Testimoni Menggunakan Pembalut Kain Dengan Teknologi Anti Bakteri

Tidak ada komentar

Pembalut kain semakin trending dibicarakan. Menarik sekali. Teringat waktu remaja tahun 90-an, dikenalkan pembalut kain dari bahan selembar handuk kecil oleh ibu, ketika baru pertama mendapatkan datang bulan. Ada yang mengalami juga?

Pembalut kain handuk ini tidak enak dipakai. Ketika dicuci kering, sering kainnya jadi mengeras dan tidak nyaman. Juga penggunaanya ribet. Supaya tidak bergeser, harus disematkan dengan peniti ke celana dalam. Jika tidak maka beresiko bocor atau darah menstruasi nanti meleber ke mana-mana. 

Mohon maaf saya nulisnya terang-terangan nih. Karena rasanya zaman sekarang sudah tidak perlu menganggap obrolan tentang mens dan pembalut wanita ini masih jadi sungkan dan saru. Setuju?


Mulai Tidak Nyaman Pembalut Sintetis

Nah, pengalaman tidak enak pakai pembalut kain handuk ini, membuat saya memakai pembalut sintetis sampai bertahun-tahun kemudian. Sampai saya berusia 40 tahun lebih saat ini. Dan saya santai-santai saja memakainya. 

Walaupun sudah mulai ada yang mengkampanyekan baiknya menggunakan Pembalut Kain, saya masih tak menghiraukannya. Ribet aja mikirnya gitu. 

Sampai akhirnya, beberapa bulan ini, atau hampir setahun lebih ya, rasanya semakin tidak nyaman memakai pembalut atau pantyliner sintetis itu lagi. Sering terasa mudah gatal, walaupun saya memilih yang tanpa zat wonder gel dan pewangi tambahan. 

Juga, bau darah menstruasi semakin tidak enak. Kadang anyir banget gitu. Padahal darah mens jaman masih remaja itu baunya khas saja, seperti banyak zat besi. Kalau pernah jari teriris pisau, atau gusi berdarah lalu kita menghisap darahnya atau mencium bau darahnya, nah darah mens yang begitu juga. Khas bau darah segar biasa. Bukan anyir, atau busuk. 

Saya kira, darah berbau ini karena kondisi saya kurang baik. Berbagai referensi lalu saya baca, untuk mengira-ngira apakah sebabnya. 

Tidak ada keputihan. Celana dalam selalu ganti baru, bahkan tiap mau sholat ganti, bisa lebih dari 5 kali sehari saya ganti. Dijaga untuk tetap kering dan segala prosedur kebersihan saya lakukan. Kecuali tidak saya gunakan Sabun Khusus daerah kewanitaan, karena saya tahu ini malah membahayakan pH normal dan kehidupan bakteri baik di situ. Saya gunakan air bersih seperti biasa saja. 

Tentang sabun ini, nanti saya bahas lagi kenapa tidak baik dipakai untuk daerah kewanitaan, hubungannya dengan pH dan bakteri. 

Sempat ada artikel dari media kesehatan yang menyebutkan, efek tubuh terlalu asam, salah satunya adalah darah haid menjadi lebih berbau. 

Nah, saya kira ini yang saya alami. 

Maka, saya berusaha mengatasinya. Mulai dari minum herbal jamu tradisional, lebih banyak makan sayur dan buah, juga sengaja membeli ekstrak propolis yang saya yakini memang manjur untuk meningkatkan derajat basa tubuh manusia. 

Namun, setiap kali datang bulan dan memakai pembalut sintetis, darah saya masih semakin bau tidak enak. 

Sempat saya berpikir, kenapa pas remaja atau masih muda dulu, ga ada masalah begini?

Kecuali memang lagi banjir atau belum sempat ganti pembalut saat sekolah/kuliah/ dalam perjalanan. 

Apakah karena metabolisme tubuh saya berbeda karena sudah mulai tua?

Atau, ada bahan kimia buatan tambahan di dalam pembalut yang berubah? tambah banyak atau gimana?

Browsing hal ini tentu tak habis-habis, bikin cemas, dan mulailah saya berpikir untuk mencoba menggunakan pembalut kain. 

Berbagai merk dan brand saya cari. Dan mencari mana yang terpercaya nih, dan beneran kainnya bagus, baik dan malah tidak bikin masalah baru. Secara udah umur segini. 

Sebenarnya, kalau saya melihat beberapa aktivitas teman penggiat kesehatan dan peduli perempuan, toh mereka mengajarkan cara menjahit pembalut kain dari bahan apapun, dan aman-aman saja. 

Namun, saya ingin menjadi pengguna yang yakin bahwa kain yang dipakai ini beneran nyaman dan aman. Pengalaman jaman remaja dulu pakai pembalut kain, tentu tidak enak kan. Saya tak mau asal beli online dan menyesal. 

Berbagai produk pembalut kain dengan harga beraneka ragam muncul di marketplace manapun. Satu demi satu saya baca detil produknya dan juga review pembelinya. 

Muncullah satu merk, YUSPIN, yang semakin membuat saya yakin karena ini ada website resminya juga dan saya ikuti lebih dari 1 tahun. Dari website disebutkan detil produknya, bahan kainnya bahkan ada pelapis kain dengan teknologi anti bakteri. Dari beberapa marketplace pun sudah banyak review bagus para pemakainya, walau memang harganya lumayan lebih mahal daripada lainnya. 


gambar pantyliner dari website yuspinofficial.com


Saya pun memilih membeli PANTYLINER

Harganya 125 ribu berisi 10 pcs, harga satu paket dengan pouch plastik. 


Kenapa beli pantyliner dulu?

Karena saya mau mencoba dulu kualitas bahannya. Dan untuk sehari-hari serta keperluan kalau pergi. Hasilnya alhamdulillah cocok banget. 

Kainnya halus, tebal, nyaman dipakai. Tidak ada bau sama sekali. Padahal jika saya pakai pantyliner sintetis, masih ada bau. 

Ketika saya pakai juga ketika mens di hari pertama, ketika darah masih belum begitu banyak, beneran darahnya tidak ada bau sama sekali. 

Jadi, betul juga saya lihat video singkat dari seseorang di tiktok, yang menyebutkan bahwa darah mens sebenarnya tidak bau, ada bau khas saja karena zat besi dalam darah. Dan yang membuatnya bau tidak enak itu karena bahan dari pembalut sintetis. 

Singkatnya begini, pembalut sintetis itu terbuat dari bahan selulosa atau serat sintetis yang harus di-bleaching  dulu supaya warnanya jadi putih bersih. Nah bahan pemutih inilah yang bereaksi dengan darah mens dan tubuh kita. Ada bahayanya juga sebenarnya jika terpapar terus menerus. Mungkin di usia 40 tahun lebih inilah tubuh saya bereaksi dengan munculnya bau darah mens yang kurang sedap, walau organ reproduksi saya tidak ada kendala dan penyakit apapun.

Dari sini saya pun makin yakin, PEMBALUT KAIN ini bisa jadi solusi jika anda mengalami masalah yang sama seperti saya. Atau bahkan ingin dikenalkan kepada anak gadisnya lebih dini. 

Selain keuntungan kesehatan, juga sedikit banyak kita bisa mengurangi sampah pembalut ini di bumi. 

Kebayang, ketika sekarang, bayi baru lahir sampai dia balita memakai diaper. Dan semua perempuan yang datang bulan memakai pembalut sintetis. Ditambah dengan beberapa lansia dan orang yang membutuhkan memakai diaper dewasa. Berapa jumlah tumpukan sampah bekas diaper dan pembalut ini di bumi?

Saya pernah menulis tentang diaper bekas, dan bertumpuknya sampah ini. 

Bisa baca:  WOW! Diapers Bekas Bisa Jadi Media Tanam dan Sumber Energi Terbarukan

Maka, keputusan memakai pembalut kain ini sungguh bagus. 

Apakah harus memakai merk yang saya tulis di atas? tidak juga. Saya pun tidak diendorse, ini murni testimoni saya sendiri. 

Ke depan, saya mungkin akan bisa full 100% memakai pembalut kain ketika datang bulan. Dan mungkin hanya butuh pembalut sintetis ketika masa deras darahnya dan sedang di luar rumah. Kalau di rumah saja, sebisa mungkin memakai pembalut kain karena bisa leluasa mencuci dan menjemurnya kapan saja. 

Apakah anda juga sudah mulai memakai pembalut kain?

Rekomendasi Celana Jeans Big Size Real Curvy Jiniso Di Bawah 200 Ribu

Tidak ada komentar

 Jiniso adalah brand celana jeans lokal yang (untungnya) menyediakan juga ukuran big size dan model curvy. Bahan kainnya tebal tapi lembut dan nyaman dipakai. Tidak luntur ketika pertama kali dicuci dan seterusnya. Memang sih bukan jenis denim atau jeans yang melar (stretch), namun jika milih ukurannya bener, bakal nyaman saja dipakainya. 


Saya seneng banget model Real Curvy Jiniso ini. Karena sampai nutup perut (pusar) dan tidak skinny atau melipir kecil seperti biasanya model celana big size. 

Harga per celana, kisaran 170 - 190 ribu. Pokoknya di bawah 200 ribu. 



Sejak kecil saya dibiasakan memakai celana panjang jeans oleh ibu. Alasannya untuk keamanan. Karena saya lahir dan tinggal di Surabaya, di kawasan dekat Dolly, eks lokalisasi pekerja seks komersial yang sudah dibubarkan oleh bu Risma ketika menjabat menjadi Walikota Surabaya. 

Akibatnya sampai remaja, dewasa bahkan sudah ibu-ibu berusia 40-an begini pun, saya masih lebih nyaman dan aman memakai celana jeans. 

Kendala utama cuma ukuran celana jeans yang wajib BIG SIZE dan CURVY (bagian pinggang melebar). Ya sesuai dengan perubahan tubuh saya setelah hamil dan melahirkan dua anak lelaki itu. Termasuk faktor keturunan juga mudah banget mbegar gede gini setelah menikah. Bisa dilihat di potret bersama adik dan kakak saya di bawah ini. Gede-gede kan? :)

saya di sebelah kiri, yang duduknya gagah berani :D

Nah, di foto itu saya memakai celana jeans ukuran 36. Dan itu pas banget. Kemarin sempat salah beli ukuran 38 dan itu amat sangat kegedean. Celana biasa jadi kayak pakai kulot gitu. Dan kalau dipermak pun kayaknya nggak bakal bisa enak dipakai. Jadi mending nanti dijual lagi atau dihibahkan sajalah. Ada yang butuh? coba kontak saya aja. 


JINISO - Jumbo Boyfriend Jeans 1305 REAL CURVY



Saya beli dua celana itu di Shopee resminya Jiniso.id. Sebenarnya dia ada juga buka di Tokopedia. Tapi lama kelamaan yang di tokped ditutup. Dan hanya di Shopee aja yang buka. Mungkin sepi pembeli di tokped yang rata-rata penggunanya laki-laki. 

Pokoknya celana merk Jiniso ini recomended banget deh. Terutama untuk yang butuh model Curvy dan ukuran Big Size. Silahkan klik saja link Shopee  https://shp.ee/s3aqiyg lalu lihat ukuran yang sudah disediakan juga di sana. Chat saja dulu jika masih ragu-ragu. Adminnya asyik kok. 

Memakai Stand Holder Dudukan Laptop Supaya Awet dan Ergonomis

Tidak ada komentar

Masalah yang biasanya muncul ketika pakai laptop dalam jangka waktu lama adalah laptop jadi panas. Apalagi yang sering nugas dan laptop tidak dimatikan berhari-hari, ditambah dengan charger laptop yang nggak pernah dicabut. On terus karena tugas kuliah, kerja atau berkarya lainnya. 

Sebelumnya, pasangan laptop di rumah saya adalah cooler fan atau kipas pendingin khusus laptop. Ada dua tipe, yang seperti tatakan biasa atau vacum cooler, tergantung letak lubang pembuangan panas di laptop. 

Namun, untuk kepentingan ergonomis, saya pun mencoba menggunakan Stand Holder atau Dudukan Laptop seperti ini. 

Link beli Stand Holder Dudukan Laptop di Shopee https://shp.ee/xwk3jm9

Ergonomis maksudnya, ketika bekerja dengan laptop di meja, posisi monitor laptop bisa sejajar dengan mata saya. Untuk mengetiknya bisa langsung di posisi miring begitu, atau menggunakan keyboard eksternal tambahan. Sesuai dengan kebiasaan masing-masing orang. 


Baca juga: Keyboard dan Mouse Pebble Bluetooth Logitech Warna Pink Yang Bikin Gemas 


Ketika saya memakai Dudukan Laptop ini, beda rasanya. Pundak jadi tidak terlalu tegang dan nggak gampang capek pegel seperti biasanya. 

Kan efeknya saya jadi tidak membungkuk demi mengikuti layar monitor laptop yang lurus tanpa dudukan. Ini yang disebut Ergonomis, sesuai dengan postur tubuh yang tepat. 

Link beli Stand Holder Dudukan Laptop di Shopee https://shp.ee/xwk3jm9


Nah, memilih Stand Holder atau Dudukan Laptop ini pun beragam, tergantung kebutuhan. Ada yang dari bahan plastik, aluminium atau kayu. 

Kalau saya memilih dari bahan Aluminium, supaya kuat nggak ringkih sekaligus yang bisa disesuaikan tinggi dudukannya. Jadi ada beberapa lubang ukuran yang disediakan di bagian bawah dudukan laptop. 

Kalau dari bahan kayu, itu estektik dan kece untuk difoto, cuma biasanya tidak bisa diubah ukuran sudut kemiringannya. Dan juga ribet kalau mau dibawa ke sana ke mari, karena tidak bisa dilipat seperti versi Aluminium atau plastik. 

Nah, yang bahan plastik lebih murah, tapi ringkih biasanya. Mudah patah dan juga tidak kuat menahan beban laptop saya yang berat. Mungkin cocok untuk laptop mini yang ringan. 

Keuntungan lagi setelah pakai Dudukan Laptop ini adalah laptop saya jadi tidak mudah panas. Padahal ini versi tanpa cooler fan. Tapi dengan adanya jarak antara laptop dan meja dengan kemiringan tertentu, membuat pertukaran panas jadi lebih mudah. Sehingga laptop saya lebih "dingin". Dan tentunya ini akan lebih aman dan bikin laptop dan baterainya lebih awet. 

Untuk beli Stand Holder atau Dudukan Laptop bahan Aluminium dan bisa dilipat ini, bisa langsung ke Shopee https://shp.ee/xwk3jm9.

Harganya dari 300ribuan, diskon menjadi sekitar 165ribuan.
Yang model dan bahan ini recomended deh.
Awet dan kuat untuk Macbook 15 inch saya yang lumayan beratnya.
Tidak oleng ketika dipakai.

Harga lebih murah ada sih, tapi baca dulu review dari pengguna sebelumnya ya.
Ada yang ringkih, mudah pecah, gampang oleng, dan lain sebagainya.
Ya namanya produk apapun, ada harga ada rupa.

Ohya, ada versi Cooler Fan yang bisa disesuaikan juga kemiringannya.
Itu yang dipakai oleh anak sulung saya di rumah. Nanti saya review lagi lebih lanjut.
Saya potretkan dulu ya besok. Stay tune.

Keyboard dan Mouse Pebble Bluetooth Logitech Warna Pink Yang Bikin Gemas

4 komentar

Mouse dan Keyboard Pink Bluetooth Logitech

Seneng banget ketemu dua benda ini.

Akhirnya setelah sekian lama menabung dan mengincar dan meletakkan dua produk ini di keranjang belanjaan, ter-check-out juga menjelang lebaran.

Jadi ini semacam THR untuk diri sendiri, supaya semakin bahagia saat laptopan.     


Link Shopee Keyboard Bluetooth Pink: https://shp.ee/f9p5g3n

Link Shopee Mouse Bluetooth Pebble Pink: https://shp.ee/b2xt9vb

   Testimoni: 

  • Cakep banget, kelihatan manis dan bahannya gak murahan walau dari plastik
  • Rada berat gitu, jadi gak ringkih
  • Gak perlu dongle bluetooth jadi ga repot kalau ketinggalan. Kalau mau dikoneksikan ke gadget, tinggal tekan tombol bluetooth 1,2,3 di keyboard selama 3 detik. Nanti akan muncul di pencarian Bluetooth di gadget, nah tinggal Pairing. Selesai deh. Sekali pairing udah langsung bisa otomatis nanti. Nggak usah berkali-kali pairing. 
  • Untuk koneksi bluetooth tersedia ke-3 device sekaligus, misalnya Laptop, PC, HP, Ipad. Jadi satu keyboard bisa dipakai untuk 3 devie. Hemat kan. 
  • Sudah tersedia baterai, jadi tinggal pakai aja. Baik itu untuk mouse dan keyboard. 
  • Gak terlalu gede sih, tapi pas juga kok di tangan. 
  • Bisa dilihat bentuknya di video tiktok saya nih , klik di sini

Beneran, ketika tiktok muncul, teman blogger udah bilang tuh mupeng. Dan gemes sama warna keyboardnya. Cuman rada jiper sama harganya. 

Emang lumayan sih, harga aslinya sekitar 600 ribu. Tapi saya beli pas diskonan. Jadi tinggal 400 ribuan saja untuk keyboard. Dan untuk mouse juga diskon jadi sekitar 200 ribuan. 

Total kebeli 600 ribu udah dapat dua, karena diskon. Dan masih diskon loh sekarang. Coba aja langsung ke link shopee berikut ini. Saya copas lagi deh ya, biar mudah belanjanya. 

Link Shopee Keyboard Bluetooth Pink: https://shp.ee/f9p5g3n

Link Shopee Mouse Bluetooth Pebble Pink: https://shp.ee/b2xt9vb

Link Shopee Inpods 50 ribuan: https://shp.ee/j48i3b7

Kabari dan tag atau mention saya kalau udah jadi beli ya. Media sosial saya namanya sama semua, nama lengkap saya @heniprasetyorini. 

Selamat memberi hadiah kepada diri sendiri. Dan boleh juga memberi hadiah ke yang tersayang. Buruan, mumpung diskon. 

Olshop yang saya pilih itu Official Store dari Logitech kok jadi aman terpercaya. Dan packing juga aman  banget, dikasih bubble tambahan tanpa perlu bayar lagi. 


Wajib Bawa 10 Barang Ini di Tas Saat Pandemi

Tidak ada komentar

Terkadang kita cuek saja hanya membawa dompet dan HP saat keluar rumah. Apalagi cuma sebentar. Tapi sekarang, jangan begitu lagi ya. Karena banyak tindakan pencegahan yang harus kita lakukan untuk menjaga diri sendiri sekaligus mencegah penyebaran virus terjadi. 



Dalam kondisi pandemi, harus makin siap membawa semua peralatan pribadi sendiri dan tidak memakai peralatan umum. Hal ini dilakukan untuk mencegah pertukaran droplet dan mencegah penyebaran virus Corona semakin luas. 

Membawa tas kecil mungil berseri, sepertinya tidak akan cukup ya. Mending kemana-mana bawa tas ransel kayak gitu. Yang isinya minimal ada:

  1. Hand sanitizer
  2. Tissue basah dan kering 
  3. Masker bersih cadangan
  4. Alat makan sendiri
  5. Alat sholat sendiri
  6. Air minum di botol
  7. Dompet
  8. Charger
  9. HP
  10. Kacamata 
Jangan lagi gegabah dan santai memakai mukenah, sarung dan sajadah yang ada di tempat umum. Kebayang jika ada droplet air ludah berisi virus nempel di mukenah, lalu lembab pula kondisi kainnya dan kemudian kita pakai. Bisa saja terjadi tuh virus pindah tempat nempel di tubuh kita. Apalagi pas sholat kan kita sering mengusap wajah, atau mengucek mata. Virus masuk ke selaput lendir, sudahlah fix itu masuk ke aliran darah juga nantinya. 

Jika tubuh lagi kebal, mungkin aman-aman saja. Tapi siapa tahu kita malah jadi pembawa virus itu dan menularkannya kepada mereka dengan kekebalan lebih lemah seperti ibu, bapak, nenek dan kakek. Jadi lebih baik berhati-hati. 

Begitu juga dengan tempat makan dan minum. Kalau bisa sih selalu membawa bekal makan dan minum sendiri dari rumah. Atau jika terpaksa, sedia saja jajanan dengan porsi bungkusan kecil sekali makan. Jadi tangan kita yang entah kadang lagi kotor atau tidak, dicegah untuk ribet memegang makanan yang banyak. 

Jika harus makan di tempat umum seperti warung, cafe, restoran, usahakan untuk bersih semaksimal mungkin. Mending cuci tangan dengan sabun sampai bersih lalu dikeringkan dengan tissue. Baru kemudian menyantap makanan dengan jarak tertentu pada orang lain. Nggak asik sih ya, tidak bisa bertukar lauk dan saling incip. Tapi demi kesehatan kan, ya jalani saja. 

Kebiasaan membawa masker bersih dan plastik pembungkus masker kotor pun harus semakin ditingkatkan. Jangan keluar rumah yang kira-kira lebih dari 4 jam hanya pakai satu masker saja. Karena akan basah, lembab dan sudah banyak terpapar udara luar untuk bagian masker depan. 

Repot, ribet banget kudu bawa ini itu di masa pandemi ini. Apalagi jika punya anak kecil ya. Tapi sekali lagi ini demi kebaikan bersama. Mending ribet di kala sehat daripada harus anteng diam tapi lagi sakit. Ga enak. 

Image credit: unsplash.com

Top 5 Tempat Liburan Yang Saya Incar Setelah Pandemi Usai

1 komentar

Ke kampus ITB. Ya itu tempat pertama kali yang saya incar kalau pandemi udah usai dan kami udah bisa liburan. 

"Kenapa ke kampus sih, Ma?", tanya suamiku.

Alasannya adalah saya ingin NAPAK TILAS. Mengenang kembali perjalanan kuliah dan kok bisa ketemuan sama dia. Beberapa hari ini kami sering ngakak banget pas ingat saat pertama kali ketemuan. Yaitu di kereta api arah Bandung-Surabaya. 

Ya benar, kisah cinta cinta-an kami pun bermula di Bandung. Walaupun akhirnya kudu LDR dulu 4 tahun sampai saya lulus kuliah, baru deh menikah dan hidup barengan di Surabaya. 


Sambil napak tilas di kampus, saya pun ingin mendokumentasikan segala hal masa kuliah di sana. Juga masa indekos di sekitar kampus. Antri beli nasi goreng dan lain sebagainya. Untuk bahan menulis novel. Atau buku biografi saya sendiri. 

Tempat kedua adalah jalan-jalan sekeluarga ke Omah Padma. 
Ini adalah rumah perkebunan alami milik kenalan saya, bunda Wina Bojonegoro, seorang penulis. Saya ingin santai di sana tanpa bawa laptop. Eh bawa nggak ya, kalau ada ide nulis gimana? hahaha. 

Nggak deh, nulis di kertas atau HP aja kalau kepepet. 

Saya pengen merasakan hidup di desa dengan tidur di kamar berdinding bambu. Lalu jalan-jalan menyusuri sungai kecil dan berburu panen dari aneka tanaman di kebun luas milik bunda Wina ini. Dan eh, sekaligus praktek belajar melukis ke suaminya. Anak-anak saya pasti suka juga. Tapi mungkin ga bisa lama-lama karena pasti pada resah karena ga ada wifi. 

Target ketiga adalah liburan sekeluarga naik pesawat bareng, ke kawasan penelitian terbesar di Indonesia, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang. 

Ini kenapa sih liburan baunya sainstek melulu dari tadi. Dah ke kampus ITB, sekarang ke Puspiptek. 

Ya karena di sini ada 5 hektar kawasan luas rimbun, ada Kebun Puspiptek, tempat para peneliti juga tempat inkubasi startup teknologi. 

Menginap di Wisma Puspiptek dan sekali lagi napak tilas dengan apa yang sudah saya lalui di sana. Lalu minta rekomendasi dari orang di sana, atau kenalan saya di Puspiptek untuk jalan-jalan kemana gitu. Bisa naik taksi online kan. Aman. 

Eh, mungkin saja bisa menerukan projek membuat startup Risetpedia yang urung saya buat sejak ke sana pertama kali tahun 2017. Mungkin saja kan. 

Saya nggak muluk-muluk dulu ya kalau mau jalan-jalan dan liburan. Tempat keempat adalah berkeliling ke sanak saudara. Lalu pergi bareng mereka. Ke mana gitu. Terserah kesepakatan bersama. 

Bisa jadi ke Kudus, tempat kelahiran kakek dari pihak suami. Bisa anjangsana ke tempat Wali juga di sana. Adem sih di sana. Nggak tau sekarang ya. 

Dan tempat kelima adalah ke Jepang. Ini target yang muluk banget sih. Tapi saya kok ada feeling bakal bisa kesana sambil ngantar si anak bujang kuliah atau pertukaran pelajar ya. Siapa tahu?