Resmi Menjadi Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia

7 komentar
Sejak akhir tahun 2018 kemarin, saya resmi menjadi Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia. Hal ini menjadi peristiwa yang sangat bersejarah buat saya, keluarga dan para pegiat Coding Mum di Surabaya. Sama sekali tidak menyangka, akhirnya suara terbanyak jatuh pada nama saya. "HENI", "MBAK HENI", "MBAK HENI SARANGHAEYO", beberapa kali nama itu disebut oleh ibu Susi ketika membacakan nama yang ditulis dalam gulungan kertas kecil itu. Kertas yang dibagikan ke semua wakil alumni Coding Mum se-Indonesia yang hadir di Hotel Tunjungan Surabaya, bulan November 2018.

Sebelumnya saya mohon maaf baru sempat menulis artikel ini sekarang, 19 Januari 2019. Karena sejak pelantikan jadi Presiden, isi kepala saya tak ada hentinya berpikir untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik. Sampai saat ini pun banyak sekali putaran ide untuk program baru KCMI ke depan. Dengan siapa akan berkolaborasi dan lain sebagainya yang harus dibicarakan secara intens dengan Pengurus Inti KCMI, Ambassador KCMI dan juga pihak Kolla Education dan tentu saja BEKRAF.

Ibu Poppy Savitri, Direktur Edukasi Kreatif BEKRAF memberikan sambutan

Jadi ceritanya begini, CODING MUM itu sebenarnya program unggulan dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Kebetulan, alhamdulillah, saya termasuk peserta Coding Mum di Surabaya angkatan pertama di tahun itu juga. Semenjak itu, saya dan beberapa alumni di Surabaya, gencar meneruskan "nafas edukasi dan pemberdayaan perempuan melalui teknologi" ini di Surabaya dan sekitarnya. Baik itu berupa seminar, workshop membuat website, menjadi narasumber di radio dan tentu saja aktif "bicara" di media sosial.

Selama dua tahun lebih itu, bisa dibilang para alumni Coding Mum di Indonesia masih berjalan sendiri-sendiri. Coding Mum sebenarnya sudah dilaksanakan juga di luar negeri, yaitu Hongkong dan Malaysia. Teman-teman yang berkerja sebagai Buruh Migran Indonesia, antusias sekali belajar coding bersama dan lulusannya bahkan ada yang sudah berani dan bisa menerima pekerjaan membuat website yang dikerjakan dari jarak jauh, karena klien mereka berasal dari Indonesia. Keren kan ya?

Program Coding Mum ini mulai diminati dan dirasakan manfaatnya. Alumni yang sudah mendapatkan pelatihan juga sudah ada dari beberapa kota besar di Indonesia. Alangkah baiknya jika program ini terus bergulir secara mandiri, untuk itulah dibentuklah Komunitas Coding Mum Indonesia. Pemberdayaan alumni untuk terus menggerakkan program ini diutarakan oleh mbak Ellen dan bu Susi dari pihak Kolla Space Education yang selama ini menjadi penyelenggara pelatihan Coding Mum.

Video Proses Pemilihan Pengurus Inti



Tentu saja rencana ini disambut dengan sangat antusias oleh kami, para wakil alumni Coding Mum dari Aceh sampai Jayapura yang hadir di Surabaya saat itu. Setelah pemilihan pengurus inti, kami bersiap untuk hadir ke Bekraf Festival Surabaya, yang juga acara besarnya Bekraf. Di momen ini saya juga sudah diminta sebelumnya untuk menjadi narasumber Talkshow Coding Mum. 

Intinya semuanya begitu antusias dan menyenangkan. Meluap-luap, meletup-letup sampai akhirnya saya tak begitu awas dengan langkah sendiri. Jadi setelah membuat video singkat ini untuk mengajak hadirin dan hadirat ingat untuk datang ke Grand City Mall Surabaya, tempat diadakannya talkshow sekaligus Bekraf Festival, eh tiba-tiba saya jatuh terkilir. Kaki yang mendadak menekuk sendiri dengan konfigurasi yang entah gimana itu rasanya sakiiit sekali. Apalagi kaki yang terkilir itu adalah kaki kiri, kaki yang beberapa tahun lalu sempat terkilir juga sampai retak, dioperasi dan dipasang kawat tembaga sampai sekarang. Kebayang ngilunya itu loh gaes. Sementara beberapa menit lagi, saya harus naik panggung untuk mengisi talkshow bersama Bu Poppy dan Mbak Ellen.


Video Reminder Talkshow



Talkshow harus terus berjalan


Begitulah, biar kaki ngilu dan sakitnya sampai ke ubun-ubun, semua rencana harus berjalan sebagaimana mestinya. Tepat ketika saya terkilir, ibu Susi buru-buru membawakan balsem yang entah dari siapa itu, untuk membuat kaki saya lumayan "panas". Saya olesi saja dan berusaha mengurutnya sedikit demi sedikit. Saya bersyukur karena kaki saya masih bisa digerakkan, jari-jari kaki bisa bergerak, diurut juga tak terlalu sakit seperti dulu. "Untunglah ini tidak retak lagi sepertinya, sakitnya tak seperti yang lalu itu", begitu saya ucapkan kepada bu Susi yang tampaknya cemas sekali. 

Allahu Akbar, peristiwa ini membuat saya mencoba meramunya menjadi hikmah. Biarpun ini bisa dibilang karangan saya sendiri. 
"Heni, kamu jadi Presiden, jadi pemimpin. Harus hati-hati dalam melangkah. Jika sembrono akan terkilir dan sakit seperti ini." Begitu yang saya ulang-ulang untuk menguatkan diri sendiri. Bahwa sakit ini adalah reminder dan saya nggak boleh cengeng. 

Alhamdulillah banyak teman baik, membantu menggandeng saya untuk naik turun panggung beberapa kali. Untuk momen talkshow, peresmian Komunitas Coding Mum Indonesia dan pelantikan menjadi Presiden, serta yang terakhir berfoto bersama Ketua BEKRAF, bapak Triawan Munaf dan semua anggota alumni dan Kolla yang hadir.

komunitas coding mum indonesia
Wakil alumni Coding Mum se-Indonesia bersama pak Triawan Munaf, Kepala BEKRAF

Begitulah, sejak tanggal 16 November 2018 itu saya resmi menjadi ketua umum yang selanjutnya disebut Presiden dari Komunitas Coding Mum Indonesia sampai 2 tahun ke depan. Semoga bisa menjalankan tugas dengan baik. Mohon dukungan teman-teman semua.

Jika ingin bergabung bersama kami, bisa mengunjungi website codingmum.id.
Sampai jumpa di kegiatan Coding Mum selanjutnya ya...

Dapatkan Keseruan Nonton 5 Film Akhir Tahun 2018 di Cinemaxx

Tidak ada komentar
credit

Ramaikan momen pergantian tahun dengan 5 film bioskop paling ditunggu-tunggu berikut ini
Tahun baru sebentar lagi tiba. Bagi Anda yang belum memiliki agenda untuk merayakan momen pergantian tahun, cek jadwal Cinemaxx dan temukan 5 film bioskop keren yang trailer-nya sempat viral di dunia maya. Apa sajakah 5 film tersebut? Berikut informasinya.

1.     Aquaman: Menghadirkan Cerita dari Negeri Atlantis
Ini dia film bertema super hero yang diadaptasi dari DC Comics. Banyak dinantikan oleh penggemar, Aquaman bercerita mengenai sosok Arthur Curry yang diperankan oleh Jason Momoa. Bersama Hera (Amber Heard), Arthur berusaha untuk menyelamatkan dua kehidupan (daratan dan lautan) sekaligus dari ambisi Orm—saudara tiri Arthur. Konfliknya pun semakin menegang ketika Arthur bertemu dengan sosok lain yang tak kalah jahat dengan Orm yaitu Black Manta. Bagaimana kelanjutan petualangan Arthur dan Hera untuk mengalahkan ke dua sosok tersebut? Yuk, cek jadwal Cinemaxx dan temukan jawabannya.

2.     Mortal Engines: Film yang Diadaptasi dari Novel Karya Philip Reever
Satu lagi film Hollywood terbaru yang akan mengisi minggu-minggu terakhir sebelum tahun 2019 tiba. Diperankan oleh Hera Hilmar, film Mortal Engines bercerita mengenai karakter Hester Shaw yang berjuang menghadapi kekacauan bumi di masa Apocalyptic. Film ini diadaptasi dari novel Philip Reeve dengan judul yang sama. Dalam trailer-nya, Mortal Engines banyak menyuguhkan adegan aksi yang mendebarkan. Belum lagi efek audio dan visual yang membuat film ini begitu hidup. Untuk Anda yang ingin memeriahkan momen akhir tahun, menonton film ini di bioskop bisa menjadi pilihan yang tepat.

3.     Bumblebee: Awal Kisah Si Mobil VW Kuning di Film Transformers
Kalau Anda penggemar film fiksi Transformer pasti sudah tak asing lagi dengan karakter bernama Bumblebee bukan? Bumblebee merupakan robot berwarna kuning dan menjadi bagian dari  Autobots. Film yang disutradarai oleh Travis Knight ini dijadwalkan tayang pada 21 Desember mendatang, Menurut kabar, Bumblebee akan jadi kisah terakhir dari film sekuel Transformer. Dengan setting tahun 1980-an, Bumblebee muncul sebagai sosok VW Beetle yang bertemu dengan Charlie Watson (Hailee Steinfeld) dan mereka pun saling melengkapi.

4.     Mary Poppins Returns: Kisah Dongeng dengan Setting Tahun 30-an
Dirilis tanggal 19 Desember mendatang, Mary Poppins Returns bercerita tentang pengasuh anak yang memiliki kekuatan sihir. Kali ini  Mary Poppins kembali ke keluarga Banks untuk membantu mereka dari ancaman kehilangan rumah. Dalam trailernya terlihat bahwa film ini dikemas secara apik dengan mengambil gambar London tahun 1930-an sebagai latar cerita  serta memberikan sentuhan animasi yang menarik.

5.     Widows: Cerita Balas Dendam Para Janda
Widows mengisahkan tentang 4 janda yang melakukan balas dendam atas kematian suami mereka yang mengenaskan. Diperankan oleh Viola Davis, Michelle Rodriguez, Elizabeth Debicki, dan Cynthia Erivo, ke empatnya pun harus berhadapan dengan polisi korup dan mafia. Aksi balas dendam berupa saling tembak dan baku hantam tak terelakkan. Mampukah ke empat janda ini menyelesaikan masalah mereka? Temukan jawabannya di film Widows yang sudah tayang di Cinemaxx.

Sudah tahu film mana yang akan Anda tonton? Nah, kini saatnya memesan tiket. Tak perlu antre di depan loket, sekarang pembelian tiket Cinemaxx bisa Anda lakukan dengan mudah di Traveloka. Selamat menonton dan jangan lupa selalu rutin cek jadwal Cinemaxx untuk mengetahui jam tayang film-film terbaru.

5 Barang Wajib Ada Di Tas

Tidak ada komentar

Hiya, tas kuning mencrang selalu mencuri perhatian. Apalagi jika tabrak warna sama outfit yang saya pakai. Ini nyentrik karena tas-nya ya itu-itu aja. Saya juga heran kenapa dulu milih warna tas yang kuning, bukan hitam?
Entahlah hahaha.

Yang penting sesuai instruksi Blogger Perempuan challenge, saat ini membahas 5 barang yang wajib ada di tas ala saya.

1. Handphone dan Chargernya, diusahakan juga ada kuota data. Jaga-jaga jika jauh dari wifi.

2. Dompet dan segala isinya. Mulai duit, SIM, KTP sampai Kartu Nama.

3. Notebook kecil dan pulpennya. Buat mencatat cepat hasil olah pikir, biasanya berupa Mind Map. Dan timeline rencana program ke depan.

4. Tisue kering atau basah. Makin gede anakku, makin lupa bawa ini.

5. Air minum dalam botol. Bisa rada kuat nahan lapar, kalau haus wah wassalam. Beli air juga kadang rasanya aneh atau mahalnya nggak ketulungan. Mending bekal sendiri deh.

Dengan 5 barang ini, di manapun saya berada, bisa merasa aman.

Tempat Jual Makan Enak di Surabaya Barat

3 komentar

Teman saya mesti bete kalau nanya, "makan enak di Surabaya di mana ya?"

Soalnya saya mesti bingung menjawab. Padahal saya asli Surabaya dan sekarang tinggal di Surabaya. Merantau cuma 4 tahun di Bandung untuk kuliah.

Lah gimana bisa menjawab, saya bukan petualang kuliner. Jaman saya kecil, ibu rajin masak sendiri di rumah. Mau itu gado-gado kek, bakso, jajan apa aja deh wajib makan di rumah. Secara kita masuk umat Crazy Poor Surabayan. Kagak sanggup jajan di luar. Gitu lah :)

Nah setali tiga uang. Pas menikah dapat suami yang ga terlalu suka makan di luar rumah. Eh dua anak lelaki kami pun niru bapaknya. Jadi deh, mending milih bungkus makanan trus diserbu bareng di rumah, daripada kudu kemana-mana cuma sekadar untuk makan. Ada food delivery macam go-food melengkapi deh model keluarga kura-kura ini. Demennya di dalam rumah mulu hehehe.

Ya sudah karena topik blog challenge dari Blogger Perempuan kali ini tentang restoran yang saya artikan tempat jual makanan. Maka saya tulis saja 5 tempat jualan makanan favorit kami sekeluarga di Surabaya Barat, daerah sekitar rumah kami.

1. Depot Sate Sriwijaya
Lokasinya di depan pasar bawah Manukan. Jualan sate, gule, krengsengan daging dan rawon. Rasanya juara. Bumbune sedep, legit. Langganannya banyak banget. Pedagang lama. Rasa pun ga berubah. Sedap pokoknya.

2. Bakso Pak Min Solo
Lokasi di jalan Manukan. Bakso yang paling sedep kuahnya dan baksonya rada pedes karena banyak merica.

3. Depot Devie
Ini jualan gudeg Jogja dan rasnaya muantep. Anak saya suka beli bebek goreng di sini. Sedia banyak rupa makanan rumahan. Dan enak rasanya.

4. Terang Bulan Maknyuss
Lokasi dekat puskesmas Manukan. Buka sore mulai jam 4. Terang bulannya enak, banyak banget butternya. Anak saya kurang suka lelehan butter ini. Tapi saya suka hahaha. Martabak juga rnak. Antri terus yang beli.

5. Nasi pecel Karitas.
Lokasi jualan dekat sekolahan kristen Karitas di jalan Jelidro. Legendaris banget nih pecel. Bumbunya nomer satu rasanya. Konsisten pula. Penolong jika saya males masak dan mencari sarapan pagi. Cuma sebentar  bukanya. Khusus buat sarapan aja.

Berikut tempat enak beli makan di Surabaya Barat. Kalau dekat sini, bisa saya anterin deh hehehe.

More About Me

Tidak ada komentar

"Karepmu opo?"
Artinya, "Maksudmu apa?". Sebuah pertanyaan yang menyiratkan keheranan ketika saya memakai jas hujan, lalu bersiap mengendarai motor menembus hujan deras, untuk berangkat les bahasa Jepang.

Pertanyaan itu saya jawab dengan tatapan mata.

"Entahlah, pokoknya saya harus berangkat. Titip anakku sebentar ya pak....."

-----
"Halah mbak. Kalau aku jadi mbak ya milih enaknya saja. Gaji suami udah cukup. Duduk manis aja, ngurus anak, ngurus suami. Jadi ibu rumah tangga. Ngapain repot-repot."

Saya menjawab komentar ini dengan helaan nafas. Panjang dan berat. Kemudian melanjutkan langkah ke gedung kelas Pasca Sarjana.

-----

"Kenapa dia selalu dibantu? Saya pernah dalam posisi seperti dia. Lebih buruk malah. Tapi saya tak banyak bicara. Saya mengatasi persoalan itu sendiri, dengan berkarya. Dan itu bisa. Bisa."

Protes saya dijawab dengan kalimat, "itu kan kamu. Kamu pintar, dia nggak."

Hampir seumur hidup saya mendapatkan respon seperti ini. Dulu saya marah mendengarnya. Sekarang saya anggap itu sebagai DO'A.

---

"Stop. Aku tidak seperti kamu mbak. Aku beda."

"Seperti aku? Emang aku kenapa?"

"Mbak Heni hebat. Bisa melakukan semuanya. Bisa belajar hal baru. Bisa bicara di depan ratusan orang. Mau susah payah ini itu padahal ngurus anak, jadi ibu rumah tangga. Aku tidak bisa. Jangan suruh aku berusaha sekeras mbak, aku bukan mbak Heni."

Penjelasan singkat itu membuat denyut nadi saya bergerak perlahan.

Kawan. Nanti juga lo paham.

----
"Aku kecewa sama kamu Rin. Katanya kamu ibu rumah tangga."

"Loh, iya aku ibu rumah tangga. Aku bukan pekerja resmi kantoran kalau itu yang kamu maksud."

"Aku kecewa Rin. Aku bangga sekali sama kamu. Salut. Kamu meninggalkan karirmu yang kau impikan di LIPI dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Semua orang aku ceritakan tentang ini."

"Itu benar. Kecewamu karena apa? Tidak ada yang berubah dari aku. Tetep aku ibu rumah tangga."

"Tidak. Kamu tidak lantang menantang lagi seperti dulu."

Urat syaraf saya mengendur.

"Oh itu. Karena dulu aku tidak tahu, cerita di balik pintu perempuan. Aku baru tahu untuk beberapa perempuan, dia tidak bisa memilih menjadi ibu rumah tangga. Dia harus keluar rumah. Bekerja. Menghidupi keluarganya."

"Tidak Rin. Aku masih kecewa sama kamu."

Ah kawan. Sekali lagi. Nanti juga lo paham.

Geliat Media Sosial

Tidak ada komentar

Media sosial bak tongkat ajaib Nirmala, tokoh salah satu cerita anak di majalah Bobo yang berjudul Oki & Nirmala.

Media sosial, "medsos" saja kita menyingkatnya, seperti tongkat ajaib yang menyulap hal biasa menjadi luar biasa, seperti fenomena hadirnya Selebgram dadakan akhir-akhir ini.

Kamu kaget ketika menyanyikan lagu Abdullah saja, esoknya bisa masuk televisi. Ajaib. Satu video beredar viral di instagram, satu Indonesia mendadak kenal.

Kuatnya efek medsos ini jika dikelola dengan baik, bisa memberikan manfaat sekaligus dampak yang besar. Dengan konten menarik, strategi posting yang tepat, maka setiap tujuan bisa tercapai dengan lebih cepat, lebih mudah sekaligus meraih orang lebih banyak.

Terlihat pada kampanye kebaikan yang sekarang bisa mulai tampak hasilnya. Contoh kampanye pentingnya ASI untuk bayi. Dengan satu akun instagram, seseorang atau lembaga kesehatan resmi bisa mengajak setiap ibu untuk berusaha sekeras mungkin memberikan ASI untuk bayinya sampai usia tertentu. Dan hasilnya, bahkan sekarang ada larangan bagi pekerja bidang medis untuk mempromosikan susu formula. Sedahsyat itu efeknya.

Saya mengalami ketika menyusui anak sendiri, dianggap lebih receh daripada mereka yang menyusui anaknya dengan susu formula.

"Nggak punya uang mbak, ya disusuin sendiri aja, wong Heni ini nggak kerja kok. Cuma jadi ibu rumah tangga."

Tak perlu dibayangkan ini kalimat dari siapa. Tapi pada saat itu, saya tidak bisa membela diri. Menerangkan ASI itu bergizi buat bayi dan bla bla bla, susah.

Seandainya dulu ada media sosial, bisa tuh pembelaan diri saya berwujud dalam satu status facebook dengan kalimat yang lebih dari 500 kata. Dijamin rame komentarnya dan bisa saja status itu jadi viral, lalu saya masuk tivi :).

Nah, mudahnya satu status facebook untuk viral juga bisa berubah jadi bumerang.
Iya kalau statusnya benar, kalau salah?
Iya kalau berdasarkan fakta, kalau hoax?

Edukasi penggunaan media sosial yang sehat menjadi satu isu lagi yang diusung berbagai pihak yang menggiatkan literasi digital.

Berinternet memang harus hati-hati. Karena produk inovasi teknologi informasi ini punya dua sisi mata uang koin. Ada sisi baik, ada juga buruknya.

Bisa banjir rejeki dengan mudah.
Bisa juga kena UU ITE dan masuk penjara.

Menurut pengalaman saya, pengguna medsos ini punya 3 tahap dalam hidupnya.

1. Tahap bulan madu.
     Di tahap ini orang seneng banget ketemu medsos. Kontak dengan teman satu kos yang terpisah 20 tahun lamanya. Mencengangkan.
Bisa terhubung dengan pakar sesuatu, berskala Internasional pula, komentar kita dijawab pula, mengharukan.

Di tahap ini orang belum banyak tahu cara menggunakan medsos yang tepat. Semua dibagikan di medsos. Mau makan update status. Per detik. Per kegiatan.
Semua hal diceritakan, tentang keluarga, diri sendiri dsb. Tanpa sensor. Karena belum paham bahwa tulisannya dibaca banyak orang. Dan semua orang bebas membagikan ulang, meng-copy paste, dan juga bebas berkomentar.

...
Artikel bersambung....