FREE ONLINE BOOTCAMP KCMI FOR WOMEN

Tidak ada komentar

 

KOMUNITAS CODING MUM INDONESIA [KCMI]

Menyelenggarakan FREE ONLINE BOOTCAMP khusus perempuan. Usia 18 tahun ke atas. Tidak harus sudah menikah dan tidak harus sudah jadi mum (ibu-ibu).

Materi: BELAJAR BIKIN WEBSITE STATIS DENGAN HTML, CSS DAN BOOTSTRAP.

Untuk: pemula

Maksud pemula adalah yang sama sekali tidak pernah mengenal pemrograman atau coding. Namun boleh juga jika anda ingin ikut lagi untuk me-refresh ilmu membuat website yang dulu pernah dipelajari jaman sekolah/kuliah/bekerja.

Output:

  1. Mengetahui cara membuat website
  2. Mengetahui konsep dan syntax HTML, CSS dan Bootstrap
  3. Mampu membuat website statis sederhana untuk keperluan belajar
  4. Mengetahui cara belajar mandiri untuk mengembangkan materi dasar yang sudah didapatkan selama bootcamp

Prasyarat:

  1. Wajib perempuan usia 18 tahun ke atas
  2. Menyediakan laptop dan akses internet mandiri [kelas dilakukan online]
  3. Berminat besar untuk terus belajar dan praktik mandiri
  4. Sudah terbiasa menggunakan laptop/komputer, internet dan skill digital dasar
  5. Aktif di kelas belajar dan di grup telegram KCMI
  6. Bersedia meneruskan semangat belajar dan mengajarkan materi yang sudah didapatkan kepada anak, saudara, keluarga, murid dan siapapun yang membutuhkan

Biaya : GRATIS

Learning Resources dan Tools:

  1. W3Schools
  2. Studio Code Web Lab
  3. Brackets Code Editor
  4. Google Meet
  5. Grup Telegram

Pengalaman Terkait StartUp

Tidak ada komentar

 

Kata kunci STARTUP lagi hits. Salah satu penyebabnya adalah mulai tayangnya Drama Korea berjudul Start-Up

Para pelaku Start-Up pun mulai muncul dan menjadikan drakor ini sebagai bahan obrolan atau sekadar caption di instagram.

Saya juga ikut-ikutan ingat jejak langkah masuk di dunia perusahaan rintisan alias Start-Up ini.

Di bawah ini masih dokumentasi foto yang berhasil saya kumpulkan dari Facebook (tempat simpan foto paling cepet :)). Untuk ceritanya menyusul dari editan artikel ini satu demi satu.

2019: Menjadi Mentor DILO PAD [ DILO Pre-Startup Development]

Sebuah training mentorship edukasi tim yang akan membuat startup dan mengikuti program selanjutnya.

Sebelumnya, saya pernah menjadi Guru Tamu juga di SMA Negeri 5 Surabaya, untuk materi Kewirausahaan dan berbicara tentang Startup.

Saya pun, menjadi Ketua Organizer Global Startup Weekend Women Surabaya tahun 2019

Lumayan juga kenangan dan pengalaman terkait Startup.

Apalagi buku yang dibaca dan training yang diikuti. Sempat baca buku tentang Startup lebih dari satu dalam waktu singkat. Karena akan diajak kerjasama membuat startup baru, yang ternyata ilang tanpa jejak.

Gpp, lumayan ilmunya nancep ga ilang.

saat ikut training membuat BMC {Business Model Canvas} by pak Zaenal Arifin di RKB Surabaya

Bahkan menang lomba menulis di blog pertama kali itu juga dengan tema StartUp.

Juga nekad naik motor bertiga, membonceng dua anak lelaki ini untuk ikutan seminar tentang StartUp.

link postingan foto bersama Chiki Fawzi : https://www.facebook.com/photo?fbid=987105901373786&set=a.985020954915614

Apa Jadinya Ketika Anak Gamer Belajar Coding

Tidak ada komentar


When you teach code, you’re not only teaching the language of technology. You’re teaching new ways to think and bring ideas to life.

Pengalaman menarik kemarin, ketika saya mengajar kelas privat untuk Khanza, kelas 3 SD, di kelas Ayo Bermain Coding menggunakan Scratch Programming.

Bagi yang belum tahu apa itu Scratch Programming, bisa buka saja langsung websitenya www.scratch.mit.edu dan membaca berbagai resources yang sudah disediakan oleh tim developer di web tersebut.

Sebelum mengajar Khanza, saya membuat contoh materi, yaitu membuat Flashcard Perkalian Sederhana. Tutorialnya bisa dilihat di sini:

Saya memberikan contoh membuat Flashcard standar, lalu ditambah Sound code dengan rekaman suara saya bergaya standar biasa juga.Tetapi Khanza tidak. Dengan berani dia merekam suara Perkalian dan Hasilnya, dengan nada yang begitu panjang dan riang. Khas dengan anak-anak.

Bisa dilihat hasilnya di video ini:

Saya terpana beberapa detik. Untuk kesekian kalinya saya merasakan kalah ANAK-ANAK INILAH GURU SAYA. Mereka mengajarkan hal-hal yang tidak terbesit di benak saya. Seorang dewasa yang sudah banyak terkikis keberanian kreatifnya karena banyak harus melakukan hal standar.

Tidak hanya Khanza. Beberapa anak lain juga mengajarkan saya. Di kelas online belajar Scratch Programming ini, para Scratch Coder, saya menyebut murid-murid saya itu, berani sekali mengeksplorasi Scratch. Jauh lebih berani daripada saya, gurunya.

Mereka membuka Google Translate dengan santainya, ketika ingin menuliskan Instructions dan Notes/Credits saat share Scratch project, dalam bahasa Inggris.

Begitu juga saat membuka code extension Text to Speech, yang ada code berbagai bahasa. Mereka dengan santainya menambahkan code untuk bahasa lain : Jepang, Rusia, Korea, dll dan mencari kata padanan dengan google translate.

Untuk penggunaan Google Translate saat itu, sama sekali tidak terpikir oleh saya :)

Anak-Anak Gamer

Sebagian besar murid saya, adalah anak-anak gamer. Atau anak-anak yang suka main game. Rata-rata mereka bercerita suka bermain ROBLOX.

Saya mendengar tentang Roblox, Minecraft, PUBG, dan nama game lain dari kedua anak lelaki saya. Sebaliknya, saya, ibunya, belum tertarik untuk bermain game online seperti mereka. Paling banter dulu saya bermain tetris (jaman dulu banget). Game lain cuma coba-coba awal saja, tapi cepat mandeknya. Saya sama sekali tidak telaten bermain game. Jika kalah di awal, ya sudah berhenti. Tidak mau mencoba lagi ke level awal, apalagi sampai ke garis finish.

Anak saya, termasuk anak gamer kelas berat. Bahkan membuat saya cemas dan bingung ketika dia kecil harus disikapi seperti apa. Itulah yang membuat saya nekad saja masuk ke dunia baru, dunia coding, dunia pemrograman, dunia IT = teknologi dan informasi dan hal-hal di luar pemikiran saya waktu itu, demi mencari tahu cara memfasilitasi anak-anak gamer semacam ini.

Alhamdulillah, usaha saya membawakan hasil.

Anak saya yang sempat dituding oleh seorang pembicara seminar sebagai “pecandu game” di depan umum, di atas jari telunjuk yang menuju ke hidung saya itu, sekarang bisa menyalurkan minat dan bakatnya pada game dan segala hal terkait teknologi informasi.

Anak saya yang ini, memilih masuk SMK jurusan RPL (Rekayasa Piranti Lunak) yang pelajarannya terkait coding dan programming. Beberapa kali berprestasi di SMK itu terkait coding dan bisa lolos SMPTN ke PENS — politeknik negeri terbaik di Surabaya — tanpa tes, tanpa harus ikut UTBK. Saya yakin ini juga berkat beberapa prestasinya di dunia pemrograman itu tadi.

Anak saya memilih jurusan Game Technology. Jurusan yang relatif baru di PENS. Cocok sekali dengan dia. Yang tidak hanya suka coding, tapi juga bisa menggambar digital deengan photoshop, membuat video animasi, mengedit video dan merancang cerita. Persis dengan konten yang ada di dalam game.

Anak saya ini, sejak kecil, lebih suka belajar sendiri (otodidak) untuk berbagai hal. Dan sangat telaten mencoba game baru sampai tuntas walau saat itu komputer kami sangat jadul, bahkan tidak ada akses internet. Ketika ada modem dengan sinyal internet sangat lemah pun, anak saya bersikeras untuk main game, belajar dan mengeksplorasi hal lain di komputer itu. Karakter ini terbangun tanpa sadar oleh kegemarannya pada game. Terbukti waktu SMK, dengan fasilitas sangat terbatas. Dan aturan yang sangat membatasi karena sekolahnya ada di lingkungan pondok pesantren di daerah Peterongan Jombang, anak saya masih mau belajar hal baru, belajar coding sendiri dan ikut lomba.

Pengalaman saya bersama anak kandung sendiri ini, menggerakkan hati untuk bisa memfasilitasi anak-anak yang punya minat sama.

Beberapa kali saya perhatikan, bahwa anak-anak kecil yang suka main game ini bukannya makin berkurang, melainkan bertambah. Tentu saja, akses internet makin mudah, harga gadget juga makin murah. Aneka jenis game online juga bertebaran di internet.

Apakah anak-anak ini dibiarkan saja?

Atau hanya diputus saja, dilarang begitu saja?

Saya punya pengalaman betapa menderitanya anak-anak penggemar game yang dilarang untuk membuka komputernya. Sangat tertekan secara emosional.

Maka, hadir untuk mengenalkan hal lain yang bisa dilakukan selain main game di HP atau laptop, adalah niat yang saya punya saat ini.

Di KELASKU DIGITAL, saya membuka kelas online untuk anak-anak belajar coding dengan Scratch Programming.

dan juga kelas online belajar coding membuat website,

Saya mulai kelas coding kids ini, secara tatap muka sejak 2018. Namun baru mulai membuka kelas onlinenya di bulan Ramadhan tahun 2019 kemarin. Hasilnya adalah anak-anak bisa mengikuti kelas belajar coding secara online. Dan jika hadir sepenuh hati untuk memahami mereka, maka sedikit demi sedikit mereka akan paham bahwa mereka aman dari tudingan sebagai pecandu game yang tidak berguna. Juga mereka tahu cara lain melakukan sesuatu, membuat sesuatu seperti game, animasi dan dongeng interaktif dengan Scratch Programming atau tools lain, dengan kegemarannya bermain game itu.

Menghadapi generasi sekarang, intinya kita harus hadir untuk mereka. Bukan sedikit-sedikit menuding mereka dan membatasi geraknya. Kita yang harus belajar banyak hal.

Semoga menginspirasi.

Tentang Komunitas Coding Mum Indonesia (KCMI)

Tidak ada komentar

 Ini adalah video untuk menjelaskan tentang Komunitas Coding Mum Indonesia. 




Komunitas Coding Mum Indonesia.
Connect — Code — Empower

Instagram: www.instagram.com/kcmi_id
Twitter: www.twitter.com/kcmi_id

Facebook Page: www.facebook.com/codingmumindonesia

Facebook Group: http://bit.ly/grupfbkcmi
Blog: http://bit.ly/blogkcmi
Telegram: https://bit.ly/telegramkcmi

Women only. Hanya Untuk perempuan. Terutama ibu rumah tangga. 

Bagaimana cara belajar codingnya?

Simak video berikut:


Sharing Pengalaman di Live Facebook: Bagaimana Mulai Bekerja Modal Internet di Rumah

Tidak ada komentar

 Bagaimana mulai bekerja dengan  modal internet di rumah? Apalagi pengalaman mbak Heni yang mulai berkarir ketika sudah menjadi ibu rumah tangga belasan tahun?

Sambil menunggu momen mengajar online untuk belajar coding anak-anak, saya berbagi cerita di Live Facebok. Selamat menyimak.

Review Drama Korea My Mister My Ahjussi Yang Layak Ditonton Berkali-kali

Tidak ada komentar


 

Melihat poster dari drama Korea ini, pasti kalian mengira isinya adalah cerita penuh canda tawa. Tapi coba saja memutarnya. Bahkan di episode pertama saja, auranya begitu muram. Lelah, sedih, marah dan tertekan. Adegan demi adegan mengenalkan satu demi satu karakter dengan tipe kemuramannya sendiri-sendiri. 

Lee Ji An, satu-satunya perempuan di poster drama di atas, adalah tokoh utama pendamping Park Dong Hoon, lelaki yang tertawa lebar di sebelah kirinya. 

Singkat cerita, tiga lelaki di atas adalah tiga bersaudara kandung. Lee Ji An adalah salah satu karyawan yang direkrut oleh Park Dong Hoon yang saat itu masih menjadi manajer. 

16 episode tersaji rapi dan runtut, juga manis. Alur ceritanya kaya dengan makna kehidupan. Semua orang punya andil masing-masing untuk menyajikan persoalan hidup yang terasa begitu nyata. Benar-benar bisa terjadi di kehidupan sehari-hari sekitar kita. 

Ji An, gadis muda yang susah payah dalam hidupnya. Ditinggalkan sejak bayi dalam asuhan neneknya yang bisu dan tuli. Tanpa bisa mengelak untuk menerima warisan berupa hutang yang banyak dari ibunya yang melarikan diri setelah dia dilahirkan. 

Ji An hidup sebagai bulan-bulanan rentenir. Begitu juga neneknya yang hampir setiap hari jadi samsak, sasaran pukulan mereka yang menagih uang dan marah karena ibunya Ji An tak datang-datang. 

Sedari kecil, Ji An terus bekerja untuk membayar hutang ibunya yang takkan pernah habis juga. Karena berhutang di rentenir, berarti jumlah uang yang beranak pinak dengan cepat karena sistim bunga yang sangat besar dan kadang tidak masuk akal. 

Ji An tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan tidak percaya kepada siapa pun. Demi menjaga kewarasannya yang sering mendapat perlakuan kasar dari sekitar. 

Manajer Park Dong Hoon, yang selanjutnya dia panggil sebagai, Ahjussi, alias paman, adalah orang pertama yang memperlakukannya secara manusiawi di saat Ji An ditawari untuk makan malam bersama staff. Cerita kebaikan Ahjussi pun bergulir di situ. 

Apakah ini kisah cinta terlarang antara bapak-bapak dan seorang gadis muda?

Bukan!

Konflik terjadi ketika Ji An, mengetahui adanya perselingkuhan antara istri si Ahjussi ini dengan CEO di kantor mereka. Persaingan di dunia kerja antara CEO yang adik kelas di kampusnya Ahjussi dan pengkhianatan cinta menjadi fokus utama jalan cerita. Momen pemilihan Direktur perusahaan baru, yang membuat Ahjussi dan Ji An terlibat banyak masalah.

Yang menarik, di sela-sela alur cerita menuju pemilihan Direktur ini, banyak kisah kehidupan yang disajikan. Tentang orang hebat berprestasi yang memilih menjadi Biksu dan melepaskan semua kesuksesannya di dunia termasuk cinta pertamanya.

Tentang kasih sayang tiga orang bersaudara di dalam keluarga. Persahabatan antar teman dan lingkungan rumah, yang walau digambarkan bisa akrab karena momen minum-minum bir setiap hari. Juga hubungan manis antara Ji An dan neneknya yang bisu tuli. 

Pesan moral utama disampaikan di adegan akhir, percakapan antara Ji An dan Neneknya di Panti perawatan. Nenek mengatakan bahwa, Semua hubungan interpersonal (antar manusia) adalah penting, baik dan berharga. Dia juga menasehati Ji An untuk hidup dengan baik dan bahagia, sebagai cara membalas budi kebaikan orang-orang baik yang telah menolongnya itu. 

Eskpresi nenek dan caranya berbicara dengan bahasa isyarat bersama Ji An, begitu masuk ke dalam kalbu. Perlahan, tenang dan tiap satu kata mengandung makna. 

Penonton bisa menangis berkali-kali melihat drama Korea ini. Menyadari hubungan interpersonal yang mungkin gagal di satu sisi dan sisi lainnya. Gagal sebagai anak yang baik, teman baik, saudara yang baik. Atau bahkan menganggap semua orang tidak baik alias tidak bisa percaya kepada orang lain. 

Namun itulah liku-liku kehidupan. Kesedihan, kemarahan, kesalahan adalah alat untuk tumbuh dewasa. Drama Korea berjudul My Mister atau My Ahjussi ini layak ditonton semua orang. Bahkan anak remaja juga bisa diajak, asalkan orang tua mendampingi tentang nilai moral menanggapi minum miras, mabuk dan banyak umpatan di sana. 

My Mister, recommended drama.