Ayo Bermain Coding Bersama Anak Dengan Scratch

Tidak ada komentar
Menurut Steve jobs, " Everybody should learn to program a computer, because it teaches you how to think!"

Yang artinya, "Semua orang sebaiknya belajar bagaimana cara membuat program komputer (coding), karena ini mengajarkan kita cara berpikir."

Bagaimana jika Coding ini dikenalkan sejak kecil? sejak anak-anak SD bahkan sejak anak usia dini yang belum bisa baca tulis. 

Apakah bisa?
Alhamdulillah BISA. 

Untungnya, di tahun 2020 ini, sudah banyak pihak yang pintar dan baik hati, mau membuat platform belajar coding untuk anak dan dibagikan secara sukarela.

Jadi kita bisa mengaksesnya gratis (semoga selamanya).

Salah satunya adalah SCRATCH.
Bisa coba diakses di websitenya www.scratch.mit.edu




Scratch adalah platform coding kids dengan metode visual programming. Jadi code atau kode pemrograman yang ditampilkan bentuknya kotak-kotak seperti puzzle yang tinggal di tarik dan gabungkan (drag and drop).

Juga, banyak konten visual yang sudah disediakan seperti Sprite (bentuk kucing, manusia, hewan, dll)






 Jangan khawatir jika belum pernah mengenal Scratch dan tidak tahu cara menggunakannya. Karena sudah disediakan semuanya oleh pembuatnya. Kita tinggal mengeksplorasi setiap button dan menu yang disediakan.

Untuk belajar cara menggunakan bisa mengeklik TUTORIALS, maka akan muncul kotak-kotak kecil berisi video tutorial.


Scratch ini bisa digunakan di semua gadget, baik itu komputer, laptop, android smartphone dan ipad.
Scratch juga bisa diakses online maupun offline. Jika ingin anak-anak bisa belajar coding bareng teman baru, bisa mendaftar di program Ayo Bermain Coding yang diselenggarakan oleh Kelasku Digital. Untuk mendaftar dan mendapatkan informasi baru, bisa mengisi formulir online di tautan berikut: bit.ly/newskelaskudigital , informasi kelas lainnya bisa follow instagram dan facebook Kelasku Digital. 


Selamat belajar dan mengeksplorasi ilmu baru :)



Ajaibnya Perjalanan Ibu Rumah Tangga Digital Yang Menjadi Blogger

Tidak ada komentar
Mengambil keputusan menjadi ibu rumah tangga bukan perkara mudah. Apalagi jika anda sudah berikrar untuk menjadi wanita karir bahkan sejak sekolah dengan seragam putih biru. Tetapi keputusan itulah yang saya ambil, ketika anak dan keluarga harus menjadi prioritas tertinggi. Saat itu. Sampai sekarang.

Alhamdulillah, Tuhan menciptakan gelombang elektromagnetik dan semacamnya yang memungkinan ada teknologi berbasis internet di muka bumi ini. Sehingga saya bisa belajar segala macam hal dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa mencengangkan, hanya berpusat dari rumah saja.


Blog https://heniprasetyorini.blogspot.com saya buat sejak tahun 2009, ketika saya mulai mempelajarinya sendiri secara otodidak dengan akses internet dari modem murah meriah. Tahun 2015, setelah saya baru saja lulus S2, barulah saya menekuni profesi menjadi BLOGGER.

Tanpa saya duga, blogging membuka peluang baru yang tidak disangka. Dari blogging saya mengenal coding (pemrograman) juga mendapatkan beberapa pekerjaan dan kesempatan. Saya pernah menjadi narasumber di talkshow, radio, diliput televisi dan hal lain yang dulu hanya ada di benak saja.
Bohong jika saya tidak mengaku, telah menjadi ibu rumah tangga yang putus asa (desperate housewive). Akan tetapi, dengan teknologi dan keinginan kuat untuk menggali potensi diri, saya bisa memberdayakan diri sendiri. Begitulah, disini anda akan melihat perjalanan saya dari Desperate Housewife menjadi Working At Home Mom.

Saya yakin, apa yang saya bagikan disini bukan hal yang luar biasa. Akan tetapi, saya sangat berharap anda bisa mendapatkan sesuatu dari tulisan saya.

Terutama tentang, bagaimana seorang perempuan yang menikah sejak muda, lalu melepaskan karir yang sudah ada digenggamannya dan menjadi ibu rumah tangga yang putus asa. Lalu bisa bangkit kembali dan bisa mengembangkan dirinya secara otodidak melalui dunia digital. Saya harap, jika anda mempunyai anak perempuan, saudara perempuan atau bahkan menantu perempuan, jika kelak mereka memutuskan harus menjadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah saja, apapun alasannya dan kondisi yang melatarbelakanginya, saya harap anda tidak akan patah arang.

Jika anda perempuan yang ingin RESIGN dari pekerjaan. Atau berniat nikah muda dan menjadi ibu RUMAH TANGGA. Begitu juga jika terpaksa melepaskan pekerjaan demi kesehatan ANAK, mengikuti pekerjaan SUAMI atau berbakti mengurus kedua ORANG TUA. Saya mengulurkan tangan dengan hangat, agar bisa berbagi rasa sekaligus asa.


Eksplorasi saya di dunia digital ternyata sangat menarik. Tapi, akan jauh lebih menarik lagi, jika hal itu saya bagi juga untuk anda. Untuk itulah, saya menulis blog ini yang menyajikan INFORMASI, MOTIVASI dan INSPIRASI tentang segala hal terkait teknologi digital.

Teknologi digital sering disebut punya 2 sisi mata uang. Semoga dengan membaca tulisan di blog ini, anda mendapatkan sisi mata uang yang baik dan positif. Apakah anda juga seorang petualang di dunia digital? Silahkan kontak saya di beberapa link berikut ini, lalu mari kita bekerjasama dan berkolaborasi.

Kamu Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Meja Kerja Kantor dan Kriterianya

Tidak ada komentar

Meja kerja kantor merupakan perlengkapan kantor yang sangat penting karena peranannya sebagai penunjang produktivitas kerja karyawan. Dewasa ini, meja kerja kantor pun bermunculan dengan beragam jenis dan desain yang sangat apik.

Namun, tahukah Anda?
Jika meja kerja kantor memiliki peranan dan fungsi yang berbeda setiap modelnya, loh. Maka dari itu, penempatan meja dalam ruangan kantor tidak bisa sembarangan. Alih-alih mampu menunjang kinerja karyawan, pemilihan meja kerja kantor yang salah akan membuat karyawan Anda merasa tidak nyaman.

Meja model ini cocok untuk kantor anda?


Nah, untuk Anda yang masih belum paham dan merasa bingung, yuk simak ulasannya tentang jenis meja kerja kantor serta peranannya di bawah ini.

1. Meja kerja kantor untuk karyawan/staff
Pada umumnya, meja yang diperuntukan untuk karyawan/staff memiliki banyak sekali jenisnya. Dari meja dengan desain tanpa laci hingga meja yang mempunyai laci atau papan untuk tempat keyboard komputer.

Namun, untuk memudahkan memilih meja mana yang paling cocok, sangat disarankan bagi Anda memilih meja disesuaikan dengan kondisi ruangan, banyak staff, dan kebutuhan.

Misalnya, untuk banyak karyawan, Anda bisa memilih meja dengan kubikel-kubikel dan untuk karyawan yang menggunakan komputer Anda bisa membeli meja yang memiliki papan keyboard untuk memudahkan karyawan Anda dalam bekerja.

2. Meja kerja kantor untuk direksi
Untuk jenis meja kerja kantor untuk redaksi ini memiliki perbedaan dengan meja kerja kantor untuk karyawan/staff. Biasanya, meja kerja kantor untuk direksi biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan tebal juga memiliki laci-laci yang dapat digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting agar aman.

Desainnya juga lebih modern, dipelintir dengan apik hampir mirip dengan meja untuk pimpinan.

3. Meja kerja kantor untuk resepsionis
Meja kerja kantor untuk resepsionis mempunyai desain yang cukup besar juga lebar. Hal ini diperuntukan untuk beberapa staff resepsionis agar merasa nyaman saat bekerja dan tidak kesempitan.

Sedangkan desainnya yang dibuat tinggi itu bertujuan memberi batasan antara staff kantor dan orang asing yang datang.

4. Meja kerja kantor untuk rapat
Nah, ini adalah jenis meja terakhir yang wajib banget dimiliki oleh sebuah kantor. Yup. Meja kerja kantor yang digunakan untuk rapat. Meja kerja kantor jenis ini dibuat dengan ukuran yang cukup besar. Biasanya berbentuk oval atau lingkaran dengan jajaran kursi yang cukup banyak guna menampung staff yang berpartisipasi dalam rapat.


Nah, setelah mengetahui jenis meja kerja kantor, rasanya kurang afdol jika ingin langsung membelinya, tetapi belum tahu bagaimana kriteria meja kerja kantor yang bagus. Buat Anda yang mau tahu, berikut kriteria sebagai acuan untuk membeli meja kerja kantor.


  1. Jangan pilih meja dengan permukaan mengkilap. Kenapa? Karena permukaan meja yang mengilap dapat mengganggu kinerja karyawan terutama bagian penglihatan akibat cahaya yang dipantulkannya dari cahaya lampu pada ruangan.
  2. Jangan membeli meja kerja kantor dengan ukuran yang berlebihan. Lain kebutuhan, lain pula yang harus dibeli. Meja kerja kantor tak bisa disamakan begitu saja antara jabatan yang satu dan yang lainnya. Jadi, belilah sesuai kebutuhan dan sesuaikan dengan tempat yang nantinya digunakan untuk meletakkan meja.
  3. Pilihlah meja kerja kantor dengan desain terbuka bagian bawah. Kenapa? Karena hal ini mampu menyirkulasi udara dengan baik hingga karyawan/staf merasa nyaman dengan meja kerjanya.


Nah, setelah mengetahui jenis meja kerja kantor, kegunaan, dan kriteria. Rasanya, Anda yang hendak membeli meja kerja kantor tak akan keliru lagi.

Study Quill, Channel You Tube Tentang Cara Belajar Anak Remaja

Tidak ada komentar
Menarik sekali, menemukan channel ini. Ada seorang gadis remaja yang antusias tentang belajar dan mendokumentasikannya dengan asik. Channel ini bernama STUDY QUILL.

Kalau melihat videonya, saya jadi membatin, "Seandainya dulu jamanku sekolah sudah ada You Tube, mungkin aku akan juga bikin ginian ya."


Coba lihat video di atas. Isinya tentang cara dia mencatat di buku dengan gambar dan tulisan yang menarik. Bukan sekadar memindahkan isi textbook, tetapi dia membuat rangkuman dan beberapa poin penting. 

Kagum dengan tulisannya yang rapi? apalagi di tambah gambarnya yang bagus dan jelas dengan warna-warni. 

Cara mencatat ini bisa kalian tiru, dengan gaya mencatat sendiri di buku. Tidak harus serapi itu. Bisa dengan MIND MAP atau catatan ruwet yang kalian bisa pahami sendiri. 

Yang penting dari channel ini adalah SEMANGAT BELAJAR MANDIRI. 

Ini adalah kunci penting untuk kita semua yang akan terus berlaku sampai akhir hayat nanti.

DARI CODING MUM KE AKADEMI PRASETYORINI

Tidak ada komentar

Berdiri di hadapan 200 ibu-ibu di Tulungagung, membuat hati saya berdesir sendiri. Siapalah saya ini? Programmer bukan, motivator sukses juga bukan. “Saya hanya ibu rumah tangga yang suka internetan”, begitulah satu kalimat yang saya ucapkan tiap kali memperkenalkan diri jika diundang sebagai pembicara. Seperti juga kala itu, ketika berada di Tulungagung di acara Sosialisasi Coding Mum. Bagaimana bisa seorang ibu rumah tangga murni, satus persen, tiap hari megang sapu dan pel, bisa mendadak jadi pembicara? Bahkan pengajar atau trainer? Lah kok bisa? Nah, begini ceritanya.

Perkenalkan, nama lengkap saya Heni Prasetyo Rini. Saya termasuk salah satu alumni Coding Mum Surabaya Batch 1. Sebelum mengikuti kelas belajar membuat website ini, saya adalah emak-emak yang aktif di jagad maya. Ingat, “jagad maya” loh ya, bukan mulan jamila  #eh.

Saya aktif di dunia digital sejak tahun 2010, tapi masih sebatas menulis dan mencari informasi.Selain menulis di blog dan menjadi pegiat digital, saya juga sempat mencoba peruntungan membuka sebuah onlineshop jilbab. Jika anda pernah mengenal olshop bernama “Jilbab Orin” sekitar tahun 2010, nah itu punya saya. Saya murni ibu rumah tangga dengan segala rutinitas domestic. Terlebih ketika anak kedua saya lahir premature, saya total ada di dalam rumah saja.

Teknologi digital membantu saya untuk belajar, berkarya dan eksis walaupun dari rumah saja. Apalagi ketika saya mengenal CODING MUM. Ini seperti sebuah PINTU AJAIB yang membuat saya masuk ke sebuah dunia baru, seru, menarik dan ternyata bisa juga menghasilkan.

meja paling depan kelas Coding Mum Surabaya 2016

Saya termasuk emak-emak yang sangat aktif di Coding Mum Surabaya. Saya berusaha untuk tidak bolos kelas satu kalipun. Setiap kali selesai kelas, sesampai di rumah, saya langsung membuka laptop di malam hari. Kemudian membuat grup whatsapp coding mum Surabaya rame dan panas karena pamer hasil belajar secara online itu. Saya bersungguh-sungguh ingin menguasai cara membuat website untuk pemula ini. Dan sampailah saya di tugas akhir untuk presentasi.

Semula saya akan membuat website Studio Belajar Doji, untuk menyimpan hasil browsing sumber belajar anak-anak saya. Akan tetapi, di hari akhir kelas, saya mulai ngeh bahwa misi dari kelas belajar ini adalah memberdayakan perempuan. Maka saya pun mengangkat kembali rencana yang ingin saya buat bersama beberapa teman sebelumnya. Yaitu membuat kelas belajar khusus perempuan bernama AKADEMI PRASETYORINI. Ini adalah konsep yang terus menerus saya bawa dan dengungkan

AYO NGODING REK !

Tidak ada komentar

Siapa yang mau kerja pake daster trus dapat transfer? Yang mau mana suaranyaaaa?.

Ya siapa juga yang tidak mau, betul tidaakk?.

Bisa kerja di rumah, nggak ribet kena macet, nggak heboh jika pensil alis patah atau lipstick hilang entah kemana karena dibuat mainan sama si kecil.

Tinggal nyalain laptop, mainin mouse dan dikit-dikit aja ngetik kode HTML5, CSS3 atau Javascript. Kemudian menghias isinya dengan memasukkan gambar, file pdf atau video di hyperlink. Lalu tinggal save dan tralala trilili sebuah website sudah siap digunakan sesuai keperluan.

Ya benar, pekerjaan para cyber daster ini adalah menjadi pembuat website. Loh kok bisa emak-emak dasteran bikin website? Siapa yang ngajarin? Emang ada lembaga kursus yang nerima emak-emak belajar bikin website sambil rempong ngajak anak-anaknya? Kan biasanya dimana-mana ditolak tuh.

Walah rek, ada wistalah tempat belajar semacam itu ada. Namanya adalah CODING MUM. Ini adalah kelas belajar yang digagas oleh BEKRAF. Sekitar pertengahan tahun 2016, saya dan hampir 10 emak lainnya dapat kesempatan ikutan CODING MUM SURABAYA (CMS), yang lokasi belajarnya ada di DILO SURABAYA.

suasana di kelas Coding Mum Surabaya 2016, selalu ada selipan kids :)


Baiklah, sekarang silahkan duduk manis dulu sambil ngemil donat dan kopi hangat. Saya mau berbagi cerita bagaimana super dupernya saya ketika mengikuti program CMS itu dan betapa ajaibnya alur kehidupan saya kemudian setelah lulus dari tugas akhir di CMS.

Jadi begini, awalnya saya tak sengaja menemukan banner Coding Mum Surabaya Batch 1, di wall facebook seorang teman. Tanpa banyak cangcimen saya langsung daftar program itu, dan berusaha membagikan informasinya ke media sosial pribadi. Dengan harapan, biar yang ikut makin banyak. Singkat kata, saya diterima menjadi peserta dan berhasil mengikuti semua jadwal belajar dan tugas akhir untuk presentasi website. Saat tugas akhir itulah saya mempresentasikan single web dari Akademi Prasetyorini, yaitu sebuah akademi khusus perempuan yang mengajarkan tentang materi yang sama dengan coding mum, ditambah dengan materi bisnis kreatif serta digital marketing. Sajian ini tak sekedar untuk menggugurkan kewajiban tugas akhir di coding mum. Akan tetapi ada misi visi pribadi dalam hari saya, agar ide ini akan terwujud suatu hari nanti. Sejak saat itu, konsep Akademi Prasetyorini, saya sebutkan kemana-mana, bahkan saya masukkan dalam materi lomba menulis di blog. Syukurlah, dengan konsep rancangan Akademi Prasetyorini itu, saya mendapatkan juara dua dengan hadiah sebuah computer PC All in One dari ASUS. Inilah keajaiban pertama yang saya dapat setelah lulus dari Coding Mum Surabaya.

Kenapa saya bilang ajaib? Karena setelah ikutan Coding Mum saya tidak hanya paham cara membuat website. Saya dapat computer canggih gratis, menjadi narasumber seminar dan radio, diterima menjadi trainer dan beberapa program terkait dunia digital atau startup. Padahal jika ditelisik saya tidak punya latar belakang pendidikan di dunia IT atau pemrograman. Saya juga tidak pernah ikut kursus website atau apapun selain belajar 3 bulan di Coding Mum Surabaya.

Dari sini saya semakin yakin untuk terus mengambil bagian dalam program pemberdayaan perempuan untuk melek teknologi. Karena saya sendiri mendapatkan hasil yang nyata-nyata positif dikarenakan telah melek teknologi. Melek internet. Bisa mengoptimalkan aneka bentuk platform digital yang tersedia di internet dalam bentuk kegiatan yang positif. Bahkan dari sini saya mendapatkan tawaran pekerjaan yang bahkan sering diluar dugaan saya.

Yang lebih ajaib lagi, saya bisa menjadi sahabat bagi kedua anak lelaki saya yang punya ketertarikan luar biasa pada dunia digital dan internet. Baik itu dunia pemrograman, media sosial dan uprekan lainnya. Saya pun, Alhamdulillah, bisa mencarikan informasi dan jalan yang harus ditempuh anak saya ketika memutuskan ingin menekuni dunia pemrograman. Jadi anak sulung saya, tanpa ragu kemudian memilih untuk melanjutkan sekolah di sekolah kejuruan bagian pemrograman atau SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Semula dia ingin mengulik tentang website dan animasi. Ternyata sekarang dia lebih tertarik pada pemrograman terkait Big Data.

Well, ketika anak saya bicara tentang Big Data, Internet of Things (IOT) saya bisa mengimbanginya dengan baik dan memberikan informasi yang paling update. Bahkan saya bisa mengarahkan anak saya untuk kontak dengan salah satu ahli yang kebetulan saya kenal. Perkenalan dengan para pakar pemrograman ini saya peroleh ketika saya “nekad” untuk mengikuti aneka bentuk acara dan komunitas para programmer dan startup. Bahkan saya sering dibilang sangar karena ibu-ibu blusukan ke acaranya Google Developer Group (GDG). Padahal jelas-jelas saya tidak paham apa yang dikatakan oleh narasumber. Akan tetapi niat saya adalah mencari informasi sebanyak mungkin untuk bisa mengarahkan kedua anak lelaki saya tersebut. Alhamdulillah hasil blusukan saya mulai menampakkan hasilnya. Selain anak saya semakin terarah, saya pun semakin tersedot dengan indahnya ke dunia digital, startup dan pemrograman.

Saat ini saya menjadi Trainer Gapura Digital, yaitu salah satu projek Google untuk memfasilitasi para pebisnis UMKM agar bisa go online. Sebagai blogger pun saya sangat aktif menulis dan nyaring untuk bicara kesana kemari tentang pentingnya perempuan melek teknologi. Bersama beberapa alumni Coding Mum Surabaya, kami berembuk dan punya tekad bersama untuk kembali membuka kelas belajar bagi perempuan dan anak-anak. Ya, kami tidak hanya menyasar ibunya, tapi sekaligus juga anaknya. Karena kebetulan kami juga punya partner yang sudah mempunyai program Coding Kids untuk membuat game dan animasi sederhana. Rencana kami ini didukung dan disambut dengan baik oleh rekan-rekan di Surabaya dan sekitar Jawa Timur seperti Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Jombang dan lain sebagainya. Misi kami sederhana saja, kami ingin bisa berkontribusi untuk membuat para ibu rumah tangga khususnya agar lebih berdaya di bidang digital yang relative minim modal.

Dalam setiap kesempatan menjadi narasumber, saya menyampaikan ide ini dan alhamdulilah semakin banyak dukungan yang mengalir. Dari sini saya lihat, bahwa ide awal Bekraf untuk membuat program Coding Mum itu memang baik dan tepat sasaran. Tinggal meningkatkan kualitas kelas belajar, strategi pembelajaran yang lebih efektif dan jenis materi apa saja yang nanti diperlukan. Selain itu, perluasan sasaran juga bisa dilebarkan, tidak hanya ke ibu rumah tangga melainkan ke jenjang yang lebih muda. Misalnya pada anak lulusan SMP atau SMA yang putus sekolah atau bahkan bisa masuk ke sekolah, universitas dan komunitas sebagai mata pelajaran ekstra.

Menarik sekali membicarakan pemberdayaan perempuan melalui teknologi ini. Misi besar saya pribadi saya, sekali lagi, adalah mengembangkan Akademi Prasetyorini menjadi sebuah training center untuk belajar tenang digital creative. Lulusan dari sini diharapkan bisa mandiri dan bekerja sendiri sebagai self employee atau freelancer di ranah digital. Sehingga kelak semakin banyak para creativepreneur yang menjadi profesi alternative yang patut diperhitungkan saat ini, apalagi di masa depan.