Tampilkan postingan dengan label blogspot ceria. Tampilkan semua postingan

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva

1 komentar
Halo rek, sudah tau kan aplikasi desain grafis murah meriah cakep hasilnya bernama CANVA?
Kalau belum pernah denger coba deh langsung ke tekape, www.canva.com.

Kalau sudah klik websitenya, nanti akan ada pilihan harus mendaftar dulu (sign up). Nah, lanjutkan saja karena ini gretong alias gratis kok, kagak mbayar untuk memakainya. Mendaftar bisa lewat email atau menggunakan akun facebook yang sudah kalian punya ya.

Seperti biasanya aplikasi gratisan butuh data kita ya untuk mengukur keberhasilan mereka. Jadi sign up aja, dan ingat-ingat pake email dan password yang mana ya buat log in lagi nanti.

Oke setelah resmi kecatet sebagai pendaftar dan pengguna, akan muncul deretan template desain yang bisa dipilih. Anda scroll aja terus ke bawah, akan muncul banyak pilihan. Tiap kategori bisa diklik dan nanti akan muncul juga pilihan template yang tersedia.

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva


Untuk membuat BLOGGER MEDIA KIT, anda bisa langsung klik kategori yang saya lingkari itu ya. Kategori A4.

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva


Trus uprek aja, cari sampai nemu pilihan template berikut:

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva

Tersedia dua halaman template. Masing-masing di klik saja, nanti tinggal di edit mulai gambarnya sampai ke tulisannya ya. Bahkan warna background juga bisa diganti. Uprek aja sendiri ya, asik kok :)

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva

Mudahnya Membuat Blogger Media Kit Menggunakan Canva

Nah, setelah selesai mengedit, Banner Media Kit ini bisa diunduh dalam bentuk JPG atau PDF.
Oh iya, lupa ding kalau di canva ini nggak semuanya gratis ya.
Dalam arti, ketika milih template sih bebas. Cuma ada perbedaan ketika mengunduh hasil akhir. Untuk template berbayar biasanya di pojok bawah kanan ada icon DOLLAR ($). Nah itu kita nggak bisa ngunduh langsung, harus bayar dulu.

Kalau saya nemu yang berbayar begini, saya pakai trik untuk - screenshot- aja hasilnya, kemudian save as jpg. Cuma ya butuh laptop atau komputer yang berukuran layar besar ya kalau pakai trik ini. Karena kalau laptopnya kecil, hasil gambarnya kecil dan nanti pecah hasil screenshotnya.

Biar aman sih ya, pilih template gratis aja, yang di sudut bawah kanan ada tulisan FREE.

Mmm gitu dulu deh ya, mending praktek dulu biar tau sela-selanya si canva ini. Oke selamat mencoba.

HI-SPEED With Me: Catatan Blogger Goes To Lamong

4 komentar
HI-SPEED. Dua kata yang menghiasi salah satu kantor di Terminal Teluk Lamong (TTL).  HI-SPEED melambangkan semangat yang energik, muda, inovatif dan yang pasti harus gerak cepat.



Menemukan konsep HI-SPEED ini sangat menarik perhatian saya yang selalu antusias mengulik dan mencari tahu bagaiman suatu perusahaan atau komunitas bisa dibangun dengan nilai-nilai tertentu. Beruntung sekali saya berkesempatan menjadi salah satu peserta BLOGGER GOES TO LAMONG dalam rangkaian acara HUT PT. Terminal Teluk Lamong yang keempat. Acara yang diselenggarakan selama 2 hari itu, 6 Desember 2017 - 7 Desember 2017 memberikan kesan yang sangat berharga untuk saya pribadi.

Terminal Teluk Lamong adalah terminal pelabuhan milik Indonesia yang bervisi menjadi Top 5 terminal operator di kawasan ASEAN yang berwawasan lingkungan pada tahun 2020. Terminal ini baru berusia 4 tahun, namun kinerjanya sudah mumpuni dan target visi sudah mulai tampak sangat baik. Jika anda masuk ke lokasi ini, anda akan menyaksikan sebuah terminal pelabuhan yang begitu bersih, rapi, asri sekali. Kecanggihan dan konsep modern akan langsung tampak sejak melihat rupa gedung dan crane yang dioperasikan. Pelayanan yang ramah juga saya temui di semua tempat, mulai dari petugas security, lobi sampai ke beberapa pihak terkait acara Blogger Goes To Lamong.

Keramahan dan kesigapan ini rupanya dirangkum dalam satu kata yaitu HI-SPEED. Menarik sekali. Sebagai orang yang beberapa kali terlibat dengan bagaimana cara membuat konsep belajar yang baik. Saya merasakan bahwa merumuskan sesuatu nilai atau prinsip dalam organisasi itu tidak mudah. Apalagi mencari satu dua kata atau kalimat tagline untuk mewujudkannya menjadi jargon yang menarik, mudah diingat sekaligus bisa menjadi wakil dari misi yang ingin diwujudkan.

Terminal Teluk Lamong, mempunyai misi yang salah satunya adalah menjadikan pegawai yang kompeten dan berkinerja tinggi melalui pengembangan dan kesejahteraan. Konsep HI-SPEED sangat cocok untuk tujuan tersebut.




HI-SPEED

HIGH COMMITTED

Komitemen untuk selalu responsif den bertanggung jawab menyelesaikan tugas hingga tuntas sesuai aturan yang berlaku secara cepat, tepat dan akurat.

SKILLFULLNESS

Upaya meningkatkan kompetensi dan keahlian secara terus menerus agar selalu dapat diandalkan

PROFESSIONALKemampuan untuk bekerja dan bersinergi sesuai dengan tanggungjawab serta kompetensi yang didasari integritas.

ENTHUASISMBekerja dengan penuh gairah dan proaktif serta mampu menunjukkan pengingkatan yang berkelanjutan.

EXCELLENCEMemberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi Service Level Agreement/Service Level Guarantee (SLA/SLG)

DISCIPLINE
Perilaku yang bertanggung jawan berhadap tugas dan kewajibannya secara konsisten.


Untuk dapat mewujudkan misi tersebut, Teluk Lamong berusaha memberikan fasilitas dan program kerja yang mumpuni. Ruang kerja yang warna-warni, cozy dan bahkan instagramable karena banyaknya quote yang ditulis besar memenuhi salah satu dinding kantor, sebagai reminder dan penyemangat kerja. 





Belum lagi, adanya pojok untuk melepas penat sejenak atau mengembalikan sedikit keriangan berupa Tempat Menyanyi Karaoke. Seperti yang tampak di sisi kiri dari meja kerja di atas.



Adanya kebebasan bersikap yang diselaraskan dengan usia para pekerja yang umumnya dibawah 40 tahun, jadi masih pada muda belia dan energik. Bekerja seperti main, begitu kata mbak Magdalena, staf bagian HUMAS yang saya potret punggungnya ini. Gadis mungil yang lincah inilah yang menemani kami selama 2 hari. Dan benar-benar menunjukkan bahwa konsep HI-SPEED sudah mendarah daging di dalam dirinya.


Sebagai emak-emak, konsep HI-SPEED ini menarik sekali untuk dikonversikan dalam kegiatan sehari-hari dalam membesarkan kedua anak lelaki saya itu. Begitu juga untuk menjadi patokan model bekerja bersama geng Coding Mum Surabaya, yang umurnya kelak akan pasti jauh lebih muda daripada saya. Ya, ketika kita bicara meningkatkan potensi kerja, kita juga harus memperhatikan karakter orang tersebut. Jika para pekerja kita masih muda, terutama dalam usia generasi millenial, tentu budaya kerja yang diterapkan harus sesuai dengan karakter mereka.

"Saya harus 'shifting' cara memimpin saya ya, karena disini isinya anak-anak muda. Jadi ya harus sesuai. Main medsos. Santai rileks. Becanda dikit-dikit. Ya sesuai anak mudalah,"begitu kata ibu Dothy, Direktur Utama Terminal Teluk Lamong ketika melakukan sesi sharing bersama blogger waktu itu. 

Sebuah inspirasi yang sangat menarik dari Teluk Lamong. 
Semoga semakin sukses dan bisa menerbarkan energi positif ini ke lebih banyak orang, terutama generasi muda bangsa.

Dirgahayu Terminal Teluk Lamong yang ke-4.

Selamat Hari Blogger Nasional! Inilah Timeline Blogging Saya Sejak 2009 Sampai 2017

21 komentar
Selamat Hari Blogger Nasional. Wow wow wow tak menyangka profesi Blogger sampai ada hari nasionalnya. Sungguh merasa wow dan amazing. Lebih tidak menyangka lagi, ketika kemarin saya bersalaman dengan dosen saya, lalu beliau mengucapkan hal ini pada saya,

 "Bu Heni, waaah ini BLOGGER sukses nih"

Beliau mengatakan itu di depan Bapak Kepala Jurusan dan beberapa alumni Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Unesa yang pangkatnya huwiihh saya ikutan bangga ada di dekat mereka. 

Intinya, dada saya terasa hangat karena merasakan bahwa satu profesi yang model kerjanya (ala saya) mayoritas kayak gini ini, sekarang diterima dengan baik di masyarakat termasuk di kalangan akademis.


kerja di rumah pake daster dan seringnya di lantai kayak gini :)

Saya pertama kali mengenal dan membuat blog sebenarnya sejak jaman Multiply. Saya bikin 2 blog, satu untuk pribadi, satunya untuk jualan jilbab secara online. Eh lah dalah, multiply ternyata hilang secara tiba-tiba. Dua blog saya pun ikutan hilang.

Kemudian saya mengenal platform blogspot dari hasil kepo sana sini ketika stalking facebook teman atau mencari informasi tentang ilmu menulis dan parenting. Blog pertama saya, adalah http://heniprasetyorini.blogspot.com.

Pertama kali, saya memposting tentang kisah anak kedua saya yang lahir prematur. Sebenarnya tulisan itu saya copas dari note saya di facebook. Ya, jadi ketika saya baru melek komputer dan internet lagi setelah berhibernasi di tahun 2006 (ketika anak kedua lahir prematur), 3 tahun sesudahnya (2009) saya baru kenal ini itu sampai ke facebook dan blog. 

Blog ini pertama kali saya beri nama  Pustaka Madoji, sebuah akronim dari Pustaka Mama Aldo dan Aji. Kemudian saya ganti Blog Heni, lalu ganti lagi lagi lagi dan sekarang saya beri nama Jurnal Ibu Rumah Tangga Digital. 



http://heniprasetyorini.blogspot.co.id/2009/07/diary-inkubator-part1.html

Postingan pertama saya, bisa diklik di caption diatas ya. Jangan nangis. Jangan nangis karena membaca kisah saya atau nangis karena tulisan saya kacau tidak diedit. Maaf, memang sengaja saya biarkan biar jadi kenangan bahwa saat itu saya tidak tahu cara membuat postingan yang enak dipandang mata. Asal copas dari facebook lalu publish.

 Nah, di tahun 2009 itu saya membuat beberapa blog. Tapi intinya satu untuk pribadi, satu lagi untuk jualan jilbab online. Bisnis jilbab saya lumayan moncer ya tahun itu. Sampai saya pun masuk tipi diliput Metro TV untuk segmen liputan bisnis kreatif. Waktu saya nanya reporternya, mas Rifai Pamone, katanya saya dipilih karena mereka membaca tulisan saya di blog pribadi dan jualan. Waah blog moncer loh. Ini videonya, tapi nama saya ditulis keliru hahaha.


kisah behind the scene ini bisa dibaca disini ya,
http://heniprasetyorini.blogspot.co.id/2013/08/behind-scene-jilbab-orin-diliput-metro.html


Kemonceran bisnis saya nggak bertahan lama. Bisnis saya koit di tahun 2013 awal, akhirnya setelah rembukan sama suami saya kuliah lagi ke Unesa. Loncat dari lini awal saya belajar kimia di tingkat sarjana. Saya milih kuliah lagi ke Teknologi Pendidikan. Maksud hati waktu itu biar gathuk nyambung sama hobi blogging dan internetan. Di S2 saya milih topik tentang digital learning atau e-learning, klop kan?

Setelah lulus S2, sambil nunggu hasil kirim lamaran kerja, kebetulan banget ada workshop Fun Blogging di Surabaya dengan tema Menjadikan Hobi Menjadi Profesi. Workshop ini diusung 3 blogger profesional yaitu mbak Haya Aliya Zaki, Ani Berta dan Shintaries. Dari workshop inilah baru ngeh saya, kalau dari nge-blog itu bisa dapat duit. Atau menjadi blogger bisa jadi pekerjaan. Wah menarik, saya mulai dapat ide gimana kalau jadi blogger profesional aja? kayaknya enak



pertama kali ketemu blogger Surabaya 

Workshop Fun Blogging saya ceritakan disini:

3 guru Fun Blogging

Sepulang dari workshop saya mulai tancap gas, membenahi blog dan berlatih nge-blog sebaik mungkin. Saya aktif di komunitasnya di facebook, ikutan lomba menulis di blog. Ikut beberapa acara yang diadakannya dengan pengalaman nol besar. Jadi ketika ikut, saya nggak tahu harus bagaimana. Cuma berasa keren aja ketika ikutan. Dan seneng dapat makanan enak gratis, kadang dapat goodie bag dan uang saku, hehehe.

Dari situ teruuus saya isi blog, ikut lomba, aktif di facebook group, tapi kalau ke event nggak bisa all out banget karena keterbatasan mengurus rumah tangga. Alhamdulillah dari salah satu lomba blog, akhirnya saya menjadi juara dua dan mendapatkan PC All in one, seperti di bawah ini.



link artikel yang saya lombakan


dua anak lelaki saya demen banget nonton you tube di PC ini
Nah, selain nulis di blog dan belajar nulis lebih baik lagi, saya punya hobi otak atik template blogspot. Mulai dari model jaduull sampai harus ruwet kudu edit sana sini. Semua saya lakukan otodidak modal browsing google. Alhamdulillah kok hobi ini nyambung, saya diterima ketika mendaftar kelas belajar membuat website yang diadakan Bekraf, yaitu CODING MUM di Surabaya.

kami belajar coding selama 3 bulan full sampai laptop panassss
Dari Coding Mum inilah saya mendapatkan ide sekaligus titik belok untuk mencari NICHE BLOG saya sekaligus PERSONAL BRANDING saya sebagai blogger dan digital freelancer.

Saya memilih tema Pemberdayaan Perempuan Melalui Teknologi. 
Nah sebisa mungkin isi blog dan acara blogger yang saya datangi sesuai dengan hal itu. Alhamdulillah biarpun jalan yang saya lalui tidak mudah dan tidak ramai (karena belum nemu teman se-NICHE yang cukup banyak sih), saya tetap berjalan.

Alhamdulillah, pilihan saya tepat dan pasti karena Gusti Alloh yang memudahkan segalanya. Kasihan pastinya sama emak-emak yang susah keluar ketika ada acara (event) sebagai buzzer atau mitra branding lain soalnya ya....:)

Dari Coding Mum dan niche yang saya pilih, saya mendapatkan beberapa kesempatan yang bahkan di luar dugaan. Seperti yang tampak di bawah ini, saya menjadi pembicara atau motivator lah untuk 200 ibu-ibu di Tulungagung dalam acara Sosialisasi Coding Mum. 
bicara di depan 200 calon Coding Mum di Tulungagung

Ingat masa hibernasi saya sejak tahun 2006? eh sebenarnya sejak tahun 2001 saya sudah tidak pernah keluar rumah sendirian dan jauh. Nah ke Tulungagung inilah saya pertama kalinya pergi sendirian, cukup jauh dari Surabaya ke Tulungagung. Juga pertama kalinya naik kereta api lagi sejak terakhir lulus tahun 2001. Sekitar 15 tahun lamanya baru naik kereta api lagi. Kebayang nderedeg-nya sodaraa sekaliaaannn. Tapi ke-nderedegan itu terbayar saat bisa selfie sama mbak artis Venna Melinda ini, eeehhhh......


kok mau ya mbak artis fotoan sama saya :))

Saya lulus kuliah tahun 2015, sekarang tahun 2017. Nah selama 2 tahun ini saya mendapatkan banyak sekali ragam pengalaman yang sangat tidak terduga. Dan itu asal muasalnya dari kerjaan saya nulis di blog. 

jadi narsum Perempuan Kudu Melek Teknologi di Radio Sonora

beberapa kali ke Radio Suara Muslim Surabaya
Tema Muslimah Kudu Melek Teknologi, Mengenal Digital Learning, Mengenal Gamifikasi Pendidikan


saya tergabung di komunitas Rumah Kreatif BUMN Mandiri Surabaya dan SCCF (Surabaya Creative City Forum). Bertemu dengan orang kreatif, pengusaha hebat dan profesional hebat lainnya dari Surabaya. 


kesempatan untuk belajar gratisan ilmu daging yang penting kayak gini, selalu adaa aja terutama di ranah teknologi digital kreatif



dari menekuni blog dan coding mum, juga pengalaman jualan, akhirnya saya bisa nyemplung ke ranah Digital Marketing dan didapuk menjadi narasumber terkait bisnis online

menjadi trainer GAPURA DIGITAL yang diselenggarakan oleh Google untuk UMKM go Online
beliau "murid" saya loh, keren ya masih semangat ikutan training Gapura sejak pagi sampai sore


menjadi narasumber seminar atau menjadi trainer bisnis go online sekarang menambah daftar jenis pekerjaan saya sebagai digital freelancer, dan ujung-ujungnya pada pengen belajar nge-BLOG
merasakan juga masuk majalah dan bisa memberikan majalah ini dengan bahagia ke ibu saya
that's heaven !!!

Dengan menjadi blogger, saya terus menerus termotivasi untuk mengasah kemampuan menulis saya. Karena biasanya kerjaan blogger itu terkait tulisan untuk "iklan"atau copywriting, lama kelamaan gaya menulis saya tanpa terasa bernada mempengaruhi. Dari kiprah sebagai blogger, coding mum, trainer dan menulis inilah saya diterima sebagai penulis di ajang menulis marathon, Writinghon #1 di dunia. 

Olala makjang.... acara ini diadakan di Puspitek Bogor. Jauh loh dari Surabaya. Dan artinya apa? di acara inilah saya untuk pertama kalinya naik pesawat terbang Surabaya - Jakarta. Umur 38 tahun baru naik pesawat looh.... ketawa aja silahkan hahaha.

Bahkan kakak kandung saya aja sering menertawakan kenapa nggak pernah naik pesawat. Lah sejak tahun 2001 nikah, balik ke Surabaya, yaudin di rumaaaah aja ngurus anak. Nggak ada alasan sama sekali yang mewajibkan saya naik pesawat, kecuali hari itu.
Ingat saya baru naik kereta api lagi setelah 15 tahun kemudian?
Nah ini 38 tahun baru tahu rasanya naik pesawat dan itu sekali lagi, sendirian..... wiih grrrr...

Kisah lengkap bisa klik ini ya, 
http://www.prasetyorini.com/2017/09/writingthon-1-di-puspiptek-membuatku-kembali-redirect-ke-sainstek.html


Pulang dari Puspiptek Bogor, saya kembali memberanikan diri mendaftar ke audisi penulis. Kali ini ke penulisan jurnal ilmiah Teknodik (Teknologi Pendidikan). Berbekal jurnal tesis saya tentang digital learning (blended learning), saya alhamdulillah diterima sebagai peserta Pelatihan Penulisan karya Tulis Ilmiah Jurnal Teknodik yang diadakan oleh Pustekkom dan Kemdikbud.

Saya diterima dalam program akademis nasional.
Saya? saya loh yang bukan guru, bukan dosen, bukan anggota LPMP apalagi.
Ya, pemilihan niche saya di bidang Digital, dan pengalaman menjadi trainer baik di sekolah maupun di komunitas bisnis, itulah yang mengantar saya kesana. jadi saya diterima sebagai PRAKTISI PENDIDIKAN.

Di acara itu, saya dikenal sebagai BLOGGER dan FREELANCER karena kalau ditanya lembaganya apa? saya nggak bisa jawab hahaha.

Kisah lengkapnya disini, 



bersama kepala Pustekkom dan Salah satu pengajar (Mitra Bestari Jurnal Teknodik)
teman saya itu, yang kiri anggota LPMP Lampung, yang kanan Guru SD dan Dosen UT di Depok

Sebelum berangkat mengikuti pelatihan jurnal ilmiah ini, saya sempat berkonsultasi dengan dosen saya di Pasca. Untuk memastikan apa yang harus saya kerjakan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan tersebut.

Rupanya mungkin hal inilah yang membuat beliau jadi ingat kembali kepada saya, satu mahasiswanya yang mengenalkan diri sebagai IBU RUMAH TANGGA DIGITAL di awal kuliah hehehe. Dan meminta saya sebagai wakil dari alumni S2 Teknologi Pendidikan Unesa yang bisa berkontribusi pada jurusan. Antara terharu dan nggak yakin kalau sepak terjang saya cocok disampaikan ke pihak asesor, saya pun berangkat ke kampus dan alhamdulillah mendapatkan respon yang baik. Saya adalah satu-satunya alumni yang diundang, yang bekerja di bidang "mengajar" secara non formal.

di kampus Pascasarjana Unesa saat visitasi akreditasi jurusan

Nah, begitulah kisah saya selama 2 tahun ini. Masih bagian sedep-sedepnya ya. Yang bagian merana putus asa ketika memilih menekuni blogging dan jadi blogger profesional nanti aja diceritakan. Atau nggak usah hahaha.

Sekarang ini saya sepenuhnya jadi FREELANCER. Dan lebih banyak bekerja secara digital dan remote (jarak jauh). Jadi saya bisa bekerja 90% dari rumah saja. 

Ohya, ada satu lagi pekerjaan yang belum saya sebutkan. Dari blogging, coding dan bergerilya di ranah teknologi ini saya mendapatkan pekerjaan baru yaitu sebagai penulis buku (co-writer) tentang BIOGRAFI dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya. Bismillah semoga lancar sampai buku terbit. Amin. Menjadi penulis biografi, sepertinya asik juga bisa mendapat hikmah dari perjalanan hidup orang lain dan membantu mereka meninggalkan jejak sejarah untuk anak cucu mereka kelak.

Banyak kejutan terjadi ketika saya memutuskan tidak bekerja secara formal, menjadi freelancer dan lebih lagi menjadi blogger.

Itulah kisah saya ya, Selamat Hari Blogger Nasional.
Kalau tertarik tentang Blog atau Blogger bisa japri saya di email: heni.prasetyorini@gmail.com

Semoga menginspirasi dan membahagiakan,


Heni Prasetyorini

Writingthon #1 di Puspiptek Membuatku Redirect Kembali Ke Sainstek

4 komentar
"when I saw (again) a chemistry laboratory that day, I know I have to redirect my path"

Bau khas laboratorium kimia. Senyuman dan tutur kata yang runtut dari perempuan yang hamil tua dan menerangkan detil tentang konsep Meterologi. Istilah ilmiah, binar mata menyala dan bergairah dari para peneliti yang menceritakan kisahnya, membuatku menarik nafas berulang-ulang. Disinilah, disinilah, disinilah seharusnya aku mengabdikan jiwa raga. Di dunia penelitian sainstek dan pendidikan. Sesuai dengan latar belakangku mengambil kuliah sarjana kimia dan pasca sarjana Teknologi Pendidikan. Benar, inilah saatnya aku berpikir serius untuk REDIRECT.

Debaran Hati di Gedung Merah LIPI Kimia

Aku sama sekali tidak menyangka akan bertemu lagi dengan terminologi kimia. Bisa masuk ke gedung besar dengan petunjuk bertuliskan LIPI KIMIA. Apalagi bisa mendapatkan kontak langsung bu Zalinar Udin, Kepala Balai Laboratorium Biomolekul LIPI Kimia Bandung, yang sudah 16 tahun tak bersua.

Bu Zalinar, sangat membantuku di masa penelitian Tugas Akhir  dan setelah lulus kuliah Sarjana. Topik skripsiku termasuk dalam penelitian beliau di S3. Yaitu meneliti ada tidaknya interaksi antara ekstrak Gardenia Turbifera WALL dengan DNA bakteri Salmonella typhi.

Beliaulah yang akhirnya menerimaku untuk bekerja di LIPI dengan tangan terbuka lebar setelah lulus, juga mengijinkan mengundurkan diri ketika memilih kembali ke Surabaya ketika hamil anak pertama. Bahkan 2 tahun kemudian setelah anak pertamaku lahir dan besar, beliau masih dengan semangat menyuruhku kembali bekerja di sana, di LIPI Kimia Bandung.


Walaupun akhirnya aku tidak meneruskan rencana kembali ke LIPI, tapi bagaimana beliau menerimaku kembali, sangat berharga di hatiku ini. Pendek kata, Kimia berkesan di hati walaupun aku berusaha sekuat tenaga menguburnya dalam-dalam.

di depan gedung LIPI KIMIA

Laboratorium Kimia untuk bioenergi
Aku di depan Pilot Plan Bioetanol Generasi 2 LIPI Kimia




Bagaimana seorang "aku" bisa sampai kesana?
Jalan yang terbuka dan tak terduga berasal dari satu kata yaitu WRITINGTHON.

WRITINGTHON #1 : INOVASI ANAK NEGERI

Writingthon adalah ajang para penulis untuk bekerjasama mewujudkan satu buku. Proses penulisan dan pencarian sumber tulisan dilakukan secara marathon dalam batas waktu tertentu.

Diinspirasi oleh projeknya para programmer aplikasi mobile yaitu Hackathon. Bedanya, disini para programmer dan timnya harus bekerja selama 3 hari membuat sebuah aplikasi berbasis android yang bermanfaat.

Hackathon untuk programmer.

Writingthon untuk penulis.



Audisi penulis writingthon ini juga sama maratonnya. Hanya 1 minggu saja, Bitread, sebagai penyelenggara menggelar rekruitmen. Kami, para blogger, biasa menyebutnya sebagai kompetisi ngeblog atau menulis.

Biasanya satu banner kompetisi menulis akan beredar viral di komunitas blogger. Tapi kali ini tidak. Aku mendapatkan banner di hampir tengah malam. Saat itu, teman aku, Prita Hw, blogger dari Jember, sengaja mengirimkan banner ini secara pribadi di chat messenger.
Aku langsung terpana melihat syaratnya adalah penulis berbasis sains. Langsung juga berterima-kasih kepada Prita karena sudah memberitahukan hal itu.

“Ikut sana mbak, aku nggak punya background sains. Sampeyan saja yang maju,”begitu tulis Prita.

Aku sama sekali tidak tahu apa itu Puspiptek, Bitread dan Writingthon.
Sebelum bergerak selanjutnya, aku cari dulu kedua “kata kunci” itu di google chrome, browsing. Semacam naluri blogger yang menyelidiki apakah kompetisi ini beneran atau abal-abal. Dan hasilnya fix semua aman, benar dan bisa dipercaya.

Malam itu juga, aku lembur di depan laptop sampai menjelang dini hari. Segera mencari banyak literatur tentang ilmuwan yang harus menjadi topik artikel yang akan diaudisi. Pilihan pun jatuh pada bu Evvy Kartini, satu-satunya Ilmuwan Nuklir dari Indonesia, perempuan pula, hebat. Aku sengaja memilih beliau karena genre menulisku selama ini juga seputar perempuan dan teknologi. Pas banget.

Urusan tulis menulis pun harus berhenti sejenak, karena esok paginya, aku ke Jombang, mengantarkan si anak sulung kembali ke pondok pesantren. Aku bertekad menyelesaikan tulisan ini dan ikut audisi. Tapi sama sekali tidak berharap atau menganggap bisa lolos. Tulisan aku selesaikan di rumah ibu, dengan sedikit drama karena laptop harus di-service dan ibu tak suka aku “mainan laptop” di depan beliau. Terlebih jika ada juga suamiku disitu.

Perempuan Jawa haram hukumnya jika membiarkan suami tanpa kopi di sore hari, syukurlah ibu tidak terlalu bereaksi keberatan saat itu karena suamiku mengatakan sudah biasa menghadapiku seperti itu ketika sedang dikejar "deadline" untuk menulis sesuatu.

Sebenarnya kondisi kurang kondusif dan aku tidak yakin bakal lolos. Tapi aku nekad saja, menyelesaikan semaksimal mungkin di waktu mepet itu. Menuliskan esai tentang motivasi mengikuti audisi yang menyertakan kalimat “ingin membumikan hasil riset agar mudah dipahami orang umum”. Aku kirim email ke  penanggung jawab kompetisi. “Kirim dan Lupakan.” Itu mantraku saat menekan tombol SEND.

Alhamdulillah, ternyata aku diterima dan lolos audisi menjadi 10 Penulis terpilih dari 200 peserta yang mengirimkan tulisannya. Atas bantuan Alloh SWT.

Writingthon vs Puspiptek

INOVASI ANAK NEGERI. Writingthon yang pertama ini diadakan bertepatan dengan program Puspiptek Serpong Bogor yang akan mengadakan PIF (Pekan Inovasi Festival 2017). 10 penulis pilihan dari writingthon diberikan tantangan untuk menuliskan buku yang bisa mendeskripsikan tentang Puspiptek dan semua hal yang ada di dalamnya, misi visi, inovasi, kendala dan juga harapan yang dimiliki oleh lembaga penelitian terbesar di Indonesia ini.

Oleh karena itu, kali ini latar belakang penulis memang dipilih yang berbasis Sains dan Teknologi. Aku punya basis kimia karena kuliah S1 mengambil jurusan Kimia FMIPA di ITB. Teman aku lain ada yang dari Fisika, Biologi, Matematika dan juga yang aktif dengan kegiatan reservasi alam. Aku pun sangat intent, tekun dan aktif untuk terlibat dalam teknologi. Terutama teknologi digital untuk digunakan di pendidikan dan kreatifitas. Mungkin salah satu latar belakang ini yang menjadi nilai tambah dariku.


Sampai tiba di hari pelaksanaan. Urusan akomodasi sudah ditangani dengan baik oleh pihak Puspiptek. Aku hanya menyediakan biaya taksi untuk jarak rumah-bandara-lokasi acara. Di Wisma Tamu Puspiptek jadi base camp pelaksanaan. Kami tidak akan hanya duduk manis menulis disana. Sekali lagi, kami harus marathon keliling laboratorium dan gedung tertentu Puspiptek yang akan diangkat sebagai materi tulisan. 


ibu Sri Rahayu, Kepala Puspiptek Serpong

Acara dibuka resmi oleh kepala Puspiptek, ibu Sri Rahayu, yang gesture tubuh dan cara bertuturnya mirip banget dengan bu Risma, Walikota Surabaya. Sedangkan wajah beliau mirip banget dengan bude tetanggaku seberang rumah. I feels like home J

Baiklah untuk tiga hari ke depan, aku harus siap jiwa raga. Alhamdulillah saat itu aku sehat wal afiat. Dan tidak ada kendala baper atau mellow ala emak-emak yang melanda. I’m ready 100%. I’m on fire. Mungkin juga karena di sekelilingku ini anak-anak muda. Ya, bisa dibilang aku paling tua disana. Dan mereka pun satu persatu mulai memanggilku MAMA.

Menjadi paling tua, tidak ada halangan sama sekali. Kecuali sakit pinggang dan sakit kepala yang dating lebih cepat ketika hari lembur telah tiba. Ya, di hari ketiga, 10 penulis diletakkan dalam posisi berhadap-hadapan di dua sisi meja panjang. Seperti pemandangan kantornya media online, beneran deh. Kami bersepuluh dan beberapa tim Bitread terus berdiskusi, menulis dan ngakak bersama sampai lewat tengah malam. Inilah Menulis Marathon itu.

Ya, hari pertama dan kedua, kami marathon mewawancarai peneliti. Dating ke lokasi sampai ke tempat penyimpanan Reaktor Nuklir di Batan. Menyusun taktik penulisan dan memilih sudut pandang yang akan diambil. Baru di hari ketiga, setelah materi terkumpul, menulis di depan laptop dilakukan pol-polan. Lewat jam 2 dini hari, kepalaku sudah nggak kuat. Pusing bagian belakang. Bahaya kalau diteruskan nih, pikirku.

Mungkin dulu jaman masih unyu, aku berani saja nggak tidur seharian. Tapi aku dah sadar umur. Daripada dipaksa terus aku pingsan, mending aku menyerah dan tidur dulu saja. Teman sekamarku, si anak mahasiswa abege, Iiz , juga beberapa kali merengek mengajakku kembali ke kamar. Dia sudah nggak kuat juga. Bukan karena dia tua. Tapi karena kemarin malam dia juga begadang sampai pagi. Sepertinya ada tugas kuliah juga yang harus dia selesaikan. Fix, kami ke kamar. Dan satu per satu temanku pun kembali ke kamar. Hanya satu orang yang bertahan sampai shubuh dan selesai menulis 10 halaman, namanya pak Mul dari Semarang. Jagoan euy.

10 penulis pilihan Writingthon #1 , Pihak Puspiptek dan Bitread

Kita akan punya energi yang semakin kuat jika berada di lingkungan dengan frekuensi yang sama. Begitulah yang aku alami saat itu. Jika dihitung kasar, energi kami seharusnya habis karena harus lari kesana kemari dari satu laboratorium ke laboratorium lain. Lalu bertemu dengan narasumber yang kebanyakan para peneliti senior.

Peneliti senior yang sangat antusias menjelaskan detil konsep penelitian mereka, yang seringnya malah mengeluarkan istilah ilmiah yang kadang diluar pemahaman kami. Disaat yang sama, kami harus konsentrasi penuh menyerap penjelasan para peneliti sekaligus menyiapkan pertanyaan di waktu yang sama. Kalau bisa melihat alur kerja di dalam sel neuron kami, mungkin loncatan elektron dari satu synaps ke synaps lainnya seperti mereka lari Sprint ya, nggak cuma marathon. Cepet banget! 

Sedang mendengarkan paparan Peneliti di Puspiptek

Biasanya, orang akan mudah kelelahan bila digempur tuntutan harus berpikir keras sekaligus bergerak kemana-mana. Giliran menulis, hampir dipastikan langsung tumbang. Atau malah sama sekali nggak ada ide mau nulis apa karena kecapekan.

Tapi, ajaibnya, hal ini sama sekali tidak terjadi pada kami. Baik 10 penulis, pihak Puspiptek juga baladewa Bitread, semuanya antusias dan energik. Sampai tengah malam kami tak hentinya bergantian melontarkan pemikiran yang "berat".

Mengapa hal ini bisa terjadi?
Secara pribadi, kalau aku, alasannya adalah aku terperangah dan takjub. Bahwa negeri ini punya Pusat Penelitian sebesar Puspiptek dengan prestasi dan fasilitas yang sudah setara dengan kelas dunia internasional. Hanya saja, tidak banyak yang tahu.

Akhirnya, aku seperti kesetrum petir dan akhirnya ingin segera memberitahukan ke semua orang. 

"Haiii kita punya PUPSPIPTEK loohh gaeess....bangga banget deh!!"


Kegemasan untuk memberitahukan ke sebanyak mungkin orang melalui tulisan kami inilah yang membuat kami tak habis-habis energinya.

Terlebih lagi aku sendiri, seperti terhenyak ke masa lalu bergaul dengan larutan asam sulfat, laboratorium, elektroforesis dan lain sebagainya jaman kuliah di Kimia. Ketika merenung kembali, kenapa aku sampai di titik ini, akhirnya aku mengambil kesimpulan. Bahwa ini adalah tugasku ketika dilahirkan ke dunia ini. Istilahnya adalah Inilah Tujuan Penciptaanku.

Pundakku seperti ditepuk seseorang dengan mantap dan mendengarnya berkata, "ingat, ada ribuan materi sains yang sudah kau lahap bertahun-tahun ketika menempuh studi. Juga rangkaian berita sainstek yang suka kau baca di setiap ada kesempatan. Ingat bahwa itulah juga amanah dan tanggung jawab yang harus kau selesaikan di dunia ini."

Semacam itulah hasil perenunganku. Demi juga mendengar paparan beberapa peneliti dan teknopreneur di gedung TBIC Puspiptek (Technology Business Incubation Center) yang ingin agar kiprah mereka bisa semakin diketahui banyak orang untuk memberikan inspirasi. Saat itulah aku semakin yakin bahwa aku harus berbuat sesuatu untuk ranah ini: SAINS - TEKNOLOGI - RISET.

Ide yang pertama kali terbesit adalah membuat media online yang mengulas tentang 3 hal tersebut. Ide ini aku sampaikan ketika sesi berjumpa peneliti dan teknopreneur di TBIC waktu itu. Dan segera disambut baik oleh mereka. Humas Puspiptek, juga memberikan masukan bagaimana caraku bekerja nanti jika harus berhadapan dengan peneliti. 

Sebuah angin segar untuk ide berkutat dengan media online yang mengangkat hal yang tidak biasa. Sampai kembali ke Surabaya, ide ini terus aku gulirkan di setiap kesempatan. Aku sengaja mengikuti workshop cara merencanakan sesuatu menggunakan Business Model Canvas. Aku bertanya pada teman programmer yang ahli membuat website dan pengalaman mengelola media online. Kepada sebanyak mungkin orang, aku sampaikan niatkan ingin membuat sesuatu yang online untuk memfasilitasi keinginan para peneliti di Puspiptek tempo hari.

Akhirnya, aku dan teman-teman Writingthon memilih satu nama media yang bisa mewakili dan menjadi nama media online kami nanti. Namanya adalah RISETPEDIA. Banyak rencana yang berloncatan di kepala terkair Risetpedia ini. Risetpedia Go to School, Risetpedia Quote, Kompetisi, Seminar, Festival, Vlog, You Tube, Komik dan segala macamnya. 

Sebagai gerak cepat yang biasanya spontan dilakukan oleh blogger, khususnya aku, segera saja aku membuat akun username media sosial dan membeli domain. Tujuannya agar niat ini tidak keduluan orang. Karena sekali username dipakai orang lain, kita tidak bisa merebutnya kecuali dimodifikasi dengan kata dan huruf lain.


Jadi, mulai domain www.risetpedia.com dan username @risetpedia, semua sudah ada di dalam genggaman tanganku. 

Belum fix semua sudah melakukan itu semua?

Boleh kok, itu sah-sah saja di dunia digital seperti ini. Karena tumbuh dan mengembangkan suatu produk atau media bersama dengan "follower" kita malah akan saling menguntungkan. Kita bisa membaut produk yang tepat sasaran yang mereka butuhkan. Sekaligus mereka bisa merasa engage dan terkait emosional baik dengan kita.

Sekarang aku masih terus menggodok ide ini.
Karena setelah pulang dari Writingthon, ternyata aku tak hentinya juga terus menulis secara marathon. Pekerjaan terkait menulis, semakin datang. Bahkan saat ini aku terlibat Pelatihan Menulis Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Kemdikbud, untuk menjaring penulis yang paham teknologi dan Teknologi Pendidikan. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan menambah jumlah jurnal pada website Jurnal Teknodik yang akan go Online.

Sebulan setelah Writingthon, aku mengikuti pelatihan Jurnal Ilmiah di Jakarta

Alhamdulillah, disinilah aku berada sekarang.
Dan aku sangat yakin dengan keputusan untuk tekun di bidang penulisan, sains, teknologi dan pendidikan. Semoga semakin banyak kesempatan untuk berkolaborasi dengan semakin banyak orang hebat lainnya. Sehingga ide untuk mengembangkan RISETPEDIA berhasil menjadi inspirasi, informasi dan motivasi para generasi muda bangsa untuk menjadi peneliti, teknopreneur. Bangsa ini di masa depan akan makin banyak memiliki orang yang siap membuat sesuatu yang dibutuhkan bangsanya sendiri. Dan tidak melulu menjadi konsumen dari produk bangsa lain.

Di depan salah satu tembok di gedung TBIC Puspiptek Serpong
Di akhir tulisan ini, aku ingin kembali mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk BITREAD, PUSPIPTEK dan WRITINGTHON yang telah memberiku kesempatan untuk "kembali ke jalan yang benar" :)

Love you from my deepest heart.

Salam,


Heni Prasetyorini

Digital Marketing by Heart

4 komentar
You Don't Have To Be Spectaculer, You Just Have To Be Sincere

Digital Marketing by Heart. Sepertinya inilah yang akan menjadi trending marketing strategy di masa depan. Senada dengan quote diatas,

 Anda Tidak Harus Jadi Spektakuler, Anda Hanya Harus TULUS. 

Apakah anda sepakat dengan pernyataan tersebut? Mungkin saja anda tidak sepakat, tapi kalimat inilah yang menguatkan saya untuk mengambil strategi digital marketing by heart, ketika saya memutuskan untuk lebih serius di dunia blogger.


Blogger Pun Harus Mikirin Strategi Marketing Tulisannya

Menjadi blogger ibaratnya menjadi manusia berkarakter ambivert, gabungan dari ekstrovert dan introvert. Terkadang blogger harus menjadi introvert, agar sanggup bekerja sendirian untuk menulis atau membuat konten digital yang diperlukan untuk mengisi blog. Di lain waktu, blogger harus menjadi ekstrovert, bertemu dengan banyak orang mencari sumber tulisan. Serta mau berkicau di twitter, saling membalas komentar di facebook dan instagram serta platform sosial media lainnya, ketika isi blog-nya mulai diedarkan.

Ya benar, ketika selesai membuat artikel di blog, kita tidak bisa diam saja. Harus ada upaya agar artikel itu dibaca. Semakin banyak yang membaca, semakin bagus. Juga harus ada taktik, bagaimana blog kita masuk ke dalam halaman pertama mesin pencarian seperti Google. Mungkin sih, ada beberapa orang yang menulis blog semata untuk hobi dan berhubungan dengan rekan terdekatnya. Jadi mereka tidak perlu taktik itu. Akan tetapi, jika sudah memutuskan menjadi blogger profesional dan monetize blognya, mau tidak mau semua itu harus dipelajari, supaya blog kita bisa eksis di dunia maya.

Blogging steps yang sudah saya coba terapkan adalah sebagai berikut:
1.       Mencari informasi tentang optimasi blog dan monetizing blog, termasuk SEO.
2.       Mempraktekkan informasi yang sudah saya peroleh : blogwalking, tukar link, menulis di blog generator atau website lain, mendalami copywriting, rajin mengikuti lomba menulis untuk mempraktekkan writing skill atau create content yang sudah dipelajari, serta rajin mengikuti aneka workshop terutama tentang blog dan teknologi.
3.       Ikut dalam komunitas blogger seperti KEB, Blogger Perempuan dan Konek (Kompasiana Surabaya).
4.       Mengoptimasi sosial media yaitu Facebook, Instagram dan Twitter untuk membangun engagement dengan pembaca blog juga teman blogger dan komunitas.
5.       Menambah ilmu tambahan lain seputar digital marketing, public speaking, cara menulis fiksi, copywriting, internet marketing sebagai penunjang dengan membaca ebook, mengikuti webinar, dll.
6.       Mengikuti program belajar digital, coding mum dan Indonesia Android Kejar, untuk menambah pengetahuan juga keterampilan baru secara digital. Ini semata karena saya memilih NICHE bidang teknologi untuk pemberdayaan perempuan. Dan saya ingin membuat produk digital yang bisa diajarkan caranya kepada sesama perempuan. 

Antara menulis di blog, share ke sosial media, membalas respon itu harus dilakukan secara kontinyu dan terus menerus. Mengetahui alat ukur kualitas traffic blog mulai DA/PA, Alexa Rank, juga tentang Google Analytic dan lain sebagainya pun harus diterapkan dengan baik.


KENDALA YANG SAYA HADAPI

Apakah saya sanggup melakukan pekerjaan rutin yang saya sebutkan tadi?
Jujur saja, NGGAK SANGGUP!
Saya ngos-ngosan.

Untuk membuat konsep konten di blog, menulisnya, menambahkan konten visual seperti gambar, infografik atau video di dalam postingan blog, sudah menguras tenaga saya cukup banyak. Terkadang setelah menulis artikel, saya hanya sanggup langsung menyebarkannya ke semua akun sosial media yang saya punya. Yaitu di Google Plus, Linkedin, Twitter, Facebook dan Instagram. Setelah itu, saya tak punya waktu untuk mengecek lagi respon yang muncul. Baik dari komentar di blog, atau di sosial media. Saya kehabisan nafas.

Padahal saya juga harus terus aktif di semua sosial media itu. Untuk meningkatkan engagement atau sekedar menambah follower yang biasanya jadi syarat blog agency sebelum memberikan pekerjaan sebagai product reviewer atau buzzer. Pekerjaan teknikal dan rutin seperti ini sangat menguras waktu dan tenaga. Padahal strategi marketing harus terus dilakukan. Personal branding harus saya pertajam supaya positioning saya jelas di kancah blogger nusantara yang banyak sekali jumlahnya ini. Begitu juga memperluas networking dengan bertemu di acara offline, event atau sharing bersama blogger dan pihak lain, semestinya saya lakukan dan perhatikan juga dengan sungguh-sungguh.

Karena merasa kewalahan, saya berpikir untuk mencari taktik sesuai dengan kondisi dan keterbatasan saya saat ini.

Jadi bagaimana taktik saya?


MEMULAI STRATEGI DIGITAL MARKETING BY HEART

Saya memilih terus berjalan sambil menata nafas untuk stabil. Jika saya tidak bisa lari kencang, setidaknya jogging pelan-pelan. Kalau tidak bisa juga, setidaknya saya terus berjalan. Jika optimasi digital marketing untuk blog, belum bisa saya lakukan maksimal. Maka, saya ambil prioritas untuk fokus dulu pada KONTEN BLOG atau isi blog. 

Saya fokus pada isi tulisan blog saya supaya lebih berkualitas dan memenuhi kebutuhan pembaca. Saya upayakan menulisnya sepenuh hati. Dengan tujuan, biarlah jika bukan karena kepandaian saya mencari keyword yang baik menurut teori SEO, traffic blog tetap hidup karena pembaca organik. Pembaca organik adalah pembaca yang datang dengan sendirinya, karena memerlukan tulisan di blog saya.

Di saat ada teman baru, pembaca baru pun pembaca lama memberikan respon atas tulisan saya, maka saya menjawabnya dengan setulus hati. Tidak banyak memang, tapi saya lakukan dengan sungguh-sungguh. Saya tahu traffic bisa melonjak naik jika kita menulis topik yang sedang panas dan viral, tetapi saya memilih untuk tidak mudah tersulut dengan hal-hal yang bisa menimbulkan pro-kontra dan konflik yang kurang menyenangkan.

Dan bagaimanakah hasilnya?
Ada beberapa artikel yang menembus seribu lebih pembaca, ada juga yang hanya puluhan pembaca. Tetapi yang menarik adalah, diantara mereka yang membaca dan berkomentar setelah membaca blog saya, hampir 75% menjadi teman baru saya. Kami bertukar nomer kontak, dan meneruskan perbincangan di jalur pribadi.

Yang lebih menarik lagi adalah ketika bertemu dengan teman baru tersebut, yang kemudian mengajak saya berkolaborasi dalam projek yang mereka kerjakan. Beberapa mengajak saya menjadi penulis bagi mereka. Dan keputusan mengajak saya, karena mereka “cocok” dengan gaya menulis saya di blog. Strategi saya, digital marketing by heart, sepertinya not so bad, ya? J

Apakah saya sudah cukup puas dan berhenti dengan strategi tersebut?
Tentu saja tidak.


Ketika saya semakin berkecimpung di dunia digital, saya semakin tahu betapa besar kompetisi yang terjadi di ranah ini. Entah itu jadi blogger, freelance writer atau bahkan digital trainer. Saya harus terus meningkatkan kualitas diri dan blog saya. Saya harus lebih concern dengan SEO dan traffic blog. Untuk itu, saya membutuhkan partner kerja. Saya butuh admin. Saya butuh juga agency. Supaya saya lebih fokus pada strategi menulis konten yang baik dan memperluas networking.

Untuk itu saya butuh orang ketiga. Eh. Maksudnya saya butuh pihak ketiga untuk membantu saya mengelola blog sehingga bisa lebih optimal. Saya butuh bantuan mulai dari hulu ke hilir. Mulai bantuan membuat tambahan konten visual yang bagus untuk mempercantik tulisan, juga bantuan untuk digital marketing blog serta meningkatkan branding saya dengan taktik positioning yang tepat. 


Untuk memenuhi kebutuhan saya itu, seorang teman menyarankan saya mempelajari ABAH. 
Loh, abah-nya siapa harus dipelajari segala? :)

Bukan, abah ini bukan bapak, maksudnya adalah ABAH sang DIGITAL MARKETING SPECIALIST.

Baiklah, saya akan bekerjasama dengan  ABAH Digital Marketing Specialist, dalam 4 hal sebagai product/service yang disediakan ini:



1. BLOG CAMPAIGN

    Saya sudah punya konsep tema dan topik konten blog saya. Karena saya sudah memilih NICHE tentang Pemberdayaan Perempuan Melalui Teknologi. Saya punya dua blog. Blog pertama www.heniprasetyorini.com menceritakan pengalaman saya menapaki jalur teknologi untuk mengembangkan diri, yang saya sebut sebagai Jurnal Ibu Rumah Tangga Digital. Sedangkan blog kedua saya, www.prasetyorini.com lebih berisi pada informasi, sumber belajar dan tutorial untuk belajar tentang teknologi tersebut.

ABAH bisa membantu saya untuk blog post campaign sehingga brand saya semakin tepat sasaran dengan strategi marketing yang jitu dari ABAH. Dengan ini, saya lebih mudah mendapatkan klien untuk bekerjasama sesuai dengan persona pembaca kedua blog saya tersebut.


2. SOCIAL MEDIA CAMPAIGN

    Saya sudah jujur mengatakan kalau kelabakan mengatur optimasi sosial media, seorang diri. Dan saya belum bisa meng-hire seorang karyawan atau admin sosial media untuk bekerja di rumah saya. Saya pernah mencobanya, ternyata masih ada kendala.

Dengan ABAH, saya lebih maksimal untuk optimasi sosial media ini. Karena di ABAH tersedia banyak Influencer dan Buzzer, yang tentu sudah sangat profesional menjalankan pekerjaannya dalam strategi marketing di sosial media. Untuk pola marketingnya, juga bisa didiskusikan dengan baik dengan ABAH, jadi bisa sesuai dengan kebutuhan saya.


3. OFFLINE CAMPAIGN

     Berdasarkan pengalaman saya sendiri, trust itu semakin kuat ketika kita bisa bertatap muka langsung. Karena ada gestur tubuh, tatapan mata dan aura yang terpancar dari fisik manusia, yang bisa ditangkap oleh manusia lainnya. Adanya chemistry bahwa satu dengan yang lain bisa cocok, juga perlu dibina dari pertemuan langsung (offline). Tetapi hal ini sekali lagi tidak mudah. Karena pengalaman saya menjalankan pertemuan offline, itu menghabiskan waktu dan tenaga banyak. Apalagi jika sudah booking tempat, akomodasi dll.

Istimewa sekali, karena ABAH juga menyediakan jasa untuk mengatur hal ini. Sebuah terobosan yang menarik dari digital marketing specialist. Yang menganggap pertemuan offline sama pentingnya dengan online. Dan akan lebih optimal lagi, karena ABAH mengatur acara offline ini dengan rencana yang efektif dan tepat sasaran marketing. Mengkolaborasikan event dengan program kampanye atau projek dari komunitas dan brand terkait, juga menjadi strategi Offline Campaign dari ABAH. Kebayang bisa asik ya acaranya :)

4. ARTICLE PRODUCTION

    Untuk jasa terakhir ini, saya butuhkan pada blog khusus yang akan saya buat selanjutnya. Saya berencana membuat website portal berita khusus membahas perempuan dan teknologi. Semacam majalah online (e-magazine). Saya pasti membutuhkan artikel yang SEO friendly, dan butuh artikel yang banyak dalam waktu singkat.

ABAH juga bisa menyediakan jasa tersebut, dengan banyaknya penulis profesional yang ada pada mereka. Dengan cara ini, waktu saya tidak tersita banyak untuk menulis sendiri blog baru tersebut. Dan dengan keprofesionalan ABAH, saya bisa mengatur tema tulisan tiap edisi tayang dengan baik.


Fleksibilitas ini jugalah menjadi kunci utama dari ABAH digital marketing specialist, karena ada tahapan yang membutuhkan komunikasi dua arah antara ABAH dan user-nya. Seperti yang tampak pada ilustrasi di bawah ini.

Alur kerja di ABAH ini bagus, karena di awal kami akan bertemu, merencanakan, menyetujui sampai akhirnya jasa dilakukan dan bisa diukur dengan baik. Salah satu hal yang biasanya sulit dilakukan adalah mengukur hasil kerja. Jadi, tunggu apalagi. Jika benar-benar ingin jadi blogger profesional harus berani keluar modal biar lebih handal. Sudah nggak jaman kalau blogger mau mengerjakan semuanya sendiri. Kita bukan Superman :).

DIGITAL MARKETING BY HEART akan masih tetap saya jalankan. Karena saya ingin melakukan semua hal ini dari hati. Dengan bantuan pihak yang lebih ahli, saya yakin perjalanan akan lebih cepat dan impact yang dihasilkan akan jauh lebih besar dan berarti. Saya ingin sekali, kelak bisa sampai ke sahabat difabel, dan mengajak lebih banyak dari mereka untuk menjadi blogger dan berkarya di bidang teknologi. Seperti yang sudah saya tulis disini.

Semoga menginspirasi,



Heni Prasetyorini


disclosure: tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Writing Competition oleh ABAH digital marketing specialist.