Bisa Juga Mendesain Tampilan Awal UI/UX Ios Apps Dengan Sketch


Saya ini sebenarnya paling males kalau bikin desain gambar. Semacam ribet banget gitu. Bisa berjam-jam gonta-ganti warna dan font huruf doang. Atau geser sana geser sini beberapa bagian gambar. Itulah sebabnya untuk mendesain Banner kegiatan apapun, baik itu membuat seminar, kelas training, kuliah online dan lain sebagainya saya mengandalkan beberapa platform Desain Gambar Online. Paling sering sih pakai Canva. 

Nah, ketika di Apple Developer Academy, saya kira bakal kenalan sama pelajaran CODING doang. Eh ternyata, yang dimaksud ada materi DESAIN, salah satunya adalah membuat tampilan UI/UX Ios Apps. Tools yang dipakai untuk desain macem-macem sebenarnya. Bisa Marvel Apps, Sketch dan yang baru juga saya kenal dari beberapa teman adalah Just In Mind (unik ya nama tools-nya). 

Nah, di kelas Apple Dev ini, dianjurkan untuk menggunakan SKETCH. Dengan pertimbangan, hampir semua orang yang membuat aplikasi untuk apple ini menggunakan sketch. Karena konsep bekerja di Apple adalah kolaborasi, maka jika bahasanya sama akan lebih memudahkan. Sederhananya sih, kalau satu ngobrolin Sketch - yang lainnya akan lebih cepat paham. 

Pada awalnya saya memilih membuat desain UI/UX Ios Apps menggunakan Just In Mind. Karena ketika sekilas saya bandingkan dengan Sketch, Just In Mind ini relatif lebih mudah dan icon fiturnya gede-gede. Ramah gitu untuk mata ibu-ibu seperti saya, yang udah pakai lensa plus. 

Akan tetapi kali ini, saya menantang diri sendiri, penasaran juga tentunya, apa bener saya nggak bakal bisa terus pakai Sketch? 

Coba dulu ah, siapa tahu bisa. 
Nah, begitulah, beberapa hari kemarin saya coba otak-atik nih alat mendesain tampilan aplikasi di iphone. Dan alhamdulillah dengan kecepatan bulan, selesai juga rancangan di bagian tugas saya membuat Profile. Berikut tampilannya. 



Di gambar itu hanya tampak kotak-kotak jejer-jejer. Itu sebenarnya tiap screen atau page atau halaman tampil di iphone.

Seharusnya setelah desain per kotak selesai, harus ada semacam kabel-kabel yang saling bertautan atau disebut juga wireframe. Kalau sudah terkoneksi semua, maka desain ini akan bisa dijalankan (di-PLAY) sehingga tampak seperti udah jadi apps beneran, dan itulah yang disebut dengan PROTOTYPE. 

Untuk prototyping web dan mobile app yang saya sebutkan tadi, bisa diakses di link berikut ini:
1. Sketch : https://www.sketch.com
2. Just in Mind : https://www.justinmind.com
3. Marvel Apps : https://marvelapp.com

Silahkan membuka tautannya satu per satu, dan praktek membuat rancangan tampilan aplikasi mobile baik itu untuk dibuka di android ataupun di iphone. Selamat mencoba. 


Belajar Skill Baru Bikin Kamu Lebih Sehat dan Happy

1 komentar
akademi prasetyorini


Hallo millenials.
Kalau liburan singkat-singkat gini, kayak weekend gitu, biasanya ngapain saja sih?

Masih kerja? atau malah lembur?

Waduh, sorry to hear that ya, kali ini obrolan kita seputar mereka yang dapat anugerah libur di hari Sabtu dan Minggu.

Freelancer work on holiday kak! no libur libur club!

Seketika akan ada suara-suara netijen yang begini. Sabar sabar lah ya.

Baiklah, nggak usah mbahas libur weekend lagi. Fokus pada libur saja, alias sebuah kegiatan yang lepas (walau sesaat) dari rutinitas harian kamu.

Mayoritas orang, mengisi waktu liburnya habis-habisan untuk bersenang-senang dan santai. Apalagi ini untuk mereka yang di weekdays-nya ketat banget ritme kerjanya. Giliran Sabtu dan Minggu datang, energi seperti habis tak bersisa. Mulai pagi sampai ketemu pagi lagi, gegoleran terus depan tivi, laptop atau sambil nenteng ponsel di atas bantal. Capek banget.

Akan tetapi, apakah hal ini bisa membahagiakan jiwamu?
Ceila bahasanya.

Ternyata hasil riset beberapa peneliti neuroscience menunjukkan, salah satu hal yang bisa membuat bahagia adalah otak yang telah menerima ilmu baru. Percaya nggak percaya, belajar itu bisa bikin sehat dan bahagia.

Belajar Bisa Bikin Sehat

On a physiological level, learning new things is good for your brain. According to CCSU Business & Development, practicing a new skill increases the density of your myelin, or the white matter in your brain that helps improve performance on a number of tasks. Additionally, learning new skills stimulates neurons in the brain, which forms more neural pathways and allows electrical impulses to travel faster across them. The combination of these two things helps you learn better. It can even help you stave off dementia.
Sumber artikel itu di sini.

Jadi, belajar atau mempraktekkan skill baru itu bisa meningkatkan massa jenis MYELIN, yaitu semacam selubung putih di otak yang membantu peningkatkan kinerja beberapa tugas otak tersebut. Coba buka lagi buku biologinya deh ya.
Nah, belajar hal baru ini bisa menstimulasi neuron alias sel syaraf di otak. Caranya dengan membentuk jalur neural yang lebih banyak sehingga sinyal-sinyal elektrik yang emang udah suka berloncatan di otak itu, bisa melaju lebih cepat. Sederhananya, kita mikir jadi lebih cepet gitu, nggak lola alias loading lama.

Nah kedua hal ini, myelin makin padet dan jalur neural yang makin banyak itu bisa mencegah kita dari penyakit dementia alias kepikunan. Belajar bikin makin sehat kan?


Trus Bagaimana Belajar Bisa Bikin Happy?

Nah, dikutip lagi dari situs Psikolog. Yang bunyinya begini,
This can also help with creating what psychologists call ‘flow’ or ‘being in the zone’ – when we’re so absorbed in what we’re doing, we lose sense of time and of ourselves. ‘It’s not passive, like when watching TV – it’s active,’ explains King. When we’re in flow, the level of challenge in the activity just exceeds our level of skill. We’re also getting instant feedback from the activity on whether what we are trying is working, so we can adjust what we’re doing accordingly. As our skill increases, so does the challenge. During flow, we generally don’t feel anything – so intense is our focus – but afterwards we might feel a sense of deep satisfaction and a boost from having increased our skill or achieved something. ‘In some ways it’s a form of mindfulness; being totally focused on the present, so we get the benefits of that, too,’ says King.

Untuk membaca artike lengkapnya, bisa klik di sini,

Terjemahan singkat dari kutipan itu adalah,

Belajar itu adalah kegiatan yang aktif. Kalau menonton TV itu sebaliknya, hanya kegiatan pasif, otak nggak akan bergerak. Ketika belajar dan tekun menekuni hal baru itu, orang akan ada dalam keadaan "flow" atau mengalir. Kebayang seperti kita jadi tenggelam dalam bahan yang dipelajari. Entah itu belajar memasak, fotografi, menulis, menggambar atau bahkan membuat rak kayu. Nah ketika orang sudah dalam kondisi "flow" ini, fokus beneran, lama-lama akan merasakan kepuasan yang sangat dalam. Perasaan bersemangat muncul karena kita telah mendapatkan skill baru atau sudah bisa melakukan sesuatu. Puas banget gitu rasa di hati. "Yes, akhirnya aku bisa masak resep baru ini!", misalnya begitu.


Nah, mau itu libur atau waktu senggang, cobain deh belajar hal baru. Dengan fokus dan sungguh-sungguh. Pilih topik yang kamu sukai dan kamu kepoi. Setelah itu, rasakan hatimu. Makin happy kan?

Kalau pengen dapat ide belajar skill baru bidang digital creative, mampir saja ke blognya Akademi Prasetyorini [akademi.prasetyorini.com]

Oke, jadi kamu udah belajar hal baru apa aja akhir-akhir ini?

Share di comment dong :)










Alhamdulillah, Diterima di UC Apple Developer Academy 2019


Di awal tahun 2019, saya mendapatkan kejutan lagi dari Sang Maha Kuasa dan Maha Baik. 
Setelah kejutan pertama di akhir tahun 2018, nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba jadi "presiden" :)


Alhamdulillah, Allahu Akbar. Sungguh hanya karena kebaikan-NYA itulah saya akhirnya bisa diterima sebagai salah satu Public Participants UC Apple Developer Academy. 

Hal detil tentang UC Apple Developer Academy, bisa di baca di sini

Tersebutlah mbak Eta Rahayu, salah satu blogger muda dan cantik dari Surabaya, yang membagikan informasi rekritmen ini di grup whatsapp. Dia me-mention nama saya, dan mengatakan, "mungkin ini cocok buat mbak Heni".

Sejenak saya langsung 'suudzon', biasanya rekruitmen semacam ini akan dibatasi umurnya. Kalau nggak maksimal 25 tahun, ya 35 tahun. Maka tanpa pikir panjang, saya langsung teruskan saja informasi itu ke grup Gabung KCMI - Grup whatsapp untuk anggota baru Komunitas Coding Mum Indonesia. Juga beberapa grup alumni Coding Mum. 

Setelah waktu longgar, baru saya baca lebih detil lagi rekruitmen itu, dan ternyata  usia saya masih bisa masuk. Wah, kesempatan ini harus dicoba. Saya pun mengikuti alur pendaftaran yang dipersyaratkan. 

Tahap pertama pendaftaran adalah mengirimkan dokumen di form online yang sudah di sediakan. Jika lolos, maka akan mendapatkan chat di whatsapp. Dan alhamdulillah saya lolos tahap pertama. 

Tahap kedua adalah membuat video profil dengan tema "Kenapa saya harus ikut program UC Apple Dev Academy". Video lalu diposting di you tube dan media sosial dengan hestek tertentu. 

Baik tahap kesatu maupun kedua, masing-masing saya kena deadline sekitar 2 hari saja. Dan ketika akan posting videonya, diselingi drama listrik mati dan wifi ngadat di rumah. Seperti yang saya ceritakan di sini. 

postingan lengkap bisa dibaca di sini

Ketahanan mental pegiat digital memang harus diuji dengan drama akses internet. Maka, ketika listrik sudah menyala dan mulai aman posisi sinyal wifinya yang sempat nyala padam nyala padam, saya posting saja video itu. Video berdurasi 3 menit, lebih lama daripada syarat seharusnya yang sekitar 1 menitan. Tapi saya sudah tidak ada waktu lagi untuk mengeditnya atau rekaman ulang. Khawatir wifi semakin bermasalah. 

Video Profil


Saya mengirimkan video ini dengan ZERO MIND, tidak berandai-andai atau mengharapkan apa-apa. Sengaja saya masukkan profil sebagai Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia, juga memasang banner Kelasku Digital sebagai latar belakang. Dengan alasan, kalaupun saya tidak lolos, minimal orang tahu apa itu Coding Mum, lalu juga melihat dan mendengar apa itu Kelasku Digital. Semacam promosi terselubung :)

Hari pengumuman pun datang, saya mendapatkan chat whatsapp bahwa masuk Top Priority calon peserta, kemudian harus mengikuti Potential Test di Universitas Ciputra. Ada hal lucu di hari tes itu. Ketika akan menuliskan absensi, ada peserta yang kikuk ketika melihat saya. Antara ingin hormat ke ibu guru atau pegawai kampus gitu kali perasaannya hahaha. Maklum saja lah ya, penampilan saya pasti udah ibu-ibu banget. 



 Nah ini, saya kebetulan bareng jadwalnya dengan Hildi, dia ini anak muda dev Surabaya yang bekerja di Maulidan Games Studio.


Ujian 100% dilakukan secara online. Hati saya jadi maknyes gimana gitu, serasa anak SMA lagi ujian nasional :).

Isi test-nya sendiri  tentang:
Logika = macam Tes Potensial Akademik, Coding, Creative dan Bisnis.
Total 100 soal dikerjakan online di komputer yang sudah disiapkan Univ.Ciputra Surabaya.

Sebelum pulang, saya dan Hildi ngobrol di lobi belakang. Lalu bertemu bu Jelita yang baru saja selesai ujian di sesi kedua. Kami tertawa membicarakan Score hasil ujian. Hildi mendapat skor 70, saya 65 dan Jelita 45 (merdeka!).



Selesai ujian ini, tahap selanjutnya adalah interview. Jeda waktu pengumuman cukup lama dan awalnya saya tidak mendapatkan chat whatsapp ketika Hildi dan lainnya sudah diberitahu bahwa lolos tes potensial tadi, dan harus interview. 

Nah, saya sudah berasumsi gagal alias tidak lolos. Maka saya pun mengatur siasat dan strategi lain bersama Trio Coding Mum Surabaya dan juga Hildi yang ketemu saya tadi. Pada intinya kami siap gas pol untuk membuka kelas belajar baik untuk Coding Mum maupun Coding Kids di Surabaya dan sekitarnya. 

TRIOBOLOLO = 3 pegiat Coding Mum Surabaya
ki-ka= Jelita, Tika, Saya 

Ternyata, sekitar sebulan kemudian saya mendapatkan chat pribadi dari satu blogger muda Surabaya, yang mendapatkan chat dari UC, untuk mengikuti Potensial Test. Rupanya ada rekruitmen tahap kedua di bulan Februari. Dan tanpa disangka, saya mendapatkan chat whatsapp untuk mengikuti Interview di UC. Wah, saya lolos tes ternyata? Skor 65 masih memenuhi syarat skor minimal.


Antara percaya nggak percaya, alhamdulillah masih ada kesempatan kedua. Maka harus saya gunakan sebaik-baiknya. Namun sekali lagi, Zero Mind, saya tak ingin berharap terlalu muluk. Saya sadar diri dan sadar umur heheh. 

Lihat saja foto di atas, waktu menanti urutan interview, saya bertemu anak-anak muda ini. Mereka mayoritas alumni UNAIR yang baru lulus kuliah sarjana. Masih FRESH banget. Dan ada satu yang sudah aktif bekerja di ranah digital kreatif di Jakarta, yang kemudian pindah ke Surabaya karena mengikuti suaminya, si pengantin baru saya menyebutnya. 

Karena saya sudah siap gagal, maka pertemuan itu tidak boleh tidak ada hasilnya sama sekali. 
Maka dengan kekuatan bulan, saya mengajak mereka bergabung dengan Komunitas Coding Mum Indonesia. Kami juga ngobrol asyiek sekali tentang kegiatan masing-masing. Ada yang dari psikologi, DKV dan manajemen bisnis. Bakal asik sekali kalau mereka bisa berbagi dan aktif bersama Coding Mum. 

Pengumuman hasil interview langsung esok harinya, begitu kata pihak pewawancara. 

Harap Harap Cemas,

Saya meminimalisir perilaku dikit-dikit cek HP dengan mematikan kuota data. Sengaja hahaha. Malah saya rencana buka hape besok paginya aja, sehari setelah masa pengumuman, biar santai aja kalau emang nggak ketrima gitu. Trus menyibukkan diri sendiri membuat Silabus untuk Coding Mum dan Kelasku Digital. 

Rupanya, jika jodoh nggak akan kemana, berlaku juga di sini. Menjelang maghrib, saya iseng membuka hape dan ternyata beberapa orang sudah memberikan Selamat lewat whatsapp. 

"Bu Heni, selamat ibu diterima di UC Apple Academy. Dan malah satu-satunya peserta perempuan di kategori Public Participants."

Allahu Akbar. Sekali lagi Allahu Akbar. 

Ini bukan kemenangan kawan, ini tugas. 
Saya bergegas memastikan teman-teman cantik yang ikutan interview kemarin, untuk segera bergabung ke Coding Mum dan mengenal Coding di sana. Saya yakin, skill basic coding saya yang saya dapat dari Coding Mum selama 3 tahun ini, menjadi salah satu faktor nilai tambah sehingga bisa lolos dan diterima. Sementara mereka, masih belum mengenal coding.


Selesai mengecek keabsahan kelolosan saya di website resmi UC Apple 
Saya pun bersiap memenuhi tahap administrasi selanjutnya. Untunglah Universitas Ciputra ini letaknya di Surabaya Barat, yang notabene dekat dengan rumah saya.

 Alhamdulillah ya Allah...Engkau Sungguh Maha Baik. 



Hati saya berdebar sangat kencang ketika berdiri di depan banner ini, di salah satu ruangan UC untuk registrasi. Kebetulan saat itu bertepatan dengan momen Training The Trainer, untuk fasilitator yang langsung ditraining oleh pihak Apple.

Sesekali saya mencuri pandang dan mencuri dengar. Menyaksikan orang asing, sedang mengajar langsung di depan mata dengan bahasa Inggris. Suatu keadaan yang biasanya saya alami lewat layar laptop atau hape saja. Apalagi instrukturnya ini dari Apple langsung, sebuah brand kelas dunia. 




selesailah urusan login di LMS-nya Apple Dev Academy

Tahu nggak gais,,,,,
Pengumuman diterima ini, saya dapatkan sehari sebelum ulang tahun saya ke-40 tahun. 

40 tahun coba, Can you imagine that?

Di usia 40 tahun ini, Allah SWT memberikan saya kesempatan untuk "kuliah" lagi dengan materi berkelas dunia, secara gratis, bahkan saya digaji sebagai "pekerja magang" oleh Apple, juga mendapatkan pinjaman device berupa Macbook Pro dan Iphone terbaru selama masa belajar sekitar 9 bulan. 

Yang lebih takjub lagi adalah lokasinya dekat dengan rumah saya. 
Ini adalah hadiah yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta dan Maha Pengatur segalanya. 

Life is magic.
Keajaiban dalam hidup kita akan datang pada waktunya.

Dalam momen ini juga, sekalian saya mengabarkan bahwa demi menjaga fokus dan energi biar bisa maksimal di UC Apple Developer Academy, maka saya menunda rencana kegiatan yang padat baik untuk Komunitas Coding Mum Indonesia (KCMI) maupun Kelasku Digital, terutama kegiatan offline di Surabaya dan sekitarnya.

Sebagai gantinya, saya bersinergi dengan beberapa pengurus KCMI untuk membuat program kegiatan yang bisa dilakukan secara online.

Semoga dengan langkah ini, hasil "kuliah" saya bersama pihak UC dan Apple, akan maksimal sehingga memberikan impact yang bagus untuk program KCMI ke depannya. 

Sekali lagi MOHON DOA RESTU.
Ini semua adalah Untukmoe Rakjat-Rakjatkoe ...

Salam Edukasi Penuh Kasih

Heni Prasetyorini
Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia


Resmi Menjadi Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia

7 komentar
Sejak akhir tahun 2018 kemarin, saya resmi menjadi Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia. Hal ini menjadi peristiwa yang sangat bersejarah buat saya, keluarga dan para pegiat Coding Mum di Surabaya. Sama sekali tidak menyangka, akhirnya suara terbanyak jatuh pada nama saya. "HENI", "MBAK HENI", "MBAK HENI SARANGHAEYO", beberapa kali nama itu disebut oleh ibu Susi ketika membacakan nama yang ditulis dalam gulungan kertas kecil itu. Kertas yang dibagikan ke semua wakil alumni Coding Mum se-Indonesia yang hadir di Hotel Tunjungan Surabaya, bulan November 2018.

Sebelumnya saya mohon maaf baru sempat menulis artikel ini sekarang, 19 Januari 2019. Karena sejak pelantikan jadi Presiden, isi kepala saya tak ada hentinya berpikir untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik. Sampai saat ini pun banyak sekali putaran ide untuk program baru KCMI ke depan. Dengan siapa akan berkolaborasi dan lain sebagainya yang harus dibicarakan secara intens dengan Pengurus Inti KCMI, Ambassador KCMI dan juga pihak Kolla Education dan tentu saja BEKRAF.

Ibu Poppy Savitri, Direktur Edukasi Kreatif BEKRAF memberikan sambutan

Jadi ceritanya begini, CODING MUM itu sebenarnya program unggulan dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Kebetulan, alhamdulillah, saya termasuk peserta Coding Mum di Surabaya angkatan pertama di tahun itu juga. Semenjak itu, saya dan beberapa alumni di Surabaya, gencar meneruskan "nafas edukasi dan pemberdayaan perempuan melalui teknologi" ini di Surabaya dan sekitarnya. Baik itu berupa seminar, workshop membuat website, menjadi narasumber di radio dan tentu saja aktif "bicara" di media sosial.

Selama dua tahun lebih itu, bisa dibilang para alumni Coding Mum di Indonesia masih berjalan sendiri-sendiri. Coding Mum sebenarnya sudah dilaksanakan juga di luar negeri, yaitu Hongkong dan Malaysia. Teman-teman yang berkerja sebagai Buruh Migran Indonesia, antusias sekali belajar coding bersama dan lulusannya bahkan ada yang sudah berani dan bisa menerima pekerjaan membuat website yang dikerjakan dari jarak jauh, karena klien mereka berasal dari Indonesia. Keren kan ya?

Program Coding Mum ini mulai diminati dan dirasakan manfaatnya. Alumni yang sudah mendapatkan pelatihan juga sudah ada dari beberapa kota besar di Indonesia. Alangkah baiknya jika program ini terus bergulir secara mandiri, untuk itulah dibentuklah Komunitas Coding Mum Indonesia. Pemberdayaan alumni untuk terus menggerakkan program ini diutarakan oleh mbak Ellen dan bu Susi dari pihak Kolla Space Education yang selama ini menjadi penyelenggara pelatihan Coding Mum.

Video Proses Pemilihan Pengurus Inti



Tentu saja rencana ini disambut dengan sangat antusias oleh kami, para wakil alumni Coding Mum dari Aceh sampai Jayapura yang hadir di Surabaya saat itu. Setelah pemilihan pengurus inti, kami bersiap untuk hadir ke Bekraf Festival Surabaya, yang juga acara besarnya Bekraf. Di momen ini saya juga sudah diminta sebelumnya untuk menjadi narasumber Talkshow Coding Mum. 

Intinya semuanya begitu antusias dan menyenangkan. Meluap-luap, meletup-letup sampai akhirnya saya tak begitu awas dengan langkah sendiri. Jadi setelah membuat video singkat ini untuk mengajak hadirin dan hadirat ingat untuk datang ke Grand City Mall Surabaya, tempat diadakannya talkshow sekaligus Bekraf Festival, eh tiba-tiba saya jatuh terkilir. Kaki yang mendadak menekuk sendiri dengan konfigurasi yang entah gimana itu rasanya sakiiit sekali. Apalagi kaki yang terkilir itu adalah kaki kiri, kaki yang beberapa tahun lalu sempat terkilir juga sampai retak, dioperasi dan dipasang kawat tembaga sampai sekarang. Kebayang ngilunya itu loh gaes. Sementara beberapa menit lagi, saya harus naik panggung untuk mengisi talkshow bersama Bu Poppy dan Mbak Ellen.


Video Reminder Talkshow



Talkshow harus terus berjalan


Begitulah, biar kaki ngilu dan sakitnya sampai ke ubun-ubun, semua rencana harus berjalan sebagaimana mestinya. Tepat ketika saya terkilir, ibu Susi buru-buru membawakan balsem yang entah dari siapa itu, untuk membuat kaki saya lumayan "panas". Saya olesi saja dan berusaha mengurutnya sedikit demi sedikit. Saya bersyukur karena kaki saya masih bisa digerakkan, jari-jari kaki bisa bergerak, diurut juga tak terlalu sakit seperti dulu. "Untunglah ini tidak retak lagi sepertinya, sakitnya tak seperti yang lalu itu", begitu saya ucapkan kepada bu Susi yang tampaknya cemas sekali. 

Allahu Akbar, peristiwa ini membuat saya mencoba meramunya menjadi hikmah. Biarpun ini bisa dibilang karangan saya sendiri. 
"Heni, kamu jadi Presiden, jadi pemimpin. Harus hati-hati dalam melangkah. Jika sembrono akan terkilir dan sakit seperti ini." Begitu yang saya ulang-ulang untuk menguatkan diri sendiri. Bahwa sakit ini adalah reminder dan saya nggak boleh cengeng. 

Alhamdulillah banyak teman baik, membantu menggandeng saya untuk naik turun panggung beberapa kali. Untuk momen talkshow, peresmian Komunitas Coding Mum Indonesia dan pelantikan menjadi Presiden, serta yang terakhir berfoto bersama Ketua BEKRAF, bapak Triawan Munaf dan semua anggota alumni dan Kolla yang hadir.

komunitas coding mum indonesia
Wakil alumni Coding Mum se-Indonesia bersama pak Triawan Munaf, Kepala BEKRAF

Begitulah, sejak tanggal 16 November 2018 itu saya resmi menjadi ketua umum yang selanjutnya disebut Presiden dari Komunitas Coding Mum Indonesia sampai 2 tahun ke depan. Semoga bisa menjalankan tugas dengan baik. Mohon dukungan teman-teman semua.

Jika ingin bergabung bersama kami, bisa mengunjungi website codingmum.id.
Sampai jumpa di kegiatan Coding Mum selanjutnya ya...

Dapatkan Keseruan Nonton 5 Film Akhir Tahun 2018 di Cinemaxx

Tidak ada komentar
credit

Ramaikan momen pergantian tahun dengan 5 film bioskop paling ditunggu-tunggu berikut ini
Tahun baru sebentar lagi tiba. Bagi Anda yang belum memiliki agenda untuk merayakan momen pergantian tahun, cek jadwal Cinemaxx dan temukan 5 film bioskop keren yang trailer-nya sempat viral di dunia maya. Apa sajakah 5 film tersebut? Berikut informasinya.

1.     Aquaman: Menghadirkan Cerita dari Negeri Atlantis
Ini dia film bertema super hero yang diadaptasi dari DC Comics. Banyak dinantikan oleh penggemar, Aquaman bercerita mengenai sosok Arthur Curry yang diperankan oleh Jason Momoa. Bersama Hera (Amber Heard), Arthur berusaha untuk menyelamatkan dua kehidupan (daratan dan lautan) sekaligus dari ambisi Orm—saudara tiri Arthur. Konfliknya pun semakin menegang ketika Arthur bertemu dengan sosok lain yang tak kalah jahat dengan Orm yaitu Black Manta. Bagaimana kelanjutan petualangan Arthur dan Hera untuk mengalahkan ke dua sosok tersebut? Yuk, cek jadwal Cinemaxx dan temukan jawabannya.

2.     Mortal Engines: Film yang Diadaptasi dari Novel Karya Philip Reever
Satu lagi film Hollywood terbaru yang akan mengisi minggu-minggu terakhir sebelum tahun 2019 tiba. Diperankan oleh Hera Hilmar, film Mortal Engines bercerita mengenai karakter Hester Shaw yang berjuang menghadapi kekacauan bumi di masa Apocalyptic. Film ini diadaptasi dari novel Philip Reeve dengan judul yang sama. Dalam trailer-nya, Mortal Engines banyak menyuguhkan adegan aksi yang mendebarkan. Belum lagi efek audio dan visual yang membuat film ini begitu hidup. Untuk Anda yang ingin memeriahkan momen akhir tahun, menonton film ini di bioskop bisa menjadi pilihan yang tepat.

3.     Bumblebee: Awal Kisah Si Mobil VW Kuning di Film Transformers
Kalau Anda penggemar film fiksi Transformer pasti sudah tak asing lagi dengan karakter bernama Bumblebee bukan? Bumblebee merupakan robot berwarna kuning dan menjadi bagian dari  Autobots. Film yang disutradarai oleh Travis Knight ini dijadwalkan tayang pada 21 Desember mendatang, Menurut kabar, Bumblebee akan jadi kisah terakhir dari film sekuel Transformer. Dengan setting tahun 1980-an, Bumblebee muncul sebagai sosok VW Beetle yang bertemu dengan Charlie Watson (Hailee Steinfeld) dan mereka pun saling melengkapi.

4.     Mary Poppins Returns: Kisah Dongeng dengan Setting Tahun 30-an
Dirilis tanggal 19 Desember mendatang, Mary Poppins Returns bercerita tentang pengasuh anak yang memiliki kekuatan sihir. Kali ini  Mary Poppins kembali ke keluarga Banks untuk membantu mereka dari ancaman kehilangan rumah. Dalam trailernya terlihat bahwa film ini dikemas secara apik dengan mengambil gambar London tahun 1930-an sebagai latar cerita  serta memberikan sentuhan animasi yang menarik.

5.     Widows: Cerita Balas Dendam Para Janda
Widows mengisahkan tentang 4 janda yang melakukan balas dendam atas kematian suami mereka yang mengenaskan. Diperankan oleh Viola Davis, Michelle Rodriguez, Elizabeth Debicki, dan Cynthia Erivo, ke empatnya pun harus berhadapan dengan polisi korup dan mafia. Aksi balas dendam berupa saling tembak dan baku hantam tak terelakkan. Mampukah ke empat janda ini menyelesaikan masalah mereka? Temukan jawabannya di film Widows yang sudah tayang di Cinemaxx.

Sudah tahu film mana yang akan Anda tonton? Nah, kini saatnya memesan tiket. Tak perlu antre di depan loket, sekarang pembelian tiket Cinemaxx bisa Anda lakukan dengan mudah di Traveloka. Selamat menonton dan jangan lupa selalu rutin cek jadwal Cinemaxx untuk mengetahui jam tayang film-film terbaru.

5 Barang Wajib Ada Di Tas

Tidak ada komentar

Hiya, tas kuning mencrang selalu mencuri perhatian. Apalagi jika tabrak warna sama outfit yang saya pakai. Ini nyentrik karena tas-nya ya itu-itu aja. Saya juga heran kenapa dulu milih warna tas yang kuning, bukan hitam?
Entahlah hahaha.

Yang penting sesuai instruksi Blogger Perempuan challenge, saat ini membahas 5 barang yang wajib ada di tas ala saya.

1. Handphone dan Chargernya, diusahakan juga ada kuota data. Jaga-jaga jika jauh dari wifi.

2. Dompet dan segala isinya. Mulai duit, SIM, KTP sampai Kartu Nama.

3. Notebook kecil dan pulpennya. Buat mencatat cepat hasil olah pikir, biasanya berupa Mind Map. Dan timeline rencana program ke depan.

4. Tisue kering atau basah. Makin gede anakku, makin lupa bawa ini.

5. Air minum dalam botol. Bisa rada kuat nahan lapar, kalau haus wah wassalam. Beli air juga kadang rasanya aneh atau mahalnya nggak ketulungan. Mending bekal sendiri deh.

Dengan 5 barang ini, di manapun saya berada, bisa merasa aman.

Tempat Jual Makan Enak di Surabaya Barat

3 komentar

Teman saya mesti bete kalau nanya, "makan enak di Surabaya di mana ya?"

Soalnya saya mesti bingung menjawab. Padahal saya asli Surabaya dan sekarang tinggal di Surabaya. Merantau cuma 4 tahun di Bandung untuk kuliah.

Lah gimana bisa menjawab, saya bukan petualang kuliner. Jaman saya kecil, ibu rajin masak sendiri di rumah. Mau itu gado-gado kek, bakso, jajan apa aja deh wajib makan di rumah. Secara kita masuk umat Crazy Poor Surabayan. Kagak sanggup jajan di luar. Gitu lah :)

Nah setali tiga uang. Pas menikah dapat suami yang ga terlalu suka makan di luar rumah. Eh dua anak lelaki kami pun niru bapaknya. Jadi deh, mending milih bungkus makanan trus diserbu bareng di rumah, daripada kudu kemana-mana cuma sekadar untuk makan. Ada food delivery macam go-food melengkapi deh model keluarga kura-kura ini. Demennya di dalam rumah mulu hehehe.

Ya sudah karena topik blog challenge dari Blogger Perempuan kali ini tentang restoran yang saya artikan tempat jual makanan. Maka saya tulis saja 5 tempat jualan makanan favorit kami sekeluarga di Surabaya Barat, daerah sekitar rumah kami.

1. Depot Sate Sriwijaya
Lokasinya di depan pasar bawah Manukan. Jualan sate, gule, krengsengan daging dan rawon. Rasanya juara. Bumbune sedep, legit. Langganannya banyak banget. Pedagang lama. Rasa pun ga berubah. Sedap pokoknya.

2. Bakso Pak Min Solo
Lokasi di jalan Manukan. Bakso yang paling sedep kuahnya dan baksonya rada pedes karena banyak merica.

3. Depot Devie
Ini jualan gudeg Jogja dan rasnaya muantep. Anak saya suka beli bebek goreng di sini. Sedia banyak rupa makanan rumahan. Dan enak rasanya.

4. Terang Bulan Maknyuss
Lokasi dekat puskesmas Manukan. Buka sore mulai jam 4. Terang bulannya enak, banyak banget butternya. Anak saya kurang suka lelehan butter ini. Tapi saya suka hahaha. Martabak juga rnak. Antri terus yang beli.

5. Nasi pecel Karitas.
Lokasi jualan dekat sekolahan kristen Karitas di jalan Jelidro. Legendaris banget nih pecel. Bumbunya nomer satu rasanya. Konsisten pula. Penolong jika saya males masak dan mencari sarapan pagi. Cuma sebentar  bukanya. Khusus buat sarapan aja.

Berikut tempat enak beli makan di Surabaya Barat. Kalau dekat sini, bisa saya anterin deh hehehe.

More About Me

Tidak ada komentar

"Karepmu opo?"
Artinya, "Maksudmu apa?". Sebuah pertanyaan yang menyiratkan keheranan ketika saya memakai jas hujan, lalu bersiap mengendarai motor menembus hujan deras, untuk berangkat les bahasa Jepang.

Pertanyaan itu saya jawab dengan tatapan mata.

"Entahlah, pokoknya saya harus berangkat. Titip anakku sebentar ya pak....."

-----
"Halah mbak. Kalau aku jadi mbak ya milih enaknya saja. Gaji suami udah cukup. Duduk manis aja, ngurus anak, ngurus suami. Jadi ibu rumah tangga. Ngapain repot-repot."

Saya menjawab komentar ini dengan helaan nafas. Panjang dan berat. Kemudian melanjutkan langkah ke gedung kelas Pasca Sarjana.

-----

"Kenapa dia selalu dibantu? Saya pernah dalam posisi seperti dia. Lebih buruk malah. Tapi saya tak banyak bicara. Saya mengatasi persoalan itu sendiri, dengan berkarya. Dan itu bisa. Bisa."

Protes saya dijawab dengan kalimat, "itu kan kamu. Kamu pintar, dia nggak."

Hampir seumur hidup saya mendapatkan respon seperti ini. Dulu saya marah mendengarnya. Sekarang saya anggap itu sebagai DO'A.

---

"Stop. Aku tidak seperti kamu mbak. Aku beda."

"Seperti aku? Emang aku kenapa?"

"Mbak Heni hebat. Bisa melakukan semuanya. Bisa belajar hal baru. Bisa bicara di depan ratusan orang. Mau susah payah ini itu padahal ngurus anak, jadi ibu rumah tangga. Aku tidak bisa. Jangan suruh aku berusaha sekeras mbak, aku bukan mbak Heni."

Penjelasan singkat itu membuat denyut nadi saya bergerak perlahan.

Kawan. Nanti juga lo paham.

----
"Aku kecewa sama kamu Rin. Katanya kamu ibu rumah tangga."

"Loh, iya aku ibu rumah tangga. Aku bukan pekerja resmi kantoran kalau itu yang kamu maksud."

"Aku kecewa Rin. Aku bangga sekali sama kamu. Salut. Kamu meninggalkan karirmu yang kau impikan di LIPI dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Semua orang aku ceritakan tentang ini."

"Itu benar. Kecewamu karena apa? Tidak ada yang berubah dari aku. Tetep aku ibu rumah tangga."

"Tidak. Kamu tidak lantang menantang lagi seperti dulu."

Urat syaraf saya mengendur.

"Oh itu. Karena dulu aku tidak tahu, cerita di balik pintu perempuan. Aku baru tahu untuk beberapa perempuan, dia tidak bisa memilih menjadi ibu rumah tangga. Dia harus keluar rumah. Bekerja. Menghidupi keluarganya."

"Tidak Rin. Aku masih kecewa sama kamu."

Ah kawan. Sekali lagi. Nanti juga lo paham.

Geliat Media Sosial

Tidak ada komentar

Media sosial bak tongkat ajaib Nirmala, tokoh salah satu cerita anak di majalah Bobo yang berjudul Oki & Nirmala.

Media sosial, "medsos" saja kita menyingkatnya, seperti tongkat ajaib yang menyulap hal biasa menjadi luar biasa, seperti fenomena hadirnya Selebgram dadakan akhir-akhir ini.

Kamu kaget ketika menyanyikan lagu Abdullah saja, esoknya bisa masuk televisi. Ajaib. Satu video beredar viral di instagram, satu Indonesia mendadak kenal.

Kuatnya efek medsos ini jika dikelola dengan baik, bisa memberikan manfaat sekaligus dampak yang besar. Dengan konten menarik, strategi posting yang tepat, maka setiap tujuan bisa tercapai dengan lebih cepat, lebih mudah sekaligus meraih orang lebih banyak.

Terlihat pada kampanye kebaikan yang sekarang bisa mulai tampak hasilnya. Contoh kampanye pentingnya ASI untuk bayi. Dengan satu akun instagram, seseorang atau lembaga kesehatan resmi bisa mengajak setiap ibu untuk berusaha sekeras mungkin memberikan ASI untuk bayinya sampai usia tertentu. Dan hasilnya, bahkan sekarang ada larangan bagi pekerja bidang medis untuk mempromosikan susu formula. Sedahsyat itu efeknya.

Saya mengalami ketika menyusui anak sendiri, dianggap lebih receh daripada mereka yang menyusui anaknya dengan susu formula.

"Nggak punya uang mbak, ya disusuin sendiri aja, wong Heni ini nggak kerja kok. Cuma jadi ibu rumah tangga."

Tak perlu dibayangkan ini kalimat dari siapa. Tapi pada saat itu, saya tidak bisa membela diri. Menerangkan ASI itu bergizi buat bayi dan bla bla bla, susah.

Seandainya dulu ada media sosial, bisa tuh pembelaan diri saya berwujud dalam satu status facebook dengan kalimat yang lebih dari 500 kata. Dijamin rame komentarnya dan bisa saja status itu jadi viral, lalu saya masuk tivi :).

Nah, mudahnya satu status facebook untuk viral juga bisa berubah jadi bumerang.
Iya kalau statusnya benar, kalau salah?
Iya kalau berdasarkan fakta, kalau hoax?

Edukasi penggunaan media sosial yang sehat menjadi satu isu lagi yang diusung berbagai pihak yang menggiatkan literasi digital.

Berinternet memang harus hati-hati. Karena produk inovasi teknologi informasi ini punya dua sisi mata uang koin. Ada sisi baik, ada juga buruknya.

Bisa banjir rejeki dengan mudah.
Bisa juga kena UU ITE dan masuk penjara.

Menurut pengalaman saya, pengguna medsos ini punya 3 tahap dalam hidupnya.

1. Tahap bulan madu.
     Di tahap ini orang seneng banget ketemu medsos. Kontak dengan teman satu kos yang terpisah 20 tahun lamanya. Mencengangkan.
Bisa terhubung dengan pakar sesuatu, berskala Internasional pula, komentar kita dijawab pula, mengharukan.

Di tahap ini orang belum banyak tahu cara menggunakan medsos yang tepat. Semua dibagikan di medsos. Mau makan update status. Per detik. Per kegiatan.
Semua hal diceritakan, tentang keluarga, diri sendiri dsb. Tanpa sensor. Karena belum paham bahwa tulisannya dibaca banyak orang. Dan semua orang bebas membagikan ulang, meng-copy paste, dan juga bebas berkomentar.

...
Artikel bersambung....


Bergabung Blogger Perempuan

1 komentar

Di ilmu kimia dasar, ada konsep  Polar-Polar, Non Polar-Non Polar. Sifat yang sama akan mudah melebur, terlarut, menyatu, sederhananya begitu. Larutan non polar tidak akan bisa menyatu dengan larutan polar walaupun digabung dalam satu wadah dan dikocok sehari semalam. Mungkin tampak menyatu, tapi lama kelamaan bulir-bulir kecil non polar akan memisahkan diri dari yang polar. Lalu bulir kecil itu akan membesar karena menyatu pada senyawa yang bersifat sama.

Bingung ga sih bacanya gaes? :)

Senada dengan karakter manusia, dalam hal ini perempuan. Walau satu gender, tidak akan ada satu pun sangkalan jika satu perempuan tidak sama dengan perempuan lainnya. Begitu juga satu komunitas perempuan tidak sama dengan komunitas khusus perempuan lainnya.

Itulah yang saya rasakan ketika bergabung dengan Blogger Perempuan.

Dalam berjalannya waktu, terasa bahwa saya punya kepolaran yang sama dengan komunitas blogger khusus perempuan ini.
Cocok.

Selain cocok, saya mengapresiasi kerapian sistematik Blogger Perempuan (BP Network) dalam menjalankan komunitasnya secara online maupun offline.

BP Network ini sudah siap dari segi manajerial dan juga teknologinya. Untuk menata Lomba Menulis Blog, Membership, Blogging Generator atau Aggregator, juga Blogging challenge-nya, ada laman atau teknik pengarsipan yang rapi. Ini canggih menurut saya.

BP Network juga memberikan inspirasi bahwa sekelompok perempuan bisa juga berkolaborasi, tidak hanya sibuk berkompetisi atau melakukan "mom war" tiada henti.

Hal ini juga yang membuat saya optimis mampu mengemban amanah sebagai Presiden Komunitas Coding Mum Indonesia. Bergandeng tangan bersama untuk saling memberdayakan, menguatkan dan berpegangan tangan bersama sesama perempuan.

Kalau kalian, kenapa bergabung di Blogger Perempuan Network?

Domain Blog Nama Asli

Tidak ada komentar

Saya paham saja kalau Memilih DOMAIN itu topik yang ruwet sekali untuk blogger pemula. Karena saya pun mengalaminya. Memutuskan akan membeli domain .com atau .id atau web.id ataupun .net, itu juga mikir ... mikirin duitnya :)

Paling murah emang domain web.id, bayarnya hanya sekitar 50ribuan per tahun. Kalau lagi promo malah cuma 20-30ribuan setahun. Tapi domain ini gak familiar.

Yang paling disukai adalah domain .com. Orang awam malah akan mengira semua alamat situs pasti berakhiran .com.

Baiklah keputusan diambil, yaitu domain .com. Lalu nama apa yang akan saya daftarkan ke domain itu?

Widih ini mikirnya hampir sebulan lebih. Bikin rencana nama kayak mau milih nama bayi yang ada di perut dan bulan depan mau lahir. Inteeens banget mikirnya.

Nama yang muncul:
1. Orin (itu nama panggilan saya di Asrama Putri ITB),
2. Madoji, kepanjangan dari Mamanya Aldo dan Aji, kedua anak lelaki saya.
3. Heni PR, biar sama dengan twitter
4. Heni Pras
5. Ini Heni
6. Hand Heni
7. Mbak Heni
8. Halo Heni
9. Bu Heni

Daaan seterusnya.
Sampai akhirnyaaa nemu postingan fesbuknya mbak Shintaries, foundernya Blogger Perempuan tuh yang menyarankan memakai nama asli saja dan sama untuk semua media sosial.

Saat itu sempat amazing dengan nama dari content writer yang punya situs beradadisini.com. Nah itu dia nama aslinya jelas bukan Berada Di Sini. Tapi semua media sosialnya pake akun yang sama @beradadisini.

Saya tanyakan ini ke mbak Shintaries, senada dengan nama domain teman seperti Omah Antik, Kotak Warna, Rumah Inspirasi, yang mudah diingat daripada nama asli saya yang nJawani dan mbulet.

Coba silahkan baca cepat, Heni Prasetyorini.
Mbulet kan?

Tapi jawaban mbak Shinta begini, "boleh aja sih mbak. Pakai nama seperti itu. Tapi nanti kalau membranding diri sendiri, orang jadi nggak diingat nama kita sendiri."

Saya yang Nol Puthul tentang blogger profesional, ya wis manut saja. Lalu memutuskan membeli nama asli lengkap di domain. Yaitu heniprasetyorini.com.

Nah, masalah kedua muncul. Domain ini dicantolkan ke blog lama atau bikin baru? Tanpa ngeh ilmunya, saya putuskan untuk me-REDIRECT heniprasetyorini.blogspot.com ke heniprasetyorini.com.
Dan hasilnya adalah.....semua perhitungan traffic Kembali ke TITIK NOL.

Nangis boookkk.....

Harusnya saya bikin blog baru saja. Jadi blog lama ini tetap blogspot.
Ya sudahlah saya berusaha nggenjotntraffic dengan segala cara termasuk rajin Fetching di Google Webmaster. Yo wis pokoke ngono iku lah rek.

Berjalannya waktu, saya baru mengenal ada SUB DOMAIN, dan ini gratis bisa nebeng Domain lama.

Jadi mikir-mikir cara IRIT punya domain.
Wah misal aku beli domain prasetyorini.com bisa dibikin subdomain berikut:
1. heni.prasetyorini.com
2. akademi.prasetyorini.com
3. galeri.prasetyorini.com
4. etalase.prasetyorini.com
Dan seterusnya.
Jadi ibaratnya saya bisa punya 5 blog TLD dengan hanya bayar satu domain aja, 150ribuan per tahun. Irit to?

Atas pertimbangan ini, domain pertama saya bumihanguskan. Setahun aja lalu saya lapor ke provider domain untuk memutus langganan.

Nah, pilihan ini lumayan berhasil. Nama media sosial saya juga semuanya nyantol ke Heni Prasetyorini. Kecuali di twitter karena karakter huruf tidak cukup.

FB/IG/LINE/Telegram/Linkedin/Kompasiana/Medium: @heniprasetyorini
Kalau Twitter hanya @HeniPR.

Begitulah lika-liku memilih domain ala emak ngirit hahaha. Kalau kamu gimana?


---
Ini ngeblog dari hape. Di kamar anakku yang udah tidur dan ga demam lagi. Sekian.

Tema Blog Yang Saya Sukai

6 komentar

Bicara perempuan yang melek teknologi, itu topik yang saya genggam begitu erat untuk mengisi blog www.prasetyorini.com ini.

Niche blog ini saya rasa pas untuk terus digaungkan, terutama setelah selesai ikut program CODING MUM di Surabaya, tahun 2016.

Memberdayakan perempuan di ranah teknologi, kedengarannya sangat seksi. Maka sejak saat itu, topik seputar ini mengisi blog, status media sosial bahkan nafas saya sehari-hari. Huwih segitunya....

Untuk mendukung misi saya di dunia blogging ini, maka saya perlu asupan nutrisi berupa blog-blog, video You Tube dan juga podcast yang masih terkait dengan konsep edukasi, pemberdayaan perempuan, self improvement, mindset strategy bahkan sampai ke digital marketing.

Khusus untuk perempuan, saya suka berburu informasi tentang perempuan berprestasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Oprah Winfrey adalah tokoh perempuan penting yang banyak memberikan insight bagus untuk saya pribadi. Jaman anak kunyil masih bayi, acara Oprah Show di televisi sangat saya nanti-nanti.

Untungnya walau acara itu sudah tak ada lagi di televisi, saya masih bisa mengaksesnya melalui You Tube, instagram dan websitenya.

Untuk tema edukasi, akun di twitter yang saya incar. Dengan hestek #digitallearning, saya sudah dapat banyak sumber informasi sekaligus sumber belajar.
Contohnya Shake Up Learning yang banyak membahas fitur Google Apps for Education (GAFE).

Tema teknologi, bisa ke lamannya Technopreneur atau IdTech Asia. Perkembangan yang mereka sampaikan sering membuat saya berdecak kagum. Woooww..woooww...suangaar mboiiss. Begitulah.

Untuk refreshing saya suka blog yang cara nulisnya lucu-lucu cerdas. Saya lupa nama blognya, biasanya saya klik karena link artikelnya udah beredar. Entah itu membahas film, drama Korea dan sebagainya. Just for fun.
Someday pengen deh nulis lucu kayak gitu.

Tema traveling bagi saya bikin harap-harap cemas. Karena makin ngiler sama postingannya bikin saya makin sedih. Sedih mikirin kapaaan bisa travelling kayak gini? Hahahaha.
Semoga aja bisa suatu hari. Karena untuk saat ini fokus keluarga benar-benar untuk pendidikan anak dan pendampingan orang tua/mertua. Hari indah itu akan tibaaaa ....

Terakhir tema parenting. Waduh ini ngeri-ngeri sedap. Apalagi anak udah remaja semua. Saya ini seringnya bilang ke teman-teman, waduh, jangan minta saya jadi narsum seminar atau talkshow tema parenting. Karena ga kompeten. Parentingku gaya koboy. Wis akeh salahe talah. Kuncinya cuma anakku kudu klik denganku dan menerimaku apa adanya sebagai manusia biasa.

Sebagai perempuan normal, mantengin konten kecantikan dan masakan juga jadi sasaran. Tapi masih sebagai hiburan. Karena nggak bisa prakteknya hahahaha.

Kalau kalian suka tema blog apa?


.....
Postingan ini ditulis sambil antri obat di stand Farmasi RS. Mitra Keluarga Darmo. Nungguin obatnya anak saya dan saya sendiri.

Rabu .21 November 2018

Awalnya Menulis Blog Untuk Hobi

31 komentar

Jika tidak ditemukan platform BLOG di dunia ini, mungkin di rumah saya bakal penuh kertas hasil tulisan saya.  Ya, menulis adalah hobi saya sejak kecil. Bahkan sampai jaman janin deh, begitu kelakar saya jika ada yang bertanya suka menulis sejak kapan.

Sejak menulis Diary yang digembok jaman SD, saya sudah jatuh hati dengan buku dan proses penulisan menjadi buku itu. Malah ketika masuk SMA, udah niat banget masuk jurusan Bahasa. Setiap hari membaca novel, cerpen, karya sastra lalu mempelajari seluk beluknya adalah impian saya waktu itu. Tapi keinginan saya dicegah keluarga.

Jangan masuk kelas Bahasa, masuk saja kelas IPA.

Patah hati?
Iyalah.
Tapi ternyata biarpun masuk IPA lanjut kuliah di Kimia, jari jemari saya tidak bisa berhenti menulis.

Ada aja puisi, cerpen atau curhatan yang nempel di berkas modul, lembar praktikum, teksbook sampai asisten dosen mengira saya menyontek. Lalu tersipu malu sendiri membaca tulisan saya berupa puisi cinta,hahaha.

Tahun 2009, barulah saya mengenal blog. Dan memilih ini sebagai tempat menulis yang keren. Sebelumnya saya menulis banyak di Facebook Note. Namun saya memilih blog karena lebih enak diaksesnya. Juga lebih banyak fitur yang ada. Jadi tulisn saya bisa warna-warni, tebal tipis, juga bisa memasukkan gambar, video dan sebagainya.

Yang paling demen lagi dari blog adalah bisa diganti templatenya sesuka hati saya.

Apa saja yang ditulis di blog?
Awalnya semua murni curhatan. Tentang bayi saya yang lahir prematur adalah judul pertama postingan blog. Kemudian menuliskan jejak parenting kedua anak saya. Juga menulis perjalanan saya mencari "pekerjaan" yang bisa saya kerjakan dari rumah saja.

Menjadi pebisnis online shop, saya catat. Kegagalannya saya catat di blog. Kesuksesan juga.

Selain untuk mendokumentasikan jejak hidup saya sendiri. Saya pikir mungkin ada seseorang yang membutuhkan informasi itu.

Jadi jika awalnya ngeblog hanyalah hobi. Sekarang ngeblog bisa jadi ladang amal hidup. Berbagi informasi, motivasi dan hal baik.

Dengan berjalannya waktu, ternyata ngeblog bisa jadi peluang kerja baru bagi saya. Yang menggembirakan adalah sebagian besar pekerjaannya bisa dikerjakan dari rumah saja.

Ah, banyak sekali akhirnya blog membuat saya mendapatkan hal baru. Teman-teman bisa berselancar di postingan lama saya ya.

Kalau anda ngeblog untuk apa saja?

Instagram Untukku

1 komentar

Sejak bikin akun di instagram, tiap waktu senggang hobi saya scrolling jari mengamati update postingan di teman atau orang yang saya follow.

Ketika teman masih hitungan jari dan semuanya memang saya kenal, momen ini menyenangkan. Kami saling berkomentar di foto yang dipajang. Kalau tidak bertanya, memberi pendapat dan yang lebih banyak adalah menuliskam candaan. Ya instagram untuk terhubung dengan teman dan melepas penat dengan tertawa bersama. Walau tawa itu hanya bertemu di "udara".

Saat memutuskan serius "kerja" jadi blogger, instagram berubah peran. Saya harus berusaha mencari follower sebanyak mungkin. 

Mengapa? 
Karena dalam beberapa syarat job buat blogger, biasanya disebutkan minimal follower 1000, 5000, 10.000 bahkan sampai 30.000. 

Dua angka terakhir biasanya syarat agency mencari influencer atau selebgram untuk mempromosikan produk atau jasanya.

Jadilah saya berusaha menaikkan jumlah follower dengan organik. Maksudnya tidak sengaja bayar ke seseorang sejumlah uang, lalu besoknya follower instagram saya sudah nambah jadi seribu atau seratus ribu. Sesuai nominal uang yang ditransfer. Ini namanya pengikut palsu atau fake follower. 

Saya tak tertarik beli fake follower karena bakal ketahuan juga sama pihak agency job blogger. Malu rek kalau ketauan. Mending follower dikit tapi beneran orang bukan robot.

Alhasil sampai detik ini, follower instagram saya sudah tembus lebih dari seribu orang.
Wow buanget, bagi saya. Bagi anda mungkin biasa saja :)

Beberapa job jadi buzzer pernah saya dapatkan berkat syarat minimal folower ini terpenuhi. Kalau seribuan gitu, fee saya mungkin masih puluhan atau ratusan ribu per postingan.

Kalau yang udah selebgram macam artis atau influencer ya sekali posting bisa jutaan. 

Dapat duit karena follower banyak di instagram ya seneng juga. Tapi ada efeknya. 

Salah satunya adalah dengan banyaknya teman itu, momen scrolling untuk refreshing jadi beda rasa.

Kadang yang terpampang adalah foto atau video orang yang tidak dikenal. Atau tak terlalu akrab. 

Mungkin juga yang bikin instagram mulai tanggap juga dengan hal ini. Akhirnya diberlakukanlah sistim algoritma konten di instagram, di mana yang "engagement"nya tinggi, baru tuh postingan muncul di timeline atau di kolom search. 

Akibatnya,buat teman akrab yang males posting, kontennya tenggelam. Kecuali dia juga rajin laporan aktivitas terkini di Instagram Stories atau disebut juga dengan Snapgram.

Ah, instagram pinter juga ya bikin taktik biar penggunanya nggak kabur. 

Snapgram dan Search adalah kolom instagram yang manjur banget buat hiburan saya. Tapi itu dulu. 

Sekarang cuci mata di Search pun tak enak lagi dipandang. Karena postingan popular nggak cuma yang asik, tapi juga ujaran kebencian atau segala bentuk konten negatif yang bikin males bacanya. Ya gimana mereka mau tenggelam, yang komen dan like banyak. Engagement tinggi. Muncul terus kontennya.

Karena jengah,  berkali-kali saya uninstall nih aplikasi. Tetapi di install lagi jadinya karena manjur untuk menyimpan kenangan. Foto, video saya bisa ada di situ dengan catatan tanggal. Hal ini manjur banget saat saya mau nulis blog dan butuh foto.

Atau ketika saya mencoba mengingat dulu ke Kediri tanggal berapa, tahun berapa, sama siapa?

Instagram lebih manjur daripada Google Keep atau Evernote dalam hal simpan memori ini. Mudah di scroll.

Scroll ya. Scroll.
Karena mencari dengan tanda pagar # sudah tak relevan lagi.

Ah, dipikir-pikir kok hidup saya dioncat-ancitne sama instagram to?

Hebatlah sama selebgram yang masih bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk kepentingan hidupnya. Karena effortnya gede banget.

Cocok mungkin untuk millenials.
Gen Y coret gini, udah usia hampir 40-an lumayan ngos-ngosan ngikuti kinerja instagram.

Dengan alasan ini, saya masih pertahankan instagram di hape saya.

Karena anak saya, keponakan saya, anak-anak muda yang baru saya kenal, lebih mudah di chat dengan fitur DM instagram daripada lewat whatsapp.

Begitulah. Namanya teknologi, mau dipakai jadi apa, terserah penggunanya. Bagaimana instagram untuk anda?

HR Software dan Manfaatnya Untuk Perusahaan

Tidak ada komentar

Menggunakan HR Software Indonesia dapat menghemat biaya pengeluaran perusahaan. Itu hanya salah satu manfaat yang sering didengung-dengungkan oleh penyedia software HR (Human Resources), Tapi benarkah manfaat tersebut bisa dirasakan oleh perusahaan yang menggunakan software untuk divisi HR tersebut?

Klaim yang menyatakan bahwa software HR bisa menghemat pengeluaran perusahaan memang benar adanya karena perusahaan bisa meminimalisir setiap penggunaan tinta printer, kertas, klip, atau alat-alat lainnya yang sering digunakan untuk kebutuhan HR . Alat-alat tersebut biasanya digunakan perusahaan yang belum menggunakan software HR dan semua pekerjaan HR masih dikerjakan secara manual.

Pekerjaan - pekerjaan HR yang dikerjakan secara manual akan membuat pengeluaran perusahaan lebih besar karena harus membeli  alat-alat tersebut, Selain itu akan kurang efisien karena banyak sekali waktu yang terbuang hanya untuk mengerjakan pekerjaan HR secara manual.
Karena manual, tenaga manusianya juga pasti lebih banyak. Dengan banyaknya tenaga manusia, tentu saja menambah pengeluaran gaji karyawan yang dipekerjakan.
Karena itulah dengan menggunakan software HR, perusahaan akan bisa menghemat banyak hal. Salah satu yang utama adalah menghemat pengeluaran karena tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk membeli alat-alat tersebut dan menggaji terlalu banyak karyawan di divisi HR.
Selain terbukti bisa menghemat pengeluaran alat dan gaji karyawan, masih ada beberapa manfaat lain yang bisa dirasakan bila perusahaan menggunakan HR software. Berikut ini adalah manfaat dari hr software yang bisa didapatkan perusahaan

1. Menghemat waktu
Sudah bukan rahasia lagi, pekerjaan di divisi HR itu sangat banyak. Jika semuanya dilakukan dengan cara manual maka akan banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Divisi HR yang tugasnya meliputi perekrutan pegawai, penggajian pegawai, dan lain sebagainya ini akan merasa terbantu jika perusahaan menyediakan software HR.
Software HR adalah software yang digunakan oleh perusahaan untuk membantu mengatur dan mengelola data informasi pegawai.
Dengan software HR, sebagian besar pekerjaan sangat mudah dikerjakan dan waktu yang dibutuhkan juga tidak banyak.

2. Membantu Proses Rekrutmen Karyawan

Perusahaan yang menggunakan software HR untuk proses perekrutan memiliki peluang mendapatkan kandidat berkualitas lebih besar.
Kenapa bisa begitu? Hal ini karena sistem pada software HR biasanya sudah terkoneksi dengan situs dan akun media sosial para penyedia informasi lowongan kerja. Sehingga, akan lebih banyak kandidat yang akan mengetahui informasi tentang lowongan yang ada di perusahaannya.

Salah satu HR Software Indonesia yang dapat di andalkan saat ini adalah LinovHR . Kenapa LinovHR ?

Karena LinovHR memiliki semua Modul Dan Fitur lengkap yang sangat berguna bagi perusahaan, diantaranya adalah organization management, time management, personal administration, payroll, loan, benefit, employee self services (ESS), recruitment & talent acquisition, workflow . Semua modul dan fitur tersebut akan sangat bermanfaat bagi perusahaan terutama divisi hr .

Semoga informasi di atas bermanfaat dan semakin banyak perusahaan yang menggunakan HR software akan semakin memudahkan pekerjaan kantor, khususnya divisi hr.