Tulisan Yang Menang Lomba Blog Asus Dan Dapat PC All In One Tahun 2016

Tidak ada komentar

Jadi Makin Semangat Nih! Dengan PC All in One ASUS V200IB,  Bisa Lebih Cepat Start Membuka Kursus


3 tips sukses: Mulai dari hal kecil, Mulai dari diri sendiri, Mulai sekarang juga 

Membuka kursus atau lembaga pendidikan non formal, bukan hal baru bagi saya. Waktu saya SD, sekitar tahun 1990-an, kakak saya membuka kursus komputer, akuntansi dan bahasa Inggris di rumah ibu. Saya sempat "magang" jadi tukang ketik buku modulnya dan mendapat gaji 5 ribu :-D.

Sewaktu saya hamil anak pertama, saya sempat membuka bimbingan belajar untuk anak SD-SMP-SMA dan sebuah usaha jasa pengetikan. Walau usaha ini berhenti karena sesuatu hal, namun keinginan untuk membuat "usaha" serupa terus menyala di hati saya.

Waktu pun bergulir, sampai ilmu saya makin bertambah tanpa terasa. Iya, saya mendapat ilmu dari dunia online, dunia digital. Mulai membuat blog, menjadi blogger, menulis konten digital, membuat dan mengendalikan toko online, mengenal e-learning, digital learning di Teknologi Pendidikan serta terakhir saya belajar pemrograman di kursus Coding Mum.


Inspirasi Membuat Kursus Untuk Perempuan


Sewaktu presentasi di Coding Mum, saya menyajikan desain website Akademi Prasetyorini. Yaitu sebuah lembaga belajar untuk perempuan di ranah bisnis, kreatif dan digital. Rencana awal saya akan berkolaborasi dengan 2 teman lainnya. Namun ternyata ada perubahan. Teman saya pindah rumah, jauh dari saya dan sulit untuk meneruskan rencana. Tidak mudah mencari patner pengganti. Akhirnya saya fokuskan untuk bergerak di bidang digital aja. Memberikan kursus tentang materi digital, untuk membantu guru meningkatkan kinerjanya di sekolah dan mencetak calon perempuan pengusaha baru di dunia digital kreatif.

Dengan keputusan ini, maka saya harus maju sendiri. Jika melihat profil lembaga pendidikan serupa, sepertinya banyak sekali yang harus dipersiapkan dan itu mahal. Ajaib dan mustahil rasanya saya sanggup. Namun saya kembali ingat dua perempuan yang memberikan inspirasi.

Pertama, Bu Aisyah dan profil sekolah gratis khusus anak perempuan yang dikelolanya. Kalau tidak salah lokasinya di daerah Jawa Barat. Dari beliau sebuah nasihat saya catat, "Mendidik Satu Perempuan Artinya Mendidik Satu Generasi".

Kedua, bu Ratih dan kursus rias di Surabaya. Waktu itu saya berkunjung ke rumahnya atas rekomendasi kakak, ketika saya akan menikah dan mencari perias. Rumahnya kecil sekali, masuk gang kecil dan ruwet; bisa dibilang gang tikus. Di rumah kecilnya itu, penuh dengan etalase besar berisi baju pengantin dan perangkat make up. Space untuk tamu, hanya sebuah sofa kecil, itu pun ada beberapa blangkon disana. Yang menarik, di space kecil itu, saya sebagai tamu, harus berbagi tempat dengan dua pasang perempuan yang sedang belajar rias pengantin. Riasannya bagus dan cantik sekali. Menurut bu Ratih, mereka adalah peserta kursus. Dari beliau saya mendapatkan pelajaran, "Memulai Sebuah Kursus Bisa dari Tempat Yang Sederhana".

Dari sini saya mendapatkan inspirasi dan semangat, bahwa sekarang pun saya bisa mulai membuka kursus di rumah. Dengan bekal niat, sebuah netbook mini, televisi dan ruang tamu di rumah sendiri.


Kendala Yang Saya Hadapi

Namun ternyata, saya mempunyai kendala. Netbook saya ukuran layarnya sangat kecil. Dengan layar kecil, tampilan presentasi akan terbatas dan terpotong. Terlebih jika saya ingin membuat screenshoot tiap tahapan belajar sebagai materi tutorial/kursus. Saya butuh laptop yang lebih besar atau saya butuh komputer, begitu pikir saya.

Screenshoot Terbatas Karena Layar Netbook Saya Kurang Besar

Selain itu, beberapa kali netbook saya nge-hang karena "panas" jika dipakai untuk waktu lama. Teman saya yang programmer, menganjurkan jika di rumah lebih baik menggunakan komputer saja, karena lebih stabil. Namun suami saya bilang, kalau komputer itu butuh listrik yang banyak, juga tempat yang lumayan besar. Sedangkan ukuran space bebas di ruang tamu kami hanya sekitar 3x6 meter. Juga perlu pertimbangan modal keuangan kami masih terbatas dan harus dibagi dengan keperluan lain. 

Jadi gimana nih?
Apa niat harus berhenti karena berbagai kendala?
Saya sudah terlatih untuk terus maju walau fasilitas belum ada.
Bondo Nekad, Bonek, Modal Nekad, gitulah maksudnya. Jadi, ayo maju terus....!


Perangkat Komputer Penunjang Bisnis Yang Saya Butuhkan

Analisa kebutuhan komputer yang sudah kami bicarakan adalah, komputer yang spesifikasi-nya bisa untuk pemrograman dan desain grafis, layar lebar, audio bagus untuk merekam tutorial atau presentasi, hemat listrik, hemat tempat, harga terjangkau. 

Tabungan pribadi saya tak seberapa, maka harus sangat hati-hati memperhitungkan pengeluarannya. Setelah semedi dan browsing kesana-kemari, alhamdulillah akhirnya saya nemu satu perangkat yang tepat bahkan sangat tepat.

Perangkatnya adalah komputer model baru, canggih, keren, kompak, yaitu PC All in One ASUS Vivo AiO V200IB. PC All in One berbasis Intel Pentium Processor ini dibandrol dengan harga sekitar 5 juta-an. Nah, dari segi harga, sudah cocok, bagaimana spesifikasinya?.
Amaziingg...saya amazing melihat foto produk, video review dan spesifikasinya. This is it, inilah yang saya cari.




PC All In One ASUS Vivo AiO V200IB 


Vivo AiO V200IB
PC All in One ASUS Vivo AiO V200IB, 
gambar dari web https://www.asus.com/AllinOne-PCs/Vivo-AiO-V200IB/




Dari video review produknya, saya makin terkiwir-kiwir, jatuh cinta lahir batin, beneran sumpah.
Anak saya sampai heran, kenapa saya jingkrak-jingkrak sambil narik-narik sarung suami saya, saking senengnya. Loh kok sarung sih?
Hehehe, doski baru pulang dari masjid soalnya waktu saya nemu informasi tentang PC All in One ASUS Vivo AiO V200IB ini.
"Mas, mas, lihat lihat nih, cocok dengan yang aku butuhkan untuk bikin kursus!"


Semua Yang Saya Butuhkan Ada di PC All in One ASUS Vivo AiO V200IB



Jadi begini, PC All in One itu adalah PC yang CPU-nya udah jadi satu dengan monitornya. Sekilas penampakan seperti monitor saja, atau malah seperti televisi. Nah, PC All In One ASUS V200IB bentuknya kompak, stylish juga kokoh. Bisa diletakkan dengan rapi di rumah saya dengan satu meja panjang. Cukup deh bikin kursus di rumah saya yang mungil.


PC All In One ASUS V200IB ukuran layarnya gede juga; 19,5 inch. Dilengkapi layar LED-baklit yang menawarkan kecerahan sehingga gambar tampak hidup. Sesuai juga dengan kebutuhan saya, untuk membuat rekaman desktop atau merekam diri sendiri sebagai video tutorial. Juga enak untuk kelas digital dengan tele-conference atau video chat. Kursus online makin enak dilakukan dengan layar lebar. 


Keren nih, ada juga teknologi layar sentuh 10 jari. Kalau mau edit gambar mudah kan, nggak perlu beli drawing pad lagi. Peserta kursus juga pasti bakal suka. Untuk presentasi juga pasti mudah dan menarik. 


Gambar bagus kalau suaranya pelan ya kurang asik kan? jangan kuatir deh. Pakai PC All in One ASUS V200IB ini suaranya ciamik. Teknologi ASUS Sonic Master nya udah built in. Malah bisa diatur 5 mode loh, untuk music, movie, gaming, recording dan speech. Lengkap pokoknya.



Dengan Intel Premium Processor- ASUS V200IB hanya membutuhkan energi yang kecil (hemat listrik) tapi performa tetap bagus. Untuk multitasking juga kuat, perpindahan cepat dan halus. Mau browsing, sekaligus nonton animasi, sambil ngedit video...bisaaaa banget.  Ditambah lagi Advanced NIVIDIA Ge Force Graphic 930M yang digunakan. Menampilkan atau membuat video HD bisa lebih cepat. Juga hemat waktu kalau mau mengirimkan foto berkualitas tinggi. 


Yang amazing lagi, teknologi NFC nih. Dengan teknologi ini (dari video reviewnya diatas), kita bisa melihat gambar hasil jepretan henpon tanpa perlu kabel data. Cukup henponnya diletakkan seperti di gambar, maka log in dengan tap, dan bisa kita nikmati gambar atau file lain di henpon langsung ke layar monitor. Ajaib ya?


Pernah kagum dengan charger henpon wireless atau tanpa kabel? nah ini dia, di ASUS V200IB bisa dilakukan loh. Kita lagi kerja pake komputer kompak ini, sambil sekalian nge-charge henpon. Nggak pake repot, nggak pake kabel dan beneran meja kita jadi rapi jali. fiuuh, canggih banget sih ASUS..



Jika bekerja di bagian desain grafis, pasti butuh akses file gambar banyak. Juga untuk programmer, itu file codingnya juga gede banget. Biar aman biasanya disimpan di harddisk eksternal. Nah, port USB  dari ASUS V200IB ini ada banyak. Bahkan port HDMI juga ada, biar bisa disambungkan ke televisi dengan layar lebih besar, jadi kerjaan mengajar atau presentasi bisa lebih leluasa. 


Teknologi pembaca Smart Card juga keren. Biasanya kita nunggu transfer data sampai ngantuk..karena lama. Nah pake ASUS ya gpl deh, ga pake lama. 

Pokoknya kerjaan beress tuntass dengan ASUS V200IB



Spesifikasi PC All in One ASUS V200IB ini sesuai dengan materi kursus yang akan saya berikan:
  1. Materi Microsoft Office untuk bisa buka usaha jasa pengetikan
  2. Membuat Blog dan mengoptimasikannya
  3. Membuat konten digital untuk personal atau pengajar (guru)
  4. Membuat kelas virtual dengan platform digital learning (guru) 
  5. Membuat web design dan belajar front end programming
  6. Membuat aplikasi berbasis android 

Keenam materi digital itu, saya olah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan pemula dan lanjutan (advance). Sementara sasaran peserta selain perempuan pada umumnya (ibu rumah tangga dan profesi lain), juga para pengajar (guru) dan penyelenggara bimbel yang ingin meningkatkan usahanya di ranah digital.

Strategi belajar juga akan menggunakan metode Blended Learning, yaitu kombinasi kelas tatap muka dan kelas online. Peserta bisa mengulang materi belajar secara mandiri di rumah, melalui website dan sumber belajar yang sudah saya siapkan.


Skenario Usaha Ada 3 Tahapan


Perkara perangkat sudah beres, saya tinggal memantapkan desain skenario usaha kursus yang ingin saya kembangkan. Karena harga produk juga sudah ada, mudah bagi saya menghitung rencana bisnis dalam jangka waktu 3-5 sampai 10 tahun ke depan. 

Skenarionya begini:
  • 1-3 tahun, Tahap Inkubasi. 
  • 3-5 tahun, Tahap Pemantapan.
  • 5-10 tahun, Tahap Pengembangan.




Tahap Inkubasi 
Masa ini, kursus dimulai saat ini juga, dengan perangkat yang ada. Rencananya, saya hanya membutuhkan perangkat berupa:
  1. PC All in One Asus untuk membuat konten digital/materi kursus dan presentasi (untuk saya pribadi sebagai pengajar).
  2. Kabel HDMI untuk menyambungkan PC All in One Asus dengan televisi
  3. Televisi (sudah ada)
  4. Ruangan (belajar dengan lesehan di lantai).
  5. Laptop dibawa oleh masing-masing peserta kursus
  6. Akses internet dengan wifi kabel (sudah ada)
Dari masa inkubasi ini, evaluasi dilakukan untuk memantapkan fokus materi kursus, strategi pengajaran yang sesuai dengan peserta dan perangkat yang dibutuhkan.

Tahap Pemantapan
Modal untuk penambahan perangkat dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk renovasi ruangan dan tambahan perangkat. Rencananya fasilitas yang akan diwujudkan adalah:
  1. 6-12 unit PC All in One ASUS untuk peserta
  2. LCD Proyektor
  3. Meja panjang untuk peserta dengan sudah disediakan PC All in One Asus
  4. Akses internet dengan wifi kabel (sudah ada)
  5. Lokasi masih di rumah
  6. Pengajar tambahan diambil dari alumni
Tahap Pengembangan 
Di tahap ini kursus sudah mapan, baik dari segi manajemen dan sistem usaha juga dari keuangan. Ada 3 hal yang ingin saya kembangkan dari sini, yaitu Franchise, Kredit PC All in One dan Cafe Coding. 
  1. Franchise adalah projek untuk mereka yang sudah punya modal dan memenuhi ketentuan yang kami berikan. Selain sistem usaha, kami juga menyediakan perangkat berupa PC All in One ASUS, LCD Projector, Kabel HDMI, dll. 
  2. Kredit PC All in One Asus, kami tujukan pada alumni yang ingin mulai membuka usaha sendiri di rumah dengan modal terbatas. Mengingat saya sendiri juga pernah mengalami kendala yang sama ketika akan memulai usaha. 
  3. Cafe Coding adalah projek entertainment dan komunitas alumni yang perlu dijaga loyalitasnya sehingga usaha kursus tetap bertahan lama. Cafe ini berisi spot makanan dan spot ngoding, salah satu materi kursus. Spot ini berisi beberapa unit PC All in One ASUS, yang bisa digunakan oleh pengunjung. Disini juga diberikan ruangan untuk presentasi bagi para komunitas yang ingin membuat workshop atau launching produk baru. 
Mengapa 3 tahapan?
Kalau melihat skenario bisnis saya, kesannya lambat ya? 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun.
Hal ini bukan karena saya kurang percaya diri, namun saya memang menyesuaikan langkah. Ibaratnya saya tidak tancap gas pol, melainkan perlahan tapi pasti. 
Kenapa?
Tentu saja karena saya masih harus menjadikan anak-anak dalam skala prioritas. Saya ingin bisa membimbing anak dalam belajar sampai di tahapan sekolah yang aman, minimal SMA, baru bisa saya lepas mandiri 100%. Sekarang anak terkecil saya masih berusia 10 tahun masih kelas 4 SD. Jadi 3 tahapan skenario itu saya buat, agar tetap seimbang antara bisnis dan keluarga. 

Mengapa hanya perempuan?
Sejak awal saya menyatakan, ingin terlibat dalam projek pengembangan perempuan, baik secara pendidikan dan kemandirian. Selain itu di tahapan inkubasi dan pemantapan, keduanya saya lakukan di rumah. Selain karena saya ingin berbagi untuk perempuan, saya juga harus menjaga kehormatan suami dan keluarga. Akan lebih elok jika interaksi intens terjadi sesama perempuan saja ketika di rumah. Jika usaha sudah berkembang, saya akan meng-handle-nya langsung bersama suami dan dua anak laki-laki saya, maka bisa lebih luas jangkauan peserta kursusnya.

Mengapa di semua tahapan tetap setia dengan PC All in One ASUS?
Dengan suami saja setia, kenapa dengan ASUS enggak?
#eaaa....

Saya sudah percaya dengan kualitas ASUS. Waktu kuliah pasca kemarin, dosen saya, pak B julukannya, sering memamerkan laptopnya pada kami. "Walau semua udah ganti, saya selalu setia sama ASUS. Nih laptop bandel banget!", begitu katanya. Dan beberapa teman juga memilih ASUS. Saya pun yakin takkan salah pilih untuk selalu menggunakan produk ASUS untuk kepentingan pribadi maupun usaha dan bisnis. Recommended windows desktop brand loh nih ASUS.  
ASUS Desktops – Most recommended Windows desktop brand.


Apalagi produk ASUS PC All in One yang canggih dan keren itu. Kekuatan komputasinya dapat menunjang bisnis tradisional dengan teknologi terkini berupa layar sentuh 10 jari, koneksi port serial (COM), modul NFC dan pembaca Smart Card untuk mendukung aplikasi bisnis. Juga, karena bodinya ramping dan kompak, menjadikan produk ini sempurna untuk bisnis yang memiliki keterbatasan ruang area kerja. Cocok sebagai penunjang rencana untuk memulai kursus di rumah minimalis. 

Baiklah semua spesifikasi PC All in One ASUS V200IB sudah saya ulik sedemikian rupa. Dan hasilnya sesuai banget dengan kebutuhan saya membuat kursus. Alhamdulillah, untung saya ketemu ASUS. Sudah kebayang kelak kursus saya  pasti bisa berjalan asyik, seru, menarik dan maknyuuss. 
*Sumber foto yang diedit dan sumber informasi diambil dari https://www.asus.com/AllinOne-PCs/Vivo-AiO-V200IB/

keterangan:
Artikel ini diikutsertakan dalam ASUSPRO Intel Writing Competition, dan alhamdulillah mendapatkan Juara 2 untuk kategori All in One. Semoga ASUS makin jaya, dan kursus saya bisa segera dimulai dengan materi belajar yang makin enak dibaca. Terima kasih dan sukses ya ASUS



tulisan asli di:
https://heniprasetyorini.blogspot.com/2016/06/asus-vivo-aio-v200ib-pc-all-in-one-canggih-dan-harga-bersahabat--yang-dibutuhkan-untuk-membuat-kursus.html

Ini adalah tulisan itu di blog pertama saya, sempat saya redirect ke domain heniprasetyorini.com, namun 2 tahun kemudian, saya kembali ke alamat blogspot asli. Jadi ketika lomba, di domain heniprasetyorini.com.

Untuk menulis artikel ini, saya gunakan canva.com untuk membuat poster Rencana Bisnis. Dan mengedit gambar dengan PicsArt di tablet android 7 inch.

Saya kerjakan selama 2 minggu di bulan puasa Ramadhan saat itu.
Selesai artikelnya, jatuh sakit, masuk angin. Karena siang sampai malam depan kipas angin dan laptop.

Ide startup tidak langsung ini, sempat mau bikin aplikasi ujian online. Saya sudah browsing dan konsultasi ke mentor Coding Mum. Sudah membuat draft dll, tapi saya batalkan idenya. Karena sudah banyak aplikasi kuis online serupa saat itu.

Lalu saya pikir ulang, ide apa yang gue banget atau cocok dengan saya.

Teringat Coding Mum yang juga baru saya kenal tahun 2016 dan juga cerita hidup saya sendiri, sebagai ibu rumah tangga yang bisa do something setelah melek teknologi, maka ide menulis ganti.

Semoga menginspirasi. 

Ayo Bermain Coding Bersama Anak Dengan Scratch

Tidak ada komentar
Menurut Steve jobs, " Everybody should learn to program a computer, because it teaches you how to think!"

Yang artinya, "Semua orang sebaiknya belajar bagaimana cara membuat program komputer (coding), karena ini mengajarkan kita cara berpikir."

Bagaimana jika Coding ini dikenalkan sejak kecil? sejak anak-anak SD bahkan sejak anak usia dini yang belum bisa baca tulis. 

Apakah bisa?
Alhamdulillah BISA. 

Untungnya, di tahun 2020 ini, sudah banyak pihak yang pintar dan baik hati, mau membuat platform belajar coding untuk anak dan dibagikan secara sukarela.

Jadi kita bisa mengaksesnya gratis (semoga selamanya).

Salah satunya adalah SCRATCH.
Bisa coba diakses di websitenya www.scratch.mit.edu




Scratch adalah platform coding kids dengan metode visual programming. Jadi code atau kode pemrograman yang ditampilkan bentuknya kotak-kotak seperti puzzle yang tinggal di tarik dan gabungkan (drag and drop).

Juga, banyak konten visual yang sudah disediakan seperti Sprite (bentuk kucing, manusia, hewan, dll)






 Jangan khawatir jika belum pernah mengenal Scratch dan tidak tahu cara menggunakannya. Karena sudah disediakan semuanya oleh pembuatnya. Kita tinggal mengeksplorasi setiap button dan menu yang disediakan.

Untuk belajar cara menggunakan bisa mengeklik TUTORIALS, maka akan muncul kotak-kotak kecil berisi video tutorial.


Scratch ini bisa digunakan di semua gadget, baik itu komputer, laptop, android smartphone dan ipad.
Scratch juga bisa diakses online maupun offline. Jika ingin anak-anak bisa belajar coding bareng teman baru, bisa mendaftar di program Ayo Bermain Coding yang diselenggarakan oleh Kelasku Digital. Untuk mendaftar dan mendapatkan informasi baru, bisa mengisi formulir online di tautan berikut: bit.ly/newskelaskudigital , informasi kelas lainnya bisa follow instagram dan facebook Kelasku Digital. 


Selamat belajar dan mengeksplorasi ilmu baru :)



Ajaibnya Perjalanan Ibu Rumah Tangga Digital Yang Menjadi Blogger

Tidak ada komentar
Mengambil keputusan menjadi ibu rumah tangga bukan perkara mudah. Apalagi jika anda sudah berikrar untuk menjadi wanita karir bahkan sejak sekolah dengan seragam putih biru. Tetapi keputusan itulah yang saya ambil, ketika anak dan keluarga harus menjadi prioritas tertinggi. Saat itu. Sampai sekarang.

Alhamdulillah, Tuhan menciptakan gelombang elektromagnetik dan semacamnya yang memungkinan ada teknologi berbasis internet di muka bumi ini. Sehingga saya bisa belajar segala macam hal dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa mencengangkan, hanya berpusat dari rumah saja.


Blog https://heniprasetyorini.blogspot.com saya buat sejak tahun 2009, ketika saya mulai mempelajarinya sendiri secara otodidak dengan akses internet dari modem murah meriah. Tahun 2015, setelah saya baru saja lulus S2, barulah saya menekuni profesi menjadi BLOGGER.

Tanpa saya duga, blogging membuka peluang baru yang tidak disangka. Dari blogging saya mengenal coding (pemrograman) juga mendapatkan beberapa pekerjaan dan kesempatan. Saya pernah menjadi narasumber di talkshow, radio, diliput televisi dan hal lain yang dulu hanya ada di benak saja.
Bohong jika saya tidak mengaku, telah menjadi ibu rumah tangga yang putus asa (desperate housewive). Akan tetapi, dengan teknologi dan keinginan kuat untuk menggali potensi diri, saya bisa memberdayakan diri sendiri. Begitulah, disini anda akan melihat perjalanan saya dari Desperate Housewife menjadi Working At Home Mom.

Saya yakin, apa yang saya bagikan disini bukan hal yang luar biasa. Akan tetapi, saya sangat berharap anda bisa mendapatkan sesuatu dari tulisan saya.

Terutama tentang, bagaimana seorang perempuan yang menikah sejak muda, lalu melepaskan karir yang sudah ada digenggamannya dan menjadi ibu rumah tangga yang putus asa. Lalu bisa bangkit kembali dan bisa mengembangkan dirinya secara otodidak melalui dunia digital. Saya harap, jika anda mempunyai anak perempuan, saudara perempuan atau bahkan menantu perempuan, jika kelak mereka memutuskan harus menjadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah saja, apapun alasannya dan kondisi yang melatarbelakanginya, saya harap anda tidak akan patah arang.

Jika anda perempuan yang ingin RESIGN dari pekerjaan. Atau berniat nikah muda dan menjadi ibu RUMAH TANGGA. Begitu juga jika terpaksa melepaskan pekerjaan demi kesehatan ANAK, mengikuti pekerjaan SUAMI atau berbakti mengurus kedua ORANG TUA. Saya mengulurkan tangan dengan hangat, agar bisa berbagi rasa sekaligus asa.


Eksplorasi saya di dunia digital ternyata sangat menarik. Tapi, akan jauh lebih menarik lagi, jika hal itu saya bagi juga untuk anda. Untuk itulah, saya menulis blog ini yang menyajikan INFORMASI, MOTIVASI dan INSPIRASI tentang segala hal terkait teknologi digital.

Teknologi digital sering disebut punya 2 sisi mata uang. Semoga dengan membaca tulisan di blog ini, anda mendapatkan sisi mata uang yang baik dan positif. Apakah anda juga seorang petualang di dunia digital? Silahkan kontak saya di beberapa link berikut ini, lalu mari kita bekerjasama dan berkolaborasi.

Kamu Wajib Tahu! Ini Dia Jenis-Jenis Meja Kerja Kantor dan Kriterianya

Tidak ada komentar

Meja kerja kantor merupakan perlengkapan kantor yang sangat penting karena peranannya sebagai penunjang produktivitas kerja karyawan. Dewasa ini, meja kerja kantor pun bermunculan dengan beragam jenis dan desain yang sangat apik.

Namun, tahukah Anda?
Jika meja kerja kantor memiliki peranan dan fungsi yang berbeda setiap modelnya, loh. Maka dari itu, penempatan meja dalam ruangan kantor tidak bisa sembarangan. Alih-alih mampu menunjang kinerja karyawan, pemilihan meja kerja kantor yang salah akan membuat karyawan Anda merasa tidak nyaman.

Meja model ini cocok untuk kantor anda?


Nah, untuk Anda yang masih belum paham dan merasa bingung, yuk simak ulasannya tentang jenis meja kerja kantor serta peranannya di bawah ini.

1. Meja kerja kantor untuk karyawan/staff
Pada umumnya, meja yang diperuntukan untuk karyawan/staff memiliki banyak sekali jenisnya. Dari meja dengan desain tanpa laci hingga meja yang mempunyai laci atau papan untuk tempat keyboard komputer.

Namun, untuk memudahkan memilih meja mana yang paling cocok, sangat disarankan bagi Anda memilih meja disesuaikan dengan kondisi ruangan, banyak staff, dan kebutuhan.

Misalnya, untuk banyak karyawan, Anda bisa memilih meja dengan kubikel-kubikel dan untuk karyawan yang menggunakan komputer Anda bisa membeli meja yang memiliki papan keyboard untuk memudahkan karyawan Anda dalam bekerja.

2. Meja kerja kantor untuk direksi
Untuk jenis meja kerja kantor untuk redaksi ini memiliki perbedaan dengan meja kerja kantor untuk karyawan/staff. Biasanya, meja kerja kantor untuk direksi biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan tebal juga memiliki laci-laci yang dapat digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting agar aman.

Desainnya juga lebih modern, dipelintir dengan apik hampir mirip dengan meja untuk pimpinan.

3. Meja kerja kantor untuk resepsionis
Meja kerja kantor untuk resepsionis mempunyai desain yang cukup besar juga lebar. Hal ini diperuntukan untuk beberapa staff resepsionis agar merasa nyaman saat bekerja dan tidak kesempitan.

Sedangkan desainnya yang dibuat tinggi itu bertujuan memberi batasan antara staff kantor dan orang asing yang datang.

4. Meja kerja kantor untuk rapat
Nah, ini adalah jenis meja terakhir yang wajib banget dimiliki oleh sebuah kantor. Yup. Meja kerja kantor yang digunakan untuk rapat. Meja kerja kantor jenis ini dibuat dengan ukuran yang cukup besar. Biasanya berbentuk oval atau lingkaran dengan jajaran kursi yang cukup banyak guna menampung staff yang berpartisipasi dalam rapat.


Nah, setelah mengetahui jenis meja kerja kantor, rasanya kurang afdol jika ingin langsung membelinya, tetapi belum tahu bagaimana kriteria meja kerja kantor yang bagus. Buat Anda yang mau tahu, berikut kriteria sebagai acuan untuk membeli meja kerja kantor.


  1. Jangan pilih meja dengan permukaan mengkilap. Kenapa? Karena permukaan meja yang mengilap dapat mengganggu kinerja karyawan terutama bagian penglihatan akibat cahaya yang dipantulkannya dari cahaya lampu pada ruangan.
  2. Jangan membeli meja kerja kantor dengan ukuran yang berlebihan. Lain kebutuhan, lain pula yang harus dibeli. Meja kerja kantor tak bisa disamakan begitu saja antara jabatan yang satu dan yang lainnya. Jadi, belilah sesuai kebutuhan dan sesuaikan dengan tempat yang nantinya digunakan untuk meletakkan meja.
  3. Pilihlah meja kerja kantor dengan desain terbuka bagian bawah. Kenapa? Karena hal ini mampu menyirkulasi udara dengan baik hingga karyawan/staf merasa nyaman dengan meja kerjanya.


Nah, setelah mengetahui jenis meja kerja kantor, kegunaan, dan kriteria. Rasanya, Anda yang hendak membeli meja kerja kantor tak akan keliru lagi.

Study Quill, Channel You Tube Tentang Cara Belajar Anak Remaja

Tidak ada komentar
Menarik sekali, menemukan channel ini. Ada seorang gadis remaja yang antusias tentang belajar dan mendokumentasikannya dengan asik. Channel ini bernama STUDY QUILL.

Kalau melihat videonya, saya jadi membatin, "Seandainya dulu jamanku sekolah sudah ada You Tube, mungkin aku akan juga bikin ginian ya."


Coba lihat video di atas. Isinya tentang cara dia mencatat di buku dengan gambar dan tulisan yang menarik. Bukan sekadar memindahkan isi textbook, tetapi dia membuat rangkuman dan beberapa poin penting. 

Kagum dengan tulisannya yang rapi? apalagi di tambah gambarnya yang bagus dan jelas dengan warna-warni. 

Cara mencatat ini bisa kalian tiru, dengan gaya mencatat sendiri di buku. Tidak harus serapi itu. Bisa dengan MIND MAP atau catatan ruwet yang kalian bisa pahami sendiri. 

Yang penting dari channel ini adalah SEMANGAT BELAJAR MANDIRI. 

Ini adalah kunci penting untuk kita semua yang akan terus berlaku sampai akhir hayat nanti.

DARI CODING MUM KE AKADEMI PRASETYORINI

Tidak ada komentar

Berdiri di hadapan 200 ibu-ibu di Tulungagung, membuat hati saya berdesir sendiri. Siapalah saya ini? Programmer bukan, motivator sukses juga bukan. “Saya hanya ibu rumah tangga yang suka internetan”, begitulah satu kalimat yang saya ucapkan tiap kali memperkenalkan diri jika diundang sebagai pembicara. Seperti juga kala itu, ketika berada di Tulungagung di acara Sosialisasi Coding Mum. Bagaimana bisa seorang ibu rumah tangga murni, satus persen, tiap hari megang sapu dan pel, bisa mendadak jadi pembicara? Bahkan pengajar atau trainer? Lah kok bisa? Nah, begini ceritanya.

Perkenalkan, nama lengkap saya Heni Prasetyo Rini. Saya termasuk salah satu alumni Coding Mum Surabaya Batch 1. Sebelum mengikuti kelas belajar membuat website ini, saya adalah emak-emak yang aktif di jagad maya. Ingat, “jagad maya” loh ya, bukan mulan jamila  #eh.

Saya aktif di dunia digital sejak tahun 2010, tapi masih sebatas menulis dan mencari informasi.Selain menulis di blog dan menjadi pegiat digital, saya juga sempat mencoba peruntungan membuka sebuah onlineshop jilbab. Jika anda pernah mengenal olshop bernama “Jilbab Orin” sekitar tahun 2010, nah itu punya saya. Saya murni ibu rumah tangga dengan segala rutinitas domestic. Terlebih ketika anak kedua saya lahir premature, saya total ada di dalam rumah saja.

Teknologi digital membantu saya untuk belajar, berkarya dan eksis walaupun dari rumah saja. Apalagi ketika saya mengenal CODING MUM. Ini seperti sebuah PINTU AJAIB yang membuat saya masuk ke sebuah dunia baru, seru, menarik dan ternyata bisa juga menghasilkan.

meja paling depan kelas Coding Mum Surabaya 2016

Saya termasuk emak-emak yang sangat aktif di Coding Mum Surabaya. Saya berusaha untuk tidak bolos kelas satu kalipun. Setiap kali selesai kelas, sesampai di rumah, saya langsung membuka laptop di malam hari. Kemudian membuat grup whatsapp coding mum Surabaya rame dan panas karena pamer hasil belajar secara online itu. Saya bersungguh-sungguh ingin menguasai cara membuat website untuk pemula ini. Dan sampailah saya di tugas akhir untuk presentasi.

Semula saya akan membuat website Studio Belajar Doji, untuk menyimpan hasil browsing sumber belajar anak-anak saya. Akan tetapi, di hari akhir kelas, saya mulai ngeh bahwa misi dari kelas belajar ini adalah memberdayakan perempuan. Maka saya pun mengangkat kembali rencana yang ingin saya buat bersama beberapa teman sebelumnya. Yaitu membuat kelas belajar khusus perempuan bernama AKADEMI PRASETYORINI. Ini adalah konsep yang terus menerus saya bawa dan dengungkan