Top 5 Tempat Liburan Yang Saya Incar Setelah Pandemi Usai

1 komentar

Ke kampus ITB. Ya itu tempat pertama kali yang saya incar kalau pandemi udah usai dan kami udah bisa liburan. 

"Kenapa ke kampus sih, Ma?", tanya suamiku.

Alasannya adalah saya ingin NAPAK TILAS. Mengenang kembali perjalanan kuliah dan kok bisa ketemuan sama dia. Beberapa hari ini kami sering ngakak banget pas ingat saat pertama kali ketemuan. Yaitu di kereta api arah Bandung-Surabaya. 

Ya benar, kisah cinta cinta-an kami pun bermula di Bandung. Walaupun akhirnya kudu LDR dulu 4 tahun sampai saya lulus kuliah, baru deh menikah dan hidup barengan di Surabaya. 


Sambil napak tilas di kampus, saya pun ingin mendokumentasikan segala hal masa kuliah di sana. Juga masa indekos di sekitar kampus. Antri beli nasi goreng dan lain sebagainya. Untuk bahan menulis novel. Atau buku biografi saya sendiri. 

Tempat kedua adalah jalan-jalan sekeluarga ke Omah Padma. 
Ini adalah rumah perkebunan alami milik kenalan saya, bunda Wina Bojonegoro, seorang penulis. Saya ingin santai di sana tanpa bawa laptop. Eh bawa nggak ya, kalau ada ide nulis gimana? hahaha. 

Nggak deh, nulis di kertas atau HP aja kalau kepepet. 

Saya pengen merasakan hidup di desa dengan tidur di kamar berdinding bambu. Lalu jalan-jalan menyusuri sungai kecil dan berburu panen dari aneka tanaman di kebun luas milik bunda Wina ini. Dan eh, sekaligus praktek belajar melukis ke suaminya. Anak-anak saya pasti suka juga. Tapi mungkin ga bisa lama-lama karena pasti pada resah karena ga ada wifi. 

Target ketiga adalah liburan sekeluarga naik pesawat bareng, ke kawasan penelitian terbesar di Indonesia, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang. 

Ini kenapa sih liburan baunya sainstek melulu dari tadi. Dah ke kampus ITB, sekarang ke Puspiptek. 

Ya karena di sini ada 5 hektar kawasan luas rimbun, ada Kebun Puspiptek, tempat para peneliti juga tempat inkubasi startup teknologi. 

Menginap di Wisma Puspiptek dan sekali lagi napak tilas dengan apa yang sudah saya lalui di sana. Lalu minta rekomendasi dari orang di sana, atau kenalan saya di Puspiptek untuk jalan-jalan kemana gitu. Bisa naik taksi online kan. Aman. 

Eh, mungkin saja bisa menerukan projek membuat startup Risetpedia yang urung saya buat sejak ke sana pertama kali tahun 2017. Mungkin saja kan. 

Saya nggak muluk-muluk dulu ya kalau mau jalan-jalan dan liburan. Tempat keempat adalah berkeliling ke sanak saudara. Lalu pergi bareng mereka. Ke mana gitu. Terserah kesepakatan bersama. 

Bisa jadi ke Kudus, tempat kelahiran kakek dari pihak suami. Bisa anjangsana ke tempat Wali juga di sana. Adem sih di sana. Nggak tau sekarang ya. 

Dan tempat kelima adalah ke Jepang. Ini target yang muluk banget sih. Tapi saya kok ada feeling bakal bisa kesana sambil ngantar si anak bujang kuliah atau pertukaran pelajar ya. Siapa tahu?




Target 2021 dan Trik Membuatnya

Tidak ada komentar

 Dapat rejeki menemukan trik ini di tiktok @mindsetzone. Tentang cara menetapkan Target hidup. Ini trik baru yang baru saya temukan. Biasanya rada ruwet ya kalau baca teori urusan menetapkan target hidup tuh

Silahkan disimak. 



Lalu, silahkan dipraktekkan ya, saya pun akan membuat target untuk tahun 2021 ini, maksimal tercapai di bulan April 2022 (pas setahun sesuai trik).

Kalau target saya, walau ga muncul ajaib, udah barang tentu MENERBITKAN BUKU AYO BERMAIN CODING. Ini udah target banget sejak awal bikin kelas online coding anak tahun 2020 kemarin. 

Sekarang mau didetilkan lagi. 

Kalau kalian, jika udah kepilih targetnya, mau masih 10 list atau udah jadi satu yang tepat. Jangan diposting di media sosial ya. Simpen aja sendiri di rumah. Tempel di tembok depan meja kerja atau meja belajar. 

Karena, akan menguras energy dan mengganggu fokus jika ada yang berkomentar tentang target kalian itu. Ini tips dari ibu-ibu yang sudah ikutan menerapkan TELL THE WORLD ABOUT YOUR DREAM = ini adalah salah besar. 

Tak perlu kasih tahu target kalian ke siapa pun, kecuali yang terkait untuk bisa mewujudkannya. 

Dan lebih baik BERISIK DENGAN KARYA, tak usah berisik dulu dengan rencana. Begitu ya. 

Top 5 Serial TV Favorit dari Dulu Sampai Sekarang

1 komentar

Sebagai generasi boomer yang lahir tahun 70-an hampir ke 80-an, yang dari bayi udah ditemani televisi (TV). Dan hiburan terhebatnya juga TV. Bahkan sampai sekarang pun masih wajib tiap hari nonton TV. Maka pastilah punya acara TV Favorit. 

Walau rada lupa, tapi coba saya ingat-ingat acara TV Favorit dari dulu sampai sekarang:

  1. Oprah Winfrey Show
  2. Kick Andy
  3. Dunia Dalam Berita
  4. Si Unyil
  5. Telenovela

Jujur saja, kalau zaman now, saat ini, semenjak maraknya internet, saya nonton TV secara acak. Paling ke berita. Dan kalau Ramadhan ya acara menjelang Sahur dan Berbuka Puasa. 

Males banget nonton Sinetron apalagi Infotainment. Menghabiskan energy saja. 

Saya jelaskan dulu Top 5 di atas.

Oprah Winfrey Show
Ada yang kenal dengan nama ini?
Kira-kira tahun 2003 dan seterusnya acara ini booming banget di TV. Saya ingat karena nonton ini selama saya mengasuh anak pertama yang masih bayi dan balita. 

Ada salah satu segmen yang saya ingat banget sampai sekarang. 
Jadi ceritanya itu tentang seorang single mother yang ada di titik terendah hidupnya. Harus kerja 4 macam kalau ga salah buat menghidupi anaknya. Tapi,yang menarik, dia juga berani untuk KULIAH lagi di jurusan KEPERAWATAN untuk menjadi suster gitu. Biaya kuliahnya dari hutang. 

Nah, udah dikhianati suaminya saat itu, hutang banyak, anak banyak juga, dia berhasil lulus kuliah dan malah ketemu lagi dengan laki-laki lebih muda yang ingin menjadi pasangannya kembali. 

Singkat kata, Oprah mengapresiasi keputusan ibu ini untuk kuliah lagi. Dan membayar semua hutangnya, termasuk hutang biaya kuliah. 

Nah, pasti sudah pada bisa menebak apa yang membuat saya tertarik?
Betul. 

Tentang: IBU-IBU YANG KULIAH LAGI setelah punya anak dan anaknya udah gede-gede. 

Langsung terbesit di benak saya, adalah: 
SAYA BISA KULIAH LAGI setelah anak-anak saya udah gede

Alhamdulillah kok beneran terkabul. Kuasa Allah SWT. Sungguh Maha Baik. 


Selain TV Show seperti Oprah Winfrey Show dan Kick Andy, saya suka melihat berita.

Kalau dulu nama acaranya DUNIA DALAM BERITA, sekarang banyak TV yang khusus menayangkan berita atau banyak acaranya tentang berita. Seperti TV One, CNN dan Kompas TV. 

Acara khusus untuk anak, saya pun suka. Mulai dari Si Unyil, film kartun dan semacamnya. Udah lupa saya nih. 

Jaman masih SMP, kenal juga dengan TELENOVELA. Semacam sinetron dari daerah Latin dan Spanyol, kalau tidak salah. Ada yang berjudul Kassandra, Maria Mercedes, Marimar, dan masih banyak lainnya. Kemudian pas SMA beranjak ke film India, seperti Kuch Kuch Hota Hai, Mohabbatein dan sebagainya. 

Sekarang saya lebih ke Drama Korea, tapi jarang nonton di TV. 

Kalau kalian, apa masih ada TV di rumah? :)


Minari Film Keluarga Korea Berkelana di Amerika

Tidak ada komentar

Minari, adalah nama dari suatu tanaman khas Korea yang sengaja dibawa oleh Sang Nenek di film ini. Minari seperti rumput atau daun kucai ya di Indonesia. Minari bisa ditambahkan ke semua jenis makanan, begitu ucap si nenek. 

Menariknya film ini bukan bercerita asal muasal Minari atau tahap menanam dan berbisnis tanaman Minari. Sebaliknya ini lebih menunjukkan kehidupan yang dialami sebuah keluarga asal Korea yang berkelana ke Amerika. 

Berkelana itu tidak mudah. Dan itu benar ditampakkan dalam adegan dan gestur pemain film Minari ini dengan baik. Kesulitan dalam hidup, kurangnya uang, matinya pasokan air, pertengkaran suami istri, ini semua sejenak membuat saya dan suami "membeku" teringat masa lalu, masa perjuangan. 






7 Fakta (Mencengangkan) Tentang Saya

1 komentar

"Be yourself, everyone is already taken" 


7 Fakta Mencengangkan Tentang Saya:

  1. Introvert yang ceria 
  2. Suka sekali belajar
  3. Senang juga mengajar
  4. Spontan dan nekad
  5. Sulit bekerja sesuai jurnal dan to do list ketat (masih belajar banget)
  6. Sangat menomorsatukan keluarga 
  7. Pengen jadi Digital Nomad 

Judulnya clickbait banget ya :)

Tapi benar kan?
Ketika melihat foto di atas, pasti pada mengira kalau karakter saya itu extrovert, suka main ke sana kemari, suka kumpul-kumpul dengan banyak orang, ramai, ceria, dan semacamnya. 

Padahal aslinya saya introvert. Punya circle yang kecil. Kurang suka berkerumun dengan banyak orang, apalagi tidak kenal, apalagi kurang cocok ini itunya. Lebih suka menyendiri ketika harus recharge energy

Namun ketika bertemu dengan saya, tidak akan ketemu sosok yang bete dan pendiam. Itu dulu waktu saya masih muda sih. Ketika sudah merantau jauh dari rumah, lalu berumahtangga, punya anak, lama kelamaan jadi terpaksa harus ramai dan ramah kepada semua orang. Dulu ya bisa disebut proses adaptasi untuk bertahan hidup. Alamiah saja bergerak seperti itu. 

Begitu juga kemampuan saya untuk berbicara di depan umum. Di depan ratusan orang. Tanpa saya sadari itu muncul sebagai bentuk dari adaptasi. Ciri khas saya sebagai makhluk hidup. 

Namun dari beberapa hal, dan juga hasil mengisi tes kepribadian beberapa kali, hasil yang muncul adalah porsi introvert saya ada 70%. Cukup besar kan?

Mau coba tes kepribadian juga? bisa ke tautan ini ya https://www.16personalities.com/id




Pencapaian Tertinggi Dalam Hidupku: Sebagai Lifelong Learner

1 komentar

Batal jadi peneliti biokimia. Malah jadi ibu rumah tangga.  Drama banget kalau orang bilang ya :). Untung saja. Alhamdulillah beruntung. Belajar adalah senjata utama saya mengatasi ke-drama-an itu. 

Pencapaian di Masa Pandemi: Bisa Membuka Kelas Online

Pagi ini saya baru saja mengirimkan tujuh file pdf sertifikat untuk anak-anak yang selesai ikut Kelas Creative Coding Scratch Programming di Kelasku Digital yang saya ampu. 

Total murid kelas online saya sejak tahun 2020, sebenarnya sekitar 100 anak lebih. Bisa sampai 125 anak. Namun, baru tahun ini saya mengeluarkan sertifikat. Itu pun karena ada orang tua murid yang meminta. Bukan hendak kurang benar membuat kelas, namun saat itu niat saya sengaja tidak mengeluarkan sertifikat, supaya anak-anak lebih fokus pada proses belajarnya saja. 

Dan sebenarnya di Kelasku Digital itu, selesai kelas resmi atau reguler, masih ada belajar coding bareng alumni bisa di Live Coding atau Code With Me. Namun dalam perjalanan waktu, saya pun paham pentingnya sertifikat ini sebagai dokumentasi bagi orang tua. Jadi mulai saya keluarkan bulan April 2021 ini, dan menunggu tiap anak mengisi form sertifikat yang sudah saya berikan. 

Ini sebuah pencapaian besar di masa sulit karena wabah COVID19 ini. 

Kalau melihat mundur, kesulitan saya untuk bekerja di lembaga formal setelah mampu lulus secara Cum Laude di S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya tahun 2015 lalu, bisa membuat kelas sendiri bahkan secara online ini sebuah pencapaian yang tidak terduga. 

Bertahun-tahun saya merasa sulit sekali bergerak di dunia pendidikan jika tidak masuk lembaga resmi yang ada di bawah naungan Diknas (Pendidikan Nasional) di Indonesia. Entah menjadi guru atau dosen, atau staf ahli lainnya. Sulit sekali saya menembusnya. Sekaligus sulit sekali menjadi pendamping dari ranah non formal. 

Kesulitan Diatasi dengan Belajar

Namun keputusan saya untuk BELAJAR LAGI terutama tentang teknologi digital dan coding, mampu membuka jalan bagi saya sendiri. Untuk bekerja secara mandiri di bidang pendidikan luar sekolah atau non formal. 

Belajar juga trik jitu yang saya ambil ketika mengalami kesulitan sesuai kalimat pertama di postingan ini. Sempat berada di titik terendah karena merasa gagal meneruskan profesi sebagai Peneliti. Saya alihkan dengan mengisi waktu tunggu saat jadi ibu rumah tangga itu, dengan berbagai ilmu baru. Apapun bentuknya. Baik itu membuat cookies, perhiasan handmade, berjualan online, ngeblog dan juga ini yang paling membantu: belajar teknologi digital memanfaatkan laptop dan internet. 

Dengan kembali BELAJAR LAGI sampai sekarang, saya bisa bergerak maju secara bertahap. Dan ini adalah pencapaian tertinggi saya sebagai pribadi. Apa pernah menang ini itu, atau terpilih dalam program besar? iya saya pernah. Akan saya tulis dalam daftar berikutnya, sekaligus untuk mengingatkan diri saya sendiri atas apa saja yang telah saya kerjakan sejak kecil sampai sekarang. 

Menyusul ya.