Bergabung Blogger Perempuan

1 komentar

Di ilmu kimia dasar, ada konsep  Polar-Polar, Non Polar-Non Polar. Sifat yang sama akan mudah melebur, terlarut, menyatu, sederhananya begitu. Larutan non polar tidak akan bisa menyatu dengan larutan polar walaupun digabung dalam satu wadah dan dikocok sehari semalam. Mungkin tampak menyatu, tapi lama kelamaan bulir-bulir kecil non polar akan memisahkan diri dari yang polar. Lalu bulir kecil itu akan membesar karena menyatu pada senyawa yang bersifat sama.

Bingung ga sih bacanya gaes? :)

Senada dengan karakter manusia, dalam hal ini perempuan. Walau satu gender, tidak akan ada satu pun sangkalan jika satu perempuan tidak sama dengan perempuan lainnya. Begitu juga satu komunitas perempuan tidak sama dengan komunitas khusus perempuan lainnya.

Itulah yang saya rasakan ketika bergabung dengan Blogger Perempuan.

Dalam berjalannya waktu, terasa bahwa saya punya kepolaran yang sama dengan komunitas blogger khusus perempuan ini.
Cocok.

Selain cocok, saya mengapresiasi kerapian sistematik Blogger Perempuan (BP Network) dalam menjalankan komunitasnya secara online maupun offline.

BP Network ini sudah siap dari segi manajerial dan juga teknologinya. Untuk menata Lomba Menulis Blog, Membership, Blogging Generator atau Aggregator, juga Blogging challenge-nya, ada laman atau teknik pengarsipan yang rapi. Ini canggih menurut saya.

BP Network juga memberikan inspirasi bahwa sekelompok perempuan bisa juga berkolaborasi, tidak hanya sibuk berkompetisi atau melakukan "mom war" tiada henti.

Hal ini juga yang membuat saya optimis mampu mengemban amanah sebagai Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia. Bergandeng tangan bersama untuk saling memberdayakan, menguatkan dan berpegangan tangan bersama sesama perempuan.

Kalau kalian, kenapa bergabung di Blogger Perempuan Network?

Domain Blog Nama Asli

Tidak ada komentar

Saya paham saja kalau Memilih DOMAIN itu topik yang ruwet sekali untuk blogger pemula. Karena saya pun mengalaminya. Memutuskan akan membeli domain .com atau .id atau web.id ataupun .net, itu juga mikir ... mikirin duitnya :)

Paling murah emang domain web.id, bayarnya hanya sekitar 50ribuan per tahun. Kalau lagi promo malah cuma 20-30ribuan setahun. Tapi domain ini gak familiar.

Yang paling disukai adalah domain .com. Orang awam malah akan mengira semua alamat situs pasti berakhiran .com.

Baiklah keputusan diambil, yaitu domain .com. Lalu nama apa yang akan saya daftarkan ke domain itu?

Widih ini mikirnya hampir sebulan lebih. Bikin rencana nama kayak mau milih nama bayi yang ada di perut dan bulan depan mau lahir. Inteeens banget mikirnya.

Nama yang muncul:
1. Orin (itu nama panggilan saya di Asrama Putri ITB),
2. Madoji, kepanjangan dari Mamanya Aldo dan Aji, kedua anak lelaki saya.
3. Heni PR, biar sama dengan twitter
4. Heni Pras
5. Ini Heni
6. Hand Heni
7. Mbak Heni
8. Halo Heni
9. Bu Heni

Daaan seterusnya.
Sampai akhirnyaaa nemu postingan fesbuknya mbak Shintaries, foundernya Blogger Perempuan tuh yang menyarankan memakai nama asli saja dan sama untuk semua media sosial.

Saat itu sempat amazing dengan nama dari content writer yang punya situs beradadisini.com. Nah itu dia nama aslinya jelas bukan Berada Di Sini. Tapi semua media sosialnya pake akun yang sama @beradadisini.

Saya tanyakan ini ke mbak Shintaries, senada dengan nama domain teman seperti Omah Antik, Kotak Warna, Rumah Inspirasi, yang mudah diingat daripada nama asli saya yang nJawani dan mbulet.

Coba silahkan baca cepat, Heni Prasetyorini.
Mbulet kan?

Tapi jawaban mbak Shinta begini, "boleh aja sih mbak. Pakai nama seperti itu. Tapi nanti kalau membranding diri sendiri, orang jadi nggak diingat nama kita sendiri."

Saya yang Nol Puthul tentang blogger profesional, ya wis manut saja. Lalu memutuskan membeli nama asli lengkap di domain. Yaitu heniprasetyorini.com.

Nah, masalah kedua muncul. Domain ini dicantolkan ke blog lama atau bikin baru? Tanpa ngeh ilmunya, saya putuskan untuk me-REDIRECT heniprasetyorini.blogspot.com ke heniprasetyorini.com.
Dan hasilnya adalah.....semua perhitungan traffic Kembali ke TITIK NOL.

Nangis boookkk.....

Harusnya saya bikin blog baru saja. Jadi blog lama ini tetap blogspot.
Ya sudahlah saya berusaha nggenjotntraffic dengan segala cara termasuk rajin Fetching di Google Webmaster. Yo wis pokoke ngono iku lah rek.

Berjalannya waktu, saya baru mengenal ada SUB DOMAIN, dan ini gratis bisa nebeng Domain lama.

Jadi mikir-mikir cara IRIT punya domain.
Wah misal aku beli domain prasetyorini.com bisa dibikin subdomain berikut:
1. heni.prasetyorini.com
2. akademi.prasetyorini.com
3. galeri.prasetyorini.com
4. etalase.prasetyorini.com
Dan seterusnya.
Jadi ibaratnya saya bisa punya 5 blog TLD dengan hanya bayar satu domain aja, 150ribuan per tahun. Irit to?

Atas pertimbangan ini, domain pertama saya bumihanguskan. Setahun aja lalu saya lapor ke provider domain untuk memutus langganan.

Nah, pilihan ini lumayan berhasil. Nama media sosial saya juga semuanya nyantol ke Heni Prasetyorini. Kecuali di twitter karena karakter huruf tidak cukup.

FB/IG/LINE/Telegram/Linkedin/Kompasiana/Medium: @heniprasetyorini
Kalau Twitter hanya @HeniPR.

Begitulah lika-liku memilih domain ala emak ngirit hahaha. Kalau kamu gimana?


---
Ini ngeblog dari hape. Di kamar anakku yang udah tidur dan ga demam lagi. Sekian.

Tema Blog Yang Saya Sukai

6 komentar

Bicara perempuan yang melek teknologi, itu topik yang saya genggam begitu erat untuk mengisi blog www.prasetyorini.com ini.

Niche blog ini saya rasa pas untuk terus digaungkan, terutama setelah selesai ikut program CODING MUM di Surabaya, tahun 2016.

Memberdayakan perempuan di ranah teknologi, kedengarannya sangat seksi. Maka sejak saat itu, topik seputar ini mengisi blog, status media sosial bahkan nafas saya sehari-hari. Huwih segitunya....

Untuk mendukung misi saya di dunia blogging ini, maka saya perlu asupan nutrisi berupa blog-blog, video You Tube dan juga podcast yang masih terkait dengan konsep edukasi, pemberdayaan perempuan, self improvement, mindset strategy bahkan sampai ke digital marketing.

Khusus untuk perempuan, saya suka berburu informasi tentang perempuan berprestasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Oprah Winfrey adalah tokoh perempuan penting yang banyak memberikan insight bagus untuk saya pribadi. Jaman anak kunyil masih bayi, acara Oprah Show di televisi sangat saya nanti-nanti.

Untungnya walau acara itu sudah tak ada lagi di televisi, saya masih bisa mengaksesnya melalui You Tube, instagram dan websitenya.

Untuk tema edukasi, akun di twitter yang saya incar. Dengan hestek #digitallearning, saya sudah dapat banyak sumber informasi sekaligus sumber belajar.
Contohnya Shake Up Learning yang banyak membahas fitur Google Apps for Education (GAFE).

Tema teknologi, bisa ke lamannya Technopreneur atau IdTech Asia. Perkembangan yang mereka sampaikan sering membuat saya berdecak kagum. Woooww..woooww...suangaar mboiiss. Begitulah.

Untuk refreshing saya suka blog yang cara nulisnya lucu-lucu cerdas. Saya lupa nama blognya, biasanya saya klik karena link artikelnya udah beredar. Entah itu membahas film, drama Korea dan sebagainya. Just for fun.
Someday pengen deh nulis lucu kayak gitu.

Tema traveling bagi saya bikin harap-harap cemas. Karena makin ngiler sama postingannya bikin saya makin sedih. Sedih mikirin kapaaan bisa travelling kayak gini? Hahahaha.
Semoga aja bisa suatu hari. Karena untuk saat ini fokus keluarga benar-benar untuk pendidikan anak dan pendampingan orang tua/mertua. Hari indah itu akan tibaaaa ....

Terakhir tema parenting. Waduh ini ngeri-ngeri sedap. Apalagi anak udah remaja semua. Saya ini seringnya bilang ke teman-teman, waduh, jangan minta saya jadi narsum seminar atau talkshow tema parenting. Karena ga kompeten. Parentingku gaya koboy. Wis akeh salahe talah. Kuncinya cuma anakku kudu klik denganku dan menerimaku apa adanya sebagai manusia biasa.

Sebagai perempuan normal, mantengin konten kecantikan dan masakan juga jadi sasaran. Tapi masih sebagai hiburan. Karena nggak bisa prakteknya hahahaha.

Kalau kalian suka tema blog apa?


.....
Postingan ini ditulis sambil antri obat di stand Farmasi RS. Mitra Keluarga Darmo. Nungguin obatnya anak saya dan saya sendiri.

Rabu .21 November 2018

Awalnya Menulis Blog Untuk Hobi

31 komentar

Jika tidak ditemukan platform BLOG di dunia ini, mungkin di rumah saya bakal penuh kertas hasil tulisan saya.  Ya, menulis adalah hobi saya sejak kecil. Bahkan sampai jaman janin deh, begitu kelakar saya jika ada yang bertanya suka menulis sejak kapan.

Sejak menulis Diary yang digembok jaman SD, saya sudah jatuh hati dengan buku dan proses penulisan menjadi buku itu. Malah ketika masuk SMA, udah niat banget masuk jurusan Bahasa. Setiap hari membaca novel, cerpen, karya sastra lalu mempelajari seluk beluknya adalah impian saya waktu itu. Tapi keinginan saya dicegah keluarga.

Jangan masuk kelas Bahasa, masuk saja kelas IPA.

Patah hati?
Iyalah.
Tapi ternyata biarpun masuk IPA lanjut kuliah di Kimia, jari jemari saya tidak bisa berhenti menulis.

Ada aja puisi, cerpen atau curhatan yang nempel di berkas modul, lembar praktikum, teksbook sampai asisten dosen mengira saya menyontek. Lalu tersipu malu sendiri membaca tulisan saya berupa puisi cinta,hahaha.

Tahun 2009, barulah saya mengenal blog. Dan memilih ini sebagai tempat menulis yang keren. Sebelumnya saya menulis banyak di Facebook Note. Namun saya memilih blog karena lebih enak diaksesnya. Juga lebih banyak fitur yang ada. Jadi tulisn saya bisa warna-warni, tebal tipis, juga bisa memasukkan gambar, video dan sebagainya.

Yang paling demen lagi dari blog adalah bisa diganti templatenya sesuka hati saya.

Apa saja yang ditulis di blog?
Awalnya semua murni curhatan. Tentang bayi saya yang lahir prematur adalah judul pertama postingan blog. Kemudian menuliskan jejak parenting kedua anak saya. Juga menulis perjalanan saya mencari "pekerjaan" yang bisa saya kerjakan dari rumah saja.

Menjadi pebisnis online shop, saya catat. Kegagalannya saya catat di blog. Kesuksesan juga.

Selain untuk mendokumentasikan jejak hidup saya sendiri. Saya pikir mungkin ada seseorang yang membutuhkan informasi itu.

Jadi jika awalnya ngeblog hanyalah hobi. Sekarang ngeblog bisa jadi ladang amal hidup. Berbagi informasi, motivasi dan hal baik.

Dengan berjalannya waktu, ternyata ngeblog bisa jadi peluang kerja baru bagi saya. Yang menggembirakan adalah sebagian besar pekerjaannya bisa dikerjakan dari rumah saja.

Ah, banyak sekali akhirnya blog membuat saya mendapatkan hal baru. Teman-teman bisa berselancar di postingan lama saya ya.

Kalau anda ngeblog untuk apa saja?

Instagram Untukku

1 komentar

Sejak bikin akun di instagram, tiap waktu senggang hobi saya scrolling jari mengamati update postingan di teman atau orang yang saya follow.

Ketika teman masih hitungan jari dan semuanya memang saya kenal, momen ini menyenangkan. Kami saling berkomentar di foto yang dipajang. Kalau tidak bertanya, memberi pendapat dan yang lebih banyak adalah menuliskam candaan. Ya instagram untuk terhubung dengan teman dan melepas penat dengan tertawa bersama. Walau tawa itu hanya bertemu di "udara".

Saat memutuskan serius "kerja" jadi blogger, instagram berubah peran. Saya harus berusaha mencari follower sebanyak mungkin. 

Mengapa? 
Karena dalam beberapa syarat job buat blogger, biasanya disebutkan minimal follower 1000, 5000, 10.000 bahkan sampai 30.000. 

Dua angka terakhir biasanya syarat agency mencari influencer atau selebgram untuk mempromosikan produk atau jasanya.

Jadilah saya berusaha menaikkan jumlah follower dengan organik. Maksudnya tidak sengaja bayar ke seseorang sejumlah uang, lalu besoknya follower instagram saya sudah nambah jadi seribu atau seratus ribu. Sesuai nominal uang yang ditransfer. Ini namanya pengikut palsu atau fake follower. 

Saya tak tertarik beli fake follower karena bakal ketahuan juga sama pihak agency job blogger. Malu rek kalau ketauan. Mending follower dikit tapi beneran orang bukan robot.

Alhasil sampai detik ini, follower instagram saya sudah tembus lebih dari seribu orang.
Wow buanget, bagi saya. Bagi anda mungkin biasa saja :)

Beberapa job jadi buzzer pernah saya dapatkan berkat syarat minimal folower ini terpenuhi. Kalau seribuan gitu, fee saya mungkin masih puluhan atau ratusan ribu per postingan.

Kalau yang udah selebgram macam artis atau influencer ya sekali posting bisa jutaan. 

Dapat duit karena follower banyak di instagram ya seneng juga. Tapi ada efeknya. 

Salah satunya adalah dengan banyaknya teman itu, momen scrolling untuk refreshing jadi beda rasa.

Kadang yang terpampang adalah foto atau video orang yang tidak dikenal. Atau tak terlalu akrab. 

Mungkin juga yang bikin instagram mulai tanggap juga dengan hal ini. Akhirnya diberlakukanlah sistim algoritma konten di instagram, di mana yang "engagement"nya tinggi, baru tuh postingan muncul di timeline atau di kolom search. 

Akibatnya,buat teman akrab yang males posting, kontennya tenggelam. Kecuali dia juga rajin laporan aktivitas terkini di Instagram Stories atau disebut juga dengan Snapgram.

Ah, instagram pinter juga ya bikin taktik biar penggunanya nggak kabur. 

Snapgram dan Search adalah kolom instagram yang manjur banget buat hiburan saya. Tapi itu dulu. 

Sekarang cuci mata di Search pun tak enak lagi dipandang. Karena postingan popular nggak cuma yang asik, tapi juga ujaran kebencian atau segala bentuk konten negatif yang bikin males bacanya. Ya gimana mereka mau tenggelam, yang komen dan like banyak. Engagement tinggi. Muncul terus kontennya.

Karena jengah,  berkali-kali saya uninstall nih aplikasi. Tetapi di install lagi jadinya karena manjur untuk menyimpan kenangan. Foto, video saya bisa ada di situ dengan catatan tanggal. Hal ini manjur banget saat saya mau nulis blog dan butuh foto.

Atau ketika saya mencoba mengingat dulu ke Kediri tanggal berapa, tahun berapa, sama siapa?

Instagram lebih manjur daripada Google Keep atau Evernote dalam hal simpan memori ini. Mudah di scroll.

Scroll ya. Scroll.
Karena mencari dengan tanda pagar # sudah tak relevan lagi.

Ah, dipikir-pikir kok hidup saya dioncat-ancitne sama instagram to?

Hebatlah sama selebgram yang masih bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk kepentingan hidupnya. Karena effortnya gede banget.

Cocok mungkin untuk millenials.
Gen Y coret gini, udah usia hampir 40-an lumayan ngos-ngosan ngikuti kinerja instagram.

Dengan alasan ini, saya masih pertahankan instagram di hape saya.

Karena anak saya, keponakan saya, anak-anak muda yang baru saya kenal, lebih mudah di chat dengan fitur DM instagram daripada lewat whatsapp.

Begitulah. Namanya teknologi, mau dipakai jadi apa, terserah penggunanya. Bagaimana instagram untuk anda?

HR Software dan Manfaatnya Untuk Perusahaan

Tidak ada komentar

Menggunakan HR Software Indonesia dapat menghemat biaya pengeluaran perusahaan. Itu hanya salah satu manfaat yang sering didengung-dengungkan oleh penyedia software HR (Human Resources), Tapi benarkah manfaat tersebut bisa dirasakan oleh perusahaan yang menggunakan software untuk divisi HR tersebut?

Klaim yang menyatakan bahwa software HR bisa menghemat pengeluaran perusahaan memang benar adanya karena perusahaan bisa meminimalisir setiap penggunaan tinta printer, kertas, klip, atau alat-alat lainnya yang sering digunakan untuk kebutuhan HR . Alat-alat tersebut biasanya digunakan perusahaan yang belum menggunakan software HR dan semua pekerjaan HR masih dikerjakan secara manual.

Pekerjaan - pekerjaan HR yang dikerjakan secara manual akan membuat pengeluaran perusahaan lebih besar karena harus membeli  alat-alat tersebut, Selain itu akan kurang efisien karena banyak sekali waktu yang terbuang hanya untuk mengerjakan pekerjaan HR secara manual.
Karena manual, tenaga manusianya juga pasti lebih banyak. Dengan banyaknya tenaga manusia, tentu saja menambah pengeluaran gaji karyawan yang dipekerjakan.
Karena itulah dengan menggunakan software HR, perusahaan akan bisa menghemat banyak hal. Salah satu yang utama adalah menghemat pengeluaran karena tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk membeli alat-alat tersebut dan menggaji terlalu banyak karyawan di divisi HR.
Selain terbukti bisa menghemat pengeluaran alat dan gaji karyawan, masih ada beberapa manfaat lain yang bisa dirasakan bila perusahaan menggunakan HR software. Berikut ini adalah manfaat dari hr software yang bisa didapatkan perusahaan

1. Menghemat waktu
Sudah bukan rahasia lagi, pekerjaan di divisi HR itu sangat banyak. Jika semuanya dilakukan dengan cara manual maka akan banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Divisi HR yang tugasnya meliputi perekrutan pegawai, penggajian pegawai, dan lain sebagainya ini akan merasa terbantu jika perusahaan menyediakan software HR.
Software HR adalah software yang digunakan oleh perusahaan untuk membantu mengatur dan mengelola data informasi pegawai.
Dengan software HR, sebagian besar pekerjaan sangat mudah dikerjakan dan waktu yang dibutuhkan juga tidak banyak.

2. Membantu Proses Rekrutmen Karyawan

Perusahaan yang menggunakan software HR untuk proses perekrutan memiliki peluang mendapatkan kandidat berkualitas lebih besar.
Kenapa bisa begitu? Hal ini karena sistem pada software HR biasanya sudah terkoneksi dengan situs dan akun media sosial para penyedia informasi lowongan kerja. Sehingga, akan lebih banyak kandidat yang akan mengetahui informasi tentang lowongan yang ada di perusahaannya.

Salah satu HR Software Indonesia yang dapat di andalkan saat ini adalah LinovHR . Kenapa LinovHR ?

Karena LinovHR memiliki semua Modul Dan Fitur lengkap yang sangat berguna bagi perusahaan, diantaranya adalah organization management, time management, personal administration, payroll, loan, benefit, employee self services (ESS), recruitment & talent acquisition, workflow . Semua modul dan fitur tersebut akan sangat bermanfaat bagi perusahaan terutama divisi hr .

Semoga informasi di atas bermanfaat dan semakin banyak perusahaan yang menggunakan HR software akan semakin memudahkan pekerjaan kantor, khususnya divisi hr.