Kreatif, Go Digital dan Perbanyak Talents Muda Untuk Kemajuan Surabaya Menjadi Kota Kreatif Kelas Dunia

14 komentar
Orang kreatif tidak akan miskin dan bangkrut. - Tri Rismaharini
Kalimat itulah yang disampaikan oleh Bu Risma, sapaan bagi Walikota Surabaya yang menjadi walikota terbaik ketiga di dunia, pada acara Bekraf Developer Day, 4 September 2016,yang  saya hadiri bersama anak sulung saya itu.



Bu Risma melanjutkan kalimatnya dengan memberikan contoh.
Salah satu contohnya adalah kisah penjual kacang Madura. Sebelumnya kacang goreng yang dibumbui dengan air bawang putih itu, hanya dijual seharga Rp.2000,- per bungkus. Penjual mengemas kacang itu dalam plastik bening kecil-kecil, dan dijual rentengan di beberapa warung kopi.

Bu Risma kemudian memfasilitasi agar dibuatkan kemasan yang menarik untuk kacang goreng tersebut. Akhirnya kacang itu dikemas lebih banyak seberat 250gram. Gambar kemasan dibuat oleh desainer grafis profesional. Bahan kemasan dibuat lebih mahal dengan plastik doff. Hasilnya kacang goreng madura itu bisa dijual seharga Rp.15.000,-. Jauh lebih mahal daripada kacang yang dikemas seadanya di bungkus plastik sebelumnya.


"Ini namanya kreatif," begitu bu Risma menegaskan. Dengan cara berpikir kreatif, semua orang tidak akan kehilangan akal untuk mempertahankan hidupnya, begitu lanjut beliau. Orang yang mulai bisnis dan menemui kendala, tidak akan bangkrut, jika dia mau putar otak. Hanya sekedar mengganti kemasan, seperti kacang goreng Madura ini, penjualnya sekarang sudah jauh lebih sukses. Saya dan ribuan anak muda lebih di acara tersebut  manggut-manggut, membenarkan perkataan ibu Risma.

Dengan mental kreatif dan mindset yang terbuka, kita akan bisa mengatasi apapun yang terjadi dalam usaha yang dijalankan.

KREATIF 
Sepak terjang bu Risma untuk mendukung ekonomi kreatif di Surabaya, sudah tidak bisa diragukan lagi. Geliat kota mulai tampak dari berbagai segi. Di bidang kuliner misalnya, mulai bermunculan tempat makan atau cafe dengan konsep unik, kreatif dan mewadahi kegiatan komunitas. Di bidang teknologi, mulai banyak bermunculan acara yang mendukung perkembangan para programmer muda kota ini. Begitu juga dengan ranah seni, literasi, musik dan akademisi.

Tempat bekerja para pelaku industri kreatif pun mulai tersedia berupa co-workspace. Termasuk adanya Rumah Kreatif BUMN yang mewadahi adanya interaksi, edukasi dan pertumbuhan para pelaku UMKM di Surabaya. Training Gapura Digital yang memfasilitasi UMKM Go Online, juga diselenggarakan di Surabaya. Beruntung sekali, saya termasuk salah satu trainernya. Dan saya lihat antusiasme pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya dengan teknologi berbasis online mulai diperhatikan.

Bahkan khusus untuk pelaku UMKM dan bisnis kreatif perempuan, terwadahi dalam seminar besar WOMEN WILL yang diselenggarakan oleh Google dan Femina, beberapa waktu lalu di gedung Dyandra Surabaya. Sebanyak hampir 2000 perempuan dari Surabaya dan sekitarnya, berkumpul disitu.

Hal ini sangat membanggakan. Sama halnya ketika saya mengikuti Bekraf Developer Day. Ada hampir 1300 orang yang hadir. Mereka adalah anak muda yang belajar dan bekerja di bidang Teknoogi Informasi.

Ribuan pelaku industri kreatif. Dengan beberapa narasumber dari Surabaya yang sangat berprestasi. Hal ini menunjukkan Surabaya sudah mempunyai sumber daya manusia yang sangat potensial. Di bidang bisnis ada, bidang teknologi juga ada. Lalu apa yang menjadi PR utamanya?


GO DIGITAL 


Menurut saya pribadi, Surabaya punya pekerjaan rumah (PR) besar untuk semakin GO DIGITAL. Surabaya harus bisa eksis di dunia maya dan media sosial, karena disanalah sekarang lintas informasi bergerak sangat cepat dan efektif.

Saya adalah arek asli Surabaya yang beberapa kali merantau untuk studi. Ketika kembali ke Surabaya, terkadang saya ingin menjelajahi kota, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana. Cara tercepat adalah saya mencarinya di portal pencarian seperti Google. 

Hasil yang saya dapatkan begitu random, banyak. Mayoritas ditulis oleh blogger dan orang secara personal. Saya belum menemukan satu portal yang resmi dan terpusat dari kota Surabaya, dan beritanya selalu di-update. 

Hal ini juga yang dikeluhkan dalam beberapa event diskusi dengan beberapa orang. Misalnya orang asing ingin datang ke Surabaya dan ingin berwisata kota, mereka bingung mencari informasinya dimana. Ulasan tempat wisata kota Surabaya belum terpusat jadi satu. Apalagi yang berbahasa Inggris. 

Padahal jika sudah ada portal website dan media sosial tentang Surabaya yang terpusat, maka segala bentuk informasi bisa diletakkan disana.

Selama ini kedua platform digital ini tersedia secara pribadi. Ada beberapa anak muda Surabaya yang membuat sendiri website dan media sosial untuk Surabaya contohnya twitter @info_surabaya. Akan jauh lebih efektif jika bisa bersinergi secara terpusat dalam satu forum yang sekaligus bisa mempunyai jaringan dengan pemerintahan kota Surabaya. Untuk pengisian konten bisa memberdayakan blogger, penulis konten, desainer grafis dan penterjemah bahasa Inggris profesional yang banyak di Surabaya.


Ada satu forum yang sudah mewakili hal tersebut yaitu SCCF (Surabaya Creative City Forum). SCCF memfasilitasi semua simpul di Surabaya. Di setiap simpul ada penanggung jawabnya. Hanya saja, ternyata, tidak semua orang tahu. SCCF perlu bersinergi dengan media dan media sosial partner seperti para blogger untuk semakin menyebarluaskan informasi dalam tiap program yang dilakukan.

credit


Baca Juga: Dengan SCCF Surabaya Siap Menghadapi MEA


Sinergi dan satu pusat informasi ini sangat penting. Pengalaman saya menunjukkan hal tersebut. Dengan berkecimpung di dunia literasi, bisnis dan teknologi, saya melihat hambatan yang muncul adalah kendala kurangnya informasi.

Misalnya di ranah teknologi. Beberapa kali saya terlibat dengan orang yang ingin membangun startup digital baru di Surabaya. Yang mengejutkan adalah mereka akan membuat startup baru dengan konsep yang sama dan sebenarnya sudah ada di Surabaya. Mengapa ingin membuat inkubator startup baru sedangkan sudah ada GERDHU, Gedung Creative Digital HUB, yang bisa dilihat di https://gerdhu.com/.

Di dunia bisnis juga misalnya. Bersama SCCF, saya mengikuti dialog bisnis kreatif dengan Rumah Bisnis Kreatif BUMN Mandiri. Disini banyak pelaku UMKM yang sudah tergabung. Di lain pihak, saya juga masuk sebagai trainer Gapura Digital. Yaitu projek UMKM Go Online yang difasilitasi Google.

Di Gapura Digital, pelaku UMKM yang masuk ke database sudah berjumlah ratusan karena pihak Google menggunakan langkah online untuk menjaring peserta. Yang menarik, beberapa peserta di Rumah Kreatif BUMN dan juga beberapa komunitas bisnis yang saya ikuti seperti WOSCA, belum tahu tentang Gapura Digital ini.Begitu juga sebaliknya, komunitas bisnis dan Gapura Digital belum banyak tahu tentang Rumah Kreatif yang memfasilitasi mereka untuk berkembang.

Menyampaikan informasi demi informasi secara personal tentu kurang efektif. Jadi saya sungguh berpendapat, Surabaya butuh satu portal website dan media sosial sebagai pusat informasi. Yang menyajikan informasi akurat dan paling terbaru tentang Surabaya disemua lini.

Setelah mendapatkan pusat informasi, maka kembali lagi ke SCCF sebagai pusat sumber daya manusia. Jadi siapapun yang ingin berkolaborasi, bisa mendapatkan informasi dan kontak dari SCCF. Mengoptimalkan satu forum yang sudah ada, akan jauh lebih efektif daripada membuat banyak forum baru. Terlebih lagi dalam SCCF sudah dilakukan kolaborasi pentahelix  yaitu sinergi antara Akademisi, Pebisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media Massa.


Dengan maju bersama dan menguasai informasi, maka Surabaya bisa mempunyai daya saing global.
Karena di era digital ini persaingan sudah melewati batas ruang dan waktu. Yang menang adalah yang menguasai informasi. Jadi sebisa mungkin Surabaya memanfaatkan media informasi agar segala projek yang dicanangkan bisa diketahui oleh warga Surabaya dan warga dunia.

Yang terakhir, Surabaya membutuhkan gaungan yang lebih mengaum di MEDIA SOSIAL. Maka Surabaya butuh media social strategist yang bisa menggunakan jasa profesional dari para freelancer atau blogger. Dengan aktif di MEDIA SOSIAL maka Surabaya akan bisa membangung keterikatan atau engagement yang baik antara warga dan pemegang kebijakan di Surabaya.

Kalau di Bandung, bapak Ridwan Kamil sendiri yang maju sebagai pemegang media sosial. Surabaya bisa membuat unit kerja khusus yang terdiri dari anak-anak muda. Sehingga generasi muda Surabaya bisa semakin terlibat aktif. Karena di tangan merekalah pertumbuhan Surabaya di masa depan akan berjalan.

PERBANYAK TALENTS MUDA

Hal ini bisa sangat optimal dengan kerjasama dari ASTRA sebagai fasilitator untuk memajukan Surabaya melalui 3 hal tersebut. ASTRA, sebuah perusahaan yang sudah tampak berkomitmen untuk memajukan Indonesia dari segala bidang. Kali ini ASTRA dibutuhkan untuk berkontribusi dari segi sumber daya manusia. 

Sesuai dengan data statistik penduduk Indonesia, 70% adalah generasi muda usia 18-35 tahun. Mereka termasuk generasi millenials yang tanggap teknologi digital dan mempunyai karakter unik seperti yang tertulis dalam buku Generasi Langgas karya Yoris Sebastian.

Generasi digital inilah pemegang peran penting pembangunan bangsa termasuk juga kota Surabaya. Geliat anak muda di kota pahlawan ini harus difasilitasi dengan baik, supaya kelak mereka lebih siap memimpin Surabaya menjadi lebih maju dan berdaya saing global.

Pengadaan Rumah Pintar, sebagai bagian kontribusi sosial dari Astra sangat membantu mewujudkan edukasi dan pembinaan generasi muda Indonesia.

credit


Astra sudah mempunyai program ASTRA CERDAS, ASTRA KREATIF,  dan juga SATU INDONESIA dan SATU INDONESIA AWARDS yang mencari anak-anak muda berprestasi dan berbakat (tallents). Contohnya seperti Dewis Akbar (34 tahun) yang menggagas "Lab Komputer Mini" di Garut.

credit
Gagasan Dewis untuk membuat laboratorium mini sebagai fasilitas belajar teknologi informasi untuk anggotanya sejak usia anak-anak, sungguh bisa jadi langkah yang bagus untuk menambah jumlah generasi berbakat Indonesia.

Generasi muda berbakat Indonesia yang dibutuhkan harus datang dari berbagai bidang. Seperti halnya sosok Muhammad Aripin yang mengelola sampah daur ulang menjadi benda bernilai ekonomis ini.

Sore ini masih dalam SATU Indonesia Berbagi bersama penerima SATU Indonesia Awards 2016, Muhammad Aripin. . Dulu dia bekerja sebagai guru, tapi kepeduliannya kepada anak-anak kurang beruntung menggerakkan dia untuk membina mereka lewat Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar. . Menurut Aripin , "yang membuat saya terketuk untuk membuat @Rumahkreatifdanpintar74 kota Banjarmasin adalah cita2 almarhum kedua org tua saya yg bermimpi pengen banget punya sekolah buat masyarakat yg tidak berkesempatan meraih pendidikan Jadi saya mewujudkan impian beliau, karena saya menyadari orang tua saya seorang tukang Beca sekaligus pengumpul sampah untuk memperjuangkan sampe saya meraih sarjana...Ketika karir saya mulai baik keduanya belum sempat merasakan...Mungkin dengan cara terus berbagi dan menebar manfaat buat orang banyak, orang tua saya jg merasakan rezeki melalui pahala. Harapan saya Banjarmasin juga bisa berkualitas ditingkat nasional dan berharap sekali kami punya tempat aktifitas dan workshop sendri bangunan yg layak.. semoga dg usaha kami tempat itu bisa terwujud... . Yayasan ini bergerak dalam pengolahan sampah yang diubah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Ini adalah hasil kreativitas Aripin dalam memberdayakan anak-anak kurang beruntung agar terus berkarya. . Simak juga timeline @wiranurmansyah dan @rizalabdlh_ untuk tahu cerita lainnya. #Astra60 #SATUIndonesia
Sebuah kiriman dibagikan oleh SATU Indonesia (@satu_indonesia) pada

Seperti yang disampaikan oleh pak Zaenal, founder GERDHU, di acara Dialog Bisnis Kreatif tempo hari, beliau mengatakan bahwa "talents setiap kota sebaiknya itu banyak. Supaya dalam setiap program kerja atau projek untuk memajukan Surabaya ini lebih banyak lagi yang bisa memimpin. Kalau tidak banyak, maka yang maju ya kami-kami ini terus."

Program ASTRA CERDAS selain Guruku Inspirasiku

ASTRA sangat bisa memfasilitasi generasi muda Surabaya untuk semakin mengasah minat bakat mereka. Sehingga setiap hal yang sudah muncul di kota ini, bisa mereka lejitkan ke ranah global bahkan internasional dengan kepiawaian mereka di segala bidang. Terlebih kepiawaian mereka connected secara digital. 

Seperti halnya profil GenerAKSI CERDAS yang sudah ditampilkan oleh SATU INDONESIA,
berikut ini:


Potensi, energi dan misi visi ASTRA membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik ini, pasti sangat mampu ikut serta memfasilitasi Kota Surabaya untuk menjadi kota kreatif kelas dunia. Sebuah Kota yang mampu mandiri dan bisa menginspirasi dengan memajukan potensi industri kreatif yang sudah menggeliat mulai sekarang.

ASTRA bersinergi dengan SCCF dengan bahan baku anak muda Surabaya, akan menjadikan mimpi itu terwujud dengan segera. Karena SCCF telah membuat program yang bisa memfasilitasi 10 simpul kreatif dari 16 simpul yang dicanangkan oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif).

Adapun 10 simpul kreatif itu adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain produk, televisi dan radio, kuliner, kriya (kerajinan tangan), film, penerbitan, periklanan, dan desain komunikasi visual. Sementara simpul lain yang akan dikembangkan ialah fashion, animasi video, fotografi, musik, seni pertunjukan, dan seni rupa.

Sedangkan ASTRA adalah perusahaan besar yang saat ini memiliki 214.835 karyawan pada 208 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang menjalankan tujuh segmen usaha, yaitu sebagai berikut:




Bersama inspirasi 60 tahun ASTRA  untuk Indonesia, kami, arek Suroboyo,  siap bergandeng tangan dengan penuh semangat. Sehingga misi pak Presiden Joko Widodo untuk menjadikan industri kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, bisa segera terwujud. Sukses untuk ASTRA. Sukses untuk Surabaya dan pasti sukses untuk Indonesia.



Literatur:

  1. https://id.techinasia.com/bekraf-developer-day-surabaya-inspirasi-developer-game
  2. Website Surabaya Creative City, www.surabayacreativecity.com
  3. http://surabayacreativecity.com/2016/08/04/sccf-deklarasikan-kolaborasi-pentahelix/
  4. https://www.astra.co.id/
  5. http://satu-indonesia.com/satuindonesiaawards/
  6. http://satu-indonesia.com/home/artikel/detail/371/-rumah-pintar-astra,-sahabat-kita

*tulisan ini masuk ke 5 besar favorit

Live To The Max! Dari Perempuan Untuk Perempuan

10 komentar
Share your knowledge. It is a way to achieve immortality. - Dalai Lama

Dalai Lama, dalam quote yang saya kutip diatas menuturkan. Bahwa jika ingin hidup selamanya, berbagilah. Berbagi segala yang sudah ada di genggaman tangan ini. Apakah itu rejeki yang ada rupa dan bentuknya. Atau berbagi ilmu, pengetahuan, inspirasi dan motivasi kepada siapapun yang sekiranya membutuhkan.

Bagaimana caranya?
Jujur, saya pun sedang berpikir keras mengolah rasa, asa dan karsa. Tentang bagaimana saya harus memulainya dengan kondisi yang ada sekarang?


Perempuan Yatim Piatu Itu Lekat di Benakku

Sejenak saya ingin berbagi hati. Beberapa hari kemarin, ada acara buka bersama anak yatim piatu di perumahan tempat saya tinggal. Sebenarnya saat itu saya masih flu berat. Batuk tak henti-henti. Tapi saya ingin datang. Bagi saya, anak yatim piatu adalah hal istimewa. Dan entah kenapa, sampai detik ini saya belum percaya diri datang sendirian ke rumah singgah ataupun panti asuhan. Jadi hadir di acara bukber kali ini, penting untuk jiwa saya.

Benar kiranya. Disana saya lihat beberapa gadis muda dan anak perempuan kecil memakai seragam gamis dan jilbab berwarna pink salem, duduk di atas karpet berbentuk sajadah hijau. Wajah mereka teduh. Hati ini langsung menjadi pilu.

Tuhankuu, Rabb, apalah yang sudah kulakukan untuk mereka...

Desir hati berbisik pelan pada diri sendiri. Dengan hangat saya jabat tangan mereka satu per satu. Saya tajamkan benar pandangan ini pada raut wajah mereka. Saya ingin memotret mereka dan mengabadikannya dalam hati. Entah untuk apa, saya hanya ingin saja melakukannya.

Senyumnya. Tutur kata mereka yang lembut. Mata yang selalu menunduk dan menghindari tatapan saya. Ingin sekali saya ajak bicara ngobrol ringan. Menanyakan ini itu. Namun tenggorokan yang gatal membuat saya memilih menutup mulut dengan selembar tissue. Dan berusaha keras agar suara batuk tidak mengganggu ustadz yang sedang bertausiyah. 

Dalam diam itu, ribuan kalimat  tanya berebut memenuhi benak. 
"Mbak, di panti belajar apa saja? apa ingin belajar komputer? apa mau saya ajari? kalau nanti belajar di rumah saya, apakah bisa? apa ada yang mengantarkan? apakah boleh ke rumah saya? apakah di panti ada akses internet? apa suka bikin kerajinan tangan? saya bisa bikin bros, ini itu dan ini itu."

Dan pertanyaan itu lenyap dalam pikiran saya sendiri.
Tak satupun sempat saya lontarkan pada mereka.

Bayangan pun melayang pada sosok gadis muda yang menangis di televisi, karena begitu susahnya kehidupan ekonomi keluarganya. Sehingga dalam isak menahan air mata jatuh, dia harus menyanyi di depan mikrofon. 

Ah, saudari perempuanku. Adik-adikku. Apa yang bisa kulakukan untuk kalian?



Sembuh Dulu. Sehat Dulu, Baru Mikir Solusi

Setelah acara bukber itu, flu saya belum reda juga. Karena sedang bulan puasa, saya enggan sekali ke dokter. Males banget antri dengan kepala nyut-nyutan. Jadi saya pilih menguatkan diri sendiri dengan segala cara. Saya minum obat flu dan menambah daya tahan tubuh dengan vitamin yang bagus untuk mempercepat penyembuhan

theragran m vitamin



Theragran-M, selalu jadi pilihan. Dan itu beneran manjur, satu per satu gejala flu hilang. Hidung tidak mbeler lagi, pileknya berhenti. Besoknya demam ilang. Kemudian batuk yang tersisa pun lenyap. 

Saya bertekad, setelah kondisi tubuh pulih. Kepala udah bisa diajak kompromi untuk berpikir lagi. Saya akan membuat konsep untuk mewujudkan keinginan, melakukan sesuatu untuk mereka yang saya ceritakan di atas. Para adik-adik dan saudari perempuan. 



Pemetaan Situasi, Kondisi dan Potensi

Dalam melakukan pemetaan ini, saya harus realistis. Saya sudah jadi istri orang dan ibu dari dua orang anak. Dan tipe keluarga saya adalah rumah-minded. Jadi akan lebih mudah dan baik untuk semuanya kalau semua kegiatan saya itu berbasis rumah. 90% dilakukan di rumah saya ini. 

Saya tidak berani berkomitmen sebagai mobile-person alias orang yang datang untuk mengajar ke satu tempat ke tempat lainnya. Karena prioritas utama saya adalah keluarga. Dan itu tidak perlu melemahkan motivasi diri, karena dari rumah saja pasti bisa melakukan sesuatu. Tinggal mengotak-atik strategi yang tepat.

Setelah renovasi dua tahun lalu, ruang tamu saya cukup untuk menampung 10-15 orang. Bahkan bisa lebih dengan syarat mau duduk berdempetan. Belum ada LCD Projector, akan tetapi saya bisa memanfaatkan TV Flat 23 inch yang nanti dihubungkan ke laptop kecil saya dengan kabel VGA. Untuk praktek peserta, saya baru punya satu PC All in One, hadiah menang lomba nulis blog tahun kemarin. 

Akses internet di rumah juga cukup mumpuni. Untunglah waktu pemasangan awal saya sudah memilih kapasitas 2 gigabyte untuk versi bisnis. Jika kelak butuh di-upgrade, ternyata mudah juga dilakukan. Tinggal lapor ke pusat provider dan menambah biaya per bulan. Listrik juga aman dan stabil, karena tinggal di kota besar, Surabaya. 

Baiklah, keputusan pertama adalah pusat kegiatan dilakukan di rumah.

Selanjutnya pemetaan potensi. Bisa dibilang pengalaman saya lumayan juga telah mencoba ini itu. Berikut daftar skill dan knowledge yang telah saya pelajari (walau belum expert tapi cukup layak untuk diajarkan ke orang lain):
  1. Handycraft: membuat aksesoris handmade berbahan kawat (wire jewelry), kain, kertas koran bekas. Membuat boneka jari dan kreasi lain dari flanel. Menghias jilbab dan kain menggunakan teknik sulam untuk kain perca (sulam perca). 
  2. Coding: saya mengenal cara membuat website menggunakan bahasa HTML 5, CSS3, javascript, bootstrap melalui program Coding Mum Surabaya, tahun lalu. Saya juga dua kali mengikuti kelas membuat aplikasi berbasis android dengan bahasa Java, melalui program Indonesia Android Kejar (IAK). Pasti saya belum ahli banget membuat aplikasi android, akan tetapi saya cukup tahu langkah-langkahnya. Dan jika ada yang berminat, saya bisa menarik mentor saya waktu itu untuk membantu. 
  3. Menulis: ini tidak diragukan lagi. Menulis saya lakukan sejak kecil.
  4. Blogging dan Optimasi Sosial Media: saya yakin sudah cukup mumpuni mengajarkan blogging. Dan untuk memaksimalkannya, teman di komunitas blogger di Surabaya pasti sangat bersedia jika saya mohon sebagai narasumber dan trainer untuk ilmu blogging lain yang belum saya kuasai. 
  5. Bisnis online: saya berpengalaman mengelola online shop Jilbab Orin. Juga beberapa kali terlibat dalam komunitas digital marketing. Sekaligus menjadi trainer Gapura Digital, yaitu projek Google untuk memfasilitasi UMKM Go Online. Saya juga tergabung dalam komunitas SCCF (Surabaya Creative City Forum) dan Rumah Bisnis Kreatif Mandiri. Saya yakin networking yang saya miliki, bisa membantu saya mengajar. 
  6. e-learning: sesuai dengan materi tesis saya waktu S2 kemarin. Saya ingin sekali menjadi fasilitator agar para guru dan murid di Indonesia, terbiasa menggunakan teknologi digital untuk belajar dan mengajar. Saya menguasai platform e-learning seperti Edmodo dan Course Networking. Saya pun tergabung di GEG Surabaya (Google Educator Group), karena saya pun terbiasa menggunakan produk Google Suite untuk bekerja dan belajar. 
  7. Teknologi Pendidikan; selain tentang e-learning, saya berbasis kimia dan juga Teknologi Pendidikan. Sungguh akan sangat puas kalau semua yang saya pelajari, bisa saya bagi. Untuk detil mengajar kimia lagi, mungkin waktu saya tidak cukup. Akan tetapi, mungkin saya bisa membagi dan mengintegrasikan kimia ini dengan teknologi pendidikan. Sehingga belajar kimia khususnya atau belajar pada umumnya bisa lebih mudah.

keputusan kedua, materi yang akan diberikan adalah seputar Kreasi, Bisnis dan Edukasi.

Lalu bagaimana saya mewujudkan semua hal itu?
Apakah perlu membuka kursus belajar resmi atau workshop berjadwal?
Apakah ini murni gratis atau berbayar? atau gabungan keduanya?
Sepertinya lebih realistis jika saya gunakan sistim sumbang silang. Ada sesi berbayar untuk peserta yang mampu. Dan ada sesi gratis untuk yang membutuhkan.


Saya kembali teringat konsep AKADEMI PRASETYORINI yang telah saya tulis beberapa kali, sejak saya mempresentasikan hal ini sebagai tugas akhir Coding Mum Surabaya.

akademi prasetyorini
prototype website Akademi Prasetyorini
[blog: http://akademi.prasetyorini.com]

Akademi Prasetyorini itu adalah tempat belajar sekaligus komunitas belajar untuk perempuan agar melek teknologi. Dan memang ada 3 materi utama yang ingin saya ajarkan disitu: kreatif, bisnis dan teknologi. Namun dalam perjalanannya, teknologi bisa masuk ke pendidikan. Maka konsep kreasi, bisnis dan edukasi adalah hal yang tepat. 


Saya menuliskan kembali konsep belajar untuk perempuan ini dengan dada yang berdegup kencang. Sungguh ingin sekali mewujudkan hal ini secepat mungkin. Kalau bisa besok sudah mulai.

Akan tetapi saya harus realistis. Dalam 2-3 bulan ini, ada pekerjaan menulis yang harus saya selesaikan dulu. Saya pun harus memastikan anak sulung saya yang akan masuk pondok pesantren dan belajar coding (pemrograman) di SMK Telkom Darul Ulum Peterongan Jombang, telah aman dan nyaman. Selain itu, kondisi anak kedua saya juga stabil walau tidak ada kakak yang selalu harus ada disampingnya itu.

Jadi, ada kemungkinan saya baru bisa mulai dengan pasti sekitar 4 bulan lagi. Dan itu masih dalam bentuk mini workshop atau short course. Lalu 2 bulan setelahnya, akan dievaluasi dan ditentukan strategi yang tepat. Semoga saja, 6 bulan sampai 1 tahun ke depan ini, ada rejeki dari langit sehingga saya bisa memenuhi fasilitas laptop untuk peserta didik yang memerlukan. Allahumma Amin. 

Sungguh rencana yang luar biasa untuk saya pribadi. Dari rumah, saya bisa mengoptimalkan diri bersama-sama dengan perempuan lainnya. Untuk itu, saya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Selain terus mengasah kemampuan, saya juga harus menjaga kesehatan. 

Terutama untuk kesehatan, saya sadar sekali masih banyak PR yang belum saya lakukan. Olahraga saja masih jadi wacana. Namun, saya harus membulatkan tekad mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. 

Saya juga harus mengatur pola makan, sehingga tidak mudah tumbang karena salah makan. Saya pun harus tertib mengkonsumsi vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit, seperti Theragran M

Selain itu, harus banget berlatih menyeimbangkan pikiran agar bisa tetap tenang walau banyak ide bersliweran di kepala. Meningkatkan ibadah sehingga terus terkoneksi dalam bimbingan-Nya , Rabbul Izzati, Sang Maha Kuasa. 

Saya sadar diri, udah jauh dari usia remaja *yaiyalah anaknya aja udah masuk SMK :D
Sebentar lagi sudah masuk usia 40 tahun *masih 2 tahun lagiiih. 

Kabarnya kan "Life Begin at 40".
Nah, sebelum saya 40 tahun, semoga saja rencana membangun Akademi Prasetyorini, untuk berbagi dari perempuan untuk perempuan ini sudah berjalan dengan baik. Sehingga, semua perempuan di negeri ini bisa hidup layak, bisa mandiri, bisa mengoptimalkan potensi diri.

Bisa LIVE TO THE MAX apapun situasi dan kondisinya.

Apakah sahabat mempunyai getaran hati yang satu frekuensi dengan saya?
Ayo mari bergandeng tangan. Berkolaborasi. Silahkan kontak saya melalui email atau link media sosial di blog ini.


Salam semangat!


Heni Prasetyorini




Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.

Hobi Fotografi Bisa Jadi Selebgram, Begini Caranya

4 komentar
Hobi Fotografi Bisa Jadi Selebgram. Pernyataan ini bener banget. Peluang usaha di era digital sekarang sangat terbuka lebar. Ibaratnya, hobi apapun bisa jadi duit. Asal tahu caranya.

Termasuk hobi difoto alias jadi model. Atau hobi memfoto, yang kalau ditekuni bisa jadi fotografer profesional. Nah, yang lebih menarik lagi, dari kedua profesi itu, dua-duanya bisa menjadi selebgram. Begini caranya:


ribuan follower selebgram dengan celebgramme

Selebgram diambil dari akronim dua kata "selebriti" dan "instagram". Maka, jika anda ingin jadi selebgram, tentu saja anda harus punya instagram. Kalau anda sudah eksis di media sosial lainnya, misalnya twitter, maka sebutan anda bukan selebgram, bisa jadi disebut selebtwit *LOL.

Mengapa harus di instagram? karena disanalah cikal bakal istilah selebgram ini muncul. Jika diartikan selebriti adalah orang yang banyak penggemarnya di dunia nyata. Maka selebgram adalah orang biasa (bukan artis) yang banyak penggemarnya di dunia maya. Penggemar di media sosial ini biasa kita sebut sebagai follower.

Seseorang bisa disebut selebgram sekaligus influencer jika followernya mencapai minimal 10-20 ribu. Itu minimal ya. Rata-rata selebgram sudah mempunyai ratusan ribu follower.  Bahkan jika sudah sangat terkenal, bisa mencapai jutaan follower.


Bagaimana Caranya Dapat Ribuan Follower?


Sebagai orang awam, tentu rasanya kelabakan memikirkan cara mendapatkan ribuan follower ya? *sama dengan saya :)

Akan tetapi, jika diamati dengan baik para selebgram itu mempunyai kelebihan yang patut kita ATM biar bisa seperti mereka. Di-ATM ? maksudnya kita bayar untuk jadi selebgram?

Bukan, bukan itu maksudnya. ATM disini adalah Amati - Tiru - Modifikasi. 

Amati instagram mereka. Kalau dilihat timeline postingan mereka, dijamin pasti kontennya menarik. Gambarnya cakep. Videonya keren. Captionnya relevan banget dengan kita. 

Jadi, kata kuncinya adalah Konten visual kita harus baguuus banget. Nggak cuma bagus ajah. Artinya, harus ada effort atau usaha lebih untuk membuat konten yang bagus. Mau tidak mau, konsep fotografi dan desain grafis harus kita kuasai biar foto yang kita hasilkan bisa menarik dan disukai banyak orang. Kalau anda punya modal lebih, bisa menggunakan jasa fotografer profesional.

Setelah mengamati dan meniru, jangan lupa untuk memodifikasi. Lebih baik kita tetap jadi diri sendiri. Punya style sendiri. Entah itu dari tulisan di caption postingan kita. Atau dari tone warna gambar yang dipilih. Juga karakter yang ingin kita tampilkan dari foto atau video yang akan kita sebarkan di akun instagram.

Misalnya, jika ingin dikenal sebagai selebgram yang unik dan cerdas. Bisa saja di semua postingan, selalu ada buku, sedang membaca buku, atau ngoding dan nguprek sesuatu di laboratorium pakai mikroskop. Unik, bisa diambil dari dandanan kita, atau sudut foto yang mau diambil.

Apakah menjadi selebgram harus memajang foto diri saja, seperti model gitu?
Ternyata nggak juga. Ada orang yang hobi fotografer, lalu memajang hasil fotonya, juga bisa jadi selebgram. Karena followernya banyak banget. Artinya foto hasil jepretannya disukai banyak orang.


Apa Sih Untungnya Jadi Selebgram?

Apa keuntungan jadi Selebgram? Kalau mau jujur, ya UUD. Alias Ujung Ujungnya Duit. 
Tapi kan itu nggak salah? karena kita dapat duitnya juga dengan cara halal. Asal syarat dan ketentuan berlaku. Artinya, foto dan video yang kita buat dan sebarkan di instagram itu yang baik-baik saja. Tidak melanggar syariat agama atau norma kesusilaan di masyarakat. 

Tapi kan, ada selebgram yang "kurang baik", malah terkenal banget tuh. Bisa dapat endorse dari barang  iklan ini itu. Mahal pula bayaran endorsannya.

Nah, walaupun sebagian besar penghasilan selebgram adalah menjadi endorser produk atau brand tertentu. Jika hanya semata untuk duit, trus menghalalkan segala cara. Menurut saya pribadi loh, kayaknya percuma saja.

Biar kata, kita bisa cepat kaya atau kaya mendadak. Belum tentu berkah hidupnya. Belum tentu tenang. Belum tentu bisa tidur nyenyak, makan enak dan menjaga nama baik orang tua. 

Ah sudahlah, pilih postingan yang baik-baik aja oke. 

Oke, kembali ke masalah keuntungan. Selain mendapatkan financial benefit dari pihak pemberi endorse, selebgram bisa mendapatkan keuntungan lainnya yang lebih long-term

Jika selebgram ini, terus menerus mengasah skill-nya dengan sungguh-sungguh. Misalnya skill fotografi atau skill model. Maka kelak mereka bisa menjadi fotografer profesional atau model profesional. 

Ditambah, akan muncul berbagai peluang kerja baru yang menghampiri. Misalnya menjadi narasumber talkshow, atau trainer workshop fotografi dan tips jadi selebgram. Kalau sudah jago banget skillnya atau networkingnya, malah bisa membuat 'sekolah" khusus. 

Jika selebgram sudah sampai bisa bikin "sekolahan" dan semacamnya, akan semakin banyak manfaat yang bisa dia sebarkan. Kabarnya, manusia terbaik itu kan yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain dan semesta ini. Setuju kan ya?

Inti dari semua ini adalah, apapun hobi kita, jika digeluti dengan tekun dan sungguh-sungguh, akan bisa menjadi jalan kita untuk bisa mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Nah, jika anda suka banget difoto atau memfoto, ayo lanjutkan. Tekuni teknik keterampilannya. Bikin konten visual yang bagus dan posting di instagram. Lalu terapkan langkah-langkah optimasi instagram yang bisa anda pelajari sendiri dari internet sekarang.

Semoga sukses ya.


Salam,


Heni Prasetyorini


Pengalaman Ikut Google Cloud Next 2017

4 komentar

Google Cloud Next 2017 itu cuma ngobrolin tentang google drive, pikir saya gitu awalnya. Kan judulnya ada "cloud"nya. Jadi dengan pede saya ikut daftar acara ini. Dan yakin bakal mudeng. Secara saya dengan google drive seperti bunga dan kumbangnya, selalu bersama. Eaa..


Ternyata eh ternyata, tidak sekedar itu. Intinya, ketakutan salah satu teman blogger saya terjawab sih. Katanya, mbak Heni aku ingin ikutan acara itu tapi takut plongah-plongoh alias gak paham. Dan itu saya alami sendiri.

Google Cloud ternyata gak sekedar nyimpen data segede gambar, tulisan dan video editan kita gaes. Tapi ada ukuran cloud yang jauh lebih besar, dan diperuntukkan bagi para programmer. Terutama untuk yang bikin game atau aplikasi berbasis android yang bisa di-publish di Google Play Store.



foto-foto lengkap bisa dilihat di instagram @heniprasetyorini

Acaranya cukup padat merayap. Para narasumber, MC dan pesertanya mayoritas programmer. Yaiyalah masak foodblogger. Yang menyenangkan adalah beberapa narasumbernya adalah perempuan.

Bukan maksud mengusung isu genre atau feminitas ya. Saya mudah terpesona kalau ada perempuan pinter suatu bidang, trus bisa sharing dengan cas-cis-cus-nya di depan orang banyak. Mulai dari narasumber pertama yang bicara tentang Admob untuk monetizing game atau software produksi kita. Sampai pada yang bicara tentang Internet of Things yang kalem dan manteb gitu ceritanya dia bikin alarm rumah yang bisa dikendalikan melalui smartphone.

Waktu itu, saya duduk bersebelahan dengan bu Farida, salah satu dosen informatika di universitas swasta di Surabaya. Karena dekat beliau, jadi saya bisa rada mudeng dikit jika ada yang lewat dari pemantauan saya selama ini.

Fiuh..namanya acara developer, ya mbahas coding dikit dikit lah. Atau bahasanya sekitar itu lah. Yang bisa saya tangkap sebagai orang awam adalah, ternyata produk google itu nggak cuma bisa dipakai untuk googling.

Google nggak cuma Google

Google menerapkan sistim kerja berbasis komunitas dengan dibuatnya GDG (Google Developer Group) yang dikelola di tiap kota besar. Dari GDG ini, google mengembangkan produknya atau aplikasinya melibatkan developer (programmer) lokal. 

Ide ini keren banget deh menurut saya. Membuat manusia terlibat itu bisa menciptakan keterikatan yang kuat dan malah everlasting untuk menggunakan suatu produk tertentu.

Ya, begitulah sedikit sharing pengalaman saya ikutan Google Cloud Next 2017 di Surabaya. Cukup menambah wawasan tentang dunia teknologi. 

Apakah teman-teman ada yang pernah ikutan?

Kopi Dan Drama Korea: Mood Booster Blogging dan Coding

1 komentar
Kopi? Maklum banget jadi jimatnya blogger atau pekerja lainnya.
Tapi, drama Korea?
Nonton drama sambil nge-blog, sambil ngoding, bisa?
Beneran? Serius?

Jawabannya adalah. BENER. SERIUS.

FYI. Saya nih, hidupnya bisa dibilang 90% ada di dalam rumah. Selama 7 hari seminggu, 30 hari sebulan. 10% sisanya untuk antar jemput anak, ke pasar, ke ATM bank atau minimarket.

Is it real?
Yes.
Biar ga umum, itu real story.

Jika ada kerjaan atau acara lain, barulah porsi keluar rumah naik beberapa persen.

Kalau duluu, saya di rumah bareng anak yang kunyil, anak kedua. Jadi masih rame. Lah, sekarang dia udah gede, klas 4 SD, yang pulangnya sore, selisih dikit dengan kakaknya.

Jadi, sejak suami ke kantor, praktis saya sendirian di rumah. Pagi sampai sore. Dan itu sepiii loh rasanya sodara-sodara.

Yang komen bikin anak lagi mbak Hen, bakal saya kasih voucher jilbab hahaha.

Karena sepii, saya suka bikin rumah jadi rame pas kerja ber-digital ria. Kadang denger radio, kadang lagu di you tube. Tapi lebih sering muter drama Korea sih ya.


Kenapa?
Karena aku suka intonasi suara dari bahasa Korea. Apalagi jika filmnya ngehits dan menohok hati kayak Goblin. Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam persinyalan internet nusantara, maka saya donlot semua episode Goblin ini di laptop. Biar ati tenang, wkkk.

Jika udah juenuh banget atau mental block, ga tau mau nulis apa, saya tinggal brenti trus nonton dramanya deh. Kalau udah ngakak sebentar lihat ulah Gong Yoo dan Eun Tak, baru mulai lagi.

Dibilang multitasking, bolehlah. Ini cuma kebiasaan.
Jaman sekolah dulu, saya sering belajar di depan tivi menyala. Rame aja gitu. Tapi bukan rame orang ngobrol.

Ya, bisa konsen tuh ya waktu itu.

Kalau sekarang saya ga bisa konsen depan tivi. Terlalu banyak iklan dan acaranya ga sreg di telinga juga hihihi. Di telinga, bukan di mata.

Kalau tentang kopi, itu sudah wajibun wajiiib.
Biar kata saya dinasehati jangan ngopi dll, tetep ga bisa.
Tapi sekarang udah jauh berkurang sih dibanding jaman perjuangan sekolah. Sekarang paling segelas kecil sehari. Pagi terutama. Biar ga salah paham dan kroso urip, heheh.

Camilan temannya kopi  ga terlalu wajib ada. Kalaupun ada kue, saya biasanya nggigit diki doang. Karena saya ini makhluk nyemego alias pecinta nasi. Jadi mending makan nasi daripada nyamil jajan. Jowo banget wis.



Sharing Tentang Digital Learning di Radio

Tidak ada komentar


Kamis, 20 April 2017 kemarin saya diundang di radio Suara Muslim Surabaya untuk sharing Mengenal Digital Learning Sebagai Cara Pembelajaran Sesuai Perkembangan Jaman.

Seneng banget kali ini bisa ngobrol tentang hal-hal yang sudah saya "kepo-in" sejak dulu kala. Apalagi sejak mengambil kuliah Teknologi Pendidikan di Pasca Sarjana Unesa dengan topik e-learning untuk tesis.

Sebelumnya saya ajukan judul tema tentang mudahnya memulai bisnis online. Kok bisnis? ya maksud saya masuk ke ranah muslimahpreneur gitu, dan yang masih nyambung dengan segala hal per-digital-an.

Akan tetapi setelah saya telaah lagi, kayaknya kok belum kompeten banget ngobrolin bisnis. Takutnya nanti nggak bisa jawab pertanyaan. Saya memang pernah mulai buka online shop dan di tahun ketiga sampai ada media televisi yang meliput. Tetapi selanjutnya bisnis saya nggak jalan. Brenti karena kuliah lagi. Nggak pede lah bicara bisnis, hihihi.

Akhirnya saya ajukan tema tentang Digital Learning, yang lumayan sudah saya kuasai. Hal ini juga diperkuat, setelah saya chit-chat dengan teman yang menjadi dosen dan mengeluh susahnya menerapkan digital learning untuk mahasiswanya. Sementara saya diajak seorang Kepala Sekolah Dasar untuk membantu keinginan beliau menerapkan digital learning untuk kelas 1-2 SD.

Klop deh, pembahasan Digital Learning adalah pilihan topik yang tepat.
Sebelum ke radio, saya sudah menyiapkan materi. Namun karena keterbatasan ada beberapa materi yang belum tersampaikan. Jadi, saya share saja disini.

Mengenal Digital Learning Sebagai Cara Belajar Sesuai Jaman

Ketika era digital sudah tiba, siapa yang tidak mau menyesuaikan diri bisa ketinggalan.
Adalah salah satu karakter makhluk hidup untuk bisa beradaptasi.
Begitu juga manusia. Mau tidak mau, harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
apalagi perubahan di bidang teknologi.

Perlu juga digarisbawahi bahwa karakter tiap generasi itu berbeda-beda.
Ada istilah generasi X, Y dan Z.
Generasi X bisa dibilang generasi jadul dan gaptek.
Generasi Y dan Z adalah generasi yang sejak jadi embrio sudah mengenal gadget dan internet.
Generasi ini sudah lazim disebut generasi Millenials atau generasi Langgas.

Millenials punya sifat yang harus selalu connected, atau berhubungan dengan dunia luar.
Media sosial bisa menyediakannya.Itulah kenapa mereka harus selalu update dan kemana-mana megang gadget.

Bagaimana jika, fenomena ini ditangkap dengan positif di ranah pendidikan.
Bagaimana caranya agar belajar baik di sekolah formal atau non formal bisa sesuai dengan karakter generasi millenials.

Caranya adalah menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran yang biasa di sebut e-learning atau digital learning.

Segmen 1: Mengenal Digital Learning

1.       Apa itu digital learning?

eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. (LearnFrame.com).

Digital Learning System (DLS) merupakan suatu terobosan baru dalam teknologi pembelajaran yang diterapkan bagi para pelajar untuk belajar secara digital melalui pemanfaatan teknologi baik software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras), online maupun offline yang dikemas secara menarik dan interaktif (Sugema)

2.       Apa manfaat digital learning?
Penerapan digital learning ini menjadikan pelajar lebih mandiri belajar dan mendalami materi bahan ajar, karena pelajar dapat belajar kapan saja dan di mana saja, baik secara online maupun offline. Dan evaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru secara otomatis melalui proses digital, sehingga tidak perlu pengoreksian secara manual melalui kertas. Hasil evaluasi yang diperoleh pun akan lebih cepat, akurat dan objektif. Digital learning juga dapat menyatukan semua kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan secara konvensional ke dalam bentuk digital. Di dalam DLS ini, dapat mencantumkan beberapa bahan ajar sebagai referensi yang dapat mempermudah pelajar dalam memahami pelajaran seperti: e-book teori, video tutorial, soal latihan, simulasi percobaan, konsultasi, bahkan fitur pencerahan atau motivasi pagi pelajar.

3.       Siapa yang membutuhkan digital learning?
Siapa saja. ABK. Homeschool karena sakit/hal tertentu. Karyawan atau Anak usia sekolah yang harus bekerja. Bisa jadi pengajar yang dengan keadaan tertentu, misal sakit atau bertugas, tetap bisa mengajar.

Ada kisah sukses anak homeschooling yang masih berusia belasan tahun, sekitar SMP, sudah bisa menyelesaikan kursus online di Coursera dan mendapatkan sertifikat, itu sampai 20 mata kuliah. Dan itu anak Indonesia.
Kursus online ini menerapkan digital learning dimana semuanya dilakukan secara digital tanpa kertas sama sekali (paperless). Buku handout berupa ebook digital, soal ujian juga digital, interaksi dengan dosen dari luar negeri pun digital.
Anak ini selain bisa menguasai materi, juga punya skill kemandirian belajar yang begitu tinggi. Dan itu sangat bagus untuk bekal masa depannya.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendirian. Akan tetapi dengan motivasi diri bisa belajar sesuai kebutuhan, juga tau caranya bertanya kepada para ahli atau mencari jawaban ketika tidak bisa menguasai materi.

Siapa mau punya anak atau murid dengan karakter seperti itu?



Segmen 2: Mengapa kita butuh menerapkan digital learning?

1.       Mengapa kita butuh?
Karena sudah menjadi tuntutan jaman. Digital learning memberikan pengalaman belajar baru yang sesuai dengan karakter generasi millenials. Dengan cara ini, kita bisa menarik perhatian mereka. Selain itu digital learning memberikan kesempatan mereka untuk menumbuhkan soft skill yang dibutuhkan di era digital:
a.       Kolaborasi -à fleksibel virtual team
b.      belajar mandiri à belajar karena butuh
c.       luwes berinteraksi secara global dan internasional
d.      menerima perbedaan dengan terbuka
e.      mengendalikan diri à dengan adanya UU ITE dan etika Digital Netizen

2.       Apa yang terjadi jika tidak menerapkan?
Tentu saja tidak akan kiamat. Karena di detik ini, mereka yang hidup dengan cara sangat sederhana juga bisa.

Kalau menurut pengalaman saya berinteraksi dengan mereka yang bertahan untuk gaptek atau menolak teknologi adalah mudah sekali menjadi pengguna saja. Sekaligus mudah keliru karena tidak tahu dan tidak mau tahu.
Kalau kita dan anak-anak terus bertahan hanya menjadi pengguna, maka kita adalah korban bagi mereka yang pinter teknologi. Mereka yang bikin, kita yang beli. Begitu seterusnya.

Jadi, jika kita punya ilmu dan kemampuan sesuai perubahan jaman yang begitu cepat, maka kita bisa punya senjata lebih banyak untuk mengendalikan diri sekaligus mengembangkan diri.



Segmen 3: Kendala selama ini
1. Apa saja kendalanya?
   a. Mindset keluarga (orang tua) bahwa teknologi itu lebih banyak mudharatnya jadi di stop semuanya
   b. Mindset guru bahwa kerja dengan teknologi itu lebih sulit
   c. Siswa belum terbiasa berkomunikasi dengan platform edukatif
   d. belum meratanya akses listrik dan internet di Indonesia

2. Bagaimana cara mengatasi kendala?
   a. edukasi ke orang tua oleh pihak lembaga pendidikan
   b. pembiasaan penggunaan kinerja berbasis teknologi di sekolah dan di kelas
   c. aktif dalam komunitas teknologi pendidikan


Segmen 4: Langkah Menerapkan Digital Learning

1.       Bagaimana tahapan menerapkan digital learning di sekolah?
a.       Punya mindset yang sama dan sepakat akan pentingnya digital learning.
b.      Menganalisa kesiapan sumber daya manusia dan sumber daya internet. Karena akses internet adalah wajib.
c.       Mencari sumber belajar, bisa belajar mandiri, memanggil Trainer / Guest Teacher, ikut Komunitas terkait seperti Google Educator Group, Bincang Edukasi, dll.


2.       Platform atau tools apa yang bisa digunakan?
a.       Ada gratisan dan berbayar
b.      Alhamdulillah nya yang gratisan itu buanyak sekali. Beberapa negara sudah membuat platform digital learning, termasuk Indonesia.
Terutama yang ada unsur LMS (Learning Management System), seperti Edmodo, Course Networking, Schoology,dll. Kalau di Indonesia: ada  Kelase, Kelas Kita, Ge School.

Bahkan Google sendiri juga mengembangkan banyak tools untuk pendidikan. Terangkum di GAFE (Google App For Education). Saya sendiri sudah menggunakan beberapa tools Google untuk pembelajaran ketika masih bersama teman di pasca Unesa, untuk beberapa guru di MTs Wonosalam Jombang. Dan nanti ada satu sekolah lagi di Sidoarjo yang ingin menerapkan hal yang serupa.

Platform yang sering digunakan, terutama di Indonesia adalah Edmodo. Karena relatif mudah dan menarik, bisa dilihat di www.edmodo.com. Di Indonesia sendiri sudah ada Kelase. Bisa dicoba di www.kelase.net.
Khusus Kelase, saya belum berhasil utak-atik karena register masih belum berhasil. Tetapi jika sudah semakin diperbaiki, dan sesuai kebutuhan, saya akan senang sekali menggunakan produk lokal dari bangsa Indonesia sendiri seperti Kelase.

Untuk rekaman suara saya di radio, bisa disimak disini:


Semoga bermanfaat, jika ada yang ingin ditanyakan atau sharing bisa hubungi saya di email:
heni.prasetyorini@gmail.com

Serunya Ketemu Kupu-Kupu Digital

11 komentar
Bermain bersama si Kecil adalah momen yang bisa jadi mood booster paling besar ya, terutama dalam keseharian ayah dan bunda yang semakin padat kegiatan. Kebetulan, weekend kemarin saya dapat kesempatan ikutan acara launching Nestle Dancow ADVANCED EXCELNUTRI+ :

Selain acara launching produk susu pertumbuhan yang baru dan inovatif dari Nestle Dancow, disana juga ada event Dancow Explore Your World, tempatnya di  Royal Plaza Surabaya (1-2 April 2017). Dengan 4 wahana permainan, acara ini jadi sangat menarik. Jadinya, saya ikutan bisa bermain bersama teman-teman si kecil di sana. Lucu sekali melihat binar mata mereka yang sangat tertarik dan penasaran saat ada di depan wahana bermain yang sudah disediakan pihak Dancow.



Saya ke sana bersama beberapa teman dan keluarganya. Rombongannya rame anak-anak. Baru masuk, sudah ingin antri ke wahana Central Park. Namanya generasi millenials ya, tertarik banget dengan sesuatu yang bisa dieksplorasi dari gawai. Nah di wahana ini, disediakan beberapa gambar hewan yang bisa dilihat bentuk 3D dan gerakannya melalui ponsel pintar. Teknologi yang digunakan adalah AR (Augmented Reality). Dan ini sangat menarik perhatian mereka. Jika hewannya beneran muncul dan bergerak di layar ponsel pintar, mereka tertawa dan berteriak memberitahu lainnya. Seru deh. 


sedang melihat "kupu-kupu digital" 


senangnya kupu-kupunya muncul dan bergerak

Silahkan dilihat nih, video sewaktu kami bermain di wahana Central Park. 




nenek pun ikut beraksi mengabadikan momen cucu kesayangannya :)

Biarpun seru,  jatah bermain harus berhenti. Si Kecil sempat kecewa, tapi tak apa. Biarkan si kecil mengalami proses belajar berbagi dengan teman lainnya. Jadi main kupu digitalnya harus selesai. Pas banget saat itu dimulai acara talkshow tentang tumbuh kembang anak. Paling seneng ikutan talkshow yang narasumbernya sangat mumpuni di bidangnya. 

Ada psikolog dra. Ratih Ibrahim, M.M., Psi, dokter spesialis anak. dr. Roedi Irawan, M.Kes, SpA(K). Dan Senior Brand Manager DANCOW Advanced Excelnutri+ Nestle Indonesia, Riza Nopalas yang dipandu host paling smart dan rame, yaitu Shahnaz Haque.



Ada 3 elemen penting yang ditekankan dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak, yaitu NUTRISI, STIMULASI dan CINTA KASIH. Ketiga hal tersebut harus diupayakan semaksimal mungkin terpenuhi. 

Riza Nopalas menuturkan, "Kami, dari pihak Nestle Dancow berkomitmen untuk menjadi mitra ayah dan bunda. Kami berharap inovasi terbaru kami yang didukung oleh Nestle Research Center ini dapat membantu si Kecil mencapai tumbuh kembangnya yang optimlasi dari sisi  nutrisi."

Wah keren ya, inovasinya adalah menambahkan 10 kali lipat asupan bakteri baik. 
Loh, kok bakteri?
Sabar, silahkan disimak dulu penuturan dokter Rudi berikut ini ya ayah, bunda. 

Dokter Rudi, sebagai dokter spesialis anak menuturkan bahwa, nutrisi selain perlu kandungan mikronutrien dan makronutrien yang lengkap, juga harus bisa melindungi saluran pencernaan. 
Karena 80% daya tahan tubuh terdapat di saluran pencernaan. Bener juga ya, kebayang kalau si kecil kurang beres saluran pencernaannya, biasanya malah sering sakit. Ternyata ini alasannya.



Nutrisi perlindungan memang paling diperlukan ya buat si Kecil. Dokter Rudi pun melanjutkan penjelasannya, bahwa kita perlu menjaga asupan bakteri baik. Lactobacillus rhamnosus adalah bakteri baik yang dapat membantu menjaga saluran pernafasan dan saluran cerna si Kecil. Tubuh yang terlindungi dengan adanya asupan bakteri baik ini, adalah fondasi utama untuk mendukung proses belajar dan pertumbuhan fisik si Kecil, yang tentunya sangat penting dalam tahap tumbuh kembangnya.




Selain nutrisi, untuk memaksimalkan juga kemampuan kognitif si Kecil perlu mendapatkan STIMULASI. Misalnya ayah atau bunda mengajak berbicara, bermain, menanggapi setiap respon dan reaksi yang disampaikan oleh si Kecil. Sehingga mereka bisa berbalik melakukan sesuatu atau bereksplorasi mencoba hal baru. Ketika si Kecil berhasil, maka akan muncul percaya diri. 

Bunda Ratih Ibrahim berkali-kali menekankan kepada para ayah dan bunda, bahwa anak adalah anugerah luar biasa dari Tuhan yang harus dijaga dengan baik. Jadi untuk membesarkan si Kecil, tidak bisa asal-asalan dan sembarangan. 

Akan tetapi, semuanya harus seimbang. Membiarkan si Kecil mengembangakan jiwa petualangnya, harus tetap di awasi. Jika ada hal yang membahayakan si Kecil, segera dicegah dengan cara memberikan alternatif kegiatan lainnya. 

Usahakan mengurangi kalimat, "jangan!" dan "tidak boleh", akan tetapi usahakan memberikan kebebasan anak mengeksplorasi dunianya dengan mengatakan "IYA BOLEH". 


Mendengarkan isi materi talkshow, serasa ciut sendiri. Sadar betul jadi bunda, masih banyaaaaak kurangnya ya. Untung saja ada situs informasi yang disediakan oleh DANCOW PARENTING CENTER, yang bisa diakses setiap saat. Sehingga kita bisa mendapatkan informasi sekaligus berkonsultasi tentang tumbuh kembang si kecil. 

Aksesnya antara lain: 
  • Dancow Parenting Club www.dancow.co.id/dpc
  • rewards.sahabatnestle.co.id
  • facebook: Dancow Parenting Center
  • Twitter: @DancowCenter 


Setelah talkshow selesai, kami lanjut lagi menjajal wahana permainan yang ada di sisi kanan atrium. Suasana semakin ramai dan padat pengunjung ya. Selain si Kecil tertarik bermain, para ayah bunda juga mampir di booth Dancow untuk membeli susu buat stok bulan ini. Si Kecil juga bisa mencicipi produk susu yang sudah siap minum dan dingin. Jadi seger, siap bereksplorasi lagi.




Wahana kedua yang diincer adalah Art Center. Main-main sama warna, pasti digemari si Kecil. Apalagi ini langsung dicap di telapak tangan. Udah deh, tidak ada lagi kata takut kotor or something. Bunda langsung siaga bilang IYA BOLEH ke pada si Kecil. Isi talkshow langsung dipraktekkan, hehehe




Sembari teman-teman saya dan si Kecilnya masih sibuk di semua wahana permainan, saya melipir sejenak untuk menemui orang istimewa. Ya beliau adalah dokter Rudi yang tadi jadi narasumber perihal nutrisi. 

Dokter Rudi adalah dokter spesialis anak yang "memegang" anak kedua saya yang lahir prematur tahun 2006. Alhamdulillah melalui tangan dingin beliau, anak saya bisa sehat normal sampai sekarang. Momen wow banget bisa berfoto bareng beliau. Semoga sehat ya pak dokter. 


momen wow bersama dokter Rudi

Nah, seru kan ya acara ini. Jangan cemas kawan, acara serupa akan segera diselenggarakan di empat kota lainnya kok. Di Jakarta (29-30 April), Semarang (5-6 Agustus0, Solo (9-10 September) dan Makassar (7-8 Oktober). Save the date yaa...

Tunggu event serupa yang seru di kota terdekat anda ya bundaa....