Mindset Berubah Lebih Bermakna Setelah Membaca Buku Astra: on Becoming Pride of The Nation

2 komentar
Books don't change people: Paragraphs Do , Sometimes Even Sentences

Sebuah buku tidak akan bisa mengubah seseorang. Tetapi beberapa paragraf bahkan kalimat di dalamnya bisa mengubah seseorang. Makna quote di atas tepat sekali untuk menggambarkan isi buku Astra: on becoming Pride of The Nation.

Buku ini berisi tentang perjalanan perusahaan ASTRA International yang semua berawal dari usaha kecil, kemudian bisa berkembang pesat menjadi perusahaan multinasional. Gambaran perjalanan yang diberikan adalah bahwa semua itu bukan proses instan. Satu per satu tahapan harus dilakukan oleh pendiri dan semua karyawan yang biasa disebut insan ASTRA, sampai bisa menjadi sukses seperti sekarang.

buku ASTRA: on Becoming Pride of The Nation
buku ASTRA: on Becoming Pride of The Nation


Untuk generasi langgas, generasi millenial yang hidup dalam kondisi teknologi canggih dan terbiasa bergerak cepat sangat perlu membaca buku ini. Banyak studi kasus dan kisah sukses ASTRA yang diangkat di buku ini, bisa jadi landasan berpikir tentang bagaimana bersikap atau mengambil keputusan jika mengalami keadaan yang serupa.

Apalagi kisah manajemen ASTRA yang telah dibukukan ini, mengangkat begitu dalam filosofi CATUR DHARMA sebagai ideologi perusahaan. Jika semula mindset orang memandang bisnis dan perusahaan besar hanya dan hanya berorientasi pada peningkatan omset dan profit. Dengan membaca buku ini, mindset itu akan berubah.

Dalam filosofi CATUR DHARMA, pada dasarnya adalah semua tindak tanduk manusia harus kembali untuk kebaikan manusia lainnya, bahkan dalam bentuk bekerja di sebuah perusahaan. Tidak sekedar mengejar keuntungan material, ASTRA menanamkan kepada semua insannya bahwa perusahaan harus bisa memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa.

"Kebesaran Astra bukan pada jumlah profit atau inovasi teknologi baru yang dihasilkan, 
tetapi ketika bisnis baru dan lapangan kerja terus tercipta"


Menjadi sukses bukan untuk dirinya sendiri, hal menakjubkan ini dibangun dan dimulai oleh si Om, panggilan akrab dari bapak William Soeryadjaya, pendiri ASTRA. Kisah hidupnya yang sulit di masa muda, karena menjadi yatim sejak usia 12 tahun, malah bisa menempa ketangguhan dan intuisi bisnis dari pak William.

Terus bisa berpikir dan tekun bekerja di masa sulit, hal inilah yang bisa mengubah mindset generasi muda, bahwa untuk menjadi sukses harus dimulai dengan berbagai fasilitas yang lengkap. Pak William salah satu contoh nyata yang harus diteladani.

Meskipun dalam perjalanan hidup dan bisnisnya, pak William kerap jatuh bangun, bahkan sampai pernah masuk penjara karena difitnah, dia tidak pernah menyerah. Tanpa takut, dia terus membangun bisnisnya. Seperti halnya kisah ASTRA yang dimulai dari perusahaan kecil.

Bersama Kian Tie, adiknya dan seorang sahabat baiknya Liem Peng Hong, pak William membeli sebuah perusahaan kecil yang beralamat di Jalan Sabang No.36, Jakarta. Perusahaan ini diberi nama Astra, yang diambil dari nama Dewi Astrea, dari mitologi Yunani, yang artinya terbang ke langit menjadi bintang.

Awal bisnisnya Astra mengalami kegagalan sampai jutaan dollar Amerika. Namun pak William terus menerus bangkit, bekerjasama dengan Pemerintah dan berbagai pihak untuk mengembangkan bisnisnya. Beralih dari perusahaan manufaktur menjadi perusahaan otomotif karena terbukanya peluang yang ada saat itu.

REDIRECT itu tidak masalah. 

Jika kenyataan yang terjadi tak sesuai dengan tujuan awal kita, tak perlu putus asa. Tak perlu merasa gagal atau bodoh. Lakukan saja seperti yang pak William pilih, yaitu mengubah lini bisnisnya, menyambut peluang yang ada dan bersungguh-sungguh mengembangkan bisnis baru itu. Redirect, mengaatur ulang arah hidup baru dan ditekuni dengan sebaik mungkin.

Pernah suatu kali pak William nekad masuk ke industri baru tanpa penguasaan kompetisi. Hal ini membuat banyak orang sampai geleng-geleng kepala. Namun, otaknya lalu berpikir keras, siapa yang harus didekatinya untuk membantu merealisasikan mimpinya?

"terus berpikir keras dan mencari mitra kerja yang lebih hebat"

Ini adalah mindset yang sangat menarik. Jika ingin merencanakan sesuatu yang besar, jangan patah arang karena merasa tidak yakin atau tidak cukup pintar. Boleh saja mengerjakan sesuatu yang tampak di luar jangkauan namun peluang besar. Untuk mewujudkannya, kita bisa mencari mitra kerja atau pembimbing yang bisa menunjukkan arah mana yang harus dituju agar rencana kita berhasil. 


Ketekunan pun tak selalu langsung berbuah sukses. Ada kalanya terjadi kegagalan dan penolakan dari mitra kerja yang dibidik. Hal ini membuat pak William kembali masuk ke dalam situasi kritis. Untuk mengatasinya, dia berdoa dengan sungguh-sungguh agar diberikan jalan keluar.

"Terkadang kita menganggap kemampuan diri terlalu hebat dan melupakan khasiat DO'A"

Saya terperangah beberapa kali ketika membaca lembar demi lembar buku ini. Sama sekali tidak menyangka bahwa perusahaan sebesar ASTRA dibangun setapak demi setapak. Yang ada di kepala saya, pebisnis biasanya hanya fokus untuk mengembangkan usaha, karena profit. Ini karena informasi dari media yang pernah saya baca.

Sedangkan ASTRA, tidak hanya itu. Perusahaan ini sangat berkomitmen menjadi bagian dari kemajuan bangsa Indonesia dengan berbagai program. Salah satunya adalah program pengentasan kemiskinan melalui pendidikan, yang ditulis pada halaman 423 di buku ini. 

Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslin (YPA-MDR) mempunyai visi membantu sekolah tingkat dasar dan menengah di daerah pra-sejahtera. Programnya dalam bentuk pengembangan SDM, kurikulum dan manajemen sekolah yang profesional. Tujuannya adalah agar para siswa mampu meningkatkan kualitas hidup, serta memiliki karakter yang didasarkan pada nilai luhur bangsa Indonesia. Hingga tahun 2015, YPA-MDR telah membina 50 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Sungguh menakjubkan kiprah ASTRA untuk kemajuan bangsa ini. Untuk kita yang belum mempunyai perusahaan sebesar ini, terus menanamkan mindset bahwa setiap tindak tanduk kita adalah juga untuk bangsa, adalah hal yang sangat bagus. 

Dalam buku ini, tujuan ASTRA 2020 "Pride of The Nation" merupakan wujud ASTRA membantu pemerintah dalam membangun negara, agar maju dan bisa sejajar dengan negara maju dan besar lainnya. Kita pun perlu juga menanamkan semangat menuju kebanggan bangsa: on Becoming Pride of The Nation, dalam segala tindak tanduk.

Buku setebal 518 halaman ini yang ditulis oleh Yakub Liman, yaitu orang yang pernah memimpin Astra Management Development Institute (AMDI) pada tahun 2000-2008. Untuk menulis buku ini, dilakukan riset dan wawancara mendalam selama lebih dari setahun. Hasilnya adalah buku yang berisi pokok bahasan praktik manajemn dan kepimpinan insan Astra, dan diharapkan menjadikan sumber ilmu dan inspirasi bagi generasi muda bangsa. 

Sungguh beruntung ada buku ASTRA: on Becoming Pride of The Nation yang memberikan saya semangat lebih tinggi lagi untuk bersungguh-sungguh berbuat sesuatu. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat hal baru. Sama halnya seperti pak William yang masih bersemangat membangun bisnis baru di usia 70 tahun (hal.2). Buku ini rekomended banget untuk dibaca siapa saja, apalagi menjadi harta benda dalam keluarga. 

Selamat ulang tahun ke 60 ASTRA, semakin sukses, berjaya dan semakin bermanfaat untuk bangsa.

Semoga menginspirasi,


Heni Prasetyorini 

Anak Gamer Jadi Santri Programmer

9 komentar

Game. Gamer. You Tuber dan segala sebutan lain yang kesannya hanya main-main itu, sering menjadi momok bagi orang tua. Di segmen Millenial Motherhood kali ini, saya ingin berbagi cerita. Juga berbagi pengalaman, bahwa hal yang dianggap momok itu sebenarnya saya anggap momok juga. Wajar. Namun, saya tidak memilih jalur melenyapkan momok, melainkan cara lain.

Sebelum melanjutkan tulisan, saya sampaikan semacam disclaimer. Mungkin nanti yang saya tulis akan jauh berbeda dengan prinsip yang anda anut atau yang anda terapkan dalam keluarga anda sendiri. Untuk menghindari polemik dan segala bentuk medsos-war yang mungkin terjadi, maka saya mengajak masing-masing dari kita berlapang dada terhadap perbedaan.

Jika paparan saya nanti ini baik, silahkan diambil. Jika tidak, harus anda tinggalkan. Oke, sepakat ya :)

Anak saya gamer? iya.
Anak saya kecanduan game? bisa iya, bisa juga tidak.

Singkat cerita, saya punya dua anak laki-laki. Keduanya sudah menjelang remaja. Untuk tulisan kali ini, saya angkat cerita tentang anak pertama saya. Panggil saja dia, Maldoz. Itu nickname yang dia buat sendiri untuk profilnya di dunia maya.

Waktu umur 3 tahun, tanpa diajari siapapun, dan hanya dengan mengamati, Maldoz ini bisa mengganti screen saver layar komputer. Itu sekitar 11 tahun yang lalu. Sejak saat itu kecintaan bermain game, atau mengerjakan apapun di depan layar komputer mulai nampak.


Bakatnya pun mulai terasah dengan sendirinya. Dan semuanya itu berasal dari kegemarannya bermain game. Sudah beragam cara saya dan suami mengusahakan agar anak ini berhenti sama sekali bermain game. Bahkan berhenti sama sekali menggunakan komputer.

Sebenarnya mustahil bisa berhasil, karena saya dan suami bekerjanya menggunakan gadget, baik itu komputer maupun smartphone.

Untuk meminimalisir efek negatif, kami sepakat hanya menyediakan komputer atau laptop untuk bermain game. Tidak akan ada PS atau Nitendo di dalam rumah kami. Juga aturan jenis game yang dimainkan serta waktu bermainnya, semua kami bicarakan bersama anak.

Hidden agenda dari aturan ini adalah siapa tau berangkat dari suka main game, nih anak akan tertarik melakukan hal lain di komputer. Misalnya menggambar atau menulis. Sesederhana itu.

Selain memberikan aturan itu, saya pribadi, sebagai ibunya anak-anak, berusaha keras untuk masuk ke dalam hati anak. Dengan segala cara saya ajak mereka ngobrol, bicara, curhat tentang apapun. Tidak hanya tentang keinginan saya melarang mereka main game. Ngobrol ngalor ngidul lah pokoknya.


Setelah antara ibu dan anak sudah KLIK dan saling percaya, barulah pelan-pelan saya masukkan "doktrin" kepada anak-anak saya. "Doktrin" itu adalah:
 percuma jika cuma jago main game. Kalian juga harus jago bikin game.
Dari sini, saya mulai tekankan pentingnya menjadi KREATOR daripada sekadar menjadi PENGGUNA.

Mulailah hati anak saya tergerak. Agar antara saya dan dia tetep nyambung, kami harus satu bahasa. yang dia tahu, saya harus tahu, begitupun sebaliknya. Maka ketika membeli 2 buku tentang gamer, saya pun membaca bareng anak saya.


Buku itu adalah:
  1. Gamers Juga Bisa Sukses
  2. Awas Anak Kecanduan Games

Waktu itu, si Maldoz masih sekitar kelas 3 SD, namun sudah saya minta baca buku "seberat" itu. Buku motivasi dan buku parenting.

Hal kedua yang saya lakukan adalah gerilya dengan blusukan ke dunia para pembuat game. Maksud hati sebenarnya ingin bertanya dan melihat langsung tentang dunia gamer itu sebenarnya seperti gimana sih?

Bahkan sampai saya ikutan BEKRAF DEVELOPER DAY yang diselenggarakan di Surabaya beberapa waktu lalu itu. Lalu bersama anak sulung saya, si Maldoz ini join ke kelas Game Developer, kelasnya pembuat game.



Maldoz ini sama sekali tidak bisa lepas dari game satu hari pun. Jika listrik mati atau internet wifi mati, dia akan beralih melakukan hal lain asal di depan komputer, laptop atau ponsel. Bisa dibilang sama sekali tidak bisa lepas dari layar.

Apakah saya dan suami tidak cemas?
Jawabannya SANGAT CEMAS. 

Prestasi sekolahnya, cukup mencengangkan dengan ritme seperti dia. Pernah juara satu paralel. Hampir selalu juara kelas atau masuk the best 5 sampai the best 10. Padahal kalau sudah sampai rumah, tidak mau lagi mengulang pelajaran. Dia berkomitmen untuk serius belajar di kelas dan di sekolah. Kalau di rumah, khusus untuk game dan hal lain.

Hal lain yang bisa dipelajari Maldoz secara otodidak juga tak kalah mencengangkan saya dan suami. Dia bisa desain grafis, video editing, membuat logo, animasi. Juga berkolaborasi dengan desainer grafis dari luar negeri melalui deviant art dan email. Amazing.

Antara ketergantungannya terhadap layar serta prestasi akademisnya berbanding lurus. Kami sering mati kutu dan tidak tahu harus bagaimana lagi mengendalikannya. Hal yang mencemaskan adalah Maldoz semakin meninggalkan kehidupan sosial di luar aktivitas sekolah. Di rumah, di lingkungan perumahan, dia sama sekali tidak mau lagi berbaur. Bahkan untuk urusan keluarga besar, baginya tak penting lagi. Masih lebih penting berkolaborasi main game dengan teman lainnya.

Karena kecemasan ini dan kewalahan inilah maka saya dan suami mempertimbangkan anak saya untuk masuk pondok pesantren. Dan alhamdulillah wa syukurillah, kami sekaligus dipertemukan dengan ponpes yang menyediakan sekolah pemrograman untuk jenjang SMA.

Sekolah itu adalah SMK Telkom Darul Ulum yang ada di bawah naungan Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang.

Beberapa saat menjelang Ujian Nasional kelas 9 SMP inilah kami baru mendapatkan informasi adanya sekolah tersebut. Tanpa menunggu lama, kami pun melakukan obrolan yang sangat intensif dengan Maldoz, anak sulung kami itu.

Kami bicarakan panjang lebar tentang kecemasan kami. Tentang besarnya potensi minat bakat dan kecerdasannya. Tentang terbentangnya peluang lain bekerja dalam ridho Alloh SWT jika dia menekuni jalur kesukaan terhadap game menjadi pelajar di bidang pemrograman. Dan banyak hal lain yang terus kami bicarakan. Sampai akhirnya anak saya itu sepakat sekolah di Jombang.

Jadi beginilah, sekarang, anak saya yang gamer itu telah resmi menjadi Santri Programmer.

Semoga dalam studinya dan hasilnya kelak mendapatkan barokah untuk kebaikan, kebaikan dan kebaikan di dunia dan akhirat. Amin.

Masih banyak sekali hal yang ingin saya bagi, terkait menghadapi atau membesarkan dua anak lelaki kami di era digital ini. Terutama terkait dengan game, karena kalau punya anak perempuan mungkin tantangannya pada hal lain ya :)

Insya Alloh akan saya teruskan sharingnya melalui segmen Millenial Motherhood. Jika ada yang ingin ditambahkan atau ditanyakan, saya tunggu di komentar blog. Atau bisa langsung menuliskan email kepada saya, di: heni.prasetyorini@gmail.com.

Berikut saya berikan podcast dari soundcloud bagi anda yang lebih nyaman "membaca" secara audiotorial.

Semoga yang saya sampaikan bisa menjadi wawasan kebaikan untuk anda dan keluarga.

Salam,


Heni Prasetyorini

Top 5 Colourful and Creative Ladies

6 komentar
Colourful Creative Ladies 
Warna-warni selalu bisa memberikan energi. Tapi tak semua orang berani memadupadankan warna, motif, corak dan gaya berpakaian yang lain daripada yang lain. Orang-orang seperti ini, biasanya punya tingkat kreatifitas yang tinggi, sekaligus imajinasinya di luar dugaan orang awam (seperti saya).

Melihat instagram feed pribadi mereka, komposisi warna, konsep cerita, padu padan outfit dan properti begitu mengesankan. Saya seperti cuci mata bahagia kalau sedang stalking foto, desain dan video mereka yang unik ini.

Dari semua orang yang memang lahir dengan anugerah kreatifitas tersebut, saya punya pilihan 5 besar. Berikut profil singkat mereka.



1. Diana Rikasari


Orang sering heran kalau saya mengidolakan Diana Rikasari dan semua brand fashion yang dia ciptakan. Mungkin umur beda jauh ya? dan saya malah seringnya tampil dengan earth tone colour yaitu hitam, abu-abu, coklat, coklat, coklat dan coklat hehehe. Tapi itu dulu. Karena di masa depan, saya ingin menuruti kata hati terdalam ini yang jatuh cinta pada semua warna. Apalagi warna bold dan gonjreng.

Seperti halnya mbak, eh adek Diana ini. Stalking instagramnya di @dianarikasari selalu bikin saya heppi. Warnanya bagus, captionnya santun. Yes, she always share good vibes only. 

Dari Diana inilah pertama kalinya saya ketemu orang yang berani main tabrak warna. Dan itu bagus. 


2. Ghaida


Urutan kedua instagrammer yang saya idolakan adalah Ghaida, putrinya Aa Gym, da'i Indonesia yang waktu di Bandung sering saya ikuti pengajiannya. Sampai ikutan mabid (malam ibadah) juga deh di pondok Daarut Tauhid Geger Kalong Girang Bandung. Walah walah, jaman jadi mahasiswi saya sering melakukan wisata hati rupanya. Bismillah jadi amal penarik hidayah, semoga, amin.

Dek Ghaida ini jelas shalihah banget. Saya ikuti sejak jaman dia ngeblog deh, lalu bikin clothing sendiri dengan brand Gda's Gallery. Baju rancangannya lebih ke warna pastel. Semakin ke sini, warnanya semakin beragam. Ada bold juga. Ada warna berani juga seperti di foto. Mungkin itu efek juga dari anak lelakinya yang kembar dan lucu itu ya? 

Mamah muda dengan 4 anak ini kreatif dan aktif di instagram. Kalau stalking IG-nya di @gdaghaida saya jadi seru sendiri, kadang juga terharu. Captionnya sering memberikan tausiyah yang baik untuk jiwa. Jadi disini bisa cuci mata cuci hati gitu deh. 

Yang bikin amazing, si teteh ini aktif banget walau harus kesana kemari dengan 4 anaknya yang masih kecil-kecil, bahkan ada yang masih bayi. Kuaat kuat kuat deh ya teteh. Kalau mbakyu-mu ini udah ngerasa encok duluan ngelihat kamu nggendong bayi kesana kemari sambil poto-potoan, hehehe.

Pokoknya mbak doakan ya, bisnisnya sukses. Kalau makin sukses kan bisa makin banyak merekrut tenaga kerja. Apalagi tim kerjanya dari perempuan muslimah. Wis dobel super duper nanti rejekinya. Semoga barokah dan rejekinya bisa nular ke saya, #eh.


3. Hilda Ikka



Posisi ketiga di tempati oleh Hilda Ikka. Coba kepoin instagramnya di @newhildaikka dan blognya sekalian deh. Lalu baca tagline blog di headernya. Lucu pastinya. Ayo capcus dulu kesana. Nanti kita ngobrol lagi setelah kalian balik.

Oke, lanjut. Ikka ini, teman saya sendiri. Alias kenal gitu. Dia blogger, lebih tepatnya Lifestyle Blogger. Hal teristimewa yang saya tangkap dari Ikka adalah keberaniannya, kreatifitasnya dan ketulusannya dalam berkarya. 

Perempuan yang berani nikah muda ini, malah semakin melesat ide imajinatifnya setelah resmi berumahtangga dengan "muffin" julukan suaminya. Ketrampilan fotografi dan desain grafisnya semakin bagus juga (diajari suaminya sih kayaknya hehehe). 

Saya suka model orang yang berani tampil apa adanya kayak Ikka ini. Good work girl. Kalau udah longgar dari tugas kuliahmu, terus berkarya yang lebih unik lagi ya. Aku menunggu :)


4. Sara


Nah, profil ke-4 dan ke-5 ini, saya nggak kenal sama sekali *LOL. Mereka adalah profil yang saya dapatkan setelah stalking orang yang di-follow oleh Diana Rikasari. 

Setelah saya buka Ig-nya mbak Sara ini, di @saraisinlovewith ternyata beliau adalah blogger yang "aneh"nya memang saya cari. Rambutnya di cat pink, waduh bikin saya kepikiran melakukan hal yang sama buat nutup uban yang mulai mengembang nih hihihi. Tapi ya apa pantes kalau kulit wajah saya sawo matang di pohon kayak gini? *halah ngelantur. 

Sudah stalking instagramnya? coba deh mampir kesana. Bagus, warna warni, bersih, kreatif. Captionnya singkat namun lucu dan ngena. Yang dia mention juga unik-unik produknya.

Uniknya banget tuh, dia suka juga dengan Flamingo. Dianarikasari juga suka flamingo. Yang mereka follow juga pada suka warna pink dan flamingo. Ulalala, ternyata banyak juga manusia di bumi ini yang suka kedua hal itu ya. Baru tau saya. 

Kirain yang bikin demen cuma lipstik diskonan, tas gratis dari giveaway dan turunnya harga garam. *eh udah ah :)


5. Patricia



Yang terakhir dan pasti bisa mengguncang ketenangan jagad maya milik saya adalah Patricia. Saya nemu profilnya di feed Sara.

Amazing book... dari usianya dijamin ini udah diatas 50 tahunan. Tapi coba lihat kombinasi outfitnya. Juara lalalala. Beliau memang fashion designer. Karyanya bikin nganga. Apalagi karya bonnetnya yang dipasang sebagai hiasan di kepala itu, ada yang panjang menjuntai seperti yang biasa dipakai Jember Carnival. 

Yang bikin lebih kaget lagi adalah, Di instagram @purelypatricia miliknya, sering di-share kegiatan olahraga atau nge-gym. Aduh kalah bangeet sayaaa, yang olahraganya cuma melibatkan jari jemari tangan. Maluu malu. 

Pantesan Patricia ini kelihatan energik banget walau udah masuk usia senja. 

Kesimpulannya dari Top 5 Colourful and Crative Ladies ini adalah kreativitas itu tidak ada batasan. Daya tarik utama adalah ketulusan dan passion yang memang sudah ada terpatri dalam hati pelakunya. Jadi, nyentrik cuma demi eksis jadi selebgram padahal karakter aslinya beda, kayaknya nggak akan terlalu menarik atau bertahan lama.

Yang masih berputar-putar di benak ini adalah, saya pantes nggak ya kalau nurutin kata hati pengen tampil lebih warna-warni?

Bagaimana menurut anda?


Sudah Coba Posting Foto Instagram Langsung Dari Laptop Dengan Cara Ini?

16 komentar
posting foto instagram dari laptop

Instagram memang platform media sosial yang kerennya kebangetan. Semua pada suka. Mulai dari anak kiciiik sampai orang yang udah lewat setengah abad. Menikmati foto dan video dengan mudah lewat instagram, pasti yang jadi daya tariknya.

Instagram ini termasuk mobile app yang harus diunduh dan di-install di perangkat mobile kita. Seperti smartphone, ipad, iphone atau tablet berbasis android lainnya.

Asiknya, ada juga versi website. Jadi kita bisa membuka instagram dari komputer atau laptop melalui browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox dan lainnya.

Sayangnya, di versi web itu kita hanya bisa mengganti BIO, Foto Profile serta melakukan Like dan Comment saja. Untuk posting foto tidak bisa.

Tapi, itu dulu...
Sekarang bisa dilakukan dengan sangat mudah dan tersedia beberapa cara. Ini ada 3 cara yang sudah saya coba sendiri khasiatnya #eaaaa.


Tools Untuk Posting Foto Ke Instagram Melalui Laptop/ PC


1. Dengan Gramblr

Gramblr is a desktop application that allows you to upload pictures or videos on Instagram. It features a similar upload wizard - so that you don't need a smartphone!

Untuk menggunakan Gramblr ini, kita harus mengunduh dulu aplikasinya di desktop laptop atau komputer. Setelah itu ikuti saja alurnya seperti mengunduh dan menginstall program seperti biasanya.

Jika ingin menggunakan Gramblr, tinggal klik icon di Menu start laptop. Ingat ya, tetap aja harus online. Namanya juga posting ke instagram, ya kan :)

Setelah membuka aplikasinya, nanti akan keluar tampilan yang akan saya tunjukkan beberapa ini. 

Tampilan pertama

Memilih file foto atau video dari laptop

Foto bisa di crop atau di filter dulu, lalu tulis juga captionnya.
Sekaligus juga bisa diatur jadwal postingnya

Selesai sudah, foto sudah terposting manja di instagram kita

Nah, pengalaman saya pakai Gramblr so far so good. Cuma untuk postingan yang terjadwal, ternyata hasilnya tak sesuai harapan. Kadang fotonya nggak keluar. Atau malah keluar beberapa hari kemudian. 

Kalau pengen coba, bisa klik websitenya, www.gramblr.com . Waktu saya coba ini masih gratisan sih. Semoga selanjutnya juga begitu :D

Ohya, nanti kalau sudah coba posting foto, akan muncul opsi bonus Like yang banyak dari mereka. Nah itu saya coba. Hasilnya, boomm. Satu foto saya ketika muncul, langsung muncul berapa ratus like. Cuma ya gitu, entah siapa dia yang nge-like. Entah orang asli entah robot hehehe. Lumayan juga jadi muncul di timeline instagram sih. Coba aja, asik kok. Nggak berdampak dianggap spam atau di -banned sama pihak instagram. 


2. Dari Google Chrome

Nah, kalau pakai Gramblr tadi harus diunduh dan install dulu, cara kedua ini tidak perlu. Syaratnya cuma satu, punya laptop dan ada akses internet. Dan browsernya pilih Google Chrome.
Kenapa? belum tahu, blom nyoba pake Firefox dan lainnya :)

Oke langsung saja caranya bagaimana.
Ini tahapannya dan screenshootnya. 
1. Buka www.instagram.com di google chrome
2. Klik bersamaan - Ctrl - Shift - i
3. Klik Toogle
4. Klik icon berbentuk KAMERA
5. Pilih File foto dari laptop
6. Ikuti saja langkahnya untuk Crop, Filter dan isi Caption lalu klik Publish
7. Selesai
Foto Heni Prasetyorini.
Harusnya hasilnya seperti ini. Ada icon KAMERA yang bisa diklik
Tapi, itu kemarin saya coba masih bisa.

Hari ini ternyata gagal sodara-sodara. Icon berbentuk Kamera yang seharusnya ada di bagian Highlight kuning itu, tidak muncul.


klik untuk memperjelas gambar
Saya pikir ini karena ada proteksi dari pihak instagram. Ternyata tidak. Ada teman yang memberitahu caranya, saya harus menyesuaikan ukuran layar. Jadi caranya berikut:

1. Buka www.instagram.com di google chrome
2. Klik bersamaan ctrl-shift-i
Dan lakukan langkah seperti screenshot berikut. Penjelasan saya tulis di caption foto:


pilih ukuran layar, saya pilih Galaxy S


jika icon kamera belum muncul, klik icon yang saya tandai kuning itu


hasilnya akan muncul icon KAMERA di bagian menu bawah


klik icon KAMERA lalu pilih file gambar dari laptop


foto bisa di crop, disesuaikan saja, lalu klik Selanjutnya


akan ada pilihan untuk menulis caption, lanjutkan saja terus sampai Publish
dan hasilnya akan seperti gambar diatas ini


hasil akhir setelah dicek lagi, beneran foto sudah masuk ke akun instagram

Alhamdulillah, horee....cara mudah bisa juga.


Daebak! Inilah 5 Alasan Saya dan Anda Bisa Sukses Dengan ASUS Eeebook E202

24 komentar
SUCCESS IS THE SUM OF SMALL EFFORTS. REPEATED. DAY IN DAY OUT


Sukses adalah penjumlahan dari usaha yang kecil-kecil, diulang-ulang, setiap hari. Sukses bukan ilmu sulap atau ilmu instan. Orang yang berhasil bekerja secara kontinyu atau istiqomah, bisa sukses lebih abadi.

Bagaimana agar bisa seperti itu?
Caranya adalah kita harus punya daya tahan yang kuat. Kita nggak boleh gampang loyo dan berhenti karena hanya sedikit hambatan. Terlebih jangan sampai projek kita gagal hanya karena tempat diskusi kita jauh dari colokan listrik.

diskusi/kerja tetap jalan walau jauh dari colokan listrik

Kinerja yang berkesinambungan ini harus didukung pula dengan gawai yang punya daya tahan dan performa handal. Beruntung ada notebook ASUS Eeebook E202 yang sudah diluncurkan dan bisa dibeli di Indonesia. Notebook ini bisa menjawab kebutuhan para pekerja yang sering berpindah tempat (mobile) juga para pelajar yang aktif dalam kegiatannya. Cocok sekali dengan karakter generasi millenials yang semakin digital dan dinamis.

Apa alasannya notebook ini sesuai dengan kita dan dapat jadi satu poin untuk mengantarkan kesuksesan? berikut sedikit ulasannya.

1. ASUS  E202 tahan lama, tidak bising, tidak panas.



Notebook berukuran A4 ini menggunakan prosesor Intel hemat daya yang menawarkan masa aktif baterai hingga 8 jam. Menggunakannya sepanjang hari, juga tidak masalah, tak perlu resah bakal membuat rusak mesin notebook karena panas.

Komponen prosesor Intel Celeron Dual Core N3060 generasi kelima atau Braswell yang digunakan dalam notebook mungil ini, memiliki nilai Thermal Design Power (TDP) yang kecil, yakni hanya sebesar 6 watt. Rendahnya konsumsi daya itu membuat kapasitas baterai tidak cepat terkuras.


Rendahnya tingkat TDP tersebut juga membuat notebook tidak menghasilkan panas yang tinggi. Dengan demikian, perangkat pendinginan pun tidak perlu menggunakan pendinginan berbasis kipas (fanless design). Sisi positif berikutnya, notebook ini tidak mengeluarkan suara saat bekerja.


2. ASUS E202 ringan

Sebelumnya saya punya laptop yang ukurannya besar, chargernya besar juga. Lalu saya juga harus membawa cooler fan yang besar pula karena laptop saya gampang panas. Kalau saya tidak membawa cooler fan, laptop saya resiko rusak lebih besar.

Jadi  deh kemana-mana saya harus membawa ransel besar seperti anak sekolahan. Padahal itu hanya akan meeting bersama klien beberapa jam. Lalu saya harus pergi ke tempat lain atau menjemput anak pulang sekolah.

ber-ransel ria penuh laptop and the gank,
*waktu menuju acara Google Cloud Next 2017


Sebagai ibu-ibu freelancer, ini cukup bikin pundak pegal. Terlebih ketika saya pergi mengajak anak saya. Tas ransel bekal anak dan tas ransel saya, fix bikin sepeda motor matic saya penuh.

anak kedua saya, dan mbak dari Google, di acara training Gapura Digital
Iya, terkadang saya ajak anak-anak di acara atau kegiatan saya. Selain untuk menguatkan bonding antara ibu-anak dan memberikan memori baik untuk mereka. Saya ingin sekali mengenalkan anak di dunia luar yang bermacam-macam. Untuk anak pertama, saya sering aja ke acara startup dan teknologi, karena dia gemar coding, game dan ingin jadi programmer.

Untuk anak kedua saya, kecenderungan jadi pedagang dan pebisnis sudah nampak. Kecerdasan interpersonalnya pun lebih menonjol daripada kecerdasan akademis pelajaran sekolah. Oleh karena itu, biarpun susah payah bawa ransel dobel-dobel, saya ajak dia ke acara yang lebih sering saya ikuti sekarang ini. Yaitu kegiatan seputar bisnis UMKM Go Online, yang sesuai dengan posisi saya sebagai salah satu trainer Gapura Digital yang digawangi oleh Google.

Biar rencana menyalurkan minat bakat anak saya terus jalan seiring dengan kegiatan saya, saya butuh notebook yang tipis. Biar kemana-mana bisa gaya kayak mbak BCL ini nih, sekaligus nggak pegel :)



Bodi notebook ASUS E202 didesain sedemikian rupa sehingga menjadi lebih kecil dari kertas A4. Ukuran dimensinya hanya 29.7 x 19.4 x2.14 cm, tipis banget kan? Bobotnya pun sangat ringan yakni 1,25 Kg. Meski ringan dan simpel, tetap diberikan layar seluas 11,6 inci diberikan agar tetap nyaman dipandang mata untuk bekerja secara dimana saja dan kapan saja.

Yang ringan tak cuma notebooknya. Chargernya pun didesain minimalis seukuran kartu kredit. Jadi tidak menambah bobot tas anda lebih banyak lagi. Notebook minimalis performa maksimal. Bisa banget masuk ke dalam tas cantik kaum perempuan, atau tas praktis kaum adam. Bahkan nggak bikin berat tas ransel anak sekolahan atau kuliahan.


3. Harga beli sangat terjangkau, hanya 3 jutaan

Para pelajar dan pekerja di era digital, butuh sekali gawai yang bisa membantu kinerja lebih cepat dan efisien. ASUS E202 ini cocok sekali untuk mereka. Terlebih para ibu rumah tangga.

Sudah saya sampaikan sebelumnya dalam artikel di tautan berikut ini, bahwa saya ingin sekali membuka AKADEMI PRASETYORINI sebagai komunitas belajar perempuan, termasuk ibu rumah tangga.

baca juga : Dengan PC All in One ASUS Bisa Cepat Mulai Bikin Kursus

Kendala yang sering saya hadapi untuk membuka kursus ini adalah para peserta belajar, ibu-ibu ini mengaku tidak punya laptop. Padahal kalau diamati, harga tas bermerek mereka ada yang sampai 1,5 jutaan. Harga smartphone-nya juga 2 jutaan. Harga bajunya paling murah 300-ribuan, itu pun jilbabnya doang. Belum harga sepatunya. Mereka enggan membeli laptop, karena dikira harganya mahal banget.

Gemes nggak tuh? Mungkin mereka belum tahu, kalau ada notebook tidak mahal dan canggih, yaitu ASUS E202. Dengan harga sekitar 3 jutaan juga  bisa jadi investasi. Yaitu modal untuk belajar, bekerja dan berkarya lebih produktif.

Adanya info harga ASUS E202 ini juga sangat melegakan saya. Karena impian atau misi hidup saya untuk membuka Akademi Prasetyorini, semakin bisa jadi kenyataan.

skenario pengembangan Akademi Prasetyorini


Sebelumnya, dalam rencana ini saya ingin mengisi tempat kursus saya dengan PC All in One ASUS. Karena saya sendiri sudah merasakan performanya yang dahsyat.

PC All in One ASUS

Akan tetapi, dari pengalaman berkecimpung di dunia startup dan digital freelancer, ternyata di sana banyak sekali acara atau bentuk workshop yang diadakan oleh berbagai pihak.
Jika saya memilih menggunakan notebook ASUS E202 akan sangat tepat, karena teman belajar saya yang akan masuk dalam Akademi Prasetyorini, akan bisa saya ajak keluar tempat kursus untuk belajar bersama yang lain.

Misalnya ikut komunitas blogger, workshop copywriting, pelatihan UMKM go online dan lain sebagainya. Akan kesulitan dan aneh kan, kalau kelompok kami membawa PC All in One Asus kemana-mana? *LOL


4. Performa ASUS E202 canggih,  kinerja jadi lebih mudah

ASUS E202 ini mempunyai port USB 3.1 Type-C yang sangat menghemat waktu, karena USB dapat dicolok dengan berbagai arah dengan colokan reversible setiap saatnya dan kecepatan transfer USB 3.1 ini lebih cepat 11x dibandingkan USB 2.0.

ASUS EeeBook E202 juga telah menggunakan USB 3.1 Type-C yang memiliki bentuk simetris sehingga mudah digunakan. Tipe USB tersebut pun diketahui dapat mentransmisikan data dengan kecepatan hingga 5Gbps, sehingga proses pemindahan berjalan lebih cepat.  Fitur ini juga membuat E202 menjadi notebook 11,6 inci pertama di dunia yang menggunakan teknologi USB 3.1 Type-C di dalamnya.


Transfer data nirkabel juga canggih

ASUS E202 menggunakan teknologi jaringan nirkabel berstandar 802.11ac dan Bluetooth 4.0. Konektivitas Bluetooth  memudahkan pengguna untuk menghubungkan notebook ini dengan mouse, headphone, ataupun mengirimkan data dari dan ke smartphone secara nirkabel.

Dikutip dari sobathape.com, teknologi mutakhir dari ASUS E202 ini masih belum banyak digunakan pada perangkat dengan harga yang terjangkau. Melalui standar WiFi ini, secara teoritis data rate atau kecepatan berkirim data yang mampu didulang menjadi lebih kencang dari generasi sebelumnya yang masih menggunakan WiFi 802.11 a/b/g/n.

“Pada konektivitas WiFi berbasis 802.11ac, kecepatan bandwidth yang mampu dicapainya adalah 1300Mbps atau 1,3Gbps. Jaringan nirkabel tersebut pun berjalan pada frekuensi 5GHz.

Pokoknya, notebook 3 jutaan yang hadir dalam versi Windows 10 dan juga DOS  ini jangan sampai lolooos. Urusan kinerja dijamin makin efektif. Proses penyimpanan data dan transfer data, sudah ada teknologinya. Dijamin tidak bikin bete karena mindahin file gambar atau video nggak kelar-kelar.

Nggak cuma itu, urusan AUDIO juga juara banget. Saya percaya pol, karena terbukti dari PC All in One ASUS yang sudah ada di rumah saya. Teknologi ASUS SonicMaster bikin semangat mau kerja sambil ditemani musik. Atau ingin rehat sejenak dengan nonton streaming drama Korea, wow refreshing banget.

Apalagi jika audiovideo untuk presentasi kerja atau kuliah dan tugas sekolah. Dijamin yang mendengar presentasi kita langsung fokus pada kita.




5. Model Notebook Tipis, Colourfull dan Stylish Menambah Percaya Diri

Setelah bertahun-tahun saya kemana-mana dengan ransel ungu saya yang segede gaban. karena isinya seperangkat laptop dan cooler fan. Dengan ASUS E202 ini saya sangat bisa bernafas lega.


Ukurannya tipis, bisa masuk kedalam tas cantik saya (a.k.a tas perempuan bukan ransel :)). Warnanya pun cakep banget, bisa meningkatkan mood. Tersedia dalam pilihan warna Silk White, Dark Blue, Lightning Blue dan Red Rouge, saya ingin kelak mengisi ruang kursus Akademi Prasetyorini dengan semua warna itu. Saya suka warna warni, bikin senang hati.


Kalau anda, bisa memilih warna kesukaan. Bentuknya yang elegan juga bisa bikin kita makin percaya diri. Apalagi di depan klien, freelancer harus menampilkan diri secara rapi dan meyakinkan. Selain untuk menghargainya, juga untuk membangun personal branding yang baik.

Jadi inilah 5 Alasan saya dan anda bisa sukses dengan ASUS Eeebook E202. Dengan gawai notebook yang tepat, maka kinerja bisa maksimal. Kita bisa terus produktif dimana saja dan kapan saja. Kreatifitas atau peluang kerja pun tidak terhambat karena gawai yang kurang tepat.

Memilih notebook ASUS E202 adalah investasi berharga dengan hasil yang jauh berlipat ganda baik untuk siapa saja. Mulai pelajar, pekerja, ibu rumah tangga atau para pekerja digital freelancer yang semakin tumbuh dengan baik.

Jika kinerja kita lebih baik, maka perekonomian negara juga akan makin terjamin. Terlebih jika semakin banyak pelajar/mahasiswa berprestasi, ibu rumah tangga produktif, pekerja handal dan pengusaha di berbagai bidang yang membutuhkan notebook dalam pekerjaan dan aktivitasnya.

Ingat selalu, pilihlah Notebook mungil dengan performa maksimal dan harga terjangkau, ASUS Eeebook E202.


Sumber literatur:

  1. http://sobathape.com/2016/11/03/asus-e202-notebook-116-inci-penuh-warna-dengan-baterai-8-jam/ diakses tanggal 21-6-2017 pukul 21:20 WIB
  2. http://www.uniekkaswarganti.com/2017/05/ASUS-E202-blog-competition-produktif-dan-kreatif-di-mana-saja-dengan-notebook.html
  3. https://www.asus.com/id/Laptops/E202SA/


Disclaimer: tulisan ini disertakan dalam Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com

Kreatif, Go Digital dan Perbanyak Talents Muda Untuk Kemajuan Surabaya Menjadi Kota Kreatif Kelas Dunia

14 komentar
Orang kreatif tidak akan miskin dan bangkrut. - Tri Rismaharini
Kalimat itulah yang disampaikan oleh Bu Risma, sapaan bagi Walikota Surabaya yang menjadi walikota terbaik ketiga di dunia, pada acara Bekraf Developer Day, 4 September 2016,yang  saya hadiri bersama anak sulung saya itu.



Bu Risma melanjutkan kalimatnya dengan memberikan contoh.
Salah satu contohnya adalah kisah penjual kacang Madura. Sebelumnya kacang goreng yang dibumbui dengan air bawang putih itu, hanya dijual seharga Rp.2000,- per bungkus. Penjual mengemas kacang itu dalam plastik bening kecil-kecil, dan dijual rentengan di beberapa warung kopi.

Bu Risma kemudian memfasilitasi agar dibuatkan kemasan yang menarik untuk kacang goreng tersebut. Akhirnya kacang itu dikemas lebih banyak seberat 250gram. Gambar kemasan dibuat oleh desainer grafis profesional. Bahan kemasan dibuat lebih mahal dengan plastik doff. Hasilnya kacang goreng madura itu bisa dijual seharga Rp.15.000,-. Jauh lebih mahal daripada kacang yang dikemas seadanya di bungkus plastik sebelumnya.


"Ini namanya kreatif," begitu bu Risma menegaskan. Dengan cara berpikir kreatif, semua orang tidak akan kehilangan akal untuk mempertahankan hidupnya, begitu lanjut beliau. Orang yang mulai bisnis dan menemui kendala, tidak akan bangkrut, jika dia mau putar otak. Hanya sekedar mengganti kemasan, seperti kacang goreng Madura ini, penjualnya sekarang sudah jauh lebih sukses. Saya dan ribuan anak muda lebih di acara tersebut  manggut-manggut, membenarkan perkataan ibu Risma.

Dengan mental kreatif dan mindset yang terbuka, kita akan bisa mengatasi apapun yang terjadi dalam usaha yang dijalankan.

KREATIF 
Sepak terjang bu Risma untuk mendukung ekonomi kreatif di Surabaya, sudah tidak bisa diragukan lagi. Geliat kota mulai tampak dari berbagai segi. Di bidang kuliner misalnya, mulai bermunculan tempat makan atau cafe dengan konsep unik, kreatif dan mewadahi kegiatan komunitas. Di bidang teknologi, mulai banyak bermunculan acara yang mendukung perkembangan para programmer muda kota ini. Begitu juga dengan ranah seni, literasi, musik dan akademisi.

Tempat bekerja para pelaku industri kreatif pun mulai tersedia berupa co-workspace. Termasuk adanya Rumah Kreatif BUMN yang mewadahi adanya interaksi, edukasi dan pertumbuhan para pelaku UMKM di Surabaya. Training Gapura Digital yang memfasilitasi UMKM Go Online, juga diselenggarakan di Surabaya. Beruntung sekali, saya termasuk salah satu trainernya. Dan saya lihat antusiasme pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya dengan teknologi berbasis online mulai diperhatikan.

Bahkan khusus untuk pelaku UMKM dan bisnis kreatif perempuan, terwadahi dalam seminar besar WOMEN WILL yang diselenggarakan oleh Google dan Femina, beberapa waktu lalu di gedung Dyandra Surabaya. Sebanyak hampir 2000 perempuan dari Surabaya dan sekitarnya, berkumpul disitu.

Hal ini sangat membanggakan. Sama halnya ketika saya mengikuti Bekraf Developer Day. Ada hampir 1300 orang yang hadir. Mereka adalah anak muda yang belajar dan bekerja di bidang Teknoogi Informasi.

Ribuan pelaku industri kreatif. Dengan beberapa narasumber dari Surabaya yang sangat berprestasi. Hal ini menunjukkan Surabaya sudah mempunyai sumber daya manusia yang sangat potensial. Di bidang bisnis ada, bidang teknologi juga ada. Lalu apa yang menjadi PR utamanya?


GO DIGITAL 


Menurut saya pribadi, Surabaya punya pekerjaan rumah (PR) besar untuk semakin GO DIGITAL. Surabaya harus bisa eksis di dunia maya dan media sosial, karena disanalah sekarang lintas informasi bergerak sangat cepat dan efektif.

Saya adalah arek asli Surabaya yang beberapa kali merantau untuk studi. Ketika kembali ke Surabaya, terkadang saya ingin menjelajahi kota, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana. Cara tercepat adalah saya mencarinya di portal pencarian seperti Google. 

Hasil yang saya dapatkan begitu random, banyak. Mayoritas ditulis oleh blogger dan orang secara personal. Saya belum menemukan satu portal yang resmi dan terpusat dari kota Surabaya, dan beritanya selalu di-update. 

Hal ini juga yang dikeluhkan dalam beberapa event diskusi dengan beberapa orang. Misalnya orang asing ingin datang ke Surabaya dan ingin berwisata kota, mereka bingung mencari informasinya dimana. Ulasan tempat wisata kota Surabaya belum terpusat jadi satu. Apalagi yang berbahasa Inggris. 

Padahal jika sudah ada portal website dan media sosial tentang Surabaya yang terpusat, maka segala bentuk informasi bisa diletakkan disana.

Selama ini kedua platform digital ini tersedia secara pribadi. Ada beberapa anak muda Surabaya yang membuat sendiri website dan media sosial untuk Surabaya contohnya twitter @info_surabaya. Akan jauh lebih efektif jika bisa bersinergi secara terpusat dalam satu forum yang sekaligus bisa mempunyai jaringan dengan pemerintahan kota Surabaya. Untuk pengisian konten bisa memberdayakan blogger, penulis konten, desainer grafis dan penterjemah bahasa Inggris profesional yang banyak di Surabaya.


Ada satu forum yang sudah mewakili hal tersebut yaitu SCCF (Surabaya Creative City Forum). SCCF memfasilitasi semua simpul di Surabaya. Di setiap simpul ada penanggung jawabnya. Hanya saja, ternyata, tidak semua orang tahu. SCCF perlu bersinergi dengan media dan media sosial partner seperti para blogger untuk semakin menyebarluaskan informasi dalam tiap program yang dilakukan.

credit


Baca Juga: Dengan SCCF Surabaya Siap Menghadapi MEA


Sinergi dan satu pusat informasi ini sangat penting. Pengalaman saya menunjukkan hal tersebut. Dengan berkecimpung di dunia literasi, bisnis dan teknologi, saya melihat hambatan yang muncul adalah kendala kurangnya informasi.

Misalnya di ranah teknologi. Beberapa kali saya terlibat dengan orang yang ingin membangun startup digital baru di Surabaya. Yang mengejutkan adalah mereka akan membuat startup baru dengan konsep yang sama dan sebenarnya sudah ada di Surabaya. Mengapa ingin membuat inkubator startup baru sedangkan sudah ada GERDHU, Gedung Creative Digital HUB, yang bisa dilihat di https://gerdhu.com/.

Di dunia bisnis juga misalnya. Bersama SCCF, saya mengikuti dialog bisnis kreatif dengan Rumah Bisnis Kreatif BUMN Mandiri. Disini banyak pelaku UMKM yang sudah tergabung. Di lain pihak, saya juga masuk sebagai trainer Gapura Digital. Yaitu projek UMKM Go Online yang difasilitasi Google.

Di Gapura Digital, pelaku UMKM yang masuk ke database sudah berjumlah ratusan karena pihak Google menggunakan langkah online untuk menjaring peserta. Yang menarik, beberapa peserta di Rumah Kreatif BUMN dan juga beberapa komunitas bisnis yang saya ikuti seperti WOSCA, belum tahu tentang Gapura Digital ini.Begitu juga sebaliknya, komunitas bisnis dan Gapura Digital belum banyak tahu tentang Rumah Kreatif yang memfasilitasi mereka untuk berkembang.

Menyampaikan informasi demi informasi secara personal tentu kurang efektif. Jadi saya sungguh berpendapat, Surabaya butuh satu portal website dan media sosial sebagai pusat informasi. Yang menyajikan informasi akurat dan paling terbaru tentang Surabaya disemua lini.

Setelah mendapatkan pusat informasi, maka kembali lagi ke SCCF sebagai pusat sumber daya manusia. Jadi siapapun yang ingin berkolaborasi, bisa mendapatkan informasi dan kontak dari SCCF. Mengoptimalkan satu forum yang sudah ada, akan jauh lebih efektif daripada membuat banyak forum baru. Terlebih lagi dalam SCCF sudah dilakukan kolaborasi pentahelix  yaitu sinergi antara Akademisi, Pebisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media Massa.


Dengan maju bersama dan menguasai informasi, maka Surabaya bisa mempunyai daya saing global.
Karena di era digital ini persaingan sudah melewati batas ruang dan waktu. Yang menang adalah yang menguasai informasi. Jadi sebisa mungkin Surabaya memanfaatkan media informasi agar segala projek yang dicanangkan bisa diketahui oleh warga Surabaya dan warga dunia.

Yang terakhir, Surabaya membutuhkan gaungan yang lebih mengaum di MEDIA SOSIAL. Maka Surabaya butuh media social strategist yang bisa menggunakan jasa profesional dari para freelancer atau blogger. Dengan aktif di MEDIA SOSIAL maka Surabaya akan bisa membangung keterikatan atau engagement yang baik antara warga dan pemegang kebijakan di Surabaya.

Kalau di Bandung, bapak Ridwan Kamil sendiri yang maju sebagai pemegang media sosial. Surabaya bisa membuat unit kerja khusus yang terdiri dari anak-anak muda. Sehingga generasi muda Surabaya bisa semakin terlibat aktif. Karena di tangan merekalah pertumbuhan Surabaya di masa depan akan berjalan.

PERBANYAK TALENTS MUDA

Hal ini bisa sangat optimal dengan kerjasama dari ASTRA sebagai fasilitator untuk memajukan Surabaya melalui 3 hal tersebut. ASTRA, sebuah perusahaan yang sudah tampak berkomitmen untuk memajukan Indonesia dari segala bidang. Kali ini ASTRA dibutuhkan untuk berkontribusi dari segi sumber daya manusia. 

Sesuai dengan data statistik penduduk Indonesia, 70% adalah generasi muda usia 18-35 tahun. Mereka termasuk generasi millenials yang tanggap teknologi digital dan mempunyai karakter unik seperti yang tertulis dalam buku Generasi Langgas karya Yoris Sebastian.

Generasi digital inilah pemegang peran penting pembangunan bangsa termasuk juga kota Surabaya. Geliat anak muda di kota pahlawan ini harus difasilitasi dengan baik, supaya kelak mereka lebih siap memimpin Surabaya menjadi lebih maju dan berdaya saing global.

Pengadaan Rumah Pintar, sebagai bagian kontribusi sosial dari Astra sangat membantu mewujudkan edukasi dan pembinaan generasi muda Indonesia.

credit


Astra sudah mempunyai program ASTRA CERDAS, ASTRA KREATIF,  dan juga SATU INDONESIA dan SATU INDONESIA AWARDS yang mencari anak-anak muda berprestasi dan berbakat (tallents). Contohnya seperti Dewis Akbar (34 tahun) yang menggagas "Lab Komputer Mini" di Garut.

credit
Gagasan Dewis untuk membuat laboratorium mini sebagai fasilitas belajar teknologi informasi untuk anggotanya sejak usia anak-anak, sungguh bisa jadi langkah yang bagus untuk menambah jumlah generasi berbakat Indonesia.

Generasi muda berbakat Indonesia yang dibutuhkan harus datang dari berbagai bidang. Seperti halnya sosok Muhammad Aripin yang mengelola sampah daur ulang menjadi benda bernilai ekonomis ini.

Sore ini masih dalam SATU Indonesia Berbagi bersama penerima SATU Indonesia Awards 2016, Muhammad Aripin. . Dulu dia bekerja sebagai guru, tapi kepeduliannya kepada anak-anak kurang beruntung menggerakkan dia untuk membina mereka lewat Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar. . Menurut Aripin , "yang membuat saya terketuk untuk membuat @Rumahkreatifdanpintar74 kota Banjarmasin adalah cita2 almarhum kedua org tua saya yg bermimpi pengen banget punya sekolah buat masyarakat yg tidak berkesempatan meraih pendidikan Jadi saya mewujudkan impian beliau, karena saya menyadari orang tua saya seorang tukang Beca sekaligus pengumpul sampah untuk memperjuangkan sampe saya meraih sarjana...Ketika karir saya mulai baik keduanya belum sempat merasakan...Mungkin dengan cara terus berbagi dan menebar manfaat buat orang banyak, orang tua saya jg merasakan rezeki melalui pahala. Harapan saya Banjarmasin juga bisa berkualitas ditingkat nasional dan berharap sekali kami punya tempat aktifitas dan workshop sendri bangunan yg layak.. semoga dg usaha kami tempat itu bisa terwujud... . Yayasan ini bergerak dalam pengolahan sampah yang diubah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Ini adalah hasil kreativitas Aripin dalam memberdayakan anak-anak kurang beruntung agar terus berkarya. . Simak juga timeline @wiranurmansyah dan @rizalabdlh_ untuk tahu cerita lainnya. #Astra60 #SATUIndonesia
Sebuah kiriman dibagikan oleh SATU Indonesia (@satu_indonesia) pada

Seperti yang disampaikan oleh pak Zaenal, founder GERDHU, di acara Dialog Bisnis Kreatif tempo hari, beliau mengatakan bahwa "talents setiap kota sebaiknya itu banyak. Supaya dalam setiap program kerja atau projek untuk memajukan Surabaya ini lebih banyak lagi yang bisa memimpin. Kalau tidak banyak, maka yang maju ya kami-kami ini terus."

Program ASTRA CERDAS selain Guruku Inspirasiku

ASTRA sangat bisa memfasilitasi generasi muda Surabaya untuk semakin mengasah minat bakat mereka. Sehingga setiap hal yang sudah muncul di kota ini, bisa mereka lejitkan ke ranah global bahkan internasional dengan kepiawaian mereka di segala bidang. Terlebih kepiawaian mereka connected secara digital. 

Seperti halnya profil GenerAKSI CERDAS yang sudah ditampilkan oleh SATU INDONESIA,
berikut ini:


Potensi, energi dan misi visi ASTRA membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik ini, pasti sangat mampu ikut serta memfasilitasi Kota Surabaya untuk menjadi kota kreatif kelas dunia. Sebuah Kota yang mampu mandiri dan bisa menginspirasi dengan memajukan potensi industri kreatif yang sudah menggeliat mulai sekarang.

ASTRA bersinergi dengan SCCF dengan bahan baku anak muda Surabaya, akan menjadikan mimpi itu terwujud dengan segera. Karena SCCF telah membuat program yang bisa memfasilitasi 10 simpul kreatif dari 16 simpul yang dicanangkan oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif).

Adapun 10 simpul kreatif itu adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain produk, televisi dan radio, kuliner, kriya (kerajinan tangan), film, penerbitan, periklanan, dan desain komunikasi visual. Sementara simpul lain yang akan dikembangkan ialah fashion, animasi video, fotografi, musik, seni pertunjukan, dan seni rupa.

Sedangkan ASTRA adalah perusahaan besar yang saat ini memiliki 214.835 karyawan pada 208 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang menjalankan tujuh segmen usaha, yaitu sebagai berikut:




Bersama inspirasi 60 tahun ASTRA  untuk Indonesia, kami, arek Suroboyo,  siap bergandeng tangan dengan penuh semangat. Sehingga misi pak Presiden Joko Widodo untuk menjadikan industri kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, bisa segera terwujud. Sukses untuk ASTRA. Sukses untuk Surabaya dan pasti sukses untuk Indonesia.



Literatur:

  1. https://id.techinasia.com/bekraf-developer-day-surabaya-inspirasi-developer-game
  2. Website Surabaya Creative City, www.surabayacreativecity.com
  3. http://surabayacreativecity.com/2016/08/04/sccf-deklarasikan-kolaborasi-pentahelix/
  4. https://www.astra.co.id/
  5. http://satu-indonesia.com/satuindonesiaawards/
  6. http://satu-indonesia.com/home/artikel/detail/371/-rumah-pintar-astra,-sahabat-kita

*tulisan ini masuk ke 5 besar favorit