Tiny Planets Film Bagus Untuk Anak Usia Dini

Tidak ada komentar


Waktu anak sulungku lahir, hampir 19 tahun yang lalu, dia suka menonton film ini. Kami menyebutnya film Bing Bong. 



Dan waktu kucoba mencari lagi di Youtube, eh ternyata ada channel resmi dari produsennya. Ini pakai bahasa aslinya, bahasa Inggris. Kalau dulu anakku menyimak di televisi sudah di-dubbing dengan bahasa Indonesia. 

Coba lihat deh. Pasti anaknya suka. 

Nah, kalau memilih film untuk anak usia dini, hati-hati ya. 

Pilih yang ritmenya pelan saja. Jangan yang cepet berganti adegan atau animasi gerakan. Nanti berakibat anaknya susah untuk fokus dan konsentrasi. 

Baik silahkan menikmati. 

Refleksi Akhir Tahun 2021

Tidak ada komentar


 

Tahun ini sepertinya ragam peristiwa terjadi, walau saya dan keluarga tetap ada di dalam rumah saja sejak pandemi tahun 2020. Jadi terhitung sudah 2 tahun kami "bersemedi" di rumah. 

Seingatnya, saya coba merefleksikan pengalaman hidup ini. Jujur saja, sejak virus COVID-19 dinyatakan resmi masuk di Surabaya, tidak ada keteraturan yang bagus untuk menulis jurnal kehidupan sehari-hari, karena waktu dan energi habis untuk bertahan dan membuat kondisi rumah baik-baik saja dan biasa-biasa saja. 

Ketika selesai lulus dari Apple Developer Academy Indonesia di Surabaya, bersama Universitas Ciputra, tepat di akhir tahun 2020, saya berpikir keras tentang karir dan pekerjaan untuk diri saya sendiri. 

Ibaratnya sudah mencoba ini itu, sejak lulus kuliah S2 tahun 2015, rasanya belum mendapat pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Masih belum ajeg, belum mantap, belum mapan atau belum yakin hati ini akan menekuni bidang yang mana. 

Menjadi programmer atau developer, membuat ios apps, tentu saja mustahil. Wong masih belajar di Apple dev aja saya bisa dibilang bengong melulu, nggak paham-paham cara kerja Swift programming. 

Sebaliknya, jika mendaftar menjadi pegawai di startUp atau warehouse dan semacamnya, tentu mundur teratur, kebayang bakal berantakan rumah tangga saya, kalau satu-satunya perempuan di rumah harus pergi kerja keluar rumah dari pagi sampai sore. Halah udah nggak usah ngadi-ngadi. 

Maka di akhir tahun 2019 itu saya putuskan menghidupkan kembali kelas belajar di balik nama Kelasku Digital. Sampai awal tahun 2020 niatnya akan membuka kelas di beberapa tempat. Bahkan sudah melobi beberapa Kepala Sekolah dan juga pemilik coworking space. Sempat juta teman dari geng startUp menawarkan sebuah coworking space baru di mall dekat rumah, kawasan Surabaya Barat, tugas saya adalah mengisinya dengan beraneka kegiatan dan pelatihan. Tentu saja semua rencana ini sangat indah, sesuai harapan dan angan-angan. Yang kemudian dipatahkan oleh pandemi. 

Sempat bingung, dan terbilang nekad ketika memutuskan untuk mengubah rencana menjadi bentuk ONLINE. Baik itu kelas online maupun kegiatan lainnya. 

Nekad karena saat itu wifi di rumah masih pakai Speedy, dengan kecepatan 20mbps, bayarnya per bulan nggak sampai dua ratus ribu rupiah. Kebayang lemotnya. 

Untuk gadget sih sudah aman banget. Kan masih dipinjami macbook gede dan juga iphone. Keduanya sangat mumpuni dibuat kerja. 


Alhamdulillah tak disangka kelas online saya berjalan baik. Terutama kelas coding untuk anak-anak. Dari sinilah, titik balik kembali berlaku. 

  1. Awal tahun 2020 membuka kelas online coding untuk anak-anak dan berjalan baik.
  2. Awal tahun 2021 ada berbagai pihak yang ingin bekerjasama. Dimulai dengan PKBM Bina Kreasi Bangsa yang ada di Jakarta. Sudah hampir setahun akhirnya membuka kelas Fun Coding, yang diajar oleh saya. 
  3. Ada lagi Homeschooling Kak Seto Surabaya yang memulai kerjasama untuk kelas coding. Semoga saja bisa jangka panjang. 
  4. Mikaza Sukaza School Surabaya, sebenarnya sangat ingin bekerjasama secara real. Namun ada aja kendalanya. Terutama jarak dan waktu antara saya dan pendirinya. Masih belum berjodoh bertemu bersama dan merumuskan program apa yang cocok. 
  5. Dengan SD Khadijah 3 Surabaya, rencana berhenti karena pandemi. Dan mungkin bisa dimulai lagi perlahan ketika kelas tatap muka sudah dianggap benar-benar aman. Karena di sekolah ini masih kesulitan jika memilih untuk bekerjasama secara online. 
Itu adalah pencapaian di segi pekerjaan. Yang bisa dibilang sudah tampak menjadi karir mapan yang saya pilih, sekaligus bisa menjadi usaha keluarga. Atau minimal kegiatan saya dan suami sampai tua nanti. Cukup di rumah saja, bisa membuat lapangan pekerjaan. 

Ada beberapa hal yang tak terduga terjadi selama 2 tahun ini. Yang paling mengejutkan adalah tiba-tiba kami bisa membeli rumah baru kedua kami, yang posisinya pas di sebelah rumah lama. Jadi dua nomor rumah berjejer, sudah sah dan lunas menjadi milik kami. 

Bahkan di angan-angan saja tidak pernah terlintas sebelumnya. 
Alhamdulillah buah dari ketekunan bekerja, menabung dan menahan diri dari semua kegiatan hura-hura bertahun-tahun ini membuahkan hasil. 

Anak sulung, alhamdulillah diterima di kampus negeri tanpa tes, berkat prestasinya. Dan walaupun kuliah hanya secara online sejak 2020, bisa berprestasi juga. Menjadi rangking 1 di kelas. Tim game developernya menjadi finalis dan sepertinya akan dibina menjadi sebuah startup game developer oleh pihak kampusnya. Yang penting adalah motivasinya tidak kendor sama sekali walaupun sebagai anak cowok muda harusnya lagi seneng-senengnya kumpul sama teman-temannya di kampus. Ini ke kampus cuma 3 kali dan itu hanya untuk mengurus proses ikut lomba membuat game. Kasihan amat si bocah. 

Anak kedua, perlahan namun pasti menemukan kembali minat dirinya. Yang sempat naik turun, bingung nggak jelas. Akhirnya untuk saat ini disimpulkan kalau dia ingin menekuni bidang menggambar dan juga bisnis. Dan ada impian juga kuliah di luar negeri, khususnya di Khazakastan, sejak saya ceritakan peluangnya setelah ikut obrolan bareng alumni Kimia ITB, sebelumnya. Mungkin berjodoh belajar dan bekerja di sana, Bismillah saja. Kedua adik kakak, anak-anak saya berangkat ke sana, juga boleh. Biar puas jauh dari ibu bapaknya dan menemukan jati diri dan ritme hidupnya sendiri. Kasihan bertahun-tahun berdiam di rumah karena pandemi. 

Saya pribadi mengalami naik turun kehidupan. Ada rasa semangat, kadang jenuh, kadang capek. Namun tak berhenti mengeksplorasi diri. 
  1. Biar aneh, bangga juga bisa sempat fyp di tiktok dan mendapat follower 8ribuan saat ini. 
  2. Terbuka dengan pembayaran internasional yaitu payoneer dan paypal. Walau ada drama ga bisa narik duitnya di udemy, karena nggak ngeh cara kerjanya. Namun dengan punya paypal jadi bisa daftar di TpT (TeachersPayTeacher) dan sepertinya juga nanti untuk daftar Etsy. Yang untuk payoneer bisa dialihkan ke affiliasi marketing internasional sepertinya, amazon mungkin. 
  3. Bisa membeli tablet bekas merk Samsung Galaxy A10 berukuran 10 inch, seharga 2,9 juta. Dan mendapatkan barang yang bagus dan awet baterainya. Bangga karena bisa memutuskan sendiri, membayar sendiri dengan uang hasil keringat sendiri dan hasilnya juga bagus. 
  4. Menghias rumah baru dengan uangku sendiri. 
  5. Mempunyai meja kerja dan beberapa rak buku yang bagus. 
  6. Sering rada khilaf saat beli buku banyak, sampai total bisa habis 3 jutaan kali ya. Hiks hahaha. Tapi nggak sempat baca sampai tuntas. Tapi yakin akan menekuninya, karena mewajibkan diri menjadi penulis. Mau tidak mau, indie ga indie, buku harus terbit. Target sih ke penerbit mayor. 
  7. Kemampuan memasak semakin bagus
  8. Sudah bisa mengendalikan rasa perih akan masa lalu, dengan menerima dan memaafkan dan menganggapnya bagian dari sejarah kehidupan. Yang masih bikin perih nanti dijadikan bahan tulisan saja. Masih menguntungkan. 
  9. Alhamdulillah sekeluarga semakin sehat wal afiat. Walau suami sempat kena positif beberapa hari. Sekarang sudah normal semua dan makin sehat. 
  10. Hubungan dengan suami dan anak-anak semakin membaik. 
  11. Keinginan hidup tenang, mengeliminasi hal-hal yang membuat tidak tenang hati, cukup membanggakan. Berani untuk mengatakan tidak dan pergi. Ini sebuah prestasi. 

Lalu apa yang akan direncanakan untuk di masa depan?
  1. Memperbaiki ketenangan dalam sholat dan ingin mulai tirakat puasa juga sebisanya
  2. Ingin lebih telaten lagi menutup aurat untuk keluarga atau pas di area rumah
  3. Sudah tidak gelisah lagi di acara keluarga, sudahlah, keep silent dan menerima saja apapun yang terjadi. Dan tidak perlu berperilaku berlebihan demi ingin menunjukkan sedang baik-baik saja. Sudah di posisi tidak perlu membuktikan apapun kepada siapapun lagi. Cukup. 
  4. Fokus banget ingin nirakati anak. Rasane dadi ibu jik rodok santai banget olehe tirakat. Tapi ya alon-alon. 
  5. Ingin banget MENULIS BUKU cetak dan diterbitkan oleh Penerbit Elexmedia Komputindo. Menulis buku tentang coding dan kelas digital. Bismillah. 
  6. Ingin juga menulis buku cerita anak dan novel living book untuk anak. 
*tulisan ini belum selesai








Jangan Kasar di Media Sosial, Akibatnya Bisa Fatal

Tidak ada komentar
Memaki-maki, menyebut orang bodoh, merapal nama-nama binatang yang mewakili kata umpatan, kok bisa muncul di kolom komentar, status atau fitur pesan di media sosial?




Lebih tepatnya, kok bisa manusia setega itu, berkata kasar secara blak-blakan kepada orang lain. Di tempat umum. Di media sosial yang digunakan sejuta umat. Yang bisa saja dibaca oleh teman anaknya, teman suaminya, suaminya sendiri, ibunya, bapaknya, ibu gurunya, bapak gurunya atau bahkan tetangga. 

Saya paling tidak habis pikir dengan orang-orang yang bisa seberani itu. 

Bukan untuk mereka yang memang dibayar untuk berkata kasar. Saya heran jika ini dilakukan oleh pribadi perseorangan, dalam segala latar belakang profesinya. Baik itu laki-laki atau perempuan. Bapak-bapak maupun ibu-ibu. 

"Habis nulis makian gitu, apa bisa tidur malam dengan tenang?"

Selalu itu yang terlintas di benak saya. Kenapa orang bisa sesantai itu menggerakkan jarinya untuk menulis kata yang jelas menyakitkan dirinya sendiri, jika orang melakukan hal yang sama. 

Kenapa?

Ini sebuah pertanyaan dan ke-kepo-an yang sia-sia juga sepertinya. Karena, sedalam apapun hasil investigasi saya atas diri pribadi pelaku, biasanya tidak menemukan titik terang atau alasan kuat kenapa ini terjadi. Bisa saja hanya berupa hipotesis kecil saya pribadi dari data yang minim. 

Ya, data yang minim. Karena data atas sifat dan latar belakang itu muncul juga didapat dari media sosial atau media berita digital (jika pelaku berkata kasar ini cukup terkenal atau mendadak viral). 

Dan, sekali lagi, tampilan di media sosial itu tidak sepenuhnya benar. Yang bisa benar valid banget adalah ketemu langsung tatap muka, bertanya dan menanyakan langsung atau menyelidiki langsung di tempat kejadian. Macam detektif saja. 

Gini, saya sedang tidak ingin membahas SEBAB. 
Tapi, saya ingin berbagi pandangan tentang AKIBAT. 

Apa akibatnya, jika kita mengumbar kata-kata kasar di media sosial?
  • Jadi viral?
  • Diserang netizen?
  • Malu?
  • Kena spam data pribadi tersebar?
  • Makin marah?
  • Dilaporkan ke pihak berwajib
  • Dipenjara?
Ada nggak yang berkata kasar lalu ujung-ujungnya masuk bui?

Ada gitu loh. 
Ada kan?

Coba cari sendiri. Deretan nama pesohor negeri ini, entah artis, penyanyi, selebgram, orang biasa dan siapa saja yang tak bisa mengontrol jarinya menulis hal buruk di media sosial, terkena akibatnya. 

Jika, contoh seperti ini sudah bertebaran di linimasa, kok ya masih berani mengumbar kata?

Kan lebih baik menahan diri. 
Jika tak berkenan dengan komentar orang, hapus saja. Semakin tidak berkenan, block, remove, mute, unfriend, apalah pilih saja semua fitur yang sudah sukarela disediakan penyedia media sosial tersebut. Memang ada dan bisa dipilih. 

Bukan bicara karma. Atau dampak psikologis. Saya tidak kompeten bicara di ranah itu. 

Akan tetapi, life is mistery. Hidup ini misterius sekali. Apa yang terjadi di masa depan, sama sekali tidak bisa ditebak dan dikendalikan. 

Bisa jadi, hari ini kita sangat bagus, sukses, berhasil, yakin benar dan patut dibanggakan sehingga macam boleh sesumbar apa saja. 

Siapa tahu di masa depan, ada silap lidah. Ada kesalahan yang tak disengaja. Atau bahkan seseorang menguak masa lalu kita, atau bahkan kesalahan dari saudara kita, teman kita yang malah diputarbalikkan menjadi kesalahan kita?

Itu bisa saja terjadi. 
Di dunia mudah sebar hasil tangkap layar dan rekam video ini, semua bisa terjadi. 

Maka berhati-hatilah. 

MEDIA SOSIAL adalah media untuk berSOSIALISASI. 
Bukan jadi tempat untuk saling mencaci maki. 

Sungguh rugi, waktu yang sedikit ini, hanya untuk menyimpan energi negatif dari satu dua kalimat orang. 

Tahan diri. Pikirkan akibat jika lupa diri dan tidak bisa menahan emosi. 

Betapa ngeri apa yang terjadi di dunia ini, jika kita asal saja berbuat. Apalagi, di akhirat nanti. 


Gunakan media sosial untuk menambah ilmu, pendapatan dan teman. 

Dengan mengalihkana fokus di ranah ini, Insya Allah, kita lebih terjaga dan bisa menjaga diri sendiri. Kasihan keluarga dan orang terdekat kita, jika masih sembarangan. 

Bu, Pak, tahan diri, kasihan anak-anak....


Catatan Akhir Tahun

10 Desember 2021

Menjadi Tutor DTS Kominfo Thematic Academy

Tidak ada komentar

 


Menjadi Tutor Front End di program Thematic Academy DTS Kominfo, 2021, bersama Rakamin





Lalu mendapatkan ide membuat Podcast ini: https://open.spotify.com/episode/0LqLgIJeo8Bhgl2RruiYkv


Kok Berani Mengajar Coding?

Tidak ada komentar

Pertanyaan ini sering muncul dari teman baru pun teman lama. Saya mnejawabnya di live instagram, bisa disimak di sini. Semoga bisa dapat sedikit inspirasi. Minimal inspirasi untuk berani belajar dan berani memulai. 

Cara Bikin Kelas Online dengan Tools Gratisan Sesuai Pengalaman

Tidak ada komentar

Bikin kelas belajar, baik online atau offline, bakal lebih mudah, seru dan menarik dengan beberapa tools online ini. Saya sudah menggunakannya selama bertahun-tahun. Dan tetap bertahan menggunakan ini, karena selain mudah, murah bahkan seringnya gratis. Baiklah saya bagikan pengalamannya berikut ya:

 


1. Google Suite

Lebih mudahnya, sebut saja produknya Google yang bisa digunakan untuk bekerja dan mengajar. Varian Google Suite sebenarnya sangat banyak, namun yang saya sebutkan di bawah ini yang paling sering saya gunakan dan masih baik-baik saja sampai sekarang. Bahkan saya akses secara gratis. 

  1. GMail : untuk membuat email dan pusat login ke semua platform online
  2. Google Drive : untuk menyimpan dan mengirim file
  3. Google Doc : untuk menulis dokumen
  4. Google Slide : untuk membuat slide presentasi, lesson plan, bahkan ebook. 
  5. Google Form : untuk membuat formulir pendaftaran, invoice, juga semacam angket.
  6. Google Classroom : sebagai LMS (Learning Management System)
  7. Google Meet : untuk mengajar secara live streaming meeting class
  8. Google Sites : jarang dipakai sih, tapi bagus juga untuk membuat landing page
  9. Google My Business: selain untuk digital marketing, membuat ini menambah trust bisnis
  10. Google Keep: Untuk menyimpan catatan singkat 
  11. Google Calendar: untuk menyimpan jadwal dengan baik dan remindernya muncul di notif
  12. YouTube : untuk menyimpan video pembelajaran, seminar dll
  13. Blogger.com : untuk membuat blog dan landing page


2. Canva

Ini penyelamat sejuta umat yang ingin membuat konten gambar bagus tapi tidak bisa desain. Dulu saya menggunakan Canva hanya untuk isi konten blog dan instagram. Namun sekarang Canva berkembang sangat pesat dan bagus sekali. Berikut hasil penelusuran saya di website Canva tadi pagi. 

Jadi Canva sekarang bisa untuk:
  1. Membuat konten visual baik gambar atau video
  2. Membuat ebook, karena semua desain bisa disimpan dalam bentuk pdf. 
  3. Membuat landing page secara online.
  4. Canva for education, memberikan pelatihan dan template untuk pendidikan. Harus daftar dulu sih.
  5. Membuka Contributor Hub, jadi yang suka nggambar bisa kerja menjual desainnya langsung di Canva

3. Aplikasi Kirim Pesan (Chatting)

Chatting itu seperti nafasnya orang Indonesia. Biarpun sudah disediakan lengkap di banner, website, instagram, marketplace yang tinggal klik langsung beres. Tapi kalau nggak chatting nggak enak. Rasanya belum nyambung aja gitu kepada siapapun yang sedang muncul di internet. 

Ya sudah, mari kita maksimalkan saja aplikasi chatting ini dengan sebaik mungkin. Ini saya sebutkan yang ada ya,
  1. whatsApp
  2. whatsApp business
  3. telegram
  4. LINE
  5. slack
Kalau saya lebih suka pakai nomor 1,2,3. Sesuai umur dan pertemanan sepertinya :). 
Kalau ada lagi, silahkan ditambahkan di komentar. 


Nah 3 tools ini saja sudah cukup untuk dijadikan senjata andalan membuat kelas atau bahkan pekerjaan biasa yang butuh online. 


Membuat banner kelas online untuk Udemy, juga dengan canva



Bikin Kelasku Digital

Kalau pengalaman saya, urutan bekerja membuat kelas online di Kelasku Digital seperti ini:
  1. Menentukan ide kelas dan riset dulu, ditulis manual di buku atau binder note. Acakadut saja tidak usah rapi juga gpp. Bahkan buat juga mind map. Ini butuh pemikiran yang mendalam ya. Anggap saja merancang kurikulum satu tahun penuh untuk satu kelas. Bahkan bisa ditarik garis untuk kelas-kelas terkait lainnya. Bisa diterapkan juga untuk pekerjaan lainnya. 
  2. Menulis poin kelas dan rencana kurikulum di google doc. Ini mudah karena bisa langsung mengetik tanpa harus menambahkan slide baru. 
  3. Jika sudah beres semua poin dan kita sudah tahu mau bikin kelas apa dan materinya apa saja, maka sekarang gilirannya membuat Lesson Plan dan Buku Panduan. Sekaligus membuat slide presentasi untuk mengajar di kelas, baik online atau offline. Nah untungnya, semua ini bisa kita buat langsung di Google Slides. Ingat untuk atur format ukuran kertas, bisa diatur jadi A4, B5 atau Legal sesuai kebutuhan. Google Slides ini lebih menarik digunakan untuk membuat Buku Panduan atau ebook, karena mudah mengaturnya jika ingin menambahkan gambar, elemen, atau hasil copas screenshot tutorial coding di slide. Tanpa perlu harus mengatur moda wrapping seperti kalau kita bikin di google doc. Cobain deh, you will love it. 
  4. Sebagai konten visual di Lesson Plan atau materi belajar, anda bisa memanfaatkan canva.
  5. Nah urusan internal beres, yaitu materi belajar, jadwal dan lain sebagainya, maka saatnya membuat konten Promosi. Nah kalau ini, sudah pasti saya pakai canva. Karena sangat mudah. Tinggal modifikasi ini itu, sudah jadi desainnya. 
  6. Konten promosi bisa langsing disebarkan di media sosial. Form pendaftaran dibuat dengan Google Form. Tanya jawab kelas bisa dari whatsApp atau telegram. 
  7. Untuk pusat informasi atau rumah segala informasi kelas, sebaiknya buat juga landing page. Nah ini bisa memanfaatkan Google Sites atau Blogspot. Tambah juga belajar coding dikit ya, HTML dan CSS aja juga oke, biar bisa otak-atik template atau bikin trik konten HTML interaktif di blognya. 
  8. Untuk semua materi pelajaran, jika ingin diakses umum tanpa batas, bisa disimpan di blog dan youtube. Sedangkan jika ingin dibatasi yang mendaftar kelas saja, gunakan Google Classroom. 
  9. Oke, urusan daftar kelas dll sudah beres. Anda bisa mulai mengajar dengan Google Meet. Yang dikolaborasikan dengan Google Drive atau Google Classroom, sebagai pusat menyimpan materi atau menyimpan hasil belajar murid. 
  10. Selesai. Segala komunikasi dengan murid atau orang tua murid, bisa pakai aplikasi chatting biasa. 

Nah kesepuluh tahap ini, semuanya gratis. Kecuali anda ingin redirect blogspot ke Top Level Domain. Yang ini butuh modal beli domain saja. 

Berikut video cara redirect atau mengalihkan blogspot ke dot com, seperti yang saya lakukan di KELASKUDIGITAL.COM dan juga blog ini. 




4. Padlet

Saya baru menemukan ini, dan bisa jadi solusi untuk menampilkan hasil coding anak-anak secara live, tanpa harus login dulu atau dibatasi waktu. 
Bisa diakses di https://www.padlet.com.
Dan anda bisa melihat contohnya di sini: 

tampilan Padlet

Selain sebagai tempat mengirimkan hasil coding setiap saat, Padlet ini bisa digunakan untuk brainstorming atau canvas menuliskan ide. Misalkan dalam satu kelas atau satu tim kerja anda ingin merancang sesuatu, maka semua anggota bisa menuliskan ide di situ. 

Kenapa bisa? karena padlet ini bisa dibagikan atau dishare dalam bentuk link publik, bahkan bisa dalam bentuk semat (embed code), di satu halaman blog/website tertentu. 

Ada juga yang mirip ini, yaitu Miro. Namun lebih rumit sedikit sepertinya. 

5. Miro 

Miro banyak digunakan oleh startup, perusahaan dan pekerja sekarang. Karena bisa untuk kolaborasi kerja tim secara online. Bisa diakses di https://miro.com/.

Saya belum banyak mengeksplor Miro. Baru aja kenal waktu ikut Akademi Mentoring BekUp 2021 kemarin. Yang disambungkan dengan Butter Apps. 

6. Butter Apps

Butter ini mirip Zoom, tapi lebih seru dan unik deh. Kalau saya suka karena ada seperti Avatar 3 dimensi lucu-lucu sebagai pengganti wajah kita jika tidak on cam. 

Kalian bisa coba akses di https://app.butter.us/

contoh avatar di butter apps, lucu kan



Nah, itu saja dulu, jangan kebanyakan tools, nanti malah bingung sendiri. 
Untuk pemula, bisa pakai urutan nomor 1, 2, 3 saja dulu ya. 
Dan sesuaikan dengan gadget serta budget anda. Selamat membuat kelas.