Tampilkan postingan dengan label kelaskudigital. Tampilkan semua postingan

Belajar Coding Dengan Scratch Programming Untuk Anak dan Pemula

3 komentar

 Scratch Programming adalah konsep pemrograman yang digunakan di platform Scratch. Dikembangkan untuk memudahkan mengenalkan programming kepada anak-anak sejak usia dini. Untuk itu kode yang digunakan berupa block code (kode blok) yang bentuknya seperti lego atau puzzle berwarna-warni. 

Ada dua jenis platform yang bisa diakses yaitu:

  1. Scratch, bisa diakses di https://scratch.mit.edu/
  2. ScratchJr, bisa diakses di https://www.scratchjr.org/


ScratchJr

Kedua Scratch ini sebenarnya tidak dibatasi usia. 

Hanya saja, untuk ScratchJr akan jauh lebih mudah digunakan oleh anak-anak usia dini atau Taman Kanak-Kanak. Karena kode blok yang digunakan sederhana, tanpa perlu intruksi berbentuk tulisan. 

Contoh ScratchJr digunakan di HP: https://www.youtube.com/watch?v=Hq2NgyRoHcM

Contoh ScratchJr digunakan di Laptop: https://www.youtube.com/watch?v=cEt7IWZqtVo

credit: passmarc.cac.qld.edu.au


ScratchJr utamanya diunduh dan diinstall di HP/Tablet/Ipad. Namun saat ini sudah ada beberapa programmer yang membuat versi beta, sehingga ScratchJr bisa diunduh dan diinstall di laptop/komputer. Jika anda ingin menggunakannya, bisa unduh di: https://jfo8000.github.io/ScratchJr-Desktop/

Bagaimana mulai menggunakan ScratchJr atau mengajarkannya?

Sumber materi lain untuk belajar coding ScratchJr adalah: 

  1. https://www.scratchjr.org/teach/curricula
  2. https://pbskids.org/learn/scratchjr/
  3. https://scratchjrfun.com/
  4. https://passmarc.cac.qld.edu.au/mod/folder/view.php?id=40477
  5. https://www.coderkids.com/blog/scratchjr-projects-for-kids


Scratch

Scratch ini bisa diakses di website www.scratch.mit.edu. Kode blok yang digunakan lebih banyak dan detil dengan adanya tulisan untuk tiap fungsi kode. Scratch bisa digunakan secara online ataupun offline. Menurut pengalaman penulis, belajar coding dengan Scratch ini lebih mudah dimulai untuk anak usia 3 SD atau sekitar 8 tahun dan sudah terbiasa menggunakan laptop/komputer, sudah bisa baca tulis dan bisa belajar mandiri tanpa harus ada bantuan orang tua/dewasa setiap kali menggunakannya. 


Hal penting yang perlu diketahui ketika ingin mulai menggunakan Scratch adalah:

  1. Memahami menu dan fitur yang tersedia di website Scratch.mit.edu
  2. Sudah melakukan pendaftaran (klik Join in dan verifikasi email), ini untuk memudahkan simpan dan share link hasil coding secara online. Jika belum verifikasi email, maka anak tidak akan bisa Share link hasil codingnya. 
  3. Mengunduh dan menginstall Scratch Desktop, untuk keperluan menggunakan Scratch di laptop/komputer tanpa internet. Perlu dipelajari juga cara Save dan Load file hasil coding di Scratch Desktop secara offline.



Cara mulai belajar coding di Scratch, bisa diakses di beberapa tautan berikut:


Poin dasar coding di Scratch adalah:

  1. Memahami fungsi kode blok
  2. Mulai membuat Hello World
  3. Mengganti dan menambah Sprite, Sound, Backdrop, Costume sprite baik dari website Scratch, menggambar di Paint Editor atau Upload file dari laptop.
  4. Menambah kode blok dari EXTENSION
  5. Membuat variabel
  6. Membuat Broadcast Message
  7. Membuat Custome Block
  8. Menyimpan dan menggunakan script code, backdrop, sound ke BACKPACK
  9. Remix dan modifikasi project
  10. Re-used block, sprite, backdrop dengan cara duplicate atau export dan upload. 


Serunya Debugging Hasil Coding Anak-Anak

Tidak ada komentar

Selesai membuat game, kadang ada error di project coding buatan anak-anak. Rameee biasanya, heboh karena katanya udah bener kok salah melulu?

Nah, sebelum ending kelas, kita DEBUGGING dulu tuh. Mencari BUG atau kode yang error. Anak-anak yang gantian SHARE SCREEN, jadi saya bisa melihat codenya langsung. 

Biasanya salahnya ga jauh-jauh amat. Keliru memasukkan nama variabel, atau salah tempat menyelipkan kode. 

Satu kekeliruan kecil aja, sudah berdampak. Jalan codingannya beda. Nah belajar coding ini yang ga sadar bisa melatih ketelitian anak-anak. 

Dan prosesnya tergantung karakter anak. Kalau tipe tenang, ya bisa kalem aja menelusuri kode satu demi satu. 

Kalau tipenya rame dan heboh, biasanya panik di rumahnya. Dan åsuara saya di MIC nggak terdengar.

Kalau udah gitu, trik saya ya ikutan teriak, sambil bilang, " Ssttt...heiii sssttt...sebentar. Tenang tenang tenang. Ayo lihat lagi satu satu. Sabar."

ya gitulah resikonya kelas online. Kalau kelas tatap muka, kita bisa pegang pundaknya. Atau peluk dulu bentar anaknya. Atau godain cuwil pipinya. :D

Inilah yang bikin kangen sih ya :)



Kenapa Coding Penting? Seminar Bersama Mikaza Sukaza School

Tidak ada komentar

 

Jika kita mencari jawaban dari judul ini di google, maka akan tersedia banyak sekali quote bagus yang menyatakan kenapa coding itu penting.

Salah satunya adalah, “ Everybody have to learn how to code, because it teaches you how to think”.

Yang artinya, “Sebaiknya, semua orang belajar cara untuk code atau sebut saja coding, karena itu mengajari cara berpikir”.

Indonesia, termasuk negara yang sedikit terlambat untuk mengenalkan konsep coding kepada anak-anaknya. Untuk itu, bu Heni Prasetyorini selaku Founder Kelasku Digital, hadir untuk menjadi narasumber dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Mikaza Sukaza School Surabaya.

Untuk memberikan wawasan kepada orang tua, guru dan wali murid tentang apa itu coding dan kenapa itu penting untuk anak-anak.

Berikut adalah rekaman videonya:

Apa Jadinya Ketika Anak Gamer Belajar Coding

Tidak ada komentar


When you teach code, you’re not only teaching the language of technology. You’re teaching new ways to think and bring ideas to life.

Pengalaman menarik kemarin, ketika saya mengajar kelas privat untuk Khanza, kelas 3 SD, di kelas Ayo Bermain Coding menggunakan Scratch Programming.

Bagi yang belum tahu apa itu Scratch Programming, bisa buka saja langsung websitenya www.scratch.mit.edu dan membaca berbagai resources yang sudah disediakan oleh tim developer di web tersebut.

Sebelum mengajar Khanza, saya membuat contoh materi, yaitu membuat Flashcard Perkalian Sederhana. Tutorialnya bisa dilihat di sini:

Saya memberikan contoh membuat Flashcard standar, lalu ditambah Sound code dengan rekaman suara saya bergaya standar biasa juga.Tetapi Khanza tidak. Dengan berani dia merekam suara Perkalian dan Hasilnya, dengan nada yang begitu panjang dan riang. Khas dengan anak-anak.

Bisa dilihat hasilnya di video ini:

Saya terpana beberapa detik. Untuk kesekian kalinya saya merasakan kalah ANAK-ANAK INILAH GURU SAYA. Mereka mengajarkan hal-hal yang tidak terbesit di benak saya. Seorang dewasa yang sudah banyak terkikis keberanian kreatifnya karena banyak harus melakukan hal standar.

Tidak hanya Khanza. Beberapa anak lain juga mengajarkan saya. Di kelas online belajar Scratch Programming ini, para Scratch Coder, saya menyebut murid-murid saya itu, berani sekali mengeksplorasi Scratch. Jauh lebih berani daripada saya, gurunya.

Mereka membuka Google Translate dengan santainya, ketika ingin menuliskan Instructions dan Notes/Credits saat share Scratch project, dalam bahasa Inggris.

Begitu juga saat membuka code extension Text to Speech, yang ada code berbagai bahasa. Mereka dengan santainya menambahkan code untuk bahasa lain : Jepang, Rusia, Korea, dll dan mencari kata padanan dengan google translate.

Untuk penggunaan Google Translate saat itu, sama sekali tidak terpikir oleh saya :)

Anak-Anak Gamer

Sebagian besar murid saya, adalah anak-anak gamer. Atau anak-anak yang suka main game. Rata-rata mereka bercerita suka bermain ROBLOX.

Saya mendengar tentang Roblox, Minecraft, PUBG, dan nama game lain dari kedua anak lelaki saya. Sebaliknya, saya, ibunya, belum tertarik untuk bermain game online seperti mereka. Paling banter dulu saya bermain tetris (jaman dulu banget). Game lain cuma coba-coba awal saja, tapi cepat mandeknya. Saya sama sekali tidak telaten bermain game. Jika kalah di awal, ya sudah berhenti. Tidak mau mencoba lagi ke level awal, apalagi sampai ke garis finish.

Anak saya, termasuk anak gamer kelas berat. Bahkan membuat saya cemas dan bingung ketika dia kecil harus disikapi seperti apa. Itulah yang membuat saya nekad saja masuk ke dunia baru, dunia coding, dunia pemrograman, dunia IT = teknologi dan informasi dan hal-hal di luar pemikiran saya waktu itu, demi mencari tahu cara memfasilitasi anak-anak gamer semacam ini.

Alhamdulillah, usaha saya membawakan hasil.

Anak saya yang sempat dituding oleh seorang pembicara seminar sebagai “pecandu game” di depan umum, di atas jari telunjuk yang menuju ke hidung saya itu, sekarang bisa menyalurkan minat dan bakatnya pada game dan segala hal terkait teknologi informasi.

Anak saya yang ini, memilih masuk SMK jurusan RPL (Rekayasa Piranti Lunak) yang pelajarannya terkait coding dan programming. Beberapa kali berprestasi di SMK itu terkait coding dan bisa lolos SMPTN ke PENS — politeknik negeri terbaik di Surabaya — tanpa tes, tanpa harus ikut UTBK. Saya yakin ini juga berkat beberapa prestasinya di dunia pemrograman itu tadi.

Anak saya memilih jurusan Game Technology. Jurusan yang relatif baru di PENS. Cocok sekali dengan dia. Yang tidak hanya suka coding, tapi juga bisa menggambar digital deengan photoshop, membuat video animasi, mengedit video dan merancang cerita. Persis dengan konten yang ada di dalam game.

Anak saya ini, sejak kecil, lebih suka belajar sendiri (otodidak) untuk berbagai hal. Dan sangat telaten mencoba game baru sampai tuntas walau saat itu komputer kami sangat jadul, bahkan tidak ada akses internet. Ketika ada modem dengan sinyal internet sangat lemah pun, anak saya bersikeras untuk main game, belajar dan mengeksplorasi hal lain di komputer itu. Karakter ini terbangun tanpa sadar oleh kegemarannya pada game. Terbukti waktu SMK, dengan fasilitas sangat terbatas. Dan aturan yang sangat membatasi karena sekolahnya ada di lingkungan pondok pesantren di daerah Peterongan Jombang, anak saya masih mau belajar hal baru, belajar coding sendiri dan ikut lomba.

Pengalaman saya bersama anak kandung sendiri ini, menggerakkan hati untuk bisa memfasilitasi anak-anak yang punya minat sama.

Beberapa kali saya perhatikan, bahwa anak-anak kecil yang suka main game ini bukannya makin berkurang, melainkan bertambah. Tentu saja, akses internet makin mudah, harga gadget juga makin murah. Aneka jenis game online juga bertebaran di internet.

Apakah anak-anak ini dibiarkan saja?

Atau hanya diputus saja, dilarang begitu saja?

Saya punya pengalaman betapa menderitanya anak-anak penggemar game yang dilarang untuk membuka komputernya. Sangat tertekan secara emosional.

Maka, hadir untuk mengenalkan hal lain yang bisa dilakukan selain main game di HP atau laptop, adalah niat yang saya punya saat ini.

Di KELASKU DIGITAL, saya membuka kelas online untuk anak-anak belajar coding dengan Scratch Programming.

dan juga kelas online belajar coding membuat website,

Saya mulai kelas coding kids ini, secara tatap muka sejak 2018. Namun baru mulai membuka kelas onlinenya di bulan Ramadhan tahun 2019 kemarin. Hasilnya adalah anak-anak bisa mengikuti kelas belajar coding secara online. Dan jika hadir sepenuh hati untuk memahami mereka, maka sedikit demi sedikit mereka akan paham bahwa mereka aman dari tudingan sebagai pecandu game yang tidak berguna. Juga mereka tahu cara lain melakukan sesuatu, membuat sesuatu seperti game, animasi dan dongeng interaktif dengan Scratch Programming atau tools lain, dengan kegemarannya bermain game itu.

Menghadapi generasi sekarang, intinya kita harus hadir untuk mereka. Bukan sedikit-sedikit menuding mereka dan membatasi geraknya. Kita yang harus belajar banyak hal.

Semoga menginspirasi.

Ayo Bikin Website: Kelas Online Untuk Anak Belajar Membuat Website di Kelasku Digital

Tidak ada komentar
Ayo Bikin Website termasuk bagian dari program AYO BERMAIN CODING. 
Yaitu keinginan saya mengenalkan konsep coding dengan cara menyenangkan, mudah, seru dan tak terasa seperti bermain saja untuk anak-anak. 

Mengenal cara membuat website statis, dengan HTML 5 dan CSS3 saya alami pertama kali ketika ikut kelas CODING MUM SURABAYA tahun 2016. 

Pengalaman wow saya saat pertama kali tahu, code HTML bisa berubah jadi bentuk visual berupa teks, gambar, video membuat saya ingin berbagi rasa wow itu pada anak-anak.

Sebelumnya saya sempat kepikiran juga, bagaimana cara mengajarkan hal ini dengan mudah untuk anak-anak. Dan bagaimana caranya proses belajar ini bisa mudah dan kalau bisa 100% online. 

Sampai akhirnya ketemua formula ini: 
1. Anak belajar dari w3schools.com dan sumber belajar lainnya.
2. Anak-anak mengetik code di Studio Code Web Lab yang dibuat olah code.org

Hasil belajarnya bisa dibagikan dan dilihat secara online, silahkan klik tautan ini sebagai contoh website yang dibuat di Studio Code Web Lab: 

Tampilanya seperti ini: 




Berikut videonya yang sudah saya posting di facebook Kelasku Digital:




Kelas online untuk anak di Kelasku Digital, sudah dimulai dan berjalan lancar. Kelompok pertama anak-anak ini cukup antusias mengetik satu demi satu code HTML dan CSS.

Tentu tidak mudah dan instan. Tapi semangat belajar mereka sungguh menyenangkan juga bagi saya, sang tutor :)


Informasi lengkap tentang kelas ini bisa diakses di tautan berikut: