Jangan Kasar di Media Sosial, Akibatnya Bisa Fatal

Tidak ada komentar
Memaki-maki, menyebut orang bodoh, merapal nama-nama binatang yang mewakili kata umpatan, kok bisa muncul di kolom komentar, status atau fitur pesan di media sosial?




Lebih tepatnya, kok bisa manusia setega itu, berkata kasar secara blak-blakan kepada orang lain. Di tempat umum. Di media sosial yang digunakan sejuta umat. Yang bisa saja dibaca oleh teman anaknya, teman suaminya, suaminya sendiri, ibunya, bapaknya, ibu gurunya, bapak gurunya atau bahkan tetangga. 

Saya paling tidak habis pikir dengan orang-orang yang bisa seberani itu. 

Bukan untuk mereka yang memang dibayar untuk berkata kasar. Saya heran jika ini dilakukan oleh pribadi perseorangan, dalam segala latar belakang profesinya. Baik itu laki-laki atau perempuan. Bapak-bapak maupun ibu-ibu. 

"Habis nulis makian gitu, apa bisa tidur malam dengan tenang?"

Selalu itu yang terlintas di benak saya. Kenapa orang bisa sesantai itu menggerakkan jarinya untuk menulis kata yang jelas menyakitkan dirinya sendiri, jika orang melakukan hal yang sama. 

Kenapa?

Ini sebuah pertanyaan dan ke-kepo-an yang sia-sia juga sepertinya. Karena, sedalam apapun hasil investigasi saya atas diri pribadi pelaku, biasanya tidak menemukan titik terang atau alasan kuat kenapa ini terjadi. Bisa saja hanya berupa hipotesis kecil saya pribadi dari data yang minim. 

Ya, data yang minim. Karena data atas sifat dan latar belakang itu muncul juga didapat dari media sosial atau media berita digital (jika pelaku berkata kasar ini cukup terkenal atau mendadak viral). 

Dan, sekali lagi, tampilan di media sosial itu tidak sepenuhnya benar. Yang bisa benar valid banget adalah ketemu langsung tatap muka, bertanya dan menanyakan langsung atau menyelidiki langsung di tempat kejadian. Macam detektif saja. 

Gini, saya sedang tidak ingin membahas SEBAB. 
Tapi, saya ingin berbagi pandangan tentang AKIBAT. 

Apa akibatnya, jika kita mengumbar kata-kata kasar di media sosial?
  • Jadi viral?
  • Diserang netizen?
  • Malu?
  • Kena spam data pribadi tersebar?
  • Makin marah?
  • Dilaporkan ke pihak berwajib
  • Dipenjara?
Ada nggak yang berkata kasar lalu ujung-ujungnya masuk bui?

Ada gitu loh. 
Ada kan?

Coba cari sendiri. Deretan nama pesohor negeri ini, entah artis, penyanyi, selebgram, orang biasa dan siapa saja yang tak bisa mengontrol jarinya menulis hal buruk di media sosial, terkena akibatnya. 

Jika, contoh seperti ini sudah bertebaran di linimasa, kok ya masih berani mengumbar kata?

Kan lebih baik menahan diri. 
Jika tak berkenan dengan komentar orang, hapus saja. Semakin tidak berkenan, block, remove, mute, unfriend, apalah pilih saja semua fitur yang sudah sukarela disediakan penyedia media sosial tersebut. Memang ada dan bisa dipilih. 

Bukan bicara karma. Atau dampak psikologis. Saya tidak kompeten bicara di ranah itu. 

Akan tetapi, life is mistery. Hidup ini misterius sekali. Apa yang terjadi di masa depan, sama sekali tidak bisa ditebak dan dikendalikan. 

Bisa jadi, hari ini kita sangat bagus, sukses, berhasil, yakin benar dan patut dibanggakan sehingga macam boleh sesumbar apa saja. 

Siapa tahu di masa depan, ada silap lidah. Ada kesalahan yang tak disengaja. Atau bahkan seseorang menguak masa lalu kita, atau bahkan kesalahan dari saudara kita, teman kita yang malah diputarbalikkan menjadi kesalahan kita?

Itu bisa saja terjadi. 
Di dunia mudah sebar hasil tangkap layar dan rekam video ini, semua bisa terjadi. 

Maka berhati-hatilah. 

MEDIA SOSIAL adalah media untuk berSOSIALISASI. 
Bukan jadi tempat untuk saling mencaci maki. 

Sungguh rugi, waktu yang sedikit ini, hanya untuk menyimpan energi negatif dari satu dua kalimat orang. 

Tahan diri. Pikirkan akibat jika lupa diri dan tidak bisa menahan emosi. 

Betapa ngeri apa yang terjadi di dunia ini, jika kita asal saja berbuat. Apalagi, di akhirat nanti. 


Gunakan media sosial untuk menambah ilmu, pendapatan dan teman. 

Dengan mengalihkana fokus di ranah ini, Insya Allah, kita lebih terjaga dan bisa menjaga diri sendiri. Kasihan keluarga dan orang terdekat kita, jika masih sembarangan. 

Bu, Pak, tahan diri, kasihan anak-anak....


Catatan Akhir Tahun

10 Desember 2021

Tidak ada komentar

Thanks For Your Comment :)