DARI CODING MUM KE AKADEMI PRASETYORINI

Tidak ada komentar

Berdiri di hadapan 200 ibu-ibu di Tulungagung, membuat hati saya berdesir sendiri. Siapalah saya ini? Programmer bukan, motivator sukses juga bukan. “Saya hanya ibu rumah tangga yang suka internetan”, begitulah satu kalimat yang saya ucapkan tiap kali memperkenalkan diri jika diundang sebagai pembicara. Seperti juga kala itu, ketika berada di Tulungagung di acara Sosialisasi Coding Mum. Bagaimana bisa seorang ibu rumah tangga murni, satus persen, tiap hari megang sapu dan pel, bisa mendadak jadi pembicara? Bahkan pengajar atau trainer? Lah kok bisa? Nah, begini ceritanya.

Perkenalkan, nama lengkap saya Heni Prasetyo Rini. Saya termasuk salah satu alumni Coding Mum Surabaya Batch 1. Sebelum mengikuti kelas belajar membuat website ini, saya adalah emak-emak yang aktif di jagad maya. Ingat, “jagad maya” loh ya, bukan mulan jamila  #eh.

Saya aktif di dunia digital sejak tahun 2010, tapi masih sebatas menulis dan mencari informasi.Selain menulis di blog dan menjadi pegiat digital, saya juga sempat mencoba peruntungan membuka sebuah onlineshop jilbab. Jika anda pernah mengenal olshop bernama “Jilbab Orin” sekitar tahun 2010, nah itu punya saya. Saya murni ibu rumah tangga dengan segala rutinitas domestic. Terlebih ketika anak kedua saya lahir premature, saya total ada di dalam rumah saja.

Teknologi digital membantu saya untuk belajar, berkarya dan eksis walaupun dari rumah saja. Apalagi ketika saya mengenal CODING MUM. Ini seperti sebuah PINTU AJAIB yang membuat saya masuk ke sebuah dunia baru, seru, menarik dan ternyata bisa juga menghasilkan.

meja paling depan kelas Coding Mum Surabaya 2016

Saya termasuk emak-emak yang sangat aktif di Coding Mum Surabaya. Saya berusaha untuk tidak bolos kelas satu kalipun. Setiap kali selesai kelas, sesampai di rumah, saya langsung membuka laptop di malam hari. Kemudian membuat grup whatsapp coding mum Surabaya rame dan panas karena pamer hasil belajar secara online itu. Saya bersungguh-sungguh ingin menguasai cara membuat website untuk pemula ini. Dan sampailah saya di tugas akhir untuk presentasi.

Semula saya akan membuat website Studio Belajar Doji, untuk menyimpan hasil browsing sumber belajar anak-anak saya. Akan tetapi, di hari akhir kelas, saya mulai ngeh bahwa misi dari kelas belajar ini adalah memberdayakan perempuan. Maka saya pun mengangkat kembali rencana yang ingin saya buat bersama beberapa teman sebelumnya. Yaitu membuat kelas belajar khusus perempuan bernama AKADEMI PRASETYORINI. Ini adalah konsep yang terus menerus saya bawa dan dengungkan

AYO NGODING REK !

Tidak ada komentar

Siapa yang mau kerja pake daster trus dapat transfer? Yang mau mana suaranyaaaa?.

Ya siapa juga yang tidak mau, betul tidaakk?.

Bisa kerja di rumah, nggak ribet kena macet, nggak heboh jika pensil alis patah atau lipstick hilang entah kemana karena dibuat mainan sama si kecil.

Tinggal nyalain laptop, mainin mouse dan dikit-dikit aja ngetik kode HTML5, CSS3 atau Javascript. Kemudian menghias isinya dengan memasukkan gambar, file pdf atau video di hyperlink. Lalu tinggal save dan tralala trilili sebuah website sudah siap digunakan sesuai keperluan.

Ya benar, pekerjaan para cyber daster ini adalah menjadi pembuat website. Loh kok bisa emak-emak dasteran bikin website? Siapa yang ngajarin? Emang ada lembaga kursus yang nerima emak-emak belajar bikin website sambil rempong ngajak anak-anaknya? Kan biasanya dimana-mana ditolak tuh.

Walah rek, ada wistalah tempat belajar semacam itu ada. Namanya adalah CODING MUM. Ini adalah kelas belajar yang digagas oleh BEKRAF. Sekitar pertengahan tahun 2016, saya dan hampir 10 emak lainnya dapat kesempatan ikutan CODING MUM SURABAYA (CMS), yang lokasi belajarnya ada di DILO SURABAYA.

suasana di kelas Coding Mum Surabaya 2016, selalu ada selipan kids :)


Baiklah, sekarang silahkan duduk manis dulu sambil ngemil donat dan kopi hangat. Saya mau berbagi cerita bagaimana super dupernya saya ketika mengikuti program CMS itu dan betapa ajaibnya alur kehidupan saya kemudian setelah lulus dari tugas akhir di CMS.

Jadi begini, awalnya saya tak sengaja menemukan banner Coding Mum Surabaya Batch 1, di wall facebook seorang teman. Tanpa banyak cangcimen saya langsung daftar program itu, dan berusaha membagikan informasinya ke media sosial pribadi. Dengan harapan, biar yang ikut makin banyak. Singkat kata, saya diterima menjadi peserta dan berhasil mengikuti semua jadwal belajar dan tugas akhir untuk presentasi website. Saat tugas akhir itulah saya mempresentasikan single web dari Akademi Prasetyorini, yaitu sebuah akademi khusus perempuan yang mengajarkan tentang materi yang sama dengan coding mum, ditambah dengan materi bisnis kreatif serta digital marketing. Sajian ini tak sekedar untuk menggugurkan kewajiban tugas akhir di coding mum. Akan tetapi ada misi visi pribadi dalam hari saya, agar ide ini akan terwujud suatu hari nanti. Sejak saat itu, konsep Akademi Prasetyorini, saya sebutkan kemana-mana, bahkan saya masukkan dalam materi lomba menulis di blog. Syukurlah, dengan konsep rancangan Akademi Prasetyorini itu, saya mendapatkan juara dua dengan hadiah sebuah computer PC All in One dari ASUS. Inilah keajaiban pertama yang saya dapat setelah lulus dari Coding Mum Surabaya.

Kenapa saya bilang ajaib? Karena setelah ikutan Coding Mum saya tidak hanya paham cara membuat website. Saya dapat computer canggih gratis, menjadi narasumber seminar dan radio, diterima menjadi trainer dan beberapa program terkait dunia digital atau startup. Padahal jika ditelisik saya tidak punya latar belakang pendidikan di dunia IT atau pemrograman. Saya juga tidak pernah ikut kursus website atau apapun selain belajar 3 bulan di Coding Mum Surabaya.

Dari sini saya semakin yakin untuk terus mengambil bagian dalam program pemberdayaan perempuan untuk melek teknologi. Karena saya sendiri mendapatkan hasil yang nyata-nyata positif dikarenakan telah melek teknologi. Melek internet. Bisa mengoptimalkan aneka bentuk platform digital yang tersedia di internet dalam bentuk kegiatan yang positif. Bahkan dari sini saya mendapatkan tawaran pekerjaan yang bahkan sering diluar dugaan saya.

Yang lebih ajaib lagi, saya bisa menjadi sahabat bagi kedua anak lelaki saya yang punya ketertarikan luar biasa pada dunia digital dan internet. Baik itu dunia pemrograman, media sosial dan uprekan lainnya. Saya pun, Alhamdulillah, bisa mencarikan informasi dan jalan yang harus ditempuh anak saya ketika memutuskan ingin menekuni dunia pemrograman. Jadi anak sulung saya, tanpa ragu kemudian memilih untuk melanjutkan sekolah di sekolah kejuruan bagian pemrograman atau SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Semula dia ingin mengulik tentang website dan animasi. Ternyata sekarang dia lebih tertarik pada pemrograman terkait Big Data.

Well, ketika anak saya bicara tentang Big Data, Internet of Things (IOT) saya bisa mengimbanginya dengan baik dan memberikan informasi yang paling update. Bahkan saya bisa mengarahkan anak saya untuk kontak dengan salah satu ahli yang kebetulan saya kenal. Perkenalan dengan para pakar pemrograman ini saya peroleh ketika saya “nekad” untuk mengikuti aneka bentuk acara dan komunitas para programmer dan startup. Bahkan saya sering dibilang sangar karena ibu-ibu blusukan ke acaranya Google Developer Group (GDG). Padahal jelas-jelas saya tidak paham apa yang dikatakan oleh narasumber. Akan tetapi niat saya adalah mencari informasi sebanyak mungkin untuk bisa mengarahkan kedua anak lelaki saya tersebut. Alhamdulillah hasil blusukan saya mulai menampakkan hasilnya. Selain anak saya semakin terarah, saya pun semakin tersedot dengan indahnya ke dunia digital, startup dan pemrograman.

Saat ini saya menjadi Trainer Gapura Digital, yaitu salah satu projek Google untuk memfasilitasi para pebisnis UMKM agar bisa go online. Sebagai blogger pun saya sangat aktif menulis dan nyaring untuk bicara kesana kemari tentang pentingnya perempuan melek teknologi. Bersama beberapa alumni Coding Mum Surabaya, kami berembuk dan punya tekad bersama untuk kembali membuka kelas belajar bagi perempuan dan anak-anak. Ya, kami tidak hanya menyasar ibunya, tapi sekaligus juga anaknya. Karena kebetulan kami juga punya partner yang sudah mempunyai program Coding Kids untuk membuat game dan animasi sederhana. Rencana kami ini didukung dan disambut dengan baik oleh rekan-rekan di Surabaya dan sekitar Jawa Timur seperti Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Jombang dan lain sebagainya. Misi kami sederhana saja, kami ingin bisa berkontribusi untuk membuat para ibu rumah tangga khususnya agar lebih berdaya di bidang digital yang relative minim modal.

Dalam setiap kesempatan menjadi narasumber, saya menyampaikan ide ini dan alhamdulilah semakin banyak dukungan yang mengalir. Dari sini saya lihat, bahwa ide awal Bekraf untuk membuat program Coding Mum itu memang baik dan tepat sasaran. Tinggal meningkatkan kualitas kelas belajar, strategi pembelajaran yang lebih efektif dan jenis materi apa saja yang nanti diperlukan. Selain itu, perluasan sasaran juga bisa dilebarkan, tidak hanya ke ibu rumah tangga melainkan ke jenjang yang lebih muda. Misalnya pada anak lulusan SMP atau SMA yang putus sekolah atau bahkan bisa masuk ke sekolah, universitas dan komunitas sebagai mata pelajaran ekstra.

Menarik sekali membicarakan pemberdayaan perempuan melalui teknologi ini. Misi besar saya pribadi saya, sekali lagi, adalah mengembangkan Akademi Prasetyorini menjadi sebuah training center untuk belajar tenang digital creative. Lulusan dari sini diharapkan bisa mandiri dan bekerja sendiri sebagai self employee atau freelancer di ranah digital. Sehingga kelak semakin banyak para creativepreneur yang menjadi profesi alternative yang patut diperhitungkan saat ini, apalagi di masa depan.

Motivation Letter Saat Mendaftar Coding Mum Surabaya 2016

Tidak ada komentar
Sewaktu mendaftar, saya harus memasukkan satu dokumen Motivation Letter atau surat motivasi yang menunjukkan misi dan motivasi mengikuti Coding Mum Surabaya tahun 2016. Saya menemukan file ini di folder google drive saya. Jadi sebaiknya disimpan juga di sini, sebagai bahan inspirasi teman lainnya dan bahan refleksi untuk saya sendiri. Berikut saya copy paste kan persis tanpa perubahan sama sekali.
saat di kelas Coding Mum 2016 di Dilo Surabaya Jl. Ketintang

MISI DAN MOTIVASI
Mengikuti kelas CODING MUM

Saya  tertarik di bidang pendidikan, terutama pembelajaran online. 

Ketertarikan saya itu bermula ketika saya memutuskan menjadi ibu rumah tangga penuh dan mengenal internet. Dari internet saya bisa belajar banyak hal termasuk menjadi blogger dan berbisnis online. Dari sini saya melihat betapa internet bisa sangat bermanfaat jika bisa digunakan dan dikelola dengan baik. 

Minat saya tersebut semakin berkembang ketika meneruskan studi S2 di UNESA jurusan Teknologi Pendidikan (2013-2015). Saya mempelajari platform e-learning dan menjadikannya topik di setiap mata kuliah terkait dan tugas akhir. Platform berbasis Learning Management System yang saya pelajari adalah Edmodo, Schoology, Course Networking. 

Sewaktu PPL di Jombang,  saya menjadi trainer guru MTsN Wonosalam untuk penggunaan applikasi berbasis Google sebagai sumber belajar. Antara lain google drive, google form, dan blog. 

Dari sini saya melihat, betapa teknologi berbasis internet bisa sangat memudahkan kinerja belajar mengajar. Terbesit keinginan untuk bisa membuat software atau aplikasi untuk memudahkan pendidikan. Seperti laboratorium kimia virtual, permainan kartu memori untuk menghafal tabel perkalian, aplikasi untuk membuat soal online dengan mudah, dsb.

Jadi, saya bersyukur sekali dan sangat tertarik dengan diadakannya  kelas Coding Mum ini. Dan berharap bisa belajar sampai piawai membuat sebuah pemrograman. 

Kebetulan anak sulung saya juga tertarik dunia coding dan game developer. Sejak kecil dia belajar otodidak mengotak-atik komputer, internet, mengenal istilah hacker, membuat MOD di game Minecraftnya dll yang menurut saya itu berbasis kode pemrograman juga. Agar produktif dalam main game, saya arahkan dia membuat review game di You Tube channel: Maldoz Zulhaq.


Keluarga kami tertarik di dunia pendidikan. Jadi penguasaan coding akan kami arahkan ke sana. Insya Alloh ke depannya nanti kami ingin membuka kelas belajar di rumah, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Terutama saya akan menggerakkan ibu-ibu atau perempuan supaya melek internet. 

Saya juga ingin bisa membuat aplikasi tutor online sehingga anak bisa belajar dengan mudah, murah dan dimana saja.  Saya juga akan terus mengupdate diri dan menangkap peluang apa saja yang bisa dilakukan berbasis pemrograman dan teknologi internet, yang bisa meningkatkan pendidikan dan kreatifitas sebanyak mungkin orang. 

Jika kapabilitas dan kompetensi saya sudah memenuhi, maka saya juga bersedia menjadi trainer dan terlibat untuk gerakan mengajarkan coding di sekolah seperti yang saya baca di beberapa komentar di bawah pengumuman kelas Coding Mum ini. 

Karena ketika saya pernah baca juga di luar negeri program ini sudah berjalan. Seperti di www.code.org , mereka menyebarluaskan ketrampilan coding untuk semua orang sehingga bisa memudahkan kinerja mereka dalam segala profesinya. 

Jika hal ini bisa terjadi, maka pendidikan dan perekonomian di Indonesia bisa mendapat kesempatan untuk lebih baik dan berkualitas. 

Berikut motivasi dan misi saya mengikuti kelas Coding Mum. Besar harapan saya bisa ikut sampai selesai. Dan mendapatkan solusi dan pemakluman, jika perangkat laptop (netbook) saya di rumah masih kurang mumpuni spesifikasinya untuk coding. Mungkin komputer anak saya cukup memadai untuk sementara ini.  Ke depannya akan kami siapkan perangkat sesuai kebutuhan. 

Dan spesifikasi itu akan kami ketahui setelah saya mengikuti pertemuan pertama kelas Coding Mum tanggal 27 April 2016 nanti.

Terima kasih sebesar-besarnya dan saya dukung program Coding Mum ini semoga semakin lancar dan sukses sesuai target yang dicanangkan. 

Wassalamualaikum Wr.Wb

Heni Prasetyorini
Twitter : @HeniPR

TIDAK JODOH

Sempat getaran hati pada saat itu kusampaikan kepada suami dan anak-anakku. "Di sana keren banget deh. Keren. Fasilitas bagus. Ini bagus. Aku yakin bakal bisa kerja di sana juga. Boleh kan?"

Suamiku mengangguk setuju dan antusias. Sama sekali tidak ada keraguan aku bisa berkarir di situ. Pasti aku bisa. Aku juga sangat optimis.

Tapi rupanya, keantusiasanku tidak bertahan lama. Perbedaan gaya hidup, cara hidup, cara bertingkah laku yang mencengangkan karena sama sekali berbeda. Itu mulai membuat resah.

Aku kadang berpikir sendiri, apakah aku sesempit ini?
Apakah aku yang kuper atau malah tidak punya kapabilitas sama sekali?
Aku tidak open minded person gitu, pikirane cupet mampet dan hanya mau bergaul sama yang sesuai dengan cara pikirku sendiri saja?
Lah kalau benar begitu, apa bisa maju?
Apa bisa go global?
Apa bisa toleran?
Apa bisa beradaptasi?
Dan terlebih lagi, apakah bisa mendunia?

Mana mungkin bisa mendunia, wong pikiran sempit gitu. Di dunia kan rupa dan tingkah pola orang macem-macem?

Entahlah aku berpikir keras mencari kenapa aku tidak nyaman sekali di tempat mewah itu. Sama sekali tidak ada klik di hatiku. Dan semakin hari aku semakin ingin menjauh menjauh dan hilang. Padahal peluang untuk maju dalam arti maju yang disepakati orang banyak itu sangat terbuka lebar. Ikutlah sedikit gaya hidup mereka, bicara gaya mereka, berpikir gaya mereka, maka kamu akan selamat Hen. Itu ada di benakku.

Tapi, yang melawan kata hatiku sendiri itu malah jauh lebih kuat.
Tidak. Itu bukan kamu Hen, kamu tidak cocok. Kamu bisa keblinger di situ. Atau malah keluargamu berantakan. Prinsip hidupmu tumbang. Yang ada di kepalamu hanya cuan cuan cuan.

Terus terus terus berpikir mencari tahu kenapa. Dan tidak ketemu juga apa yang menjadi titik penting ketidaksinkronan vibrasiku ini dengan mereka.

Akhirnya aku simpulkan sendiri, bahwa ini semua alasannya hanya satu yaitu TIDAK JODOH.

Mau dipaksakan segimana juga, kalau tidak jodoh ya tidak jodoh. Tidak cocok. Tidak match. Tidak satu vibrasi. Berbeda frekuensi. Jika dipaksakan bisa saling menyakiti. Maka pilihan terbaik adalah menahan diri dan menjauh pergi. Itu pilihanku.

Apakah ada rasa kecewa?
Hmm..kecewa meninggalkan sih tidak. Tapi kadang ada terbesit, mungkin aku bisa berkompromi di situ. Tapi ingat lagi masa lalu. Dan menjawab lagi, ah tidak, tidak jodoh.

Terbesit juga, ah sepertinya aku bisa di situ. Kapabilitasku sangat besar dan pantas ada di situ. Hanya kemarin stuck karena personality indiference.

Lalu kujawab lagi sendiri, ah tidak tidak itu tidak jodoh. Itu semu. Ingatlah kembali berbagai detil kecil yang membuat sesak hatimu. Membuat dada kirimu begitu nyeri dan semakin nyeri setiap hari.

Lalu rupanya, semesta selalu baik dan TUHAN SANGAT MAHA BAIK, ALLAHU AKBAR.

Allah SWT sangat baik dengan mengirimkan penggantinya yang satu frekuensi denganku. Allah SWT memperlakukan kesedihan dan keresahanku sebagai DO'A yang tak kuucapkan langsung. Kondisiku yang begitu ingin berbuat sesuatu di tempat yang tepat, diberikan jawaban di tempat yang tepat. Tidak di langit. Ada di bumi. Tapi makin ada peluang bisa menembus sampai langit.

Ah, hidup hanya sementara ini. Tak perlu memilih hal yang perlu bersolek sangat cantik jika melukai hati nurani sendiri. Biarlah dunia mereka untuk mereka. Duniaku untuk aku dan kami. Semoga tak ada lagi hal yang perlu kusesali. Dan tak juga aku mengasah semangatku dengan dendam atau membuktikan apapun kepada mereka. Tidak.

Aku hanya ingin lebih tenang, berpikir dalam dan bertindak khusyu' untuk menjalani hari-hariku selanjutnya. Di tempat yang jauh lebih sederhana namun terdapat banyak binar mata bahagia yang jujur, tulus dan berorientasi pada-NYA.



Membuat Website di Wix

Iklan wix sering banget kan muncul? Terutama di you tube. ⁣
Akibatnya saya jadi penasaran juga. Lalu mencoba membuat website dari wix. ⁣

Setelah bikin dua kali, sepertinya bagus juga kalau wixsite ini dibuat mereka yang butuh landing page untuk portfolio, CV atau bisnisnya. ⁣

Pilih yang Free saja dulu, bentuk sama bagusnya, cuma nama websitenya ya sesuai bikinan wixsite, diambil dari alamat email yang digunakan untuk register di akun wix.⁣



Hasilnya yang saya bikin tadi tuh, url websitenya: www.kelaskudigital.wixsite.com/rumahdigitalkreatif⁣

Saya coba nulis postingan baru blog, bisa juga. Tampilannya sudah responsive, menyesuaikan ukuran layar gadget kita. ⁣

Pas buka di hape, eh ada apps-nya juga. Saya coba install juga tentu saja. Lalu membuat satu postingan blog di sana. Cukup mudah menulis dan memasukkan gambar. Sama seperti saat menulis blog di platform blogger ini. Cuma tampilan nulisnya udah gede responsive juga. Enak di mata.

Sayangnya setelah blogpost dibagikan, ketika tautan di klik, diarahkan untuk mengunduh dan menginstall Wix Apps dan hanya bisa membaca postingan blog di apps itu.

Wah kok bisa otomatis buka wixsite kita di desktop hape ya?

Nah di Wix apps juga ada fitur untuk saling follow gitu. Juga ada forum chat atau ngobrol antar sesama penggunanya.

Jadi ini kayak gabungan: website bulider, nulis di blog dan media sosial di dalamnya.


[BUKU] Antologi Dari Hati ke Hati Diterbitkan oleh Bitread Publishing

⁣⁣Anak Gamer Jadi Santri Programmer. ⁣⁣
Itu judul tulisan saya di buku antologi Dari Hati ke Hati. Kumpulan cerita ngangon bocah alias parenting, dari beberapa sudut pandang. ⁣⁣
⁣⁣
As always, kisah saya seputar ribet sendiri dengan teknologi :)⁣⁣

Ini adalah buku antologi bersama beberapa orang tua yang bergabung dalam program menulis buku bareng KLIK bersama Anna Farida yang diadakan oleh Bitread Publishing. ⁣⁣



Ya, punya geek boy yang tidak bisa lepas dengan game, bikin stress juga saya. Bahkan karena hal ini, saya jadi bad mom. “Mama jahat,” celetuk anak saya kalau diingatkan lagi jaman kecilnya dia dan bagaimana kami berdua kejar-kejaran perkara main game. Iya bener, saya jahat. Duh nyesel. ⁣⁣
⁣⁣
Untungnya biar jahat juga bonek.⁣
Eh loh, yok opo se mbak Hen?⁣

Jadi gini, ⁣
Biar tahu gimana memahami nih anak dan mengarahkan di jalur tepat, saya dengan muka badak nekad masuk ke dunianya programmer, game developer. Ikut seminar coding yang sama sekali ga mudeng. Maju salaman ngajak ngobrol narasumber. Malu sebenarnya, tapi demi anak ya gimana kan ya?⁣⁣
⁣⁣
Beli buku tentang Gamers, Anak kecanduan game, sampai ngajak ke Bekraf Developer Day. ⁣⁣
⁣⁣
Bagaimana hasilnya?⁣⁣
Beli saja bukunya lalu baca sendiri ya :)⁣⁣
⁣⁣
Kan sekalian bisa baca kisah parenting seru lainnya. ⁣⁣
⁣⁣
Baik. Selamat membeli buku Hati ke Hati di www.bitread.id

Tips Menggunakan Sunblock Yang Benar


Sinar UVA dan Sinar UVB bisa menyebabkan kulit terbakar serta memicu keriput, flek hitam dan penuaan dini pada kulit. Tidak hanya sampai itu memang sinar radiasi tersebut juga dapat merusak DNA sehingga meningkatkan resiko kanker kulit. Tentu saja untuk perlindungan dari sinar UVA dan UVB gunakanlah sunblock yang mengandung SPF atau sun protection factor. Pemakaian sunblockpun harus benar walaupun ketika kamu sedang menggunakan make up secara bersamaan. Pentingnya pemakaian sunblockpun juga harus diperhatikan. Terutama saat jam 09.00-15.00 di luar ruangan walaupun cuaca sedang mendung, sinar UV tetap aktif memancarkan radiasi yang berpotensi merusak kulit. Maka, jangan lupa memakai sunblock wajah dalam rutinitas make up harian.

krim tabir surya nivea
credit: nivea.co.id

Banyak wanita yang bingung ketika menggunakan make up tetapi juga memakai sunblock saat beraktivitas diluar ruangan. Nah, karena masih banyak yang belum paham cara memakai sunblock wajah yang juga dibubuhi make up disini akan dijelaskan tips menggunakan sunblock dan make up secara bersamaan. 

      Pertama, Memilih sunblock wajah dengan SPF minimal 30. Karena untuk aktivitas sehari hari cukup gunakan sunblock dengan spf 30. Apabila akan beraktivitas sepanjang hari ditempat yang terkena sinar matahari langsung. Disarankan menggunakan sunblock wajah dengan SPF 50.
Penggunaan sunblock disarankan 15-30 menit sebelum beraktivitas ke luar. Pemakaian sunblock pada wajah meski sedang beraktivitas ditempat yang teduh atau dalam ruangan. Dikarenakan sinar matahari tetap dapat memancarkan radiasi. Jadi, saat beraktivitas bagaimanapun cuacanya tetap gunakan sunblock yang dilengkapi SPF. 

      Kedua, Mengoleskan sunblock ke seluruh area sekitar wajah. Sebelum menggunakan make up, jangan lupa oleskan terlebih dahulu sunblock ke seluruh wajah. Pastikan anda benar benar mengoleskan secara merata sampai daerah leher dan telinga.

Ketiga, langsung saja aplikasikan make up seperti biasanya. Pada umumnya masalah yang akan dihadapi ketika sudah diaplikasikan adalah terjadinya penumpukan antara lapisan sunblock dan alas bedak. Antara lapisan sunblock dan alas bedak akan membuat kesan tebal pada wajah sehingga seperti menggunakan topeng. Agar hal ini tidak terjadi jangan lupa pakailah alas bedak atau foundation tetapi yang bertekstur ringan. Setelah itu, dilanjutkan dengan bedak padat karena partikelnya dapat menahan sunblock dan pelemba pada tempatnya. Jangan lupa memilih bedak padat yang mengandung SPF.

Keempat, Jangan melupakan bagian bibir. Bibir juga memerlukan perlindungan dari sinar UV yang membawa dampak buruk bagi kulit dan bibir. Oleskan pelembap bibir atau lipstick yang memiliki kandungan SPF 15 untuk menghalau UVA dan UVB. Ingat jika berangtivitas diluar ruangan, pilihlah yang memberikan hasil akhir matte. Pasalnya lipstick atau lipgloss yang mengkilap malah menarik lebih banyak sinar UV.

Dengan ini mengatasi masalah kulit yang ada nivea.co.id hadir dengan berbagai macam sunblock dengan berbagai perlindungan SPFnya. Produknya seperti Nivea Sun Face Protec dan White Cream SPF 50. Dalam sunblock ini didalamnya sudah diperkaya formula active whitening complex yang mampu menjaga kecerahan kulit sehingga tidak usah takut kulit menjadi kusam karena berenang. Lalu ada sunblock Nivea Daily Potection Sun lotion SPF 33P nah jika dalam produk ini didalamnya sudah dilengkapi vitamin C dan antioksidan yang berfungsi untuk melawan radikal bebas yang disebabkan oleh polusi dan sinar matahari langsung. Tidak perlu khawatir juga kulit menjadi kering karena terdapat kandungan hydra ID yang membantu melembabkan kulit. 

Koyo Demam, Pertolongan Pertama Untuk Si Kecil yang Panas

Sebagai orang tua, bunda tentu tidak ingin melihat si kecil sakit. Tetapi itulah proses perkembangan dirinya dimana mengalami sakit adalah hal yang wajar terjadi pada si kecil. Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh lebih dari 370 C. Tubuh si kecil menjadi panas dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Apalagi jika si kecil sedang berada di masa emas pertumbuhan, keceriaan dan aktivitasnya tentu terganggu karena mengalami demam.

Selain sebuah penyakit, demam ternyata juga menjadi salah satu dari pertanda penyakit lain yang ada di dalam tubuh. Demam bisa menjadi reaksi atau sinyal bahwa tubuh sedang terserang virus yang bisa menyebabkan flu, batuk, pilek dan penyakit lain. Anak – anak yang masih kecil tentu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rentan dari orang dewasa. Sehingga, jika demam terjadi, sebaiknya segera lakukan penanganan yang tepat.

koyo demam hansplast
credit: id.hansaplast.co.id

Berikut langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi demam pada si kecil :

1. Mengenali Gejala Demam 
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan yaitu mengetahui gejala yang terjadi. Misalnya seperti :
  • Mengeluh Pusing : selain demam, anak-anak biasanya juga akan mengalami pusing sebagai gejala lain yang terjadi. Karena suhu tubuh yang tinggi dan rasa panas di tubuh inilah yang menjadi penyebab anak-anak menjadi pusing.
  • Bernafas Menggunakan Mulut : Demam yang terjadi saat tubuh panas biasanya juga akan menyebabkan anak-anak sulit bernafas. Sehingga, mereka biasanya akan bernafas menggunakan mulut.
  • Wajah yang Berubah Menjadi Memerah : karena suhu tubuh yang dalam kondisi panas, bisa membuat wajah si kecil menjadi memerah.

2. Tidak Membiarkan Anak Menggunakan Pakaian Terlalu Banyak
Saat anak mengalami demam, suhu tubuh tentu berada di kondisi yang panas. Menggunakan jaket saat tubuh panas adalah sebuah mitos, maka bunda harus mengurangi penggunaan pakaian yang tidak perlu. Gunakan pakaian yang tipis dan ringan sehingga saat anak berkeringat, bunda dengan mudah bisa mengganti pakaian pada anak

3. Memberi Minum
Setelah memastikan anak menggunakan pakaian yang nyaman, selanjutnya berilah dia minum air putih yang cukup. Karena saat suhu tubuh panas, maka dehidrasi mudah terjadi. Suhu tubuh yang panas dan terus menerus dan berkeringat bisa menimbulkan kekurangan cairan atau dehidrasi.

4. Mengambil Tindakan Pertama
Setelah mengetahui gejala yang dialami, bunda tidak perlu bingung dan khawatir. Mengambil tindakan pertama yang tepat adalah penting. Jika biasanya bunda mengompres si kecil yang sedang demam, nah, kini bunda tidak perlu repot lagi. Bunda bisa menggunakan koyo demam sebagai solusi mengatasi panas pada anak. Sebaiknya bunda menghindari penggunaan obat karena lebih baik menggunakan koyo demam yang lebih praktis.

Nah, bagi bunda yang sedang mencari koyo demam dengan kualitas terbaik, Hansaplast solusinya. Koyo ini berbentuk seperti plester atau patch yang berbahan gel. Tak hanya itu, keunggulan lain dari koyo demam dari Hansaplast yaitu memberikan efek dingin yang bisa membantu menurunkan panas pada si kecil.


Cara penggunaannya pun cukup mudah, yaitu :

1. Pastikan bagian dahi dalam keadaan bersih dari keringat sebelum koyo demam digunakan
2. Buka bagian lapisan plester kemudian tempelkan pada dahi anak
3. Penggunaan koyo demam tidak boleh lebih dari 8 jam sehingga harus dilakukan penggantian berkala

Koyo demam ini bisa digunakan oleh anak – anak mulai dari usia 1 tahun dan orang dewasa juga bisa memakainya. Untuk menjaga khasiatnya, simpanlah produk ini di suhu ruangan. Koyo ini hanya produk yang bisa digunakan untuk penggunaan luar dan tidak boleh ditempel di bagian kulit yang terluka. Agar efek dingin segera meresap, sebaiknya segera gunakan koyo sesaat setelah dibuka. Pemakaian harus dihentikan apabila terjadi reaksi seperti alergi dan munculnya kemerah – merahan. Produk ini tidak disarankan digunakan oleh ibu hamil. Untuk mendapatkannya pun cukup mudah karena tersedia di apotek dan minimarket terdekat.

Doji 123: Ios App Untuk Belajar Menulis Angka

Inilah hasil draft ios apps yang saya buat ketika tugas akhir, atau final project.





Berikut Video penggunaan apps ini untuk belajar menulis angka







Kalau ingin tahu bentuk sketsa UI/UX design dan codingannya di Xcode, bisa dilihat di video ini. Sayangnya kurang jelas sih. Kalau ada waktu nanti saya bikin yang baru



Sebelumnya, ide apps ini sudah saya ujikan ke keponakan cilik saya






Nah saya pun meminta masukan dari teman-teman yang menjadi GURU PAUD, orang tua anak-anak yang masih kecil atau usia dini dan siapapun yang ingin memberikan masukan tentang aplikasi di hp itu mau kayak gimana jika digunakan untuk membantu anak belajar menulis huruf dan angka.


Kerja Di Rumah: Bisa Segitu Banyaknya

3 komentar
Kalau dari foto ini, saya tuh sedang menyapa secara Live di Grup Facebook Komunitas Coding Mum Indonesia. Sebagai Presiden alias Ketua Umum, ya harus menjaga ikatan batin antar anggota. Setelah itu, membuat video untuk mengais data perihal hal yang dibutuhkan anak usia dini jika diajak belajar menulis menggunakan aplikasi di handphone. Ketika semua urusan depan kamera selesai, blazer dan jilbab saya lepas (karena gerah), dan saya meneruskan menulis buku biografi pesanan klien di laptop.

ibu rumah tangga digital : Heni Prasetyorini
Mengisi Live Webinar Dari Handphone di rumah
Saat lelah ngetik, saya buka peralatan handmade dan mulai membuat satu demi satu prakarya berupa tali kacamata, bros, gelang dan kalung. Yang hasilnya kalau sudah jadi, bisa saya pakai sendiri atau jual. Koleksi bisa dilihat di www.instagram.com/percamanik.
Habis gitu, ke dapur (untuk cari bahan yang bisa dikunyah 😁). Mungkin lanjut menggoreng ikan bandeng, tahu dan tempe. Dilanjutkan lagi buka laptop untuk menulis konten baru di blog. Nge-blog itu sudah saya mulai sejak 10 tahun lalu, tepatnya tahun 2009. Awalnya cuma untuk curhatan aja dan latihan menulis. Saat ini, dari blog saya dapat banyak kejutan. Bisa terbang atau naik pesawat pertama kali juga karena tulisan di blog saya menang lomba.Lalu diundang jadi pembicara, trainer dan hal lainnya, termasuk diminta menulis buku biografi dosen ini, juga karena yang mengajak kerjasama telah melihat rekam jejak saya di blog. Baru-baru ini malah saya dapat sepatu dan sepatu sandal baru dari ngeblog. Cuma harus nulis artikel blog sebiji aja loh, http://www.prasetyorini.com/2020/01/shoesmart-marketplace-sepatu-terbesar-pengusung-brand-lokal-indonesia.html?m=1 Hampir semua pekerjaan itu saya lakukan dari rumah dan di dalam rumah saja. Kecuali memenuhi beberapa undangan. Pengalaman saya ini menarik sekali untuk saya bagikan. Karena saat ini, memilih jadi ibu rumah tangga atau working at home mom, sudah makin keren aja kedengarannya.
Selain keren juga makin mudah. Ada internet, ada platform digital. Ada teman dan komunitas tempat belajar bareng. Bahkan saya ikutan komunitas ibu-ibu dari luar negeri. Terkadang juga menyapa para pakar pendidikan dari luar negeri juga.Bahasa Inggris saya tidak terlalu fluent atau fasih. Saya bisa paham membaca dan mendengarnya. Cuma untuk menulis dan mengucapkan lagi, rada mikir. Tapi kalau sekadar berbalas chat dan mengirim pesan, kan bisa mengandalkan google translate? Jadi ga ada batas. Sharing saya kali ini, untuk memberi semangat pada ibu-ibu ya. Sehingga ke depannya juga, tidak kaget dan shock misalkan anak gadisnya atau menantunya memilih jadi ibu rumah tangga. Jangan cemas ilmunya bakal sia-sia.

Memberikan kelas online pun bisa. Itu rencana saya di startup teknologi pendidikan yang saya rancang dengan anak dan suami, di www.kelaskudigital.com Berbasis dari rumah, bekerja bisa begitu banyak ragamnya. Bahkan tahun 2009 itu saya mulai jualan jilbab online modal nekad, tapi bisa tembus diliput oleh Metro TV Jawa Timur. Ah nantilah, saya banyak cerita tentang ini https://www.facebook.com/pg/koleksijilbaborin/ Gimana, mau lanjut diceritani lagi?

Shoesmart Marketplace Sepatu Terbesar Pengusung Brand Lokal Indonesia

Tidak ada komentar
Keluarga saya ini makin hari makin suka beli online. Apapun itu. Mulai dari celana pendek, kaos, aksesoris laptop yang ada aja itu butuhnya dan juga alas kaki seperti sandal dan sepatu.

Langsung pergi ke mall, udah jarang banget kami lakukan. Kedua anak lelaki saya kalau diajak makan keluar pun juga ada aja alasan menolaknya. "Beli food delivery aja lah ma. Makan di rumah bareng, enak", begitu alasan mereka.  

Ya, you can call us Online Freak Family
Segala-galanya mending milih yang online deh. 

Urusan beli makanan secara online, udah ga ada masalah. Karena hanya tersedia satu dua aplikasi. Pinter-pinter aja baca review atau memilih yang brand-nya udah bagus dan teruji. Saya sih lebih sering beli di fitur nearby alias di sekitar rumah saja. Selain ingin cepet dan ongkos kirim murah, juga bisa saling membantu sesama tetangga, bisa dibilang begitu. 

Nah lain halnya jika butuh produk lain seperti  sepatu. Saya dan suami bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih online shop yang verified, review bagus, dapat dipercaya dan produknya beneran bagus. Lumayan menghabiskan waktu. 

Untung saja mulai bermunculan marketplace yang fokus menjual satu jenis produk. Ada yang khusus jual baju saja, skin care dan kosmetik saja dan satu lagi yang khusus menjual sepatu dan sandal saja. Dan menurut saya ini jauh lebih menghemat waktu dan tenaga untuk memilihnya. 

SHOESMART: Marketplace Sepatu Terbesar


Saya menemukan marketplace sepatu ini, dari postingan instagram story teman baru. Jujur saja, dari rekomendasi teman bisa membuat saya lebih cepat dan percaya dalam mengambil keputusan, dibandingkan browsing sendiri.

Setelah sekilas melihat postingannya, langsung saja saya masuk ke instagram @shoesmart.id dan membuka websitenya www.shoesmart.co.id.

Sebagai Coding Mum dan juga blogger, membaca ekstension domain saja sudah bisa menebak kalau ini bukan sekadar olshop kecil-kecilan biasa. 

Domain co.id menunjukkan jika website tersebut milik company  atau perusahaan resmi di Indonesia. Untuk mendapatkan domain itu harus menyerahkan bukti usaha dan dokumen resmi lainnya kepada provider domain. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan domain co.id ini. 

Jadi kesan pertama, shoesmart ini adalah perusahaan resmi dan terpercaya. Dan bener, setelah ditelusuri ternyata foundernya sudah berpengalaman bisnis bidang sepatu ini sejak tahun 1985. 

Setelah membuka website-nya, kesan kedua bertambah. Deretan foto dan gambar cantik tertera di sana. Lengkap dengan jenis sepatu, brand atau merk dan harga sepatu. Desain websitenya juga bagus dan profesional. 

Saya upreklah itu semua navigasi dan button yang tersedia. Udah bawaan sejak mengenal coding dan website development soalnya. Selalu ingin menguji website orang :).

Shoesmart: Marketplace Sepatu Terbesar


Baiklah, anda pun bisa mencoba membuka websitenya www.shoesmart.co.id sekarang.  

Dan ya, anda akan mendapatkan pengalaman pengguna atau user experience yang mudah dan menyenangkan. 

Di kolom navigasi, anda bisa memilih sepatu sesuai kebutuhan. Apakah untuk pria, wanita, orang dewasa ataupun anak. Jenis sepatu juga dibedakan  menurut:
  • kategori
  • brand
  • ukuran
  • warna
Produk Best Seller juga ditampilkan dengan manis berupa slider, sehingga pelanggan bisa mendapatkan masukan jenis produk yang sedang trend dan banyak digemari sekarang.  

Setelah ada satu model sepatu yang sudah nyangkut di hati, maka bisa langsung juga dilakukan pembelian di website tersebut. Tentu saja, harus lebih detil memperhatikan Ukuran sepatu, warna, jenis bahan sepatu yang sudah tertera di setiap produk. 


PENGUSUNG BRAND LOKAL

Kebetulan saya juga sedikit malang melintang di dunia startup dan e-commerce atau digital marketing. Pernah menjadi mentor anak-anak muda yang ingin membangun startup, membawa wawasan baru bagi saya, bahwa mempunyai bisnis tidak hanya berpikir High Profit untung banyak tapi juga High Impact yaitu memberikan dampak yang baik untuk sekitar. 

Menjadi pengusung brand lokal seperti yang dilakukan oleh Shoesmart, adalah praktek mewujudkan konsep High Impact tersebut. Menarik. Dan salut untuk keberaniannya tampil berbeda demi kontribusi untuk kesejahteraan UMKM dan Pengrajin sepatu dari negeri sendiri dengan kualitas produk yang sudah teruji. 




Brand Lokal yang sudah tergabung saat ini, untuk sepatu Pria adalah Tony Perotti, Alseno, Alseno Kids dan Fransisca Renaldy Kids. Sedangkan untuk sepatu wanita, brand yang sudah masuk menjadi produk ready stok adalah Austin, Bettina, Clarette, Inside dan lain sebagainya bisa dilihat langsung di website.

Setiap brand menampakan keunggulan dan keunikan masing-masing. Hal ini sangat menguntungkan calon pembeli karena jenis sepatu yang ditawarkan cukup banyak. Dan proses memilih sepatu ini tidak memakan waktu banyak karena cukup dilakukan secara online di mana saja dan kapan saja menggunakan gawai masing-masing.


SEPATU BETTINA BARU SAYA

Nah, ketemu Shoesmart ini tidak hanya sambil lalu saja, Tapi saya pun membuktikan diri untuk berbelanja sepatu dan sepatu sandal di situ.

Kalau anda amati di setiap foto saya di media sosial, seringnya pakai sepatu sneaker hitam dan goresan pink yang itu-itu saja. Kali ini saya membutuhkan sepatu yang lebih formal namun ringan jika disimpan di dalam koper jika nanti ada undangan seminar atau mengisi training di luar kota.

Dalam beberapa suasana, seperti waktu saya di Palangkaraya itu, rasanya saltum alias salah kostum. Saya memakai celana jeans dan sepatu sneaker. Ternyata para dosen dan tim kampus menggunakan batik resmi Kalimantan dan bersepatu flat. Jujur saja, saya jadi kikuk karena kuatir dirasa kurang sopan di hadapan mereka. Maklum udah terbiasa santai kalau ngisi acara di Surabaya, Jakarta atau sekitar pulau Jawa.

Nah, karena tidak ingin mengulang hal yang sama, maka saya harus punya sepatu formal. Warna hitam jadi pilihan karena netral dan bersih banget tampaknya. Dan satu lagi, wajib untuk flat atau teplek dan empuk sol-nya.

Saya udah takut pakai wedges atau sepatu dengan hak sependek apapun. Karena beberapa kali jatuh terkilir dan sempat satu tulang telapak kaki retak. Lingkaran kawat tembaga yang dipasang di tulang retak itu juga masih ada di kaki saya sampai sekarang. Maka jenis sepatu yang berani saya pakai ya sneaker atau flat dan sepatu sandal.

Kebutuhan macam ini, bisa dicari asal kita mau baca detil keterangan produk di setiap gambar sepatu yang ada di website Shoesmart.Co.id.

Saya memilih brand Bettina, karena sesuai dengan kebutuhan saya dan alhamdulillah pas barangnya datang pas banget mulai ukuran dan keempukan sol yang ditawarkan. Sepatu dan sepatu sandalnya pun ringan. Cocok nih.

Shoesmart: Marketplace Sepatu Terbesar
Cocok kan sepatunya dengan dress batik hijau mencrang ini?

Shoesmart: Marketplace Sepatu Terbesar
 Sepatu dan Sepatu Sandal brand Bettina Jadi Modal Kerja Saya :)



BISA RETUR JIKA SEPATU TIDAK COCOK

Nah, iya kalau cocok. Keengganan beli sepatu atau sandal online adalah jika ukuran tidak cocok. Karena beda brand beda ukuran biasanya. 

Sebenarnya di tiap detil bahan di website ini, kalau diamati, tiap brand memberikan satuan yang berbeda dari ukuran sepatunya. Misalkan untuk ukuran 40, ada yang dikonversikan menjadi 39.5 cm; 40 cm atau bahkan 42 cm. 

Sebaiknya kita mengukur kaki sendiri juga di rumah, bisa menggunakan penggaris biasa atau meteran kain. Jadi tahu ukuran kaki kita sendiri.

Jika terlanjur salah memilih ukuran sepatu, misalkan untuk memberikan hadiah kepada seseorang, jangan sedih dulu. Di Shoesmart ada fitur PENGEMBALIAN atau RETUR sepatu dengan syarat dan kondisi tertentu. Untuk lebih detilnya bisa dibaca di tautan berikut: https://shoesmart.co.id/return_policy

Begitulah beli sepatu dan sandal sekarang jadi jauh lebih mudah. Jika ada kesulitan pun tersedia Customer Service chat yang selalu siaga di sisi kanah bawah website Shoesmart. 

Oke selamat berselancar cuci mata memilih sepatu yang dibutuhkan. Dan semakin semangat belajar, bekerja dan berkarya dengan langkah yang semakin ringan dan menyenangkan. Gunakanlah sepatu buatan anak negeri sendiri, Cintailah produk Indonesia. 

Semoga menginspirasi.
Heni Prasetyorini

IRTD 7: Kriptonik

Tidak ada komentar
KRIPTONIK

Kain hero berwarna kuning berukuran 1,5 m x 3 m ini sudah penuh dengan tracing tulisan. Aku dan suamiku bergantian menebali tiap hurufnya dengan cat minyak berwarna hitam. Beberapa kali aku mendesah nafas panjang. Pinggangku terasa nyeri apalagi punggungku yang sudah menyangga janin berusia 4 bulan.

“Aku salah nih bikin hurufnya kecil-kecil begini. Jadi susah kita menebalinya dengan kuas cat.” Keluhku pada suamiku. Sejenak kemudian dia berhenti menggores kuas bercat hitam, lalu masuk ke dalam rumah. Sebungkus plastic kecil berisi cotton bud ada di tangan kanannya. 

Aku menerima barang itu dengan tersenyum. “Bagus juga idenya. Lebih rapi gini, mengecat dengan cotton bud.”

KRIPTONIK
JASA PENGETIKAN & BIMBEL SD, SMP, SMA
MATEMATIKA, FISIKA, KIMIA, BAHASA INGGRIS

Hampir selesai pekerjaan kami, ada tamu datang dan masuk ke ruangan depan rumah ibuku yang akan menjadi tempatku menerima murid bimbingan belajar dan jasa pengetikan. 

“Lagi ngapain dek Heni?”
“Owala pakai bikin sendiri geber’e rek. Pesen ae pok’o…”

Aku dan suami nyengir saja menerima komentar itu. Iya memang geber alias banner usaha ini bisa pesan ke tukang sablon. Tapi harganya waktu itu lumayan mahal juga. Demi ngirit, aku beli saja kain polosan kemudian menulisnya sendiri. Sebisa mungkin semua “modal usaha” ini dari kantongku dan suamiku sendiri. 

“gak papa mbak, daripada nganggur. Bisa bikin sendiri gini. Mau ta tak bikini?”candaku. 

KRIPTONIK. 

Aslinya adalah nama salah satu unsur kimia di deretan Sistim Periodik. Kriptonik punya nomor atom 36 dan ini adalah nomor absenku di kelas Kimia ITB angkatan 97. Sewaktu kami ospek, biasanya memanggil dengan nama unsure yang sesuai dengan nomor absen atau NIM ini. 

Setelah memutuskan kembali ke Surabaya, praktis kami berdua, aku dan suamiku menjadi “pengangguran”. Suamiku mengambil cuti belajar untuk kuliah lagi ke ITS. Dia dulu lulusan D3 Teknik Mesin (D3MITS), kemudian langsung bekerja di IPTN, perusahaannya pak B.J. Habibie yang bikin pesawat terbang itu loh. Sejak tahun 1999 dia pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah lagi, sehingga bisa lulus S1 di jurusan yang sama juga, Teknik Mesin ITS.





IRTD 6: Akhirnya Aku Menjadi Ibu Rumah Tangga

Tidak ada komentar
“Menikah itu susah. Sorooo….”ibuku sering mengulang-ngulang hal ini. Beliau ingin sekali meyakinkanku bahwa menikah itu sangat susah. Sulit banget. Nggak ada indah-indahnya. Entah apa tujuan ibu terus menerus membombardirku dengan kalimat ini setiap kali aku pulang ke rumah di masa liburan kuliah. 

Ibu adalah politikus handal dalam keluarga kami. Tak ada satu pun gerak-gerik ibu atau perkataan ibu yang tidak ada maksud di belakangnya. Termasuk doktrinasi bahwa menikah itu susah yang diberikannya padaku, pasti dan pasti karena beliau tidak ingin aku buru-buru menikah. Aku harus berkarir super sukses dulu sebelum akhirnya duduk di pelaminan. Dan aku sangat mengamini hal itu. 

Tidak pernah terbesit sekalipun juga di dalam benakku di masa remaja atau bahkan masuk usia SMA bahwa aku akan menikah secepatnya. Aku ingin berkarir dulu, jelas. Menikah adalah urutan kesekian.

Mestinya begitu. Rencananya begitu. Akan tetapi Allah SWT tidak menganggap rencanaku itu baik karena Maha Mengetahui yang lebih baik dan terbaik untuk kehidupanku. 

Anak gadis yang ambisius untuk menjadi wanita karir ini, malah ketemu seorang laki-laki di semester pertama kuliahnya. Dan tanpa ada settingan sama sekali, akhirnya berjodoh menikah dengannya tepat 3 bulan sebelum lulus kuliah. 

Doktrinasi ibu tidak mempan padaku saat itu. Menjalani kehidupan yang sulit dan susah bukan hal yang mengerikan bagiku. Aku pernah makan nasi yang aku masak dari beras yang sudah kupisahkan dari tahi tikus yang masuk ke lemari dapur tempat kos kami di Bandung. Aku kuliah dari pagi sampai sore dengan bekal makan supermie dan kocokan nutrisari sebotol. Aku begadang sampai pagi menyelesaikan semua tugas kuliah dengan camilan campuran gula dan kopi bubuk instan yang aku anggap sebagai pengganti permen Nescafe. 

Bahkan aku sering sengaja main ke rumah teman asli Bandung di waktu makan siang dan makan malam, karena uang kirimanku sudah habis sebelum akhir bulan. Ini biasa terjadi ketika masa fotokopi tugas-tugas semakin banyak dan menyedot uang jatah bulananku sebesar 150ribu rupiah sebulan itu. 

Aku tak takut miskin, karena dari kecil ibu membiasakan kami makan dengan lauk seiris tempe tipis dan sesendok indomie yang sudah dicampur potongan cabe rawit dan kecap. Lauk yang harus cukup dimakan 10 orang di rumah kami. 
Jadi susah karena menikah tidak mengerikan. Yang menakutkan adalah aku berhenti karena menikah. Aku menjadi titik. Aku menjadi ibu rumah tangga. Itu terlalu menakutkan untuk dibayangkan. Karena ibu seringkali menakutiku bahwa jika perempuan tidak bekerja itu rentan untuk diperlakukan secara sembrono oleh suaminya.

Semakin kamu anti terhadap sesuatu biasanya Tuhan akan mencobamu dengan hal itu. Ketika aku anti banget menjadi ibu rumah tangga. Maka Tuhan menggerakkan telapak tangannya. Dan dengan sekejap saja tangan itu dibalik. Dan posisiku menjadi calon peneliti dengan karir cemerlang langsung berubah total menjadi ibu muda yang sedang hamil dan tidak berdaya. 

Aku dan suamiku turun dari angkot berwarna coklat yang mengantarkan kami dari stasiun Gubeng ke pinggir jalan. Rumah ibuku masih berjarak sekitar 300 meter lagi. Kami berjalan kaki dengan masing-masing tangan membawa tas besar berisi baju, buku dan beberapa barang kami dari tempat kos di Bandung. 

Sepeda, magic com dan barang yang besar, kami titipkan ke temannya suamiku yang masih ada di Bandung. Rencananya jika dia juga akan pindah kembali ke Surabaya, barangku akan dibawa serta dan dikirimkan ke rumahku. 

Tanpa riuh rendah penyambutan, aku dan suamiku membuka pintu pagar ibuku secara perlahan. “Loh sudah datang?” ibu dan bapakku kaget melihat kami sudah masuk ke rumah. Sementara baru beberapa hari lalu, kami menelepon mereka dan mengabarkan bahwa aku sedang hamil. 

“Kamarmu belum dibersihkan e Hen,”kata ibu. 

Aku bergegas memasukkan barang bawaanku ke kamar dan berkata pelan,”nggak papa bu, nanti kami bersihkan sendiri.”

Aku lihat kasur yang tidak ada spreinya. Dan kamar terasa sedikit berdebu. Kamar ini dibiarkan kosong ketika kami berangkat ke Bandung, tiga bulan setelah menikah. Tanpa beristirahat, aku dan suami segera membersihkan kamar dan membersihkan diri. Kami ingin beristirahat setelah naik kereta api dari Bandung ke Surabaya selama 12 jam lebih. 

Selesai membersihkan diri, aku berdiam di dalam kamar. Berat sekali rasanya perasaan ini. Kembali pulang tanpa sempat menjadi apa-apa. Padahal baru kemarin bapak menyorotkan binar mata bahagia ketika mendengar aku diterima kerja langsung di LIPI. Dan suamiku bisa tetap kerja lagi di IPTN setelah dia lulus kuliah lanjutan di ITS nanti. Dua pegawai BUMN yang sudah menentramkan hati orang tuanya ini, sekarang malah kembali ke rumah tanpa membawa kabar apa-apa selain kembali pulang karena hamil muda. 

Membuat orang tuaku patah hati begini. Aduhai pedih nian rasanya hati.