGGUNAKAN SCRATCH PROGRAMMING, sejak awal tahun 2020 sampai sekarang. Dengan pengalaman itu, saya yakin siap untuk membuat konten materi ajar yang cocok untuk anak-anak maupun guru atau orang tuanya. 

Skill ngedit video saya belum bagus, dan butuh waktu lama jika harus nunggu belajar video editing dulu. Saya coba mencari akal untuk membuat rekaman video yang bagus dan mudah. Yang penting wajah saya muncul dan materi bisa tampil bagus dan jelas. Maka trik itu pun jatuh ke recording ZOOM. 

Kualitas video memang tidak sempurna. Terutama jika fokus tampilan wajah. Lebih bagus merekam langsung dengan HP jika butuh video sosok trainer sih. Cuma kelas belajar coding tentu banyak sekali untuk SCREEN RECORD saja, karena langsung praktek di websitenya atau praktek ngodingnya gitu. Wajah trainer hanya muncul di kotak kecil saja, jadi ga masalah. Asal gambar website dan suara jelas. 

Nah, setelah beberapa hari membuat konten video dengan Zoom, hari ini saya selesaikan urusan printilan administratif dan kurikulum membuat kelas online di Udemy. Berikut ceritanya:

gambar ini saya buat di Canva, tentu saja, terakhir ketika mengisi landing page kursus di Udemy. Udah ada template-nya


Langkah awal biar happy adalah melengkapi BIO PROFIL dengan kalimat yang menyenangkan seperti ini :)


Sebelum melangkah lebih jauh, saya pastikan kalau akun saya bakal bisa mengakses keuangan. Jadi mbenahi ini dulu. Ikuti saja langkah-langkahnya. 


Alhamdulillah setelah mengisi dengan benar dan cepat langsung di-approve. Kemarin general error dan ditolak karena kelamaan ngisinya. Ragu-ragu melulu.


Catatan tambahan:
Untuk Payment, bisa memilih juga Paypal. 

Paypal





Saya akhirnya pindah menggunakan Paypal karena lebih cepat bisa dicairkan uangnya ke bank di Indonesia. 

Kalau di Paypal, minimal 10 dollar sudah bisa ditarik. 
Sedangkan di Payoneer, minimal 50 dollar baru bisa ditarik.

Sayangnya, uang saya sekitar 35 dollar di Payoneer, belum bisa ditarik. Karena saya berpindah metode Payment dari Payoneer ke Paypal. 

Sebaiknya, teman-teman memutuskan dulu mau memakai apa ketika membuat akun instruktur di Udemy. Supaya tidak mengalami kejadian seperti saya ya. 


Untuk awal saya berencana membuka kelas gratis dulu. Tapi ingin tahu juga tentang Pricing dan kalau mau bikin KODE PROMO. Nah ini hasilnya.

siapkan konten edukasi

Ini gambaran layout KURIKULUM yang sudah saya isi. Beberapa kali kesulitan menambahkan SECTION atau LECTURE. Karena ga tahu bedanya. Eh setelah diisi beberapa konten lalu di PREVIEW baru ngeh, oh ini Section dan ini Lecture. 



Baru bikin 2 Lecture, saya coba untuk PREVIEW as INSTRUCTOR dan inilah tampilannya, walah happy juga hati ini. Serasa aku adalah Angela Yu :)



Langkah selanjutnya adalah SUBMIT ternyata saya ditolak, karena harus mengisi Landing Page dulu



ini format mengisi Landing Page atau tampilan halaman pertama "BROSUR" kelas online kita di Udemy. 


Nah sudah jadi PREVIEW total kelas online pertama saya yang gratis. 






Setelah Landing Page beres, ternyata harus verifikasi data dulu. Dan ini ada beberapa langkah karena saya dari Indonesia


 

Nah, ini langkah alternatif proses verifikasi data pribadi kita yang berasal dari Indonesia. 


Nanti akan diarahkan ke website Persona. Siapkan foto KTP atau SIM ya. Juga nanti ada verifikasi pakai webcam juga. Jadi pas bikin ini, usahakan laptop/komputernya ga rusak tuh kameranya. 




Nah proses selesai, menunggu 3 hari. Setelah ini akan saya edit lagi hasilnya di bawah ini ya. Dengan memberikan link kelas online gratis pertama saya di Udemy





Nah lanjut. Ini hari ke-1. Saya sudah dapat email bahwa identitas telah terverifikasi dengan baik. Jadi bisa langsung Submit Course. Tinggal menunggu lagi 2 hari. Maka Free Course pertama saya bisa di enroll. Ow so happy.






Dan, hari ini mendapat email feedback. Kalau saya harus mengganti image yang tepat. Baik ukuran maupun posisi gambar jika nanti udemy dibuka di mobile phone yang layarnya kecil. 



Jadi isi course ga masalah. Yang mending diganti itu gambar di Landing Page.

as always bikinnya di canva. dan ukuran image yang beneran sesuai aturan yaitu 750x422 pixels

edit langsung, kemudian klik mark as fixed 


baru klik re-submit lagi



Semoga dah lolos kali ini. Bismillah.

Nah bener deh, esok harinya udah langsung di approve. Jadi perbaikan cuma di foto cover course aja. Harus gambar saja tanpa teks. Dan posisinya di tengah. 

Nah silahkan klik langsung ke my first free course di Udemy ya. 

Enjoy.